Chapter 06


Bandar Udara Internasional Incheon.

Dua minggu setelah kunjungan Lim Dong Myeong ke Denver, Daniel meninggalkan Denver. Namun, alih-alih kembali ke Korea Utara, Daniel justru mendarat di Korea Selatan. Berjalan seorang diri tanpa membawa barang apapun, Daniel keluar dari bandara dan memasuki sebuah mobil pribadi. Tak ada siapapun di sana, Daniel mengendarai mobil itu sendiri.

Dan kedatangannya di Korea Selatan tak hanya menarik perhatian NIS, tapi juga orang-orang dari negaranya berasal.

Pyongyang, Korea Utara.

Ma Young Taek memasuki kediaman Lim Dong Myeong dan menghampiri si Menteri yang kala itu tengah memberi makan ikan-ikan yang berada di dalam akuarium. Ma Young Taek kemudian berdiri beberapa langkah di samping Lim Dong Myeong dan sekilas menundukkan kepalanya.

"Kau bisa mengatakannya sekarang," tegur Lim Dong Myeong.

"Tuan Daniel Lim sudah meninggalkan Denver, Pak."

"Di mana anak itu sekarang?"

"Saat ini ..." Ma Young Taek tampak ragu. "Dia berada di Korea Selatan."

Pergerakan Lim Dong Myeong sempat terhenti. Dia kemudian memandang Ma Young Taek. "Dengan siapa dia datang?"

"Tuan Daniel datang sendirian, Pak."

"Di mana Ri Jung Yeol saat ini?"

Ma Young Taek menatap ragu, dan hal itu membuat Lim Dong Myeong menyadari bahwa ada hal serius yang telah terjadi.

"Di mana dia sekarang?" tegur Lim Dong Myeong, terdengar cukup mengintimidasi.

"Kami sudah menemukan keberadaan Ri Jung Yeol saat ini, Pak. Tapi, sepertinya kita mendapatkan sedikit masalah, Pak."

"Katakan."

"Saat ini Ri Jung Yeol berada di kapal pengangkut barang yang tengah menuju Korea Selatan."

Dahi Lim Dong Myeong mengernyit. "Kau sedang membicarakan Ri Jung Yeol?"

"Itu benar, Pak. Kami sudah mengkonfirmasi bahwa dia adalah Ri Jung Yeol."

Lim Dong myeong mengalihkan pandangannya, tampak belum bisa mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Karena pergi ke Korea Selatan dengan menyusup ke kapal pengangkut barang sudah sangat menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh orang yang tengah mereka bicarakan adalah tindakan pengkhianatan. Hal itu telah menegaskan bahwa Ri Jung Yeol telah membelot ke korea Selatan.

"Apa yang harus kita lakukan pada Tuan Daniel, Pak?"

"Biarkan dia. Awasi pergerakannya dan beri tahu aku perkembangan sekecil apapun tentang Ri Jung Yeol."

"Baik, Pak." Ma Young Taek sekilas menundukkan kepalanya sebelum kembali meninggalkan Lim Dong Myeong.

Dan setelah kepergian Ma Young Taek, Lim Dong Myeong tampak memikirkan sesuatu. Tentu saja ia menemukan kecurigaan terhadap putranya. Tentang pembelotan Ri Jung Yeol, alasan kenapa Daniel memasuki Korea Selatan. Lim Dong Myeong meyakini bahwa ada garis merah yang menghubungkan dua hal itu.






\\ INDEPENDENT NORTH : FACE THE NORTH //






Min Hyeok berjalan meninggalkan kantor divisi dengan membawa sebuah berkas di mana terdapat tinta merah di bagian luar yang bertuliskan 'Top Secret' menegaskan bahwa dokumen yang ia bawa saat ini bersifat rahasia dan tak sembarang orang bisa melihatnya.

Berjalan dengan langkah yang tampak terburu-buru, Min Hyeok sejenak melupakan kesopanan dan membuka pintu ruang kerja Jung Hyuk tanpa permisi. Tak ada kalimat salam, Min Hyeok langsung memasuki ruangan itu dan berhenti di tengah ruangan dengan napas yang sedikit memburu dan wajah yang panik.

Jung Hyuk menatap heran salah satu bawahnnya itu sebelum memberikan teguran. "Agen Han Min Hyeok?"

"Dia datang, dia sudah datang ..." gumam Min Hyeok seiring dengan napas beratnya.

Dahi Jung Hyuk mengernyit. "Siapa yang sedang kau bicarakan?"

