Special Chapter - Player's Diary [2]

Paginya, mereka sedang sarapan bersama. Tidak ada yang dibahas, jika diperhatikan mungkin [Name] agak terlalu bengong.g

Yang paling berisik adalah para bocil. Alias Zee, Zuzy, Georgie, Rey dan Kai. Meskipun Zee cuman nyimak pembicaraan mereka. Apa yang mereka bicarakan? Ga ada, cuman main ABC 5 Dasar.

"ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ- A. Sebut hewan yang berawalan huruf A." Ujar Georgie

Nj- kebiasaan ngetik George di book PghLFilms 😭

"Ayam" -Kai
"Alfis" -Zuzy
"Nama hewan bangsul, bukan nama panggilan nya." -Georgie
"Author" -Rey
"Bngke, mentang² nama gw Aya. Jadi Aya(m)." -AuthBukanKangTypo

"Rey, Kai. Ayo bantu aku rapihin lantai bawah." Ujar [Name] yang membuat permainan gaje itu berhenti.

"Kita dibabuin?" Tanya Kai.

"Ga gitu konsepnya, kawan. Kan jadwal kita ber 3 ini." Jawab Rey menatap Kai datar.

"Oke, ayok." Balas [Name] sambil nyeret duo bocil ini turun tangga.

Begitu merasa Nem dan 2 adiknya itu pergi.. -Kai bukan adik nem tapi bodoamat- Mulailah acara bisik bisik.

"Guys, mau ikutan nyari diary [Name] gak?" Tanya Pony pada yang lain.

Mimi yang lagi bersihin piring dan Giraffy yang lagi lope lope ama tanamannya itu menengok.

"Ngapain nyariin diary orang?" Tanya Mimi heran.

"Mau nyari jalan idup [Name]." Jawab Zizzy.

"Ha-"

...

Mereka ada dikamar [Name], terlihat Zizzy dan Pony yang paling semangat nyari.

Ya, yang lain berfikir seperti ini. 'Buat apa dah bongkar kamar anak cewek-'

"Nah, apa ini?" Tanya Zuzy begitu melihat Zee memberikan buku tulis yang agak tebal dengan sampul coklat seperti diary 1 nya.

"Jangan dibaca disini deh kayaknya." Ujar Giraffy.

Mereka pun setuju dan pindah ke ruang lain. Ruangan yang memiliki meja lebar. Tempat menaruh radio.

Georgie memperhatikan buku yang menurutnya tebal itu, terlihat disampul nya ada foto mereka semua.

Mimi membuka halaman pertama.

Day 1 [Book 2]
Sebuah memori asing muncul di kepalaku. Ini adalah memori dimana aku dan Doggy menangkap seekor serigala perempuan dan rakun. Sepertinya ini kasus perampokan yang pernah dibicarakan Doggy saat di Gallery. Ini berarti kejadian beberapa bulan sebelum infeksi terjadi. Aku meninggalkan adikku, Rey di mobil. Anggota polisi yang lain sedang sibuk (biasanya dititip), itulah mengapa aku membawanya. Doggy dan aku telah menemukan dua dari tiga buronan di Lucella, sepertinya.. Ternyata, mereka telah mengintai di gang-gang, tempat yang gelap dan kotor. Bagaimanapun, itu merusak gaya hidup mereka. Setelah dengan panik mencari satu penjahat sementara diburu oleh yang lain, kami akhirnya mencapai dia, Willow Wolf. Dia sudah dicari selama bertahun-tahun. Tampaknya perilaku kriminalnya ada dalam darahnya, karena orang tuanya juga pencuri, aku pernah melihatnya di data buku polisi lain. Saat aku menggeledah kamarnya. Doggy menemukan sesuatu. Dia menemukan ruangan untuk merangkak kecil, mirip vent. Ini pasti di mana dia (dan mungkin penjahat lainnya) bersembunyi untuk menghindari ditemukan. Yang lebih membingungkan ku, adalah ada tiga tempat tidur, tetapi dia adalah satu-satunya yang tinggal di sana. Tapi itu sudah lama tidak disentuh, ditunjukkan oleh debu. Saat aku menyelesaikan kasus ini, kasus lain terbuka. Milik siapa tempat tidur ini? Aku penasaran. Oh ya, aku merasa sedih ketika Willow berkata dia hanya memberi makan keluarganya. Aku merasa dia tidak sejahat itu, orang berbuat jahat pasti ada alasannya, yakali gabut. Saat aku mengobrol dengan Doggy. Doggy mengatakan kalimat yang selalu kupakai sampai sekarang, itu adalah.. "Terkadang kita melakukan sesuatu karena kita harus, bukan karena kita ingin." Kurang lebih seperti itu, aku juga lupa. Saat aku kembali ke mobil, sepertinya Willow dan Rash sempat mengobrol dengan Rey yang kutinggal di mobil. Aku jadi penasaran, Rey jadi seperti punya banyak rahasia sejak saat itu.

