Chapter 15
Selamat Membaca ^^
•
•
"SUMPAH DEMI APA LO?! GILEEE GILEEEE! HANS SENIAT ITU BIKIN LO SPESIAL? ADUH, NGGAK BISA NIH GUE NUNGGU TONTONAN YANG SATU ITU!" Suara nyaring Riana membuat Christy terpaksa menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Biasa aja dong. Nyebelin banget suara lo!" keluh Christy sebal.
"Maaf deh, gue nggak bisa santai. Bayangin aja mameeeen, ngungkapin perasaan di antara dua ribu penonton itu amazing banget. Kalau dia artisnya sih pasti udah terbiasa tapi, dia kan dokter," balas Riana semakin heboh.
"Aduh... nyesel gue cerita kalau lo bakal seberisik ini. Tidur deh. Gue mau tidur."
"Eh, nggak bisa. Lo musti tentuin dulu pilihan lo, Chris. Pilih Hans atau Essan. Kalau nggak mau pilih dua-duanya, balik sama Rick aja." Riana menyarankan. Belum selesai, dia kembali melanjutkan, "Lumayan kan kalau lo balik sama Rick siapa tahu diajak tinggal di New York. Dia kan selama ini menetap di sana."
Christy memutar bola matanya malas. Riana sih enak tinggal berkomentar. Kalau dihadapkan dengan hal-hal seperti ini pasti akan bingung juga.
"Berisik! Gue mau tidur ah. Kalau ada waktu, gue telepon lagi."
"Eh, tunggu!"
Suara Riana hilang begitu Christy memutus sambungan. Christy menghela napas setelah setengah jam menceritakan apa yang terjadi kemarin. Selama dia cerita, reaksi Riana sudah teriak-teriak seperti orang kesetanan. Ampun deh, kebanyakan nonton drama jadi menanggapi apa saja ikut berlebihan.
"Kayaknya nggak perlu bikin mereka berdua cemburu. Toh, salah satunya udah sejelas itu sama lo." Kalimat itu membuat Christy terlonjak kaget setelah menyadari Rick berdiri di belakangnya.
"Sialan! Ngangetin aja! Gue pikir siapa!" dengkus Christy sewot.
Rick tertawa seraya mengambil posisi kosong di samping Christy. "Kayaknya Hans lebih tulus. Dia nggak banyak ngomong tapi lebih banyak bertindak. Yang kayak gitu yang perlu lo pilih," komentar Rick. "Kalau Essan banyak ngomong tapi tindakannya nol."
Christy melihat ke atas langit yang gelap. Benar perkataan Rick. Dia tidak menyangkal hal yang satu itu.
"Tapi kalau lo lebih suka Essan, mungkin tindakan dia akan lebih lambat. Ya, siapa pun yang lo pilih jangan sampai mengecewakan lo, Chris."
Christy meletakkan punggung tangannya di dahi Rick, yang mana segera disingkirkan oleh sang empunya tangan.
"Ngapain? Lo pikir gue sakit makanya ngomong gini?"
Christy mengangguk.
"Gue ngomong gini supaya lo nggak dipermainkan sama yang lain."
"Utututu... Rick baik banget." Christy menggelitik bawah dagunya Rick dengan jari jemarinya. Detik berikutnya segera ditepis oleh Rick yang menampilkan wajah tidak senang.
"Lo pikir gue anak anjing apa digituin segala," protes Rick. "Tapi gue serius. Cari yang tulus itu susah, Chris. Soalnya gue ngerasain hal itu."
Christy nyengir. Detik berikutnya dia memeluk Rick dari samping. "Makasih banyak, Rick," bisiknya pelan.
Rick mengusap kepala Christy sambil membalas, "You are welcome, Chris. Gue doain apa pun yang lo pilih bisa membuat lo bahagia. Keliatannya baru sekali ini kita akur. Biasanya lo keburu sewot duluan."
Christy tertawa mendengar kalimat terakhir Rick. Benar. Setiap bertemu Rick bawaannya sewot. Bukan karena masih cinta, tapi karena wajah tengilnya yang minta banget digampar. Tapi ya, Rick memang baik. Selama menjalin hubungan dulu, Rick sosok yang sabar menghadapi sifat keras kepalanya Christy. Dan siapa pun yang bersama Rick bisa dipastikan sangat beruntung.
📺📺📺
Hari ini Christy berkesempatan jalan dengan Essan. Tidak hanya berdua karena Rick dan Hani ikut dalam acara makan siang bersama mereka. Christy takjub karena Rick berhasil menggaet Hani pergi bersamanya.
"Gue dengar, kalian satu SMA ya?" Hani memulai obrolan. Setelah hanya diam selama lima belas menit, mulutnya tidak tahan untuk tidak bicara.
Christy melirik Rick. Sudah pasti yang membocorkan informasi pribadi semacam itu adalah Rick. Siapa lagi? Tidak ada yang tahu mereka satu SMA selain mereka berdua.
Essan melirik Christy dan Rick bersamaan. Dia ikut-ikutan bertanya, "Kalian satu SMA? Seangkatan juga?"
"Iya, kita satu angkatan di SMA yang sama. Oh, iya, mau pesen apa nih?" Christy berusaha mengalihkan pembicaraan sambil membuka buku menu.
"Satu kelas juga?" tanya Essan semakin penasaran.
Christy mengutuk Rick dalam hati supaya menjadi batu. Benar-benar, mulut ember Rick membuatnya kesal setengah mati. Kalau Essan sudah bertanya lebih jauh tandanya dia mencium sesuatu yang disembunyikan.
"Gue sama Christy cuma pernah satu kelas sekali. Itu pas baru masuk sekolah. Soalnya Christy masuk jurusan IPS, sedangkan gue IPA." Rick membantu memberi jawaban.