"Pembunuh Bulan ..."

Kedua netra Jung Hyuk langsung membulat.

"Daniel Lim ... dia sudah berada di Korea Selatan saat ini.

Jung Hyuk segera berdiri dan Min Hyeok mendekat untuk menyerahkan dokumen yang ia bawa kepada Jung Hyuk. Saat Jung Hyuk menerimanya, dokumen itu masih dalam keadaan tersegel.

Jung Hyuk mengeluarkan dokumen itu dan menjajarnya di meja. Di salah satu kertas tertulis pada bagian paling atas kalimat 'Bukti kedatangan Daniel Lim di Korea Selatan'. Jung Hyuk menatap tak percaya.

Min Hyeok memberikan sedikit penjelasan. "Gambar itu di ambil beberapa menit yang lalu di Bandar Udara Internasional Incheon. Dari informasi yang kami dapatkan, dia datang sendirian. Dan juga ..." Min Hyeok mengambil salah satu kertas dan menunjukkannya ke hadapan Jung Hyuk.

Jung HYuk mengambil kertas itu. Terlihat sebuah gambar yang menunjukkan tampilan dari sebuah paspor negara asing.

Min Hyeok kembali menegaskan. "Bukan sebagai pria berkebangsaan Amerika, Daniel Lim. Dia memasuki Korea Selatan sebagai penduduk negara Indonesia bernama Daniel Alexander."

"Daniel Alexander?" gumam Jung Hyuk.

"Dia mendapatkan identitas baru. Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa dia hanya menggunakan identitas sebagai penduduk Amerika ketika pergi kemanapun. Tapi, dia mengubah identitasnya untuk memasuki Korea Selatan. Dan juga ... kenapa dia memilih Indonesia sebagai identitas barunya?"

Jung Hyuk bertemu pandang dengan Min Hyuk. Situasi segera berubah hanya karena kedatangan satu orang saja. Hal itu menegaskan bahwa Daniel Lim merupakan orang yang paling berpengaruh pada Divisi Agen Luar Negeri yang berda dibawah perintah Jung Hyuk.

Min Hyeok berucap dengan ragu, "tapi, Ketua. Mungkinkah ..."

"Tidak," Jung Hyuk langsung menyangkal, segera mengerti apa yang dimaksud oleh Min Hyeok. "Bukan itu, aku yakin pasti ada alasan lain."

"Alasan lain apa yang Ketua butuhkan? Dia sudah berada di sini, pembunuh itu sudah berada di Korea Selatan saat ini. Untuk alasan apa lagi dia datang ke Korea Selatan jika bukan karena divisi gabungan?"

"Jika dia datang karena proyek kerja sama ini, dia tidak akan datang sebagai penduduk negara Indonesia. Meskipun besar kemungkinannya, pasti ada alasan lain kenapa dia datang ke Korea Selatan."

"Jika dugaanku benar dan ternyata Daniel Lim datang kemari untuk terlibat langsung dengan pembentukan divisi gabungan, Ketua akan bersedia memulangkan Agen Noh Tae Hyung."

Kesepakat yang terdengar seperti sebuah taruhan itu berhasil membungkam Jung Hyuk selama beberapa saat.

"Aku tidak akan menerima kesepakatan konyol ini," Jung Hyuk berjalan melewati Min Hyeok dan meninggalkan ruangan itu. Sementara Min Hyeok mengikutinya. Berjalan tepat satu langkah di belakang Jung Hyuk.

"Kau sudah menghubungi agen terdekat dengan lokasi?"

"Mereka sedang dalam perjalanan, Ketua."

"Segera minta mereka mengkonfirmasi lokasi mereka."

"Baik, Ketua."

Keduanya dalam perjalan menuju kantor divisi dan Min Hyeok masih berusaha untuk membujuk Jung Hyuk.

"Tapi, Ketua. Kita sudah membuat kesepakatan."

"Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku menyetujuinya," Jung Hyuk menjawab tanpa menghentikan langkahnya dan tampak seperti tengah mengabaikan Min Hyeok.

"Ketua ..." Min Hyeok menghentikan langkahnya.

Jung Hyuk turut menghentikan langkahnya dan berbalik. Memberikan kesempatan terakhir bagi Min Hyeok untuk berbicara.

"Cepat bicara."

"Kita harus membawa pulang Agen Noh Tae Hyung."

"Untuk alasan apa kita harus memulangkannya?"

"Kita membutuhkannya, Korea Selatan sedang membutuhkannya."