"Hm, jadi apa benar Willow memang hanya memberi makan untuk keluarganya?" Tanya Mimi heran.

"Ya, dia pernah menyuruhku untuk mengambil pie untuk adiknya, William. Tapi, William ternyata menghilang dan meninggalkan syal berwarna hitam." Jawab Pony sambil mengingat.

"Syal hitam..? Yang selalu dia pakai itu?" Tanya Giraffy.

"Y" -Pony

"Singkat kali jawaban kau."

"Y" -Pony

Day 2 [Book 2]
Kembali ke masa sekarang, di Safe Place. Mimi telah menemukan dan memperbaiki radio tua, yang merupakan berita yang luar biasa, menurutku. Baterainya hilang, jadi Zizzy, Pony, aku dan Rey pergi untuk mencari beberapa baterai dan persediaan di toko. Rey yang paling semangat, dia kelaperan.g. Sebelum pergi, Mimi memberinya alat yang sepertinya bisa untuk membantu Rey bisa berjalan normal kembali. Dia nampak senang begitu alatnya berhasil padanya. Lalu Rey berterimakasih sebesar besarnya pada Mimi. Kami pun berjalan pergi ke toko. Mengejutkan melihat bahwa toko itu belum sepenuhnya dijarah ketika kami tiba. Aku kira siapa pun yang mencoba tidak keluar dari situ dengan cara yang sama saat mereka masuk. Kami berhasil menemukan baterainya dan keluar dari sana. Mimi langsung melompat kegirangan saat melihat kami kembali. Beberapa menit kemudian, setelah Mimi membuatnya bekerja, kami mendengar suara aneh yang menemui kami di Old Oak di luar kota. Pony sangat enggan untuk pergi, karena pengalamannya sebelumnya dengan kelompok yang selamat telah memberinya masalah kepercayaan. Semua orang, termasuk aku sendiri, ingin memeriksanya. Melihat korban selamat lainnya akan menghibur kami dengan membuat kami merasa tidak terlalu kesepian. Pony benar. Itu adalah penyergapan dari kelompok yang dulu dia ikuti. The Silver Paw, dipimpin oleh Willow Wolf, orang yang aku dan Doggy tangkap. Dia mengambil Zizzy dan Rey, lalu pergi. Kami harus mengejarnya.

"Kok dendam ku sama Willow muncul lagi ya." Ujar Zizzy dengan kesal.

"Kalo mau dendam jangan disini, syuh syuh." Usir Pony seolah mengusir kucing.

