-14. Bahkan jika Dunia tidak kembali berputar-
Ia meregangkan tubuhnya yang lelah setelah seharian bekerja di En-Fever. Sejak Kim DongSan resmi merilis lagu barunya dengan model klip Kim Tae Ri dan mereka juga menyatakan pernikahan yang lebih resmi, toko menjadi lebih ramai.
Sunoo menutup toko setelah Jihoon dan Eun-Chae pulang lebih dulu. Selepas Sunghoon memutuskan kembali ke atas es dan lebih fokus untuk berbagai kejuaraannya, Sunoo menjadi lebih dan lebih sibuk lagi, karena ia akan membuka pintu di pagi hari dan menutupnya malam hari. Semua menjadi pekerjaannya.
Jay berdiri di depan En-Fever, bersandar di dekat tiang jalan sambil melambaikan tangannya. Sunoo berjalan ke arahnya sambil tertawa renyah.
“Uh, tampak keren seperti seorang bodyguard, gaya berdirimu terlihat gagah!” cicit Sunoo membuat Jay menendang kakinya dengan lembut.
Sunoo terpingkal-pingkal sambil melayangkan tinjunya ke arah perut Jay, sayangnya tangan laki-laki itu mencakok pusat kepalanya dengan sigap hingga buat Sunoo kesulitan mengenainya.
“Ah, curang!” protesnya.
“Kau lapar?” tanya Jay melepaskan tangannya dari kepala Sunoo. Laki-laki itu menatap dengan saksama. “Mungkin kita bisa makan sambil menikmati wajah Kim DongSan di setiap sudut jalan. Iya, kan, putranya?” sindir Jay setelah mendengar ceritanya dari Sunoo meski ia sudah mengetahuinya dari Sunghoon sejak beberapa waktu lalu.
“Ah, Jong Seong hyung,” rajuk Sunoo sambil memukulkan tinjunya ke dada Jay yang hanya tersenyum tipis. “Aku hanya anaknya Appa dan Eomma bukan Kim DongSan dan Kim Tae Ri!”
Jay kembali tersenyum tipis sambil mengacak-acak rambut Sunoo. “Ije eodi galkkayoo ....” Laki-laki itu bersenandung santai.
“Tteokbokki meogeora!” seru Sunoo sambil berlari kegirangan. Melihatnya membuat Jay turut bersemangat, ia pun berlari kemudian mendaratkan tubuhnya di punggung Sunoo sambil merangkulnya.
“Ne, ayo ke tempatnya Heeseung hyung!”
“Kol!”
*
Setelah beragam makanan pedas gurih memanjakan kerongkongan Jay dan Sunoo, keduanya memutuskan untuk menikmati waktu malam di antara kerlip bintang dan cahaya dari beragam gedung yang berjajar di seluruh jalanan kota.
Tanpa rencana, tanpa terpikirkan sebelumnya, Jay hanya melihat bahwa jam terakhir pertunjukan akuarium jam sembilan malam, itu lima belas menit lagi. Ia pikir Sunoo mungkin akan suka.
Keduanya memasuki tempat tersebut dan masih cukup ramai. Keduanya berjalan di bawah akuarium dengan berbagai ikan laut, bahkan ikan pari-nya tampak begitu besar.
Mulutnya selalu bercak kagum setiap kali ikan-ikan berenang sambil bergerombol ke sana kemari. Melihatnya membuat Jay merasa tersentuh, hatinya terasa lebih hangat meskipun hawa di dalam akuarium terasa dingin.
Sunoo berdiri di depan sebuah baca besar di mana hiu gergaji berenang bebas di sana bersama kawanan ikan lainnya. Jay merapatkan bahu pada Sunoo, ia menoleh kemudian.
“Kau tidak takut?” tanya Jay sambil mengernyit tipis.
“Takut pada apa? Hiu-nya ada di dalam akuarium,” jawabnya tersenyum lalu terkekeh pelan.
“Cerdas juga jawabanmu,” kata Jay sambil menabrakkan sikutnya ke lengan Sunoo. “Aku bahkan tidak berpikir ke sana.”
“Antara memuji atau meledek, kadang kau benar-benar sulit ditebak!” kelakar Sunoo balas menyenggol lengan Jay.
“Kehidupan memang seperti sebuah teka-teki dan kita akan terus berjalan di atasnya. Mau mencoba menjawab pertanyaanku?” Jay tersenyum lebar.
“Apa?” tanya Sunoo mengerutkan wajahnya serius.