"Kalau begitu turunlah ke lapangan dan jadilah agen terbaik NIS untuk menggantikan Alexander."

"Ye?!" seru Min Hyeok, menatap tak percaya. Dan helaan napas beratnya terdengar ketika Jung Hyuk memasuki kantor divisi.

"Ini benar-benar sulit. Sepertinya orang itu harus menghabiskan waktu satu tahun lagi di tempat asing," gumam Min Hyeok. Kembali menghela napas, Min Hyeok berjalan menyusul Jung Hyuk sembari sekilas menggelengkan kepalanya.





\\ INDEPENDENT NORTH : FACE THE NORTH //




Daniel berbaur dengan kesibukan di jalan raya. Melintas di jembatan yang membentang di atas lautan dengan air yang tampak tenang, tidak jauh di belakang Daniel, mobil milik agen NIS telah berhasil menemukan keberadaannya.

"Rusa putih mengkonfirmasi keberadaan serigala hitam."

Salah satu agen yang terhubung dengan pusat mulai melakukan komunikasi. Menyebut diri meraka sebagai rusa putih, sementara Daniel sebagai serigala hitam. Sungguh perburuan yang sangat konyol.

Jung Hyuk yang telah terhubung melalui alat komunikasi lantas menyahuti. "Jangan melakukan apapun, cukup awasi pergerakan serigala hitam. Pastikan dia tetap berada dalam jangkauan kalian dan jangan memancing keributan."

"Perintah diterima, Ketua." Pria yang baru saja berbicara dengan Jung Hyuk itu menegur si pengemudi, "carilah tempat di belakangnya. Jangan menarik perhatian dan jangan juga sampai kehilangan serigala hitam."

"Baik, Pak."

Mobil para agen NIS itu mendahaului beberapa mobil untuk bisa mendapatkan posisi yang sempurna dalam pengintaian mereka. Dan hingga meninggalkan jembatan, semua masih baik-baik saja. Daniel tetap mengemudi dengan tenang. Hingga ketika melintasi jalan tol yang mengarah ke Seoul, jalanan menjadi semakin sepi. Dan tentu saja hal itu tidak akan menguntungkan bagi para agen NIS karena kehadiran mereka yang terlalu mencolok.

"Serigala hitam memasuki tol menuju Seoul, rusa putih tepat berada di belakangnya." Para agen yang, mengikuti Danil kembali memberikan perkembangan atas pengintaian mereka.

Kali ini Min Hyeok yang mengambil alih. "Ada berapa mobil lain di sana saat ini?"

"Tidak ada mobil asing untuk saat ini, hanya ada rusa putih dan serigala hitam di lintasan."

Dahi Min Hyeok mengernyit. "Terlalu berbahaya," gumam Min Hyeok.

"Ada masalah apa?" tegur Jung Hyuk.

Min Hyeok mengabaikan teguran Jung Hyuk dan kembali berbicara pada rusa putih. "Rusa putih, segera dahului mobil serigala hitam."

Tak hanya para rusa putih yang heran dengan perintaah yang diberikan oleh Min Hyeok, tapi juga semua orang yang berada di satu ruangan yang sama dengan Min Hyeok.

"Wakil Ketua Han, apa maksudmu?" si rusa putih meminta konfirmasi.

"Terlalu berbahaya, keberadaan kalian terlalu mencolok. Cepat pergi sana untuk mengalihkan perhatian serigala hitam."

Min Hyeok bertemu pandang dengan Jung Hyuk setelah menyelesaikan ucapannya. Dan anggukan ringan dari Jung Hyuk menegaskan bahwa sang Ketua Divisi telah memahami maksud dari sang Wakil Ketua.

Jung Hyuk kemudian berbicara pada rusa putih, "Rusa putih, segera ikuti instruksi Wakil Ketua Han.

"Baik, Ketua."

"Apa yang sedang dia lakukan?" suara lain dari pihak rusa putih mengalihkan perhatian semua orang.

Si ketua dari rusa putih turut memandang ke depan. "Ada apa?"

Belum sempat mendengar jawaban, pria itu telah mendapatkan jawabannya tepat di depan matanya. Semua orang merasa heran saat melihat mobil Daniel berjalan mundur dengan kecepatan tinggi.

"Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan?" gumam si ketua.

"Apa yang terjadi? Jelaskan situasi di sana saat ini, Rusa putih," tegur Min Hyeok.

Mobil Daniel melewati mobil para agen NIS. Si ketua dari rusa putih mengkonfirmasi ke pusat. "Serigala hitam tiba-tiba bertingkah aneh."

"Pak, dia kembali," tegur seorang pria yang baru saja memandang ke belakang dan melihat bahwa mobil Daniel kembali ke arah yang benar.

Dahi si ketua tim mengernyit, mencoba menebak apa sebenarnya yang tengah dilakukan oleh Daniel. Dan jawaban itu segera mereka temukan.

Daniel menyamakan laju mobil keduanya dan hal itu tentunya membuat para agen NIS bertanya-tanya dalam hati. Tak ingin membuang waktu dengan para pengganggu yang sudah ia sadari sejak meninggalkan jembatan, Daniel mengembalikan situasi seperti seharusnya. Serigala hitam lah yang harus memangsa rusa putih.

Menurunkan sedikit kaca jendela mobil, Daniel mengarahkan ujung senjata apinya kepada mobil para agen NIS yang tentunya sangat terkejut dengan hal itu. Namun, sebelum mereka mengambil tindakan, Daniel lebih dulu melepaskan tembakan secara acak berkali-kali.

Mobil para agen NIS itu mulai kehilangan kendali, mereka pun tak bisa menyahuti pusat yang juga terdengar panik karena situasi tak terduga yang mereka alami saat pengintaian.

Hingga pada akhirnya, mobil para agen NIS itu keluar jalur dan menabrak pembatas jalan sebelum terbalik. Daniel merapatkan kembali kaca jendela mobilnya dan melesat pergi. Dan tindakannya barusan menegaskan bahwa takdir tidak bisa diubah dengan cara apapun. Pada akhirnya, serigala hitam memangsa rusa putih yang mengintainya.

"Sudah berakhir," celetuk salah seorang di pusat pantau ketika komunikasi terputus.

"Segera kirimkan ambulan ke lokasi," ucap Jung Hyuk. Pria itu melepaskan alat komunikasi dan meninggalkan ruangan itu. Tak lama Min Hyeok pun menyusul dan berusaha untuk mengimbangi langkah Jung Hyuk.

"Ketua."

"Dia datang untuk alasan lain," ujar Jung Hyuk dengan garis wajah yang tampak sangat serius.

"Apapun alasannya, kita tidak bisa membiarkannya begitu saja setelah dia mencelakai agen kita."

Jung Hyuk menghentikan langkahnya dan menghadap Min Hyeok. "Lalu kita harus menangkapnya? Kita mungkin bisa menangkapnya, tapi kita tidak akan bisa menahannya."

Min Hyeok sedikit terkejut. "Kenapa Ketua berbicara seperti itu? Dia memalsukan identitasnya untuk memasuki Korea Selatan, lalu dia melukai agen kita. Selain itu kita memiliki cukup banyak bukti untuk membawanya ke ruang interogasi.

"Kau tidak mengerti situasi saat ini. Jika kita menahan Daniel Lim, pakta damai antara kedua negara tidak akan pernah dibuat lagi."

"Ketua?" Min Hyeok menatap heran, terlalu sulit untuk memahami ucapan Jung Hyuk.

"Cukup pastikan apa yang dia lakukan di sini. Jangan terlibat apapun dengannya kecuali orang itu yang memulai lebih dulu. Ini adalah perintah dari atasanmu."

Jung Hyuk kemudian pergi dan meninggalkan tanda tanya besar bagi Min Hyeok. Karena dari banyaknya orang yang mengetahui kejahatan yang telah dilakukan oleh Daniel, hanya Jung Hyuk lah yang tahu bahwa Daniel Lim adalah putra dari Lim Dong Myeong, si Menteri Pertahan Korea Utara. Dan jika NIS menahan Daniel, mereka sama saja mengibarkan bendera perang kepada Lim Dong Myeong bahkan sebelum perdamaian dinyatakan.

Sementara itu, meninggalkan keributan jauh di belakangnya. Daniel tetap mengemudi dengan tenang tanpa memiliki kekhawatiran seakan-akan ia tengah berada di negaranya sendiri saat ini. Mobil Daniel kemudian melewati terowongan. Tak ada mobil lain, hanya mobilnya sendiri.

Namun, tiba-tiba saja terdengar sebuah ledakan yang cukup besar berasal dari dalam terowongan tepat beberapa detik setelah mobil Daniel memasuki terowongan tersebut.

"Sebuah mobil baru-baru ini meledak di dalam sebuah terowongan. Dan jasad Daniel Lim ditemukan di dalamnya ..."




\\ INDEPEDENT NORTH : FACE THE NORTH //



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top