10
"Gila- cepet banget larinya?!" Umpat [Name] dan mengatur nafasnya.
"Mall? Dia lari kesini." Seru Zizzy sambil menunjuk mall yang terlantar.
"Hah? Kenapa dia berlari kesini?" Tanya [Name], dia membuka pintu mall tersebut.
"Kita harus mencarinya. Bisa jadi dia salah satu survivor." Balas Zizzy, mempersiapkan anggarnya.
[Name] dan Zizzy berkeliling, mereka berpencar. Kita fokus pada [Name]. Dia menemukan crowbar. Di pintu final, terdapat beberapa potongan kayu, generator dan kunci. Dia berfikir mungkin crowbar ini bisa digunakan untuk menjatuhkan potong-potongan kayu.
"Kali ini bukan palu?"
Dia menjatuhkan potongan kayu tersebut, menggunakannya untuk menyebrang ke ruangan lain. Kebetulan lantainya hilang diambil maling.
Disana, dia menemukan kartu hijau, itu ia gunakan untuk brankas disana. Dia membukanya dan menemukan dua benda, koin dan cermin kecil. Seingat [Name], ada ruangan berhadiah yang menggunakan koin serta ruangan laser yang membutuhkan cermin kecil.
Sementara ia berfikir, ada suara gergaji berputar di belakang [Name]. [Name] dengan ragu menengok ke belakang, melihat Robby.
Gergaji di tangan Robby berputar cepat, diarahkannya itu ke [Name].
Sfx: /suara ditusuk.
---
"Kamu bener bener mau nyari Foxy di karnaval Mr. P?" Tanya Rey pada Ayysa.
Ayysa yang menyiapkan tas pinggangnya hanya mengangguk sebagai jawaban, memakainya dan pergi mengendap.
Rey hanya menatapnya yang pergi keluar malam itu. Dia sekilas melihat lelaki berjaket serta hoodie hitam muncul diantara pepohonan dan mengikuti Ayysa. Rey panik, dia lari menyusul Ayysa.
Rey mengatur nafas, entah dia tersesat. Dia berada di tempat yang tak ia kenal.
"Sial, aku gatau jalan ke karnaval si kentang berjalan itu!" Umpatnya, dia bersandar di sebuah mobil.
Setelah 10 menit, Rey kembali berkeliling. Mendadak ada seorang terinfeksi muncul, tepat didepan Rey. Orang yang terinfeksi itu menyakarnya dan membuat Rey jatuh ke belakang.
"Setan emang ni terinfeksi."
Sfx: DORRRRRRRRRRRRR ERRRRR:).
"K-kau.." Ayysa berdiri dibelakang orang yang telah menembak Rey dikepalanya.
"Oh, ada manusia lain~" Ucapnya, mendekati Ayysa yang mematung diam.
"MATILAH KAU!"
---
"Z-Zizzy.." Ucap [Name] yang masih jantungan dengan apa yang ia lihat.
"Syukurlah, kamu baik baik saja." Lega Zizzy dan menghela nafas.
[Name] menatap Robby yang tertusuk anggar Zizzy, Zizzy membersihkan bekas oli dari anggarnya.
"Aku menemukan cermin kecil dan koin. Aku pergi dulu!"
Zizzy akhirnya pasrah aja [Name] pergi, dia menggunakan wrench yang terselip di lemari untuk menyalakan generator tersebut. "Sekarang tinggal menunggu [Name].."
[Name] kembali dengan kunci putih, membuka dan memergoki seorang anak kecil berkaus biru yang menguping dirinya, Zizzy serta Pony.
"Tunjukkan dirimu!" Ucap Zizzy dengan anggarnya.
Dia muncul, memegangi pemukul baseball nya erat.
"Tunggu.. George!" Seru [Name] yang terkejut. Anak ini yang ia cari.
"Kamu, tau namaku?" Tanya George dengan takut luar biasa.
"Iya, aku officer [Name]. Dan yang disebelahku Zizzy. Aku pada awalnya mendapat laporan untuk mencarimu." Jelas [Name].
Setelah melihat baju polisi yang memang ada di pinggang [Name], George yakin kalau [Name] jujur. "Keluargaku menjadi relawan vaksin Mr. P. Saat mereka kembali, mereka bertingkah aneh. Karena menyeramkan, aku pergi."
"Kau akan aman bersama kami!" Balas Zizzy sambil tersenyum.
"Apa aku akan melihat keluarga ku lagi?" Tanya George, [Name] dan Zizzy terdiam. [Name] mendekati George dan menepuk pundaknya. "Kita pasti akan menemukan cara untuk mengembalikan semua orang semula."
---
"Berani nya sama anak kecil doang?"
Ayysa yang duduk sambil menutup matanya itu perlahan membuka matanya. Dia melihat Felix yang berhasil merebut pisau dari tangan lelaki berjaket hitam tersebut.
Baren dan Filip datang dan membantu Ayysa berdiri. "Kau tak apa apa?" Tanya Filip setelahnya. Ayysa yang saat itu masih terpaku hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Argh!" Lelaki itu pergi dengan cepat, menghilang diantara pepohonan. Felix tidak mengejarnya, terlalu beresiko karena hari masih gelap dan suram.
"Rey.." Lirih Ayysa dan menghampiri Rey yang sudah tak bernyawa. Menangis dalam diam. "Kenapa.. Kenapa aku keluar tadi? Harusnya aku tetap di refinery, ini salahku..."
Yang lain -all TSP- hanya bisa diam. Katie memeluknya untuk menenangkan Ayysa.
"Padahal baru saja aku kehilangan Foxy.." Ucap Ayysa lagi.
---
"Kami kembali." Ujar Zizzy dan membuka pintu ruangan. Disana ada Mimi dan Giraffy yang mengobrol. Serta Pony dan adik Zizzy yang bermain.
"Zizzy! [Name]! Kalian kembali." Sambut Pony, bersama dua adik Zizzy.
"Zee, Zuzy. Ini [Name] dan George. Ini adalah survivor yang kami temukan." Jelas Zizzy pada dua adiknya.
"[Name] terlihat lucu! Apa dia polisi?" Tanya Zuzy langsung.
"Iy-iya.. Benar." Jawab [Name] dan mengangguk.
"Hei, aku menemukan sinyal helikopter yang sepertinya milik Mr. P." Potong Pony langsung.
"Benarkah?! Aku harus pergi sekarang." [Name] yang pada awalnya ini langsung berlari pergi berhenti karena tangannya ditahan oleh Zizzy.
"Gimana mau pergi kalau gak tau tempatnya? Pony, ayo ikut." Balas Zizzy, dijawab cengiran oleh [Name].
"EHHH! Tapi dia baru saja sampai!" Keluh Zuzy, ditambah anggukan setuju oleh Zee.
"Kalian main sama George aja.. Nih jagain." Jawab Pony dan mendorong George kearah duo zebra kecil itu.
TBC
Pendek huwaaaa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top