8

"Metro kah? Kalau tidak salah kereta disini menuju karnival Mr. P." Ucap [Name], sambil mikir gitu.

"Iya. Ngomong ngomong, aku harus istirahat dulu." Sahut Bunny. [Name] menatapnya dan mengedipkan matanya 2 kali.

"Istirahat saja, aku hanya harus mencari wrench¹(?) untuk ini." Jawab [Name] dan segera berlari pergi.

Bunny duduk perlahan, menghela nafas dan menatap keatas. Dimana yang ia lihat adalah langit gelap.

"Maaf.."

...

Malam sunyi, yang dirasakan para The Silver Paw. Ayysa terbangun, melihat Foxy tidak ada di sampingnya.

"Foxy, kemana dia?" Tanya Ayysa pada diri sendiri, dia berjalan perlahan agar tidak membangunkan yang lain.

"Tidak bisakah sekali saja kau mengikuti arahanku?!"

Ayysa terkejut mendengar suara Willow. "Dia bicara sama siapa..?" Gumam Ayysa.

Dia berjalan pelan, mengintip. Ternyata Willow berbicara dengan Foxy.

"Apaan sih, kalian itu jahat. Mana mau aku melakukan semua hal seperti itu." Jawab Foxy dan melipat tangannya.

"Jahat? Masa sih?"

"Lama lama kau mirip seperti Pony, pengkhianat!" Lanjut Willow dan menekan kata 'Pengkhianat'.

"Oh, Pony? Dia sudah pergi, masa mau dibahas?" Balas Foxy dan pergi. "Ayo, Ayysa. Kembali tidur." Ajak Foxy dan menarik tangan Ayysa kembali kekamar.

"Ayysa? Begitu, itu nicknamenya." Gumam Willow.

Jadi, Ayysa ngenalin diri ke all TSP kecuali Foxy itu pake nama Reyza. Sedangkan Foxy memanggilnya dengan nickname aka Ayysa. Udah gitu aja.

"Ayysa, maaf ya. Harusnya kamu gak dengar yang tadi.." Ucap Foxy pada Ayysa yang sedang duduk ditempat tidur.

"Oh ya, aku.. Tidak tau. Besok masih bersamamu atau tidak. Tapi, jangan pernah percaya pada Willow. Dia licik, dia pernah.. Kurasa aku tidak bisa memberi tau padamu sekarang.."

Ngasih taunya jangan setengah setengah si, ga ngerti weh. -Ayysa.

"Sudahlah, kamu tidur saja, ya? Ini sudah tengah malam."

...

"FINALLY Selesai!" [Name] dengan sangat amat lega, menyimpan wrench di tas pinggangnya dan menghampiri Bunny.

"Bunny, aku selesai memperbaiki keretanya! Ayo kita pergi!" Ujar [Name] dan mengulurkan tangannya pada Bunny.

Mungkin kalian bisa pake lagu diatas sambil baca.

"Euh, begini.. Aku tidak bisa ikut denganmu.." Bunny tidak menerima uluran tangan [Name]. [Name] heran dengan jawaban Bunny.

"Kenapa?" Tanya [Name].

"Mr. P memberikanku salah satu cairan buatannya..." Jawab Bunny dan menunduk.

"Potion?"

"Benar.. Aku tidak tau, kurasa aku akan menjadi salah satu dari 'mereka'." Lanjut Bunny. "Aku mulai merasa pusing, kamu harus meninggalkan ku." Tambahnya.

"Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu disini. Kamu harus ikut denganku, kumohon.. Aku tidak bisa kehilangan lagi.." Lirih [Name] dan menunduk, terdengar isakan kecil.

"Tidak bisa, kamu harus pergi tanpaku." Bunny menggeleng.

"Ga akan! Itu.. Aku tidak bisa merasakan kehilangan lagi..." Tolak [Name] lagi.

"Hey, dari pada aku menyerangmu, bukan? Pasti itu lebih menyakitkan."

[Name] mengangguk, melihat 2 temannya yang terinfeks lebih menyakitkan.

