4
"Dia disini." Ujar Doggy sambil membuka pintu tempat Poley istirahat.
Mereka melihat Poley sedang duduk di lantai, dia menunduk. Membuat suasana agak menyeramkan.
[Name] menghampirinya, dan menepuk memegang pundak Poley. Dia merasa partnernya itu tidak baik baik saja. "Poley, kau baik baik saja?" Tanya nya pada Poley yang masih menunduk.
"Pergi, jangan mendekatiku.." Bisik Poley dan memegangi kepalanya.
"Do-Doggy, aku merasa Poley tidak baik baik saja.." Ucap [Name] dan menjauh secara pelan.
"Kurasa, kau benar..." Jawab Doggy mengangguk. Doggy teringat akan berita yang ia dengar pagi tadi. Bahwa orang orang bertingkah agresif.
"Poley.. Terinfeksi...?" Lirih Doggy terbata-bata dan menutup mulutnya.
"Terinfeksi? Apa maksudnya..?" Tanya [Name] pada Doggy dengan heran.
"Di berita tadi pagi.. Infeksi ini menyebar di seluruh kota, ku pikir hanya berita lewat saja.." Jawab Doggy menjelaskan, menyuruh [Name] kebelakang nya.
Poley berdiri, matanya berubah menjadi hitam seluruhnya dengan pupil biru bersinar di mata kanannya. Dia menatap Doggy dan [Name] didepannya.
Begitu Poley berlari mendekati mereka, Doggy spontan menutup pintu tersebut.
"Kita harus pergi dari sini!" Ucap Doggy sambil menahan pintu tersebut.
"Tapi para narapidana..?" Tanya [Name] khawatir. Menatap kunci mobil yang ia genggam.
"Tinggalkan saja!" Jawab Doggy dan menarik [Name] menuju garasi.
"Jangan ditarik!!"
...
"Aduh-"
"Maaf ya- sakit banget kah?" Ujar Bunny pada Ayysa.
"Gapapa, buat donor darah kan?" Tanya Ayysa sambil tersenyum.
"I-iya, tentu saja." Jawab Bunny dan mengangguk.
"Ngomong ngomong, Mr. P membuat berapa vaksin?" Tanya Ayysa pada Bunny.
"Seingatku.. 7." Jawab Bunny sambil berfikir.
"7? Boleh aku coba gak?" Tanya Ayysa.
"Jangan..." Jawab Bunny.
...
[Name] dengan berat hati meninggalkan stasiun, dia masih berfikir dan mengolah apa yang terjadi tadi. Dia frustasi, menunduk.
"Kita berkurang, ya..?" Ucap Doggy yang sedang menyetir mobil.
"Um.." Jawab [Name] dan menatap kearah depan. Dia melihat ponselnya*
*anggep sj ada ponsel.
Nomor tidak dikenal mengirimkan sebuah foto, foto anak kecil bertopi orange.
"Anak kecil..? Dia..."
"Hm? Anak kecil itu, agak mirip denganmu." Ucap Doggy yang mengintip ponsel [Name].
"Mirip? Mirip dari mana?" Tanya [Name].
"Yah, dia sepertimu. Makhluk yang tidak ada dalam data.." Jawab Doggy yang masih fokus menyetir.
"Hm, iya juga.."
Tak lama, mobil agak melambat. "Apa yang terjadi?" Tanya [Name] pada Doggy.
"Bahan bakar sudah mau habis.." Jawab Doggy agak panik.ysj.
[Name] berfikir, berusaha tidak panik. "Bagaimana kalau kita berhenti di gallery itu?" Tanya [Name] memberi ide.
"Ide bagus."
...
"Bodoh!"
"A-" Ayysa terbangun, memegangi kepalanya. Suara itu muncul dikepalanya. "Apaan sih.." Gumamnya dan menghela nafas.
Dia melihat sekeliling, terasa gelap sekali. Dia merasa hal buruk terjadi. Lalu, karena gabut.. Dia ngidupin tipi.g
"Lha? Kok kresek kresek?" Tanya Ayysa ntah ke siapa. Rasanya suasana jadi horror.
Biasanya Bunny melarangnya keluar kecuali diminta, tapi kalau suasananya seperti ini.. Dia harus mengintip keluar.
Ayysa membuka pintu perlahan, dapat dilihat kalau dimana mana gelap. Agak gelap maksudnya.. "Bunny..?"
.... Sunyi, Ayysa keluar dan mencoba berkeliling. Dia melihat Sheepy yang berada di ruangan menunggu.
"Sheepy? Yang lain kemana? Apa kamu baik baik saja?" Tanya Ayysa, namun tak ada jawaban dari Sheepy. Dengan berbekal keberanian 10%(canda), dia mendekati Sheepy.
Suara aneh, Sheepy bergetar. Ayysa berjalan mundur. Dia merasa aneh pada Sheepy. "Sheepy..?"
Sheepy menyerang, sedikit mencakar tangan Ayysa. Ayysa menjadi takut, dia pun berlari pergi. Sampai dia keluar dari rumah sakit tersebut.
...
"Beberapa dari monster itu terlihat familiar." Ucap [Name] sambil membuka kunci pintu Gallery.
"Hm, entahlah." Jawab Doggy yang berada di belakang [Name].
Mereka keluar dari Gallery, [Name] berhenti berjalan, membuat Doggy heran. "Ada apa, [Name]?" Tanya nya khawatir.
"Aku masih tidak percaya.. Hal ini terjadi..." Jawab [Name] menunduk. "Aku.. Ini mimpi kan? Ini tidak nyata, kan? Poley tidak berubah seperti mereka bukan?! Tidak mungkin hal yang tidak logic seperti ini terjadi.." [Name] mengeluarkan seluruh perasaannya, rasa lelahnya, dan frustasi nya pada Doggy.
Doggy menatap partnernya itu. Dia menepuk pundaknya. "Tenang [Name], suatu saat nanti.. Kita akan menyembuhan orang orang dan Poley, pastinya!" Jawab Doggy menghibur.
[Name] kembali menatap Doggy, dia tersenyum. "Terimakasih, Doggy." Jawab [Name]. Dia teringat sesuatu. "Sekarang kita kemana?"
"Ke hutan di dekat sana saja, bagaimana?"
"Kesana nya gimana?"
"Jalan aja yok."
TBC
Kurang kerasa? YAUDAH BODO AMAD
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top