“Apa yang tak bisa digenggam, tetapi kita memilikinya bahkan sampai mati?” sambut Jay sembari menggoyangkan alis matanya genit.
Sunoo tertawa renyah, nyengir kuda sambil menggelengkan kepala. “Aku lamban dalam hal ini!” jawab Sunoo.
“Cobalah untuk berpikir, pabbo!” Jay menjentik jemarinya di dahi Sunoo sampai laki-laki itu meringis kesakitan.
“Ah, sirheo!” ledeknya menjulurkan lidah. “Jawabannya pasti ngarang bebas!”
Jay mendekatkan dirinya ke kaca di depan, ia bahkan menyentuhkan tangannya di sana. Rasa dingin pun seketika membuatnya tersenyum.
“Kehidupan. Kau tak bisa menggengamnya, tetapi kau memilikinya sampai mati, bahkan jika kau dikremasi kehidupanmu masih akan terus berlanjut ke tempat Dewa berada.”
Sunoo mengangguk-angguk sambil menyerukan kata oh nan panjang. Sedang Jay cukup tersenyum melihatnya. Anak itu, batinnya.
Sunoo mendongak sambil mengudarakan telapak tangannya menghadang cahaya yang terbias dari lampu dan air laut.
“Emm, aku tersentuh mendengarnya.”
“Bagaimana jika kau tenggelam dan tak pernah ada yang datang untukmu, Ddeonu-ya? Di tengah lautan yang perlahan-lahan menjadi gelap.”
“Aku selalu percaya kesempatan untuk menebus satu kehidupan baru itu ada. Jadi, jika aku tenggelam dan aku mati, aku akan lahir kembali meski bukan sebagai diriku yang saat ini. Aku tetap akan lahir.”
“Menurutmu apa artinya hari depan? Apa itu seseuatu tentang reinkarnasi atau hari baru?” tanya Jay dengan lemah lembut, yang sialnya selalu membuat isi kepala Sunoo hancur saking terkurasnya semua atensi yang ia punya.
“Reinkarnasi adalah satu hal yang Dewa hadiahkan pada kita setelah kehidupan singkat ini kita jalani penuh kesabaran dan ketabahan serta rasa syukur. Begitu kata Eomma.”
Sunoo menyentuhkan tangannya ke kaca yang sama bersebelahan dengan tangan Jay. “Hari depan, belum tentu jadi hari baru. Kau mungkin akan mengulang hari yang sama. Hari depan hanyalah misteri, kau bisa membuka masa depan, atau membawa masa lalu bersamanya. Hari depan adalah satu hal yang selalu Dewa rahasiakan untuk mengejutkan kita.”
Jay menarik tangannya,mengusap pusat kepala Sunoo dengan lembut. Tatapan matanya yang selalu teduh itu membuat Sunoo meneguk ludahnya canggung.
“Bahkan jika waktu tidak kembali berputar untukku, cinta dan kasih sayang Dewa tetap tidak akan hilang. Buktinya, Ia menjanjikan surga untuk semua ciptaannya, dan aku akan pergi ke sana bersamamu.”
Sunoo mengangguk. “Bersama Eomma, Appa Sunoo, juga Eomma, Appa Jay hyung, keluarga Jay hyung, Sunghoon hyung dan semua orang yang selalu kita sayangi. Benarkan?”
Jay mengangguk. Ya, aku akan mencarinya meski harus pergi ke neraka dulu. Abeoji. Karena anak ini, karena anak yang selalu memanggilku dengan nama hyung, aku merindukanmu, dan berharap bisa mengulang waktu satu detikku untuk mengatakan kalau aku menyayangimu dan tak pernah menyesal menjadi anakmu. Karena anak kecil yang selalu memandangku dengan mata rubahnya yang berbinar. Aku bahkan berharap bisa memelukmu dan mengatakan terima kasih telah menikah dengan Eomma hingga aku bisa terlahir ke dunia ini dan bertemu dengannya.
Jay merangkul Sunoo ke samping tubuhnya. Laki-laki itu menatap ke arahnya sambil terkikik pelan. “Emm terakhir sebelum kita pulang. Ikan, ikan apa yang lucu?” tanya Jay.
“Ikan badut!”
“Teng!”
“Ikan badut, dia ngebadut jadi lucu!”
“Teng. Jawabannya, Ih, itu kan Ddeonu!” Jay berlari dari hadapan Sunoo sambil tertawa.