Day 3 [Book 2]
Pony dan aku mengikuti dari belakang saat mereka membawa Zizzy dan Rey ke markas mereka. Kami akhirnya mencapai kilang minyak (Refinery) yang terpencil. Pony berkomentar bahwa pemukiman ini bukanlah sesuatu yang dia kenal. Kelompok ini berpotensi lebih besar dari apa yang telah kita lihat dari mereka. Pony dan merusak gedung, Kami melarikan diri dari harimau dengan keputusasaan di matanya. Lalu malah ikut dikejar dengan anggota TSP lainnya. Aku menembaknya dengan pistol Rey yang jatuh ketika Willow menariknya untuk ikut pergi. Sampai ketika aku membuka ruangan terkunci, Rey yang agak menangis langsung memelukku. Dia menceritakan bahwa Willow menanyakan banyak hal, tapi tidak akan ku ceritakan disini. Lalu kami menemukan Zizzy di ruangan yang lembab, melawan petugas yang terinfeksi. Itu adalah Poley, aku pernah melihat dia berfoto dengan Doggy. Dlu ia sangat mampu menangani banyak situasi tangan-ke-tangan, kata Doggy. Sayangnya, Zizzy lengah dan dicakar oleh Poley. Kami putus asa. Dia memberi tahu kami bahwa sebaiknya kami pergi sebelum kami mendapat masalah lagi. Pony sama sekali tidak ingin meninggalkannya. Itu baru bagi seorang Pony yang begitu emosional, aku terlalu akrab dengan kehilangan orang lain. Aku telah melihat itu terjadi berkali-kali sehingga sekarang, ketika terluka, aku sudah siap untuk itu. Kami mengucapkan selamat tinggal pada Zizzy. Dia meninggalkan ruangan itu untuk mengalihkan perhatian kami agar bisa melarikan diri. Kami tidak akan pernah melupakanmu, Zizzy.

"Kehilangan banyak orang..?" Ucap Zuzy ketika membaca buku itu."

"Yah, yang kutau dia kehilangan partner, kehilangan teman baru, dan sempat kehilangan Zizzy. Aku agak penasaran dengan keluarganya. Makanya aku mencoba mencari buku ini."

Day 4 [Book 2]
Georgie dengan khawatir membangunkanku karena suara ledakan. Sesuatu yang mengerikan sedang terjadi, jadi kami mengevakuasi Safe Place secepat mungkin. Tapi aku menyuruh Georgie untuk keluar dari kamarku dulu, aku ingin berbicara dengan anak lelaki yang kutemukan pingsan didepan safe place kemarin malam. Ternyata dia adalah Aya, teman Rey dulu. Lalu karena disini dia berubah menjadi anak lelaki, dia mengganti namanya menjadi Kai. Taoi sayangnya, dia bisu kali ini. Lalu, kami ber 2 segera menyusul yang lain secepat mungkin. Semua tanpa Zee dan Zuzy. Pony mencari ke mana-mana, tetapi tidak dapat menemukannya di mana pun. Dia merasa bertanggung jawab secara pribadi atas mereka tanpa Zizzy, jadi dia memberikan dirinya waktu yang sulit untuk kehilangan mereka. Saat kami keluar dari gedung, kami bertemu oleh Willow dan The Silver Paw. Mereka juga memiliki peluncur roket. Sekaranglah saatnya, Willow sangat marah. Dia memberi tahu kami bahwa karena tindakan kami di Refinery, banyak orangnya harus dipindahkan ke tempat lain. Jika kau bertanya kepada ku, aku yakin dia menggunakan Zizzy untuk melawan kita. Willow membawanya pergi karena dia tahu kita akan mencoba menyelamatkannya. Kemudian, dalam perjalanan kembali, Dia mengikuti kami, membawanya ke rumah kami. Itu semua dilakukan untuk menyingkirkan kami. Kelompoknya membawa kami pergi dan mengunci kami di sel darurat di sebuah pabrik. Aku tidak percaya dia melakukan ini. Tapi, dia membawa Rey pergi, apa dia merahasiakan sesuatu lagi dariku?

"Terlihat ada bekas dihapus berkali kali dibagian namaku." Ucap Georgie.

"Authornya ngetik Georgie jadi George terus sih." Jawab Zuzy menatap datar.g. Zee mengangguk setuju.

