Chapter 7

Selamat membaca ^^

Sejak Essan bicara Bahasa Korea, Christy merasa kesal. Dongkol lebih tepatnya. Yang benar saja! Dia sudah percaya Essan buta mengenai hal-hal berbau Korea. Kenyataannya laki-laki itu bisa bicara Bahasa Korea. Dia tidak menyangka akan menemukan laki-laki super duper nyebelin yang dengan mudah menipunya. Apakah ini pertanda dia sudah terbuai oleh Essan? Biasanya dia tidak mudah tertipu. Kenapa sekarang sebaliknya?

"Kamu marah ya aku bohong?" Essan menatap Christy yang sedari tadi hanya diam tak bersuara.

Christy menggeleng sambil terus mengunyah samgyetang miliknya. Dalam hati dia sedang merapal sumpah untuk Essan.

"Yakin?"

Essan sudah bertanya berulang kali dan jawaban Christy tetap sama; menggeleng sambil menyantap makanan. Cara Christy membelah daging ayam seperti akan membunuh ayam yang sudah mati itu untuk kedua kalinya.

"Aku minta maaf. Tapi serius aku memang nggak ngikutin penyanyi, drama, atau apa pun seputar dunia hiburan mereka. Aku cuma tahu soal makanannya aja. Maaf ya, kamu mau kan maafin aku?"

Christy mendongak sedikit. Dia kemudian bertanya, "Kamu belajar Bahasa Korea dari mana? Tahu gitu nggak usah dikasih tahu nama makanannya kalau kamu sudah tahu."

"Aku lulusan universitas Hankuk di Korea Selatan."

Christy meletakkan sumpitnya di atas meja dengan kasar. Kalau jarak satu meja dengan yang lain dekat, mungkin pengunjung lain bisa mendengar bunyinya.

Pantes fasih! Orang kuliah di Korea sana! Gileeee! Mau ditaro mana muka gue?! Bisa aja tuh cara pelafalan makanannya salah! Batin Christy gregetan.

"Kaget ya? Nggak banyak yang tahu kalau aku lulusan sana," lanjut Essan.

Christy semakin mangkel. Rasanya dia sudah percaya diri kasih tahu ini dan itu, lantas mendadak Essan jauh lebih tahu darinya. Berhubung sudah terlanjur, Christy terpaksa kembali menyantap makanannya. Dia mengabaikan kebenaran yang baru terungkap sekarang.

"Chris, kamu masih marah?"

Christy tidak menjawab. Dia bergumam, "Gue pikir dia nggak tahu apa-apa soal Korea, ternyata gue tertipu. Bego banget."

Secara tidak sadar gumaman itu justru terdengar jelas di telinga Essan. Hal itu membuat Essan terkekeh pelan karenanya. "Kamu lucu deh. Makanya kemarin nggak berniat ngasih tahu supaya kamu aja yang kasih tahu aku. Soalnya tiap bahas Korea kamu kelihatan gemesin banget. Untuk kesekian kalinya aku minta maaf ya."

Niat hati ingin marah, wajah Christy justru bertolak belakang dengan keinginannya. Dia jadi malu-malu kucing. Ya ampun... benar-benar deh, kata-katanya smooth banget!

"Traktir es krim dulu kalau mau aku maafin," kata Christy. Sejurus kemudian dia mengatup mulutnya rapat-rapat. Kenapa ia harus mengatakan kalimat super bodoh itu?

"See, kamu lucu. Aku nggak bisa berhenti ketawa tiap sama kamu. Kayaknya tingkah kamu penuh intrik yang bikin aku terkesima."

Untuk kedua kalinya kalimat Essan benar-benar meruntuhkan niat marahnya. Ya, Neptunus! Memang deh, Essan tipe-tipe sweet talker sejagat raya!

"Kamu kuliah ambil jurusan sastra ya?"

"Nggak, aku ambil biosains dan bioteknologi. Kenapa mikir aku ambil sastra?"

"Nggak, soalnya kalimat kamu sudah terorganisir. Smooth banget. Jadi curiga kamu sekalian ambil sastra juga biar bisa mikat perempuan di luar sana."

Essan tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Beberapa pengunjung sampai memperhatikan Essan yang tertawa lepas. Begitu pula dengan para kru yang ikut menahan tawa karena kalimat Christy

"Chris, kalau aku bilang kamu berhasil bikin aku ketawa berulang kali, itu smooth juga?"

Christy mengangguk. Pelan-pelan dia menundukkan kepalanya merasa malu. Kalau di depan yang ganteng rasanya malu-maluin banget. Kentara banget alergi sama yang ganteng.

"Lupain aja. Omong-omong, gimana makanannya?" tanya Christy. Sedetik kemudian dia meralat, "Lupa. Kamu pasti udah makan semua yang ada di sini selama kuliah di Korea. Jadi nggak usah jawab apalagi bandingin karena aku pun udah tahu rasa makanan di Korea sana."

Essan kembali terkekeh. Ada saja kalimat Christy yang membuatnya tak berhenti tertawa.

"Ya udah kalau kamu nggak mau bahas itu. Tapi, aku mau tanya soal konser yang kamu bilang. Konsernya siapa?"

Christy meneguk air putihnya lebih dulu sebelum akhirnya menjawab, "Pokoknya minggu depan kamu siap-siap milih aku buat jalan. Soalnya aku udah punya tiket buat kita berdua."

📺📺📺

Christy mengantri bersama para penggemar boyband yang sedang naik daun. Essan tanpa ragu memilihnya lagi untuk mengetahui siapa boyband yang akan menjadi tontonan mereka.

"Jadi kamu ngajak aku nonton boyband Seventeen? Yang tempo hari kamu kasih parfum salah satu anggotanya itu?" bisik Essan, yang berdiri di belakang Christy.

Christy mengangguk.

"Kamu suka Mingyu? Atau, ada anggota lain yang lebih kamu suka?" tanya Essan tanpa berbisik.

Belum mendapat kesempatan menjawab, Essan sudah lebih dulu menoleh ke belakang ketika seorang perempuan mencolek pundaknya.

"Kak, pakai parfum yang Mingyu ya? Wanginya enak deh. Aku juga pakai," kata gadis itu sambil tersenyum genit.

Christy yang mendengarnya langsung menggelengkan kepala. Heran, tidak di mana-mana ada saja yang menggoda Essan dengan segala jurus andalan mereka.

Essan menepuk pundak Christy sambil berkata, "Iya, saya dibeliin sama perempuan cantik ini. Dia juga suka Mingyu. Saya sih cuma ikutin dia aja karena memang nggak tahu soal Mingyu."

Perempuan yang jika diperkirakan masih bocah SMP tanggung alias seperti akan baru lulus, langsung manyun. Tatapan tajamnya terarah pada Christy yang saat itu ikut melihatnya. Setelah kalimat Essan, gadis itu hanya tersenyum kecut dan kembali berbincang dengan teman di belakangnya. Sementara itu, Essan mengacak rambut Christy.

"Wah... kayaknya kamu sama gadis itu punya selera yang sama."

Christy berkilah. "Enggak tuh, soalnya aku suka Vernon bukan Mingyu. Wangi parfum Mingyu lebih cocok untuk kamu."

Essan dengan jahilnya mencubit gemas pipi Christy yang kebetulan sedang berbalik badan menghadapnya. "Gemesin banget sih! Kamu cemburu nih ceritanya sama anak itu? Makanya nggak mau disamain?"

"Sebentar, aku memang nggak terlalu suka Mingyu karena idolaku tuh Vernon. Selain itu, aku suka Wonwoo."

Essan manggut-manggut. Ya, meskipun tidak cemburu tetapi dia merasa senang karena Christy kelihatan tidak suka jika ada yang mendekatinya.

"Pas kita nonton, kasih tahu aku satu per satu nama mereka. Oke?"

Christy mengangguk, berbalik badan lagi sambil menarik senyum senang karena akhirnya bisa menonton boyband yang dia ikuti sejak lama.

Setelah mereka masuk ke dalam Christy menarik lengan Essan supaya dapat berdiri di dekat panggung. Maklum, konsernya diadakan di salah satu bangunan baru jadi. Kebetulan Christy memesan tiket dekat panggung yang paling mahal supaya dapat melihat wajah idola kesukaannya lebih dekat. Beberapa saat setelah semua penggemar sudah masuk, barulah acara dimulai. Christy mengabaikan Essan yang berada di sampingnya karena asyik sendiri melambaikan tangannya kepada tiga belas personel boyband tersebut.

"Ess, sini. Jangan semakin mundur!" Christy segera menarik tangan Essan setelah menyadari laki-laki itu semakin menjauh darinya. Essan tak berhenti memasang senyum sambil mengikuti kemauan Christy yang terus menarik lengannya.

"Yang namanya Vernon tuh yang mana sih, Chris?" tanya Essan berbisik pada Christy.

Christy menunjuk seorang laki-laki berwajah blasteran yang menjadi kesukaannya. "Itu yang namanya Vernon. Dia campuran Korea-Amerika. Ganteng banget deh. Heran!"

"Kamu suka tipe-tipe blasteran ya? Kayak aku dong? Berarti kalau dibandingin sama Vernon bisa soalnya muka kita nggak beda jauh," bisik Essan setengah bercanda.

Christy mengabaikan ucapan Essan saat itu. Bukan karena sengaja, sebabnya idolanya sedang melambaikan tangan kepada semua penggemar di tempatnya berdiri.

"Yah, dicuekin deh," bisik Essan lagi mencoba membuyarkan kesenangan Christy. "Baru tahu kalau nonton konser kamu seserius ini," tambahnya. Sayangnya Christy masih tetap mengabaikan karena asyik sendiri.

Terlalu seru menonton konser sambil bersenandung bersama idolanya, Christy melepas genggamannya dari lengan Essan dan melangkah maju. Essan tidak tinggal diam. Dia mengikuti Christy dari belakang, membelah kerumunan para perempuan yang rela berdesakan demi melihat idola mereka.

Saat Christy hendak mengambil foto idolanya, ada seorang perempuan yang menginjak kakinya. Spontan Essan segera menarik Christy supaya berdiri di sampingnya.

"Kaki kamu nggak apa-apa, kan? Jangan sampai kayak kemarin lagi, Chris. Untung yang keinjak bukan yang luka kemarin," tanya Essan khawatir seraya menurunkan pandangan melihat kaki Christy.

Christy menarik senyum senang. "Aku baik-baik aja kok. Bukan kaki yang kemarin."

Essan bernapas lega. "Baguslah. Hati-hati ya."

"Oh, iya, muka kamu sama Vernon beda biar kalian berdua blasteran. Kalau Vernon masih kelihatan anak-anaknya karena memang umurnya masih muda banget, kamu sudah dewasa. Tipe-tipe kamu adalah tipe yang cocoknya diseriusin bukan di idolain," kata Christy seraya mencubit pipi Essan dengan gemasnya.

Jika biasanya Christy malu-malu, maka sekarang gantian wajah Essan yang merah merona. Terlebih kekehan Christy yang baru dilihatnya dengan jelas. Essan masih senyam-senyum tidak jelas, sementara Christy sudah kembali melihat panggung.

Secara perlahan Essan mendaratkan kedua tangannya di kedua sisi pundak Christy. Sambil melakukan itu, dia berbisik, "Kalimat kamu smooth banget. Jangan ngomong kayak gitu ke laki-laki lain ya, mereka bisa baper."

Christy dapat mendengar dengan baik meskipun dentuman musik begitu keras memenuhi seisi ruangan. Pelan-pelan dia menarik senyum tanpa melihat Essan. Apa ini tandanya Essan mulai jatuh dalam pelukannya? Mungkinkah laki-laki itu menyukainya? Tidak mau memikirkan hal itu Christy membiarkan dirinya larut menikmati penampilan boyband Seventeen. Tangannya refleks menggamit tangan Essan dan menaikkan ke udara bermaksud melambaikan tangan seperti penonton lainnya.

Ternyata ikut acara ajang jodoh yang tidak banget versinya cukup menyenangkan. Iya, setidaknya untuk sekarang.

📺📺📺

Jangan lupa vote dan komen ya semuanya!<3

Follow IG: anothermissjo

Bonus mukanya Essan :3

Essan lagi mikirin author, kamu, atau Christy? XD

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top