Chapter 12
Selamat Membaca ^^
•
•
Christy memerhatikan Essan yang tengah bercanda ria dengan Tere sebelum syuting dimulai. Cara Tere menepuk pundak Essan, dan caranya melihat Essan, semua terasa natural. Mungkin rumor mengenai status keduanya benar. Akan tetapi kenapa dia menjadi kesal setelah mendengar kabar itu dari Rick? Apa jangan-jangan dia tertarik dengan Essan? Bicara tertarik atau tidak, dia kesal karena saingannya adalah Tere, terlepas dari rumor soal status hubungan itu.
"Cemburu ya?" goda Rick jahil. "Niatnya lo bikin dia cemburu. Kenapa jadi senjata makan tuan?" lanjutnya terkekeh.
Christy mendengkus kesal. "Sembarangan!"
"Hai, Chris." Hans menyapa ramah.
Rick berbisik pelan, "Muncul deh kunyuk yang lain." Dan mulailah Rick menjalankan perannya—berubah menjadi si tukang bikin cemburu. Tangan kokohnya merangkul pundak Christy. "Eh, Hans. Kenapa nih? Gue mau ngajak Christy makan. Ada perlu sama dia?"
"Makan siang bareng? Nggak. Cuma mau nyapa aja," balas Hans sambil menunjukkan senyumnya.
"Gue pikir mau ngajak makan Christy," celetuk Rick.
"Nggak kok. Have fun ya!" ucap Hans, yang kemudian melihat Christy sebelum pergi. "See you, Chris."
Rick terheran-heran dan segera melepas rangkulannya, lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. "Eh, kok Hans biasa aja? Kayaknya tuh manusia nggak tertarik sama lo deh, Chris."
Christy tidak mendengarkan kalimat Rick karena pandangannya sudah kembali melihat Tere di seberang sana, yang kini sedang berbisik ke telinga Essan. Ada tawa yang berulang kali terukir di wajah Essan. Kenapa jadi dia panas kayak kebakaran jenggot begini?
"Yeeee lo malah liat mereka! Cemburu ya?" Rick menepuk pundak Christy dengan keras yang menyebabkan mantannya meringis kesakitan.
"Aduh, lo pelan-pelan kek mukulnya!" protes Christy.
"Lagian gue ngomongin soal Hans, kenapa lo liatin Essan? Ini sih namanya lo memang ada hati sama Essan duluan ketimbang tuh anak." Sebelum disela, Rick kembali bicara. "Tapi cocok juga ya sama Tere. Mereka berdua akrab banget."
"Lo dapat rumor dari mana sih kalau mereka berdua pacaran?"
"Kemarin Nita cerita sama gue. Dia juga dapat kabar itu dari Tere langsung. Kenapa jadi sewot deh? Lo kan bukan pacarnya Essan."
Kalimat terakhir Rick menusuk sampai relung hati Christy. Benar juga. Pacar bukan, gebetan bukan, selingkuhan bukan, kenapa marah?
"Tadi Hans cuek banget dan cuma senyam-senyum kayak kesurupan. Apa memang dia nggak tertarik ya?" Christy mulai bertanya, mengalihkan pembahasan seputar Essan pada hal lain.
"Menurut kesotoy-an gue nih, Hans bukan tipe yang gembar-gembor nunjukkin rasa cemburunya. Dia keliatan pintar nutupin itu sekalian narik ulur perempuan yang mau dia gebet." Rick mengutarakan pendapatnya.
Christy mengusap dagunya lembut mendengar pendapat mantannya. "Mungkin," ucapnya.
Detik berikutnya Christy mengedarkan pandangan, menyadari beberapa perempuan memerhatikannya karena terlalu akrab dengan Rick. "Gue mau samper Hani deh. Mending kita agak jauhan dulu biar nggak ada yang curiga kita udah saling kenal. Kalau mau makan siang bareng, besok aja."
Rick belum sempat menanggapi karena Christy sudah pergi lebih dulu. Mantannya yang satu itu kadang punya kebiasaan seperti barusan. Pergi sesuka hati tanpa pamit.
📺📺📺
Christy diam tanpa mengatakan apa-apa sejak tiba di salah satu restoran Korea lima belas menit yang lalu. Seharusnya dia senang pergi bersama Essan yang memilihnya di antara banyak perempuan termasuk Tere, rival barunya.
"Kamu diam terus daritadi. Lebih suka jalan sama Hans ya?" Essan yang tidak tahan melihat kebisuan Christy mulai buka suara.
Saat Essan menanyakan mereka ingin makan di mana, Christy bilang ingin makan di restoran Korea. Setelah itu, tidak ada lagi kalimat lain yang terdengar. Bilang 'hai' saja tidak.