Hani menyerobot, "Kamu anak IPA? Serius?"
Christy menanggapi, "Iya, Rick ambil jurusan IPA. Dia pintar lho, Han. Mukanya memang tengil begini, tapi otaknya encer minta ampun. Dia pernah menang juara satu lomba sains tingkat nasional."
Hani menatap Rick penuh kagum. Tangan mungilnya bertepuk tangan pelan memberi apresiasi. "Wah... aku pikir kamu cuma bisa genit sama perempuan."
Untuk yang satu itu Christy tidak bisa menyembunyikan tawanya. Rick yang awalnya sudah senang langsung sedih mendadak. Seperti diajak terbang tinggi lalu dihempaskan ke tanah seenaknya.
"Tanya Christy deh, ada berapa banyak perempuan yang aku pacarin selama di SMA," sahut Rick.
"Rick cuma pacaran sekali kok selama di SMA. Dia nggak genit kayak yang kamu bilang, Han." Christy memberitahu.
"Kamu yakin mantannya cuma satu?" sela Essan.
Iya, gue yakin karena satu-satunya perempuan yang berhasil merebut hati sebeku es milik Rick adalah gue! ungkap Christy dalam hatinya.
"Soalnya Rick pacaran sama primadona sekolah. Jadi rumornya menyebar luas. Setelah itu Rick nggak punya pacar lagi," jawab Christy dengan senyum bangganya. Sekali-kali dia ingin membanggakan diri meski sebenarnya bukan dia yang menjadi primadona sekolah.
Rick tidak akan mengelak. Christy memang primadona di matanya. Dia terlalu pemilih saat mencari pasangan. Christy menjadi satu-satunya yang berhasil menghipnotisnya dalam lautan cinta.
"Aku nggak nyangka kamu cuma pacaran sekali di SMA," komentar Hani. Dia lantas melirik Essan. "Kalau kamu, berapa kali pacaran di SMA, Essan?"
Pertanyaan bagus. Christy juga penasaran. Dia berterima kasih pada Hani karena sudah menanyakan pertanyaan yang penting untuknya.
"Feeling gue sih banyak. Soalnya Essan keliatan genit," timpal Rick tidak kalah penasaran.
Essan tertawa pelan sebelum akhirnya menjawab, "Nggak kok, cuma dua kali. Itu pun pacarannya lama semua."
"Lama tuh seberapa lama?" tanya Christy kali ini.
"Satunya setahun, satu lagi dua tahun sampai lulus SMA," jawab Essan. "Kalau kamu, berapa kali pacaran selama di SMA, Chris?" lanjutnya.
Christy mati kutu. Dia tidak mungkin menyebutkan sepuluh, kan? Bisa-bisa Essan kena serangan jantung mendadak. Sebanyak itu Christy gonta-ganti pacar sampai semua orang menyebutnya playgirl. Bukan predikat yang bisa dibanggakan, tetapi Christy menyesal sudah berpacaran sebanyak itu.
"Aku sama kayak kamu kok," jawab Christy berbohong. Dia hanya menghitung Rick dan satu mantan yang baik padanya. Sisanya anggap saja angin lalu.
Rick menahan mulutnya supaya tidak mengatakan yang sebenarnya.
"Masa sih? Nggak lebih dari dua?" tanya Essan masih tidak percaya.
"Benar kok. Tanya aja sama Rick." Christy mulai panik.
"Benar kok, Christy cuma pacaran dua kali," timpal Rick ikut berbohong.
Christy nyengir. Semoga setelah tayang nanti, sisa mantannya tidak demo karena tidak dianggap ada dalam hidupnya. Ya, semoga saja. Karena jujur beberapa di antaranya masih berteman baik dengannya.
"Oh, iya, kemarin kamu pergi nonton konser sama Hans, kan? Gimana? Seru nggak jadi tontonan penggemarnya Five Prince pas Hans nyatain cinta?" Hani membuka pembahasan lain.
Mimik wajah Essan seketika berubah. "Nyatain cinta?" Kecemburuan terselip dalam kalimatnya yang ikut meninggi.
Kalau tadi ingin mengutuk Rick, sekarang Christy ingin mengutuk Hani. Ternyata dua orang itu kompakan bermulut ember. Cocok deh, sejalan banget. Masa apa yang dia ceritakan harus dibeberkan juga?
"Hans beneran nyatain cinta?" tanya Essan sekali lagi.
"Iya, mana dikasih bunga mawar juga. Iya kan, Chris? Masa kamu nggak mau berbagi pengalaman sih soal serunya ditembak di konser boyband terkenal?" tambah Hani.
Diam-diam Hani tahu Essan memang menaruh hati pada Christy. Namun, langkah laki-laki itu lebih lambat dari dugaannya. Sementara Hans, orang baru langsung tancap gas. Gimana nggak bikin gemas!
"I-i-iya. Seru kok. Gue sampai speechless sendiri harus jawab apa," jawab Christy akhirnya.
Perubahan di wajah Essan semakin terlihat jelas. Wajahnya mendadak suram dan tidak bersemangat.
"Kalau gue jadi Christy udah pasti bakal senang sampai ubun-ubun soalnya Hans gentle," sambung Rick tiba-tiba memanasi. Bukannya memperbaiki suasana yang mulai sunyi malah semakin memperkeruh. Rick memang ular berbisa yang handal.
Essan tidak berkata apa-apa. Dia sudah lebih dulu kesal setengah mati mengetahui fakta baru tersebut. Selalu saja Hans yang mencuri start.
📺📺📺
Jangan lupa kasih vote dan komen ya semuanya😘😘🤗
Follow IG: anothermissjo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top