"Jadi, tinggalkan aku. Hentikan Mr. P, oke?" Ucap Bunny lagi.

[Name] mengangguk, memeluk Bunny. Dan menaiki kereta.

Pintu kereta tertutup, mulai berjalan pelan, [Name] melihat Bunny lewat jendela.

[Name] memukul kaca ga bersalah sampe pecah. "Awas kau Mr. P..."

Menyakiti diri sendiri ya bang?

...

Subuhnya, Ayysa dibangunkan oleh Kitty yang tidur di kasur atas.

Kasurnya 2 tingkat ya ges ya.

"Makasih dan bangunin."

Mulailah rutinitas pagi. Bantuin masak, nyapu, jadi babu, nyeret Filip yang kesiangan dll.

Sampai Ayysa melupakan 1 hal, biasanya dia membantu Foxy membersihkan pisaunya.

"Anw, kalian ada liat Foxy ga?" Tanya Ayysa pada Ayzan, Felix dan Baren yang lagi jadi beban + ngerumpi.

"Gatau." Jawab Ayzan dan menggeleng.

"Tanya Felix aja, mereka deket loh." Tambah Baren dan menunjuk Felix.

"Kok aku? Aku juga gak liat dia dari semalem tau!" Jawab Felix dan menatap Baren datar.

...

[Name] berdiri di depan karnival Mr. P. Dia berjalan masuk dengan perasaan kesal, sakit hati, marah dan seterusnya.

Oh ya ges, tadi diatas aku bilangnya 'Subuh' ya, makanya di bagian sini masih lumayan gelap. Anggep aja iya. (Abis di piggy book 1 malem mulu uh-)

[Name] berkeliling, dia melihat ruangan kecil yang dikunci oleh kunci putih.

Menghela nafas, dia berjalan menuju salah satu sangkar. Melihat rubah ber hoodie hitam terinfeksi, memegang pisau.

"Ada.. Kunci putih disitu."

[Name] mencoba mengambilnya dengan memasuki sangkar itu. Sambil komat kamit biar ga dibunuh sama rubah tersebut, alias Foxy.

Ketika berhasil mengambilnya, [Name] melihat kebelakang, Foxy diam menatapnya dengan pupil putih-cyan bersinar.

"Dia.. Ga nyerang aku?" Tanya [Name] pada diri sendiri. Dia mau main aman, jadi dia berlari pergi dan membuka ruangan kecil ber kunci putih.

"Mr. P! Aku disini untuk- eh, siapa kalian?" Tanya [Name] serta menunjuk 2 makhluk yang asing bagi [Name] didepannya.

Pony terkejut melihat [Name]. "Zizzy, apakah dia terinfeksi?" Tanya Pony pada temannya, Zizzy.

"Pony, kau sudah tau kan? Orang terinfeksi tak berbicara?" Tanya Zizzy balik.

"Tapi..." Pony menunduk dan memegang pedangnya erat.

"Hai, aku Zizzy. Dan yang ada disebelahku Pony. Siapa namamu?" Tanya Zizzy pada Player alias [Name].

"Aku [Name]." Jawab [Name] singkat.

"Syukurlah kita menemukan Survivor!" Mendengar ucapan Zizzy, Pony menatap Zizzy dan tersenyum. "Ayo kembali ke tempat persembunyian kami." Ajak Zizzy dan mengulurkan tangannya pada [Name].

[Name] yang ragu menerima uluran tangannya. Mereka keluar dari tempat itu.

"Anggar mu bagus, boleh pinjem gak?"

...

"Foxy- ulang sekali lagi!" Ujar Ayysa pada Willow.

"Foxy terinfeksi. Sudah, gausah dipermasalahin." Jawab Willow.

Ayysa kesal, dia tau kalau Willow telah membuat Foxy terinfeksi. "Kamu jahat!" Ayysa berlari pergi.

"Yah, terserah kau."

TBC

¹: Wrench, alias kunci pas. Di piggy, itu digunakan untuk menyalakan generator, dobrak vent dll. Itu sangat diperlukan untuk escape.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top