"Nggak apa-apa, lagi mogok ngomong," jawab Christy datar. Perasaannya lagi tidak karuan. Masa kecemburuannya berlanjut sampai sekarang? Seharusnya kan dia senang.
"Kamu mau pulang? Mau jalan sama Hans aja?"
"Kamu bahas Hans mulu. Cemburu ya?"
"Iya, cemburu. Kamu keliatan lebih senang jalan sama dia."
Christy yang saat itu sedang minum the langsung tersedak karena Essan. Batuk yang menyiksa membuat tenggorokkannya sakit. "Uhuk! Uhuk!"
"Kamu baik-baik aja, Chris? Minumnya pelan-pelan." Essan bangun dari duduknya, lalu duduk di samping Christy. Dia menepuk-nepuk punggung Christy yang masih terbatuk-batuk.
Christy menaikkan tangannya ke udara bermaksud memberi tanda kalau dia baik-baik saja. "I-i'm o-okay. Uhuk... uhuk!"
Essan tidak berhenti menepuk punggung Christy sembari satu tangan lainnya menuangkan air di gelas kosong. Setelah batuk sudah menghilang sedikit demi sedikit, Essan kembali duduk di tempatnya.
"Udah baikan? Lain kali minumnya hati-hati, Chris." Essan bertanya, masih khawatir setelah melihat wajah Christy memerah akibat tersedak.
Christy mengacungkan ibu jarinya sebagai tanda bahwa dia baik-baik saja. Ya, meskipun tenggorokkannya masih sakit.
"Kenapa harus cemburu sama Hans? Dia kan mirip Eunwoo."
"Justru karena mirip Eunwoo idola kamu, dia punya peluang lebih besar untuk membuat kamu tertarik sama dia," jelas Essan. Ada kesan cemburu yang tersirat dari kalimatnya. Dan memang, dia sangat cemburu.
"Ah, nggak juga. Tapi Tere yang mukanya nggak mirip siapa-siapa bisa bikin kamu tertarik tuh," balas Christy ikut-ikutan cemburu. Namun sedetik kemudian, dia mengatup mulutnya rapat-rapat.
Demi dewa Neptunus! Untuk apa dia mengatakan hal semacam itu? Nanti ketahuan dong kalau dia cemburu? Mulutnya memang jauh dari kata bersahabat.
Essan menaikkan satu alisnya menatap heran. "Kata siapa? Kayaknya aku nggak pernah bilang tertarik sama Tere."
"Ah, nggak perlu bilang orang dia mantan pacar kamu. Iya, kan? Kok bisa sih ketemu di acara ini? Apa daftarnya bareng ya?" Christy mencoba menebak-nebak.
"Mantan pacar?" Essan tertawa geli. "Siapa yang bilang aku mantannya Tere?" tanyanya melanjutkan.
"Aku cuma dengar aja dari orang. Katanya kalian berdua mantanan. Pantes akrab banget," jawab Christy.
Essan kembali tertawa. Sebelum menjawab, dia mengendalikan dirinya dari kabar yang menggelitik perut. "Aku nggak pernah pacaran sama Tere. Dia kuliah di Jakarta, aku kuliah di Korea. Bertukar pesan aja nggak pernah. Tapi dulu kita satu SMA. Dia pernah pacaran sama sahabatku di SMA. Bukan aku yang pacaran sama dia." Essan menjelaskan, yang mana berhasil mengalihkan pandangan Christy dari buku menu yang tergeletak di atas meja.
"Jadi kalian nggak pernah pacaran?" tanya Christy lagi mencoba meyakinkan. Siapa tahu telinganya salah dengar. Essan menggeleng.
Baru akan bertanya lebih jauh, pesanan mereka datang. Christy mengetuk jari telunjuknya di atas meja tidak sabar. Cara pelayan restorannya menyiapkan makanan benar-benar menguji kesabaran Christy. Lama banget! Tidak tahu apa kalau dia sedang penasaran. Setelah semua makanan sudah datang, dan tersaji dengan rapi di atas meja—begitu pula pelayannya yang sudah sibuk dengan kegiatan lain—bibir Christy mulai bergerak.
"Benar kalian nggak pernah pacaran? Kok bisa akrab gitu?"
Essan kembali menggeleng. Kedua sudut bibirnya tertarik sempurna, menampilkan senyum indah yang menunjukkan lesung pipitnya. Kalimat selanjutnya berhasil membuat Christy melongo. "Kamu nanya gini karena cemburu ya?"
Dan... Christy mati kutu.
📺📺📺
Jangan lupa kasih vote dan komen😘😘😘😍
Follow IG: anothermissjo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top