Day 5 [Book 2]
Setelah menghabiskan hampir satu hari penuh di sel sialan ini, kami dikejutkan oleh datangnya Zee dan Zuzy. Mereka berhasil menyelinap ke sistem saluran pembuangan pabrik (Factory), lalu membobol gorong gorong dibawah tempat kami. Kami lega mengetahui bahwa mereka baik-baik saja. Mereka dilatih bagaimana menangani diri mereka sendiri dengan baik, jadi seharusnya tidak mengejutkan. Tetap saja, melihat wajah mereka memberi kami banyak semangat. Mereka membutuhkan salah satu dari kami untuk membantu mereka mendapatkan kunci keamanan sehingga kami bisa mengeluarkan semua orang dengan selamat. Gorong gorong terlalu berbahaya bagi kita semua untuk masuk. Saat aku memasuki gorong gorong, aku merasakan angin dingin. Itu bukan angin sepoi-sepoi biasa, karena yang satu ini menembus ku, kurasa. Inilah saat bisikan-bisikan itu dimulai. Aki mendengar suara-suara, tetapi tidak dapat memahami apa yang mereka katakan. Tak lama kemudian aku mulai merasakan mata oranye ini mengawasi ku. Aku merasa seperti akan menjadi gila, jadi aku melakukan yang terbaik dengan Zee dan Zuzy dan mendapatkan kuncinya sesegera mungkin. Kami akhirnya keluar dan mengamankan kunci keamanan untuk membuka sel. Ketika kami meninggalkan gorong gorong, bisikan itu berhenti, tetapi aku masih merasa tidak nyaman dan.... Ada yang mengikuti. Ada yang tidak beres. Kami ditangkap oleh Willow, yang menembak Pony. Giraffy dengan respon yang cepat berdiri didepan Pony, bodohnya, dialah yang tertembak. Dan karena panggilan Rey, Willow terkejut dan menembak satu kali lagi, tapi kali ini peluru itu mengenai tangan besi Kai. Terungkap lah bahwa dia adalah robot. Willow sudah terlalu jauh dan harus dihentikan. Dia telah melakukan terlalu banyak pada kami, dan rasa frustrasiku menguasaiku. Aku menyuruh yang lain untuk pergi dan membawa Giraffy ke tempat yang aman sementara aku tetap tinggal untuk akhirnya mengakhiri Willow. Pony bergabung denganku. Dia juga bosan padanya dan tidak akan membiarkannya lolos dengan hal lain. Willow menyuruh anggotanya yang bernama 'Tigry' untuk membawa Rey pergi, dia bilang anak kecil sepertinya tidak bisa melihat pemandangan penuh darah ini.

"Dia banyak mengalami hal hal aneh seperti ini ternyata." Ucap Pony.

"Ngomong ngomong soal aneh, terkadang aku melihat Rey berbicara sendiri loh." Ujar Georgie mendadaq.

"Masa?"

Day 6 [Book 2]
Wow, dia memberi kami waktu untuk mencari senjata. Dia menembakkan senjatanya ke udara, menghancurkan cahaya di atas kami dan menutupi pemandangan dalam kegelapan. Bisikan mulai mengambil alih lagi. Kali ini, hanya dia dan bukan respons yang bisa kudengar. Saat Pony dan aku berjalan di sekitar pabrik, kami menemukan banyak anggota Silver Paw dalam bahaya. Aku bertanya-tanya bagaimana mereka masuk ke dalam situasi itu. Aku merasakan kehadiran yang dingin saat mendekati mereka. Terlepas dari itu kami menyelamatkan mereka semua sambil menjaga Willow Setelah menjatuhkannya, untung Rey baik baik saja. Dia muncul saat kami ingin menabok Willow dengan pedang Pony. Pony, Rey dan aku meninggalkan pabrik untuk berkumpul kembali dengan teman-teman kami. Willow bangkit dan mengikuti kami, tidak siap untuk mengakui kekalahan. Dia sekali lagi membidik ke arah kami, kurasa lebih tepatnya, aku. Dia terdiam begitu Zee dan Zuzy yang sudah siap dengan anggarnya datang. Dia tampak bingung dan sedih melihat mereka. Tigry lewat dengan kunci di sisinya, melemparkan pisau(?) ke tangan Willow. Wow Dia mungkin melihat kita membantu teman-temannya yang membutuhkan. Wow, Dia sedikit menangis dan meminta maaf atas tindakannya. Aku belum pernah melihatnya begitu terpukul seperti itu sebelumnya. Anggota Silver Paw yang kami selamatkan berterima kasih kepada kami karena telah menyelamatkan mereka dan memberi tahu kami bahwa dia tahu bagaimana kami bisa menyelamatkan Zizzy. Hal itu membuat kami lengah karena kami tidak mengharapkan Willow untuk membantu kami, apalagi tahu bagaimana membawa seseorang meretas Pony, seperti yang diungkapkan keengganannya, Namun, dia menambahkan. Wow membingungkan untuk sedikitnya. Tapi, apa pilihan lain yang kami miliki jika ada harapan untuk Zizzy kembali, kami harus mengambilnya. Ini adalah kesempatan kami untuk akhirnya melawan infeksi ini yang mencabik-cabik kami semua. The Silver Paw menawarkan untuk merawat Giraffy saat sisa kelompok kami pergi dalam perjalanan panjang ini.

