Chapter 21

Apa kalian menunggu Wilmar? wkwk komen di chapter sebelumnya banyak, tapi di awal2 dikit :(

Komen ya sama vote! ada bebeb Wilmar nih :(

-- Selamat Membaca --

Lagu milik Hailee Steinfeld yang berjudul Capital Letters mengalun indah di telinga. Hari Sabtu yang cerah setelah beberapa hari sudah masuk kerja seperti biasa, Christy menikmati hidup dengan duduk di depan teras kamarnya. Dia memandangi pemandangan komplek perumahan yang asri. Ini sudah tiga hari berlalu sejak dia meninggalkan acara IMJ. Revan tidak menghubunginya lagi setelah kemarin dia mengucapkan kalimat ketus.

Hari ini episode IMJ memasuki episode 2. Momen-momen manisnya bersama Essan mulai muncul. Beberapa cuitan di twitter sempat ramai membicarakan betapa menggemaskannya dia bersama Essan. Dia jamin kalau orang-orang tahu Essan plin-plan, mereka akan nyesal mendukungnya dengan Essan.

Baru satu menit lagu diputar, suara lagunya menghilang dan digantikan lagu Ariana Grande berjudul They Don't Know yang dijadikan nada dering telepon. Christy segera mengambil ponselnya dna mengamati layar yang menampilkan nomor Mbak Rima, salah satu kru acara yang diikutinya.

"Halo, selamat pagi, Chris!"

Christy menaikkan satu alisnya terheran-heran. Ada angin apa seorang kru menghubunginya? Jangan bilang kalau mereka berniat mengajaknya kembali ke acara itu. Berdasarkan ketentuan yang ada, pihak IMJ berhak mengajak kembali yang tereliminasi atau yang keluar sesuai banyaknya ketertarikan penonton. Berdasarkan hasil voting di twitter, seorang pencari cinta favorit penonton adalah dirinya dan barulah Tere. Entah apa yang membuat orang menyukainya.

"Selamat pagi, Mbak Rima."

"Chris, hari ini kamu sibuk nggak? Soalnya aku mau ngajak ketemu nih."

Nah, kan. Christy yakin firasatnya benar. Masa diajak kembali ke acara itu lagi? "Nggak, Mbak. Jadwal hari ini kosong, nggak ke mana-mana. Memangnya ada apa, Mbak?" Christy memberanikan diri bertanya.

"Berarti kalau aku ngajak ketemuan bisa, Chris? Mau bahas soal kamu nih. Bisa, kan?"

Christy semakin was-was. Bahas tentang dia? Wah... dugaannya bisa jadi benar. "Ketemuan? Oh, bisa kok, Mbak."

"Kalau begitu nanti ketemuan jam 1 siang ya sekalian makan siang. Kita ketemu di Hotel Amores."

"Oke, kalau begitu, Mbak. Kalau udah sampai di sana aku telepon, Mbak."

"Iya, Chris. Seandainya aku belum datang pas jam satu, kamu langsung bilang sekuriti buat ke restoran di lantai sembilan. Pas sampai restoran, tanya aja tempatnya yang udah dipesan atas nama Rima. Sampai ketemu nanti, Chris."

Setelah Christy mengatakan kalimat terakhir yang sama, dia mematikan sambungan. Sekarang drama apalagi yang harus dihadapi? Masa benar-benar diajak bergabung lagi?

📺📺📺

Christy duduk menunggu di sebuah ruangan yang menyajikan banyak makanan di atas meja. Dia berada di lantai sembilan restoran hotel termewah yang baru berdiri di Jakarta Selatan dua tahun silam. Christy bertanya-tanya memikirkan apa yang akan disampaikan oleh Mbak Rima. Hatinya jadi tidak tenang. Mungkinkah pemikirannya benar? Tangannya mulai berkeringat walau ruangannya dingin. Dia mengenakan dress berwarna pink pastel dengan rambut yang diikat ke belakang.

Setelah lima belas menit menunggu, akhirnya pintu terbuka. Christy memang berada di ruangan khusus tertutup, sementara ruang makan biasa berada di luar. Dia tersenyum begitu menyadari Mbak Rima menunjukkan senyum lebarnya saat masuk ke dalam. Namun, ada yang menjadi perhatiannya. Ada sosok yang berada di belakang Mbak Rima. Bola matanya nyaris keluar menyadari sosok yang tidak pernah dia duga.

"Chris, udah lama nunggu ya? Maaf ya." Mbak Rima berucap seolah tidak ada apa-apa. Padahal sudah sangat jelas Christy menunjukkan wajah terkaget-kaget.

"Nggak apa-apa kok, Mbak Rima." Christy berusaha tersenyum walaupun rasanya canggung. Dadanya berdebar-debar. Entah apa maksudnya.

Mbak Rima mendekati Christy. Sambil mendekatkan diri menyentuh lengan Christy, dia berbisik, "Sebenarnya yang mau ketemu kamu bukan saya. Ini saya cuma jadi perantara aja. Jadi nggak apa-apa ya saya tinggalin kamu di sini?"

"Mbak, ini maksudnya apa?" Christy bertanya dengan wajah bingung. Belum sempat Rima menjawab, sosok yang dilihatnya sudah duduk sambil mengulurkan tangannya ke depan, memintanya ikut duduk.

"Udah nggak apa-apa. Saya tinggal ya, Chris. See you." Mbak Rima akhirnya menarik tangannya dari lengan Christy dan meninggalkan ruangan setelah pamit dengan orang yang duduk berseberangan dengan Christy.