“Yya, hajima, eodi kaseyo, Hyungah! Hajima!” panggil Sunoo berlari mengejarnya sambil tertawa nikmat. Jay membalik ibu jarinya meledek.
***
Jay kembali menggendong Sunoo yang tertidur pulas di punggungnya. Melihat itu Jake yang masih mengerjakan tugas hariannya di apartemen Jay bahkan tinggal di ruang musik karena Jay yang memintanya agar apartemen tetap hidup ketika Jay pergi terlihat terkejut berkali-kali lipat dari hari ketika ia melihat Sunoo tertidur demikian.
“Dia mabuk berat lagi?” tanya Jake membelalak. “Ah, apa aku akan membereskan gumohnya lagi, Jay?” Yang ditanyai hanya tersenyum.
“Kau memintaku tinggal pasti untuk hal-hal begini,” rengeknya.
“Tenanglah, dia hanya kelelahan setelah menikmati pertunjukan ikan di akuarium kota,” jawab Jay sambil membaringkan Sunoo di sofa dan menyelimutinya dengan jaket yang dikenakannya.
“Kau masih belajar bermain biola?” tanya Jay melihat buku kiat-kiat menguasai biola dalam hitungan bulan.
“Iya, aku masih mempelajarinya, mumpung ada waktu luang.” Jake nyengit antusias. “Aku ingin mempersiapkannya dengan baik!”
“Baguslah, kau sudah bekerja keras. Terima kasih, Jake-ssi. Suatu kehormatan untukku melihat Tuan Sim Jae Yoon berlatih.”
“Heh, alaynya Tuan Amerika satu ini!” Keduanya sama-sama tertawa.
“Kau mau makan? Mau kubuatkan nasi goreng atau sejenisnya?” tawar Jake, sayangnya Jay hanya menggeleng kecil.
“Aku sudah makan. Kau pun … jangan lupa makan. Oh, iya, karena Sunoo tidur di sini, aku akan tidur di perpustakaan,” ucap Jay sambil mengais Sunoo, memindahkannya ke ranjang di kamarnya.
“Kau akan tidur di sana lagi? Kulihat akhir-akhir kau begitu menikmati banyak buku bacaan.”
“Iya, begitulah. Aku hanya sedikit meringankan beban di kepala dengan baca buku. Lagi pula, perpustakaan selalu terbuka sepanjang waktu, dan waktu luangku hanya malam hari.”
“Baiklah.”
Jay melangkahkan kaki keluar dari kediamannya. Pintu tertutup rapat, air mata membasahi pipinya. Ia terduduk di depan pintu. Selama beberapa waktu terakhir Jay bukan hanya pergi untuk membaca, ia menghindari orang-orang melihat air matanya.
Jong Seong-a, Noona akan menikah.
Aku, Mommy, dan keluarga Ethan akan pindah ke Quebec, setelah Ethan menyelesaikan projek film perdananya di New York Movie Festival.
Jong Seong-a, akhirnya aku dan Ethan akan menjadi sepasang suami istri. Kami akan punya banyak anak. Kami akan tinggal di tempat yang indah bersama Mommy. Kami akan menua bersama.
Jong Seong-a, apa kau bahagia di Seoul?
Noona merindukanmu, elang kecilku yang tampan.
Kau tidak perlu datang, aku paham perasaan itu pasti masih terlalu menakutkan. Noona akan mendoakanmu dari jauh. Jong Seong-a, temukanlah cintamu, Noona akan melangitkannya untuk itu. Selalu.
Jong Seong-a, Noona akan mendukungmu.
Jay bukan hanya merasa bahagia. Rasa yang lebih mendominasi dirinya saat ini adalah rasa sedih. Itu tandanya ia benar-benar akan kehilangan semua keluarganya. Meskipun Jay tau betul, Chaewon tak punya ikatan darah apa pun dengannya. Ia seperti kakaknya sendiri.
Jay merasa ditinggalkan, tetapi ia juga merasa dunia berputar lebih hangat untuknya, untuk rasa sepinya setelah kehilangan Paman Kim.
“Aku mendoakanmu, aku mendoakan semua kebahagiaanmu, terima kasih telah menjadi orang paling tidak egois di muka bumi ini, hanya untuk aku yang bahkan bukan siapa-siapa, Noona.”
✨
Draft book 2 : 10 Mei 2023
Publikasi 9 Mei 2024
Double up karena lagi gabut, bab 15 sampai ending dan AEGYO akan update serentak bulan depan atau minggu depan aja????
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top