"Kok, nge bingungin ya?"

"Salahin google translate dan foto yang nge blur. Sepertinya [Name] udah ngantuk pas nulis."

Day 7 [Book 2]
Kami tiba di pelabuhan, tempat Willow menaruh kapalya. Sayangnya, harimau itu telah membawa pergi kapal itu. Mercusuar di sana berpotensi membantu kami menemukan kapal terdekat, jadi kami harus bekerja mengaktifkannya. Kota itu benar-benar menunjukkan efek mengerikan dari infeksi pada orang-orang. Pintu terkunci, barikade dibuat dengan kursi, meja, dan apa pun yang bisa mereka temukan. Yang terinfeksi ini makin pintar juga. Kami akan menemukan cara untuk dan ini, saya yakin itu. Keadaan akan kembali normal suatu hari nanti. Segera setelah kami menyalakan mercusuar, sebuah kapal mendekat dan berlabuh di pelabuhan. Rombongan kami naik ke kapal dan bertemu Kapten Budgey. Dia adalah seorang pelaut yang berhati-hati namun menghibur. Kami mengatakan kepadanya bahwa kami harus menyeberangi laut. Sayangnya, dia memberi tahu kami bahwa kami tidak memiliki cukup bahan bakar untuk melakukan perjalanan ke Doveport, dan bahwa cadangannya terkunci di kapal bersama krunya yang terinfeksi. Willow dan aku ingin mendapatkan bahan bakar. Kami pun mencarinya.

Day 8 [Book 2]
Begitu Willow dan saya mencapai kontainer bahan bakar, seorang kru yang terinfeksi mendekati kami dari belakang. Itu pasti tidak sengaja menekan tombol kunci pada kontainer, karena kami menemukan diri kami terkunci. Aki terus memberi tahu Willow bahwa akan lebih baik bagi kami untuk mulai bergaul, karena tidak ada hal baik yang bisa terjadi jika kami mempertahankan permusuhan kami. Tak satu pun dari kita yang tidak bersalah, dan inilah saatnya bagi kita untuk menerimanya. Tak lama kemudian, teman-teman kami menemukan kami di dalam kontainer bahan bakar, Mimi menjelaskan bahwa tidak ada infeksi yang ditemukan di kapal, jadi mereka turun untuk melihat apa yang kami lakukan. Reuni kami dengan cepat terganggu oleh suara ledakan. Kami segera bertemu dengan Kapten Budgey di luar, dan dia memberi tahu kami bahwa kami tiba di Doveport. Itu hanya bisa dilihat di kejauhan, disertai dengan cahaya ledakan. Bahan bakar yang kami ambil seharusnya cukup untuk membawa Medora ke dermaga di sana. Aku menelan ludah dan melihat sekeliling, melihat wajah khawatir semua orang. Kami tidak tahu apa tujuan kami setelah ini.

"Mereka ribut toh di kontainer itu."

