🌙Aku dan Kamu

Aku adalah seorang gadis yang pemurung selalu merasa sendirian meski ditengah keramaian. Selau merasa tersisihkan meski banyak yang mengajakku berteman.

Kemana-mana aku selalu mengandalkan diriku sendiri, meskipun teman selalu menawarkan bantuan. Anehnya aku tetap merasa kesepian.

Aku hanya butuh pelampiasan tempat untuk berbagi cerita, tempat untuk berkeluh kesah.

Jangan tanya kemana kedua orang tuaku, tempat yang seharusnya aku dapat mengadu segala keluh kesahku. Mereka tengah sibuk menumpuk harta dan mengabaikan putri semata wayangnya yang  masih membutuhkan perhatian dari mereka.

Terkadang aku selalu ingin mengadu setiap kali melihat mereka berada di rumah. Kau tahu apa yang aku dapat? Mereka mengabaikanku.

Pada saat aku tengah menangis dipojokan kamar karena sudah terlalu lelah dengan semua keadaan. Aku mendengar suara yang menenangkan di balik jendelaku.

"Wahai, kamu jangan menangis lagi. Aku datang untuk menghiburmu," kata suara itu membuatku berhenti menangis.

"Siapa di sana?" tanyaku sambil berjalan ke arah jendela.

"Kamu tak perlu tau siapa aku. Yang perlu kamu tahu aku adalah pelindungmu," kata suara itu.

Aku yang sudah berada di dekat jendela, segera membuka gorden dan aku melihat tidak ada siapa-siapa di luar sana.

Bulu kudukku merinding dan aku segera berlari ke tempat tidur dan menyelimuti tubuhku hingga sampai menutupi wajahku.

Tiba-tiba aku denger suara tawa yang mempesona dan sejenak membuatku ikut terpesona mendengarnya.

"Kamu berlari seperti aku akan memakanmu saja. Dasar kamu gadis penakut," kata suara itu dengan nada mengejek.

Merasa tidak terima dengan ejekannya dibilang penakut, aku segera keluar dari balik selimut yang menutupi tubuhku.

"Enak saja! Aku gak penakut kok! Kamu yang penakut gak berani nunjukin diri," teriakku