Seorang teman membayarmu sebagai pacar sewaannya.

"Ayo, jadi pacarku!"

Ajakan dadakan yang diucapkan oleh Sejeong serta-merta membuat Jinhyuk tersedak minumannya. Baru saja setengah jam lalu Jinhyuk datang tergesa-gesa karena telepon Sejeong. Katanya ada hal penting yang harus mereka bicarakan empat mata. Namun, sekarang?

Lelaki itu menempelkan punggung tangan pada dahi perempuan yang baru saja berbicara asal.

"Apa minum setengah botol soju sudah membuatmu mabuk?" tanya Jinhyuk dengan alis menukik bingung.

Sejeong mendengkus dan memukul puncak kepala Jinhyuk hingga lelaki itu mundur dan mengusap kepalanya. "Pacar sewaan. Satu hari saja saat akhir pekan ini. Aku akan membayarmu."

Jinhyuk mendelik malas, kemudian menyeruput minumannya. "Jangan libatkan aku dalam masalah percintaanmu, ah."

"Ayolah, kau, kan, teman baikku," rayu Sejeong sembari menempelkan dagu pada meja, sedikit mendongak demi melihat wajah Jinhyuk yang menunduk. "Aku bayar di muka! Kau mau berapa?"

Dengan cepat, Sejeong meraih dompet dalam tasnya dan mulai melihat satu per satu lembar uang yang dimiliki. Namun, Jinhyuk lekas menahan gerakan tangan perempuan itu.

"Kau pikir aku apa?"

Sejeong terdiam sejenak, kemudian tersadar akan sesuatu. "Ah, benar. Kau tidak suka mendapat uang cuma-cuma dari orang lain. Kalau begitu, biar aku traktir samgyeopsal. Bagaimana? Aku tahu kau tidak mudah menolaknya."

Alih-alih menjawab, Jinhyuk hanya membalas tatapan sang perempuan yang kini melihatnya dengan senyum lebar.