Day 9 [Book 2]
Kami berlabuh di Deveport(?). Harimau itu mendahului kami. Pony dan aku mencari ke depan untuk menemukan cara untuk sampai ke permukaan. Itu bukan sesuatu yang kami nantikan, untuk sedikitnya (ledakannya tidak terdengar lucu sama sekali). Makhluk yang mengejar kami membuat kami sakit kepala saat kami berjalan. Kami akhirnya menemukan sebuah lorong ke permukaan. Aku pergi duluan, Pony menyusul kemudian. Di sanalah Tigry dan aku bertemu muka dengan muka. Aku mengatakan kalimat favorit ku saat itu. Beberapa hari lalu Rey mengatakan padaku bahwa dia dan Willow menguping saat itu. Rey melihat seperti ada bayangan Doggy dibelakangku. Kembali ke topik. Dia mencoba meyakinkan ku bahwa aku harus membantunya daripada Willow dalam menemukan obatnya. Setelah tidak memberinya respon yang tepat. Kami berjalan ke permukaan dan bertemu kembali dengan bom (tidak mengejutkan). Di sinilah kami bertemu Robby dan Kona. Robby adalah robot keamanan mall. Terakhir kali aku bertemu salah satu dari jenisnya. Itu tidak begitu menyenangkan. Namun, karena melindungi ku dari ledakan, aku yakin Kona adalah insinyur yang bertanggung jawab atas pembuatan robot mal. Sepertinya dia tidak terlalu suka menambahkan senjata ke robot, dan aku tidak bisa menyalahkannya, Mimi dan Kona sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Ternyata mereka bersekolah di sekolah Teknik yang sama, membuat kami sangat nyaman bertemu dengan seseorang yang Mimi tahu bisa kami percayai. Dia menawari Mimi radio sehingga dia bisa tetap berhubungan dengan kami, dan mengirim kami dalam perjalanan dengan Robby untuk membantu kami dalam perjalanan kami menuju tempat cure berada. Sebelum pergi, Mimi meminta Kona untuk membantu Kai. Alias memperbaikinya, jangan lupakan dia, dia kan tangannya tertembak karena Willow.

"Yang dukung ship Mimi x Giraffy mengsedih karena ini."

Njr, ku kehilangan ide untuk respon mereka dalam hal ini, khususnya Giraffy yang tidak mengikuti petualangan mereka.

"Sepanjang itukah perjalanan kalian? Coba saja aku ikut." Pundung Giraffy.

"Ga seseru yang kau kira, Giraffy." Balas Mimi.

Day 10 [Book 2]
Robby aku dan Rey pergi ke lab. Ternyata ketika Kona menggali untuk membangun labnya dia menemukan kuil, dan membiarkannya seperti itu. Tempat itu dipenuhi dengan jebakan aktif, dia mungkin menggunakannya untuk melawan yang terinfeksi. Setelah pintu keluar kuil dibuka, kami kembali ke permukaan, jauh dari ledakan. Di sanalah sesuatu yang benar-benar tidak dapat dijelaskan terjadi. Dunia di sekitarku menjadi gelap, dan mulai berhalusinasi sekali lagi, aku melihat Bunny, Doggy dan Zizzy. Aku tahu itu trik, tipuan, aku telah tertipu sebelumnya. Akhirnya mereka menghilang dan dia muncul. Aku tidak tahu harus memanggilnya apa. Dia semacam... makhluk ekstra-dimensi? Aku tahu aku terdengar gila karena mengatakan itu, tapi dia mampu melakukan lebih dari apa pun yang pernah kulihat. Dialah yang bertanggung jawab atas halusinasi, bisikan dan sebagainya. Dia juga mengungkapkan kepadaku bahwa aku kebal terhadap infeksi, aku tidak kebal terhadap rasa sakit.. Jadi aku masih perlu dirawat. Dia menawarkan untuk membiarkanku melihat teman-teman ku lagi jika aku bergabung dengannya. Seperti yang mungkin kau harapkan, aku menolak. Mengapa bergabung dengan seseorang yang telah mengganggu ku untuk waktu yang lama sekarang? Dia menyuruhku menghentikan perjalananku dan pergi. Aku berniat memukulnya saking kesalnya. Dalam sekejap mata, aku kembali dengan yang lain. Pony memberitahuku bahwa dia tahu tentang makhluk misterius itu. Dia menawarkan hal yang sama pada Pony juga, tapi seperti aku, dia menolak. tampaknya makhluk itu tidak ingin kita mendapatkan cure itu... sama sekali. Sayangnya untuk dia, aku akan tetap gigih dan bertahan pada pendirian awalku.

"Ternyata makhluk sialan itu sering menggangu [Name] juga..." Ujar Zizzy dengan aura menyeramkan.

"Hah? 'Juga'?" Beo Zuzy.

"Aku pernah juga, diganggu makhluk tinggi kurus kek tiang dengan seragam aneh." Tambah Pony setuju.

"Gepeng?"

"G" Balas Pony singkat

Day 11 [Book 2]
Dingin. Itulah yang aku rasakan, baik di dalam maupun di luar. Cuaca di luar ditambah dengan kata-kata tajam Pony menciptakan badai yang sempurna. Aku tidak percaya Pony akan melakukan hal seperti itu. Semua yang kupikirkan tentang dia salah. Setidaknya, itulah yang aku pikirkan. Jika dia disuruh oleh Willow untuk melakukannya, mengapa dia melanjutkan dan melakukannya? Mengapa dia memberi Doggy, Rey dan aku ramuan itu? Aku tahu Georgie benar, meskipun. Jika aku menyimpan rasa frustrasi ku atas tindakan Pony di dalam diri ku, itu akan mulai membakar dan meninggalkan bekas. Itu tidak layak. Kami saling membutuhkan lebih dari sebelumnya sekarang. "Kita melakukan sesuatu karena kami harus, bukan karena kita ingin". Kata-katanya terus menghantuiku karena itu nyata. Saat kami berjalan ke lab tempat obat itu sedang dikembangkan, kami bertemu dengan Tigry. Dia fokus memblokir jalan kita, ingin memastikan Willow tidak bisa mendapatkan obat sebelum dia. Tatapannya tertuju padanya saat kami bertemu dengannya, dan setelah pertengkaran, mereka bertengkar fisik. Saat itulah beberapa bagian meledak. Terisolasi dari yang lain, aku sendirian lagi. Sendirian dengan pikiranku... Ga sendirian banget, ada Rey dan Kai (yang sudah bicara kembali dan diperbaiki) disebelahku. Kapan ya, terakhir kami ber 3 seperti ini. Sebelum aku masuk ke game ini, mungkin?

"Pony, kamu.."

"Aku dipaksa! Kau tau? Dia memaksaku, dia terus menodongkan pistolnya kearah Rey saat itu. Dan Rey bangun karena itu, Willow menembaknya." Jelas Pony dan memotong pembicaraan mereka.

"Oh ya, emang sebotol poison bisa membuat 3 orang terinfeksi langsung?"

"..." -All kec. Zuzy yang nanya.

"Gatau."

Giraffy yang tidak memedulikan mereka membuka halaman baru, tapi, itu kosong.

"What? Kosong?"

"Masa?"

"Dia gabisa lagi menulis hal tentang apa yang terjadi. Baginya itu tidak bisa dijelaskan hanya dengan tulisan." Ujar Kai dengan nada robotnya.

Semuanya menengok, Kai dan Rey ada di depan pintu. Dan, mereka ketawa kekeh aja.

"[Name], pada disini nih." Ujar Rey dan memanggil [Name]

Panick mode: On

"Masa? Eh- weh buku ku!" Ucap [Name] dan langsung ngambil buku nya dari tangan Giraffy.

Gini gini, [Name] lompat nya tinggi loh sampe bisa meraih tangan Giraffy yang tinggi kek tiang meskipun ga setinggi Tio si dude man:)

"Kalian baca ya? Ih parah.." Ujar [Name] sambil mengecek bukunya, tapi memunggungi yang lainnya. Ngerti maksud gw? Ehe-

Seseorang memeluknya dari belakang. Itu adalah Zizzy. "Kalian kenapa?" Langsung [Name] bertanya.

Yang lain pun ikutan meluk..

"Weh weh kalian kenapa?!"

The End of Player's Story

AHAHHAHA SELESAI.
Rekor baru ku, dibagian akhir ak malah abis ide hiksrott

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top