"Kamu pasti kaget ya?"

Christy menelan salivanya sendiri. Bukan kaget lagi, tapi tidak percaya.

"Minum dulu aja, Chris. Nanti baru kita bicara."

Mendengar kalimat itu, Christy langsung mengambil gelas berisi air putihnya. Dia meneguk air demi membasahi tenggorokkannya yang kering sekaligus menghilangkan kegugupan tidak jelas yang dirasakannya.

"Jadi sebenarnya—"

"Nggak perlu basa-basi. Saya mau menikahi kamu, Christy," sela Wilmar tanpa peringatan.

Detik itu juga air yang masih tertampung di mulutnya membuat Christy tersedak sampai menyemburkan air ke samping. Ada suara 'uhuk! uhuk!' yang terdengar jelas. Tangan Christy langsung meraih gelas kembali dan meneguk air supaya tenggorokkannya tidak sakit lagi. Demi apa pun! Anak dari pemilik SONA TV ingin menikahinya? Dia tidak sedang bermimpi bukan?

Bukan Essan apalagi Hans, tetapi yang masuk bersama Mbak Rima barusan adalah sang pemilik SONA TV. Sementara yang bicara tanpa basa-basi itu putranya, Wilmar.

"Kamu kalau bicara jangan straight to the point gitu. Kasihan Christy kaget dengarnya," tegur Ares kepada putranya. Kemudian dia melihat Christy yang masih terbatuk-batuk. "Kamu baik-baik aja, Chris?"

Christy menganggukkan kepalanya berulang kali sambil menjawab pelan, "I-i-iya. Saya baik-baik aja, Pak Ares."

"Saya nggak suka basa-basi. Papa kan udah tau." Wilmar menyahuti dengan nada dingin serta tatapan yang sama seperti suaranya.

"Tapi nggak gitu juga. Kalau Christy jantungan, mau tanggung jawab kamu? Bukannya nikah sama dia, kamu malah kehilangan dia," balas Ares dengan decakan kecil di akhir kalimatnya.

Christy tidak bisa berkata apa-apa. Dia masih memikirkan apa yang didengarnya barusan hanya sebatas candaan atau memang sungguhan. Masa anak konglomerat yang masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia ingin menikah dengan perempuan sepertinya? Mimpi apa semalam?

Masih tidak percaya, Christy mengamati kesempurnaan Wilmar yang luar biasa. Dia tentu tahu mengenai Ares karena sebelum masuk acara IMJ itu, dia mencari tahu soal pemilik stasiun televisinya. Melihat dari biodata itu, dia tahu nama Wilmar sebagai putra bungsunya Ares. Wajah tampan, pintar, kaya raya pula. Siapa sih yang akan menolak? Mungkin perempuan di luar sana sudah mengantri bahkan saling sikut demi mendapatkan perhatian Wilmar.

"Anak saya Wilmar yang nggak suka basa-basi ini tertarik sama kamu sejak pertama kali dia nonton acara IMJ. Katanya kamu menarik. Makanya saya minta sama Rima yang kebetulan saya kenal untuk menghubungi kamu. Karena sebelumnya Wilmar datang ke tempat karantina tapi katanya kamu udah mundur." Ares menjelaskan sambil tersenyum dengan tangan yang menepuk mantap pundak putranya.

Christy masih mencerna setiap kalimat Ares. Telinganya belum rusak, kan? Wilmar yang sebegitu sempurnanya tertarik dengan perempuan sepertinya? Apakah dia belum bangun dari tidurnya?

"Maaf... ta-ta-tapi... apa nggak salah?" Christy terbata-bata mempertanyakan kebenarannya.

"Memangnya ada yang salah kalau saya tertarik sama kamu? Apa perlu saya menjelaskan kenapa saya tertarik? Saya rasa ketertarikan akan seseorang itu nggak perlu pakai alasan detail," jawab Wilmar masih dengan nada dinginnya. Tatapannya yang sedalam lautan itu tidak berkedip saat memandangi Christy.

"Bu-bu-bukan begitu. Saya rasa banyak perempuan yang jauh lebih menarik dari saya." Christy memelankan suaranya saat mengatakan kalimat terakhir. Dia memalingkan wajahnya dari Wilmar dan melihat Ares yang dengan ramahnya memamerkan senyum.

"Saya nggak peduli akan hal itu. Saya tertariknya sama kamu, bukan yang lain. Saya pun nggak berminat pacaran sama kamu, tapi saya ingin menikah dengan kamu."

Oh... apa yang dilakukannya di masa lalu sampai Wilmar mengatakan kalimat yang tidak pernah terpikirkan olehnya? Dia tidak pernah berharap menikah dengan anak konglomerat. Christy bukan speechless lagi. Dia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Rasanya mimpi yang didapatkannya terlalu indah.

📺📺📺

Jangan lupa vote dan komen semuanya😘😘😘🤗

Follow IG: anothermissjo

Wilmar ini sepupunya Dimas Haritama (My Boss's Baby) dari pihak ibunya yaaaa. Nah, Wilmar ini sepupuan sama Duda Aditama (Hello, Ex-Boss!) dan Alias Aditama (Dirty Play) dari pihak ayahnya Wilmar ^^ 

Meet Wilmar Aditama! >_<

(Emang dari zaman kapan, visual ini udah paling cocok jadi Wilmar >_< wkwk)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top