Author's Note
Ini adalah penjelasan dari cerita di chapter 1. Semoga bermanfaat ^^
Penyakit yang diderita Sarah adalah Hepatitis B. Ia tertular dari Anita ketika dilahirkan. Penularan penyakit ini melalui darah. Anita sudah mengidap Hepatitis B sejak muda, tapi tidak menimbulkan gejala. Sedangkan anaknya yang tertular ketika bayi, akan memperlihatkan gejala. Tingkat kematian penyakit ini pada anak-anak hampir 100% ketika berumur belasan sampai puluhan tahun. Gejala yang muncul tergantung daya tahan tubuh penderita, seperti sering sakit perut bagian kanan atas, kulit menjadi kuning, dan badan terasa lemas.
Saat muda, dokter datang ke desanya untuk memberikan imunisasi Hepatitis B, namun ia menolak. Hal ini lah yang menyebabkan virus hepatitis tetap hidup di tubuhnya. Virus ini tidak menimbulkan gejala pada tubuhnya karena imunitas tubuhnya yang baik. Saat berumur tiga puluhan, Anita mulai merasakan gejalanya, seperti pusing dan lemas. Perutnya juga sering terasa sakit. Hal ini disebabkan karena virus semakin kuat akibat stress yang tinggi setelah bertahun-tahun berusaha merawat Sarah. Di akhir cerita, banyak darah berceceran karena Anita muntah darah. Ini merupakan komplikasi dari penyakit yang ia derita. Tubuhnya semakin lemah. Ia akan segera menyusul Sarah yang telah lebih dulu diambil penderitaannya.
Sosok makhluk misterius yang masuk ke rumah, sebenarnya tidak pernah ada. Itu semua hanya ada di pikiran Anita. Rasa sakit yang ia derita menyebabkan dirinya berhalusinasi. Ia melihat Sarah sedang sekarat. Dalam pikirannya, Sarah diambil nyawanya oleh sosok misterius itu. Kursi yang hancur, adalah ulah Anita sendiri. Ia melemparkan kursi itu karena tidak menerima kenyataan Sarah sudah meninggal. Anita merasa sangat tertekan. Ia sudah setengah gila ketika ditemukan oleh Lusi.
Di sini, author ingin berpesan, untuk yang belum pernah imunisasi Hepatitis B, segera lah imunisasi. Terutama para wanita, karena akan berbahaya bagi anak yang kalian lahirkan kelak. Sungguh miris melihat anak kecil terjatuh dan menangis kesakitan. Tapi lebih miris jika melihat anak kecil menangis setiap malam seumur hidupnya karena rasa sakit dari dalam. Obat Hepatitis B sangat mahal. Harganya bisa sampai jutaan. Dan belum tentu obat itu tersedia di setiap rumah sakit dan apotek. Bahkan, rumah sakit besar saja terkadang kesulitan mendapatkan obat tersebut.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Quote ini mainstream, tapi memang sangat tepat bila dilaksanakan.
Salam, author.
P.S. Author juga belum imunisasi. Ayo bareng? *modus *eyaaa
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top