AEGYO : Epilog -0.1. Sim FATE-
Jake berjalan di bawah sinaran matahari, memasuki sebuah kawasan halaman sekolah menengah akhir yang sudah didekor sedemikian rupa dengan beragam sambutan reuni. Untuk pertama kalinya, setelah sekian waktu reuni terlewat, Jake memutuskan untuk datang.
Beberapa pasang mata memandang ke arahnya, seakan ada yang salah akan kehadirannya. Namun, Jake tak peduli. Ia datang untuk bertemu seseorang yang pernah menjadi cinta pertamanya. Moon y/n. Satu-satunya gadis yang Jake sukai, Jake taksir bahkan sampai saat ini. Seseorang yang selalu menghabiskan sepanjang waktunya di ruang musik untuk bernyanyi.
Hari ini, setelah pernah menyerah untuk mendapatkannya, Jake ingin kembali merasakan perasaan itu lagi.
“Jae Yun!” panggil seorang laki-laki. “Hei, Sim Jae Yoon!” Ia kembali memanggil.
“Ah, Hyunsuki!” sahut Jake sambil memeluknya. Laki-laki dengan rambut hijau menyala itu tertawa dengan renyah.
“Kau tampak tidak banyak berubah, Jae Yoon-ah. Kau masih bermain biola rupanya?” tanya laki-laki bermarga Choi itu sambil mengernyit lembut.
“Aku hanya mempelajarinya lagi.”
“Ah, pasti sulit untukmu. Ayo, kurasa teman-teman kelas kita sudah menunggu, termasuk y/n.”
“Aih!” Jake mendesis malu sambil menyikut tubuh ramping Hyunsuk.
Jake berjalan bersamanya, tampak seorang gadis berambut hitam panjang sebahu berdiri di antara keramaian. Kulitnya seputih salju, dengan pipi yang kemerahan. Manik matanya berbinar cantik.
“MOON Y/N!” panggil Hyunsuk. “Jae Yoon kembali berlatih biola. Kurasa kalian harus kembali bermain musik bersama lagi!”
Kedua mata Jake bertatapan. Dadanya bergemuruh. Perasaan cinta itu masih sama. Senyumannya selalu berasa hangat.
*
Ia duduk di depannya, mengamati wajah Jake yang sedari tadi tak seakan tak ingin melihatnya.
“Jake, bagaimana kabarmu?” tanyanya.
“Aku baik. Kau sendiri? Apakah kau melewati hari-hari yang baik, y/n?” tanya Jake sambil tersenyum dengan manis. Suaranya yang lembut dengan sedikit getar gugup cukup membuat gadis di depannya turut tersipu.
“Iya, aku melalui hari-hariku yang baik.”
Jake tersenyum kecil. “Baguslah. Kuharap selalu begitu.”
“Jemarimu baik-baik saja? Apa kau benar-benar bermain biola lagi?”
Jake mengangguk, ia menatap jemarinya yang tampak lenjang. “Aku hanya mencobanya. Karena aku masih berharap bisa bermain biola untuk mengiringi suara indahmu.”
“Kau mau mencobanya?” Gadis dengan marga Moon itu tersenyum, yang seketika disambut hangat oleh Jake.
Ia mulai mengeluarkan biola dari hardcase, jemarinya yang indah menari di atas senar sementara tangan lainnya menggerakkan bow dengan luwes.
Rewrite the Star.
Jake tak ingin menulis ulang takdirnya. Ia merasa cukup meski pernah mendapatkan ketidakadilan hanya karena ia tidak fasih dalam berbicara dan menjalin kedekatan dengan y/n sebagai teman bermusik. Jake tetap merasa hidupnya sempurna.
Jemarinya semakin lincah mengejar setiap nada-nada tinggi yang gadis di depannya nyanyikan. Keduanya saling tersenyum ketika permainan selesai. Mereka tampak puas akan apa yang dimainkan dan dinyanyikan. Jake tersipu.
“Permainan biolamu semakin bagus. Aku bahkan lupa kalau pernah kehilangan kekuatan jemarimu karena perundungan itu. Kau hebat, Jake!”
“Kau juga.”
Keduanya kembali saling menatap dengan hangat. Jake menyugar rambutnya dengan gerakan canggung yang begitu kentara.
“Moon y/n, apa kau mau kencan denganku? Jalan bersamaku untuk makan sesuatu?” tanyanya dengan suara tegas tetapi lembut.
“Emm. Ayo, ayo, makan sesuatu yang manis.”
“Kurasa aku akan diabetes karenanya. Karena kau sudah terlalu manis!”
“Kalau begitu ayo makan yang pedas, karena Jake membuatku berkeringat!”
Keduanya tertawa dengan renyah sambil sama-sama memegangi jemari masing-masing dengan erat.
Y/N-ya, bukankah dunia akan terus berputar. Walau kadang tidak seperti apa yang kau mau. Tapi satu dari sejuta harapan mungkin akan Tuhan kabulkan. Seperti hari ini aku berjalan bersamamu.
🐶
Publikasi 14 Mei 2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top