20
Karena masih banyak yang ketinggalan flash sale pdf kemaren. Jadi aku adain lagi ya flash sale pdfnya
pembayaran hanya melalui bca (0213371107 an Yuyun Batalia)
Buat yang mau bisa wa ke 085788190001
Untuk judulnya dibawah ini per judul 20k:
-Addicted
-Desire
-Obsession
-Temptation
-Bride for prince of darkness
-Sad wedding
-Luka dan cinta
-Heartbeat
-Last love
-One sided love
-Story about beryl
-Calynn love story
-Sayap-sayap patah
-Dark Shadows
-Theatrical love
-Ketika cinta bicara
-Tentang rasa
-Black and red romance
-My sexy devil
-Perfect secret mission
-Queen alexine
-King of achilles
-Unfaithfull Kya Story
-Relova
-Love me if you dare
-Its love, Cara
-Summer for mr. Frost
-The possession
-Heartstrings
-Miracle of love
-Second life first love
-Eternal Love
-Angel of the death
-You are my destiny
-Story of love.
-Cinta Tanpa Syarat
-Pasangan Hati
-Adeeva Strong Mama
-Harmoni Cinta Oris
-Anneth
***
Untuk judul dibawah ini beli empat judul aku kasih disc 10%
A Secret proposal = 100k
Another life Revenge and Love = 50k
Lily of the Valley = 50k
His Prisoner = 50k
Another Life - The Scandal = 50k
Destinys Embrace = 75k
Destinys Kiss = 75k
Elle = 50k
Sleeping with the devil = 50k
In bed with the enemy = 50k
******
Noah memperhatikan balita berusia dua tahun lebih yang saat ini tengah berada di kediaman orangtuanya.
"Siapa anak ini, Noah?" tanya ibu Noah. Sejujurnya tidak perlu ditanyakan hanya saja ia ingin mendengar jawaban versi Noah, ibu Noah bisa memastikan bahwa balita yang sedang tertidur di ranjang saat ini merupakan putra Noah, karena wajah balita itu persis dengan wajah Noah ketika masih kecil.
Tidak ada jawaban dari Noah, pria itu diam sembari memandangi wajah tenang Ryvero. Ia merasa bersalah pada Ryvero karena tidak mengetahui lebih awal tentang keberadaan Ryvero.
Seharusnya ia mencari Lynn lebih keras lagi jadi ia bisa mengetahui tentang Ryvero lebih cepat. Ia bisa memberikan kasih sayangnya pada putra kecilnya dan tidak membiarkan putranya tumbuh tanpa seorang ayah selama dua tahun ini.
Rasa marah yang ada di dalam diri Noah lenyap hanya karena menatap Ryvero. Hatinya yang tadinya dingin kini menjadi hangat. Hari ini Noah menemukan sesuatu yang bisa membuatnya merasa lebih baik ketika ia berada dalam masalah, dan itu adalah Ryvero, putranya.
Noah duduk ranjang, ia membelai wajah lembut Ryvero. Senyum terbit di wajah tampan Noah. "Mom, bukankah Ry terlihat sangat mirip denganku ketika masih kecil." Ia mengalihkan pandangannya pada sang ibu.
"Kau belum menjawab pertanyaan Mom tadi, Noah," balas ibu Noah. "Siapa anak ini?"
"Ryvero, putraku." Noah menjawab dengan jelas.
"Bagaimana bisa?" tanya ibu Noah tidak mengerti. Selama ini ia tidak mendengar putranya menjalin hubungan dengan wanita kecuali Shirley, dan ia tahu dengan jelas Shirley tidak mungkin ibu dari anak yang sudah berusia sekitar dua tahunan itu.
"Aku melakukan kesalahan tiga tahun lalu, Mom. Mungkin tidak bisa aku sebut kesalahan karena aku yang menginginkannya."
Ibu Noah kini menjadi penasara. "Ceritakan semuanya pada Mom."
Noah tidak keberatan bercerita pada ibunya. Ketika ia masih kecil ia sering bercerita pada ibunya tentang apa saja yang ia lalu. Bahkan ketika ia dewasa ia juga melakukannya.
Namun, tentang Lynn, ia memang tidak menceritakan pada ibunya karena semua masih abu-abu.
"Jadi, wanita itu sekarang memberikan Ry padamu?"
Noah menggelengkan kepalanya. "Aku mengambilnya dari wanita itu, Mom."
"Noah, itu salah, Nak. Kau akan menyakiti putramu sendiri dan juga ibu putramu."
"Ry pasti bisa melewatinya. Dan tentang ibu Ry, aku tidak ingin memikirkannya. Dia yang telah kejam duluan dengan tidak memberitahuku bahwa aku memiliki Ry."
"Wanita itu mungkin memiliki alasan, Noah."
"Tidak ada alasan yang membenarkan dia melakukan itu, Mom. Aku memiliki hak terhadap Ry."
"Dengar, Nak. Wanita itu saat ini pasti sedang kesakitan karena kehilangan putranya. Jangan seperti ini, bicara dengannya baik-baik. Kau bisa merawat Ry tanpa harus memisahkannya dari ibunya. Ry membutuhkan kasih sayang yang lengkap, kau dan ibu Ry." Ibu Noah mencoba menasehati putranya.
"Aku ingin wanita itu merasakan apa yang aku rasakan. Dia bisa melakukannya, begitu juga denganku."
"Apa yang kau dan ibu Ry lakukan hanya akan mengorbankan kebahagiaan Ry. Jika kau benar-benar ingin bertanggung jawab terhadap putramu, maka kembalikan dia pada ibunya, Nak. Mom akan mendukungmu dalam segala hal, tapi tidak dengan ini. Mom seorang ibu, Mom bisa merasakan apa yang ibu Ry rasakan saat ini."
"Untuk saat ini aku tidak ingin membicarakan tentang itu, Mom. Aku ingin Ry tinggal bersamaku. Aku ingin memberikan hak-hak yang seharusnya Ry dapat dariku."
"Dengan cara mengambil hak yang seharusnya Ry dapat dari ibunya?" seru ibu Noah. "Katakanlah apa yang ibu Ry lakukan telah menyakitimu, tapi kau tidak bisa membalasnya dengan melakukan hal yang sama, Nak. Ry telah terbiasa dengan keberadaan ibunya di sekitarnya. Bagaimana jika dia tidak bisa menyesuaikan dirinya dengan keadaan di sini? Kau hanya akan membuat Ry tersiksa. Jika kau marah pada ibu Ry, jangan melampiaskannya pada Ry."
"Maafkan aku, Mom. Aku tidak bisa mengembalikan Ry pada ibunya saat ini. Benar atau salah, aku tidak peduli. Aku hanya ingin Ry bersamaku."
Ibu Noah menghela napas pelan, biasanya Noah akan mengikuti ucapannya, tapi kali ini Noah tidak melakukannya. Jika sudah seperti ini tidak ada yang bisa ia lakukan. Noah tidak akan mengubah pendiriannya jika bukan keinginan dirinya sendiri.
"Kalau begitu lakukan apa yang kau inginkan, Noah. Mom hanya berharap suatu hari nanti kau akan berubah pikiran."
"Terima kasih, Mom."
"Mom akan keluar. Mom akan menghubungi Daddymu untuk memberitahu tentang Ry."
"Ya, Mom."
"Kau mau ke mana, Lynn?" tanya ibu Lynn ketika melihat putrinya hendak keluar dari kamar hotel.
"Aku ingin melihat Ry, Bu. Aku merindukannya. Aku tidak bisa hidup tanpa Ry." Lynn kembali menangis ketika ia memikirkan tentang Ry. Matanya sudah sembab karena menangis terlalu banyak.
"Ini larut malam, Lynn. Tunggu hingga besok pagi. Ibu akan menemanimu mencari Ry."
"Aku tidak bisa menunggu, Bu. Ry pasti akan mencariku. Ry sering terjaga malam dan meminta susu. Aku takut dia akan sering menangis. Aku tidak bisa membiarkannya. Ry akan sakit jika ia terus menangis." Lynn kembali melanjutkan langkahnya.
Ibu Lynn tidak bisa mencegah putrinya. Ia hanya mengikuti ke mana Lynn pergi. Pertama Lynn pergi ke sebuah kawasan apartemen elite, ia mendapatkan alamat tempat tinggal Noah dari kenalannya.
Tidak ada jawaban dari orang di dalam apartemen. Lynn memutuskan untuk pergi dari sana, mungkin Noah tidak membawa Ryvero ke apartemen itu.
Selanjutnya Lynn pergi ke mansion keluarga Melviano. Ia membuat petugas keamanan yang berjaga di gerbang merasa kesal. Hari sudah sangat larut, kenapa masih saja ada orang yang datang untuk bertamu.
"Siapa yang Anda cari, Nona?" tanya petugas keamanan itu pada Lynn.
"Saya ingin bertemu dengan Tuan Noah," balas Lynn.
"Nona ini sudah terlalu larut untuk berkunjung. Saat ini Tuan Noah pasti sudah tidur," balas petugas keamanan dengan wajah sangarnya.
"Tolong, saya ingin melihat anak saya," pinta Lynn.
"Datang lagi besok pagi, Nona."
"Lynn, ayo pergi, Nak. Besok pagi baru kita datang ke sini lagi." Ibu Lynn membujuk putrinya.
"Tidak, Bu. Aku ingin melihat Ry. Aku mengkhawatirkan Ry."
"Tapi ini sudah terlalu larut, Lynn. Ry pasti akan baik-baik saja. Ry anak yang kuat."
Lynn tidak mendengarkan. Ia malah berteriak di depan gerbang kediaman itu berkali-kali hingga membuat petugas keamanan sakit kepala. Pria itu akhirnya keluar dari pos jaganya dan membuka pagar, tapi bukan untuk membiarkan Lynn masuk melainkan untuk mengusir Lynn.
"Jika Nona ingin membuat keributan di sini maka saya akan memanggil polisi," ancam petugas keamanan itu.
"Lynn, berpikirlah dengan baik, Nak. Kau harus tetap tenang. Ayo kembali ke hotel. Jika kau ditangkap polisi kau mungkin tidak akan bisa bertemu dengan Ry besok," bujuk ibu Lynn lagi.
Air mata Lynn menetes lagi. Hatinya terasa sangat sakit. Ia merasa seperti jiwanya saat ini ditarik paksa keluar dari raganya.
"Ayo kembali ke hotel," seru Ibu Lynn.
"NOAH KEMBALIKAN RY PADAKU! KEMBALIKAN ANAKKU!" Lynn berteriak lagi dengan sekuat tenaganya. Detik selanjutnya tubuh Lynn terjatuh, jika saja tidak ada ibunya di sebelahnya maka pasti Lynn sudah berakhir di aspal. Ia sudah menahan rasa sakitnya selama berjam-jam, dan sekarang rasa sakit itu tidak memberikan tubuhnya tenaga yang lebih lagi.
"LYNN!" Ibu Lynn terkejut, ia menggoyangkan bahu putrinya. "Lynn, kau bisa mendengarkan ibu, Nak? Lynn!" Wanita itu bersuara panik.
"Tolong, tolong bantu panggilkan taksi." Ibu Lynn meminta tolong pada petuugas keamanan.
Petugas keamaan segera melakukan apa yang dikatakan oleh ibu Lynn, beberapa saat kemudian taksi datang. Pria itu membantu memasukan Lynn ke taksi. Ia yang tadinya merasa kesal kini menjadi iba pada Lynn.
Kelopak mata Lynn terbuka perlahan, rasa sakit di kepala langsung menyapanya.
"Lynn, kau sudah sadar, Nak." Ibu Lynn menatap putrinya khawatir.
Lynn tidak menjawab ibunya, ia mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Yang ada di pikirannya ketika ia sadar hanyalah Ryvero.
"Kau mau ke mana, Lynn?" tanya ibu Lynn.
Lynn hendak melepaskan infus yang ada di tangannya, tapi ibu Lynn segera menahannya.
"Lepaskan aku, Bu. Aku harus menjemput Ry." Lynn berkata dengan lemah.
"Kau sakit, Lynn. Kau tidak bisa memaksakan dirimu seperti ini."
"Tidak, Bu. Aku ingin bertemu dengan Ry. Saat ini Ry pasti sedang mencariku." Lynn menggeserkan tangan ibunya. Ia mencabut infus paksa hingga menyebabkan tangannya berdarah.
Lynn turun dari ranjang, lagi rasa sakit menerjang kepalanya. Lynn diam sejenak menunggu hingga rasa sakit itu sedikit menghilang.
"Lynn, kau tidak bisa pergi dengan kondisi seperti ini." Ibu Lynn memegangi tangan putrinya dengan lembut.
Lagi-lagi Lynn mengabaikan ucapan ibunya, ia melangkah dengan tubuhnya yang lemah, baru tiga langkah ia sudah terjatuh ke lantai.
Ibu Lynn segera meraih tubuh putrinya. "Lynn, kau baik-baik saja, Nak?"
"Aku ingin bertemu dengan Ry, Bu. Hatiku sangat sakit. Aku tidak bisa hidup tanpa Ry." Lynn berkata lirih sembari menangis.
Ibu Lynn memeluk putrinya. "Ibu mengerti perasaanmu, Nak. Tetaplah kuat. Kau dan Ry pasti akan bertemu kembali. Jangan pernah putus asa."
"Aku merindukan Ry, Bu. Aku ingin melihatnya. Aku ingin memeluknya." Lynn menjadi sangat rapuh dan lemah karena kehilangan putranya.
Tidak ada lagi wajah penuh percaya diri, yang terlihat hanyalah wajah yang basah dengan air mata. Mata yang selalu menunjukan pesona kini tampak kehilangan sinarnya.
Ibu Lynn ikut menangis bersama Lynn. Ia juga merasakan hal yang sama seperti putrinya. Ia merindukan Ry, dan juga sakit karena melihat kondisi Lynn saat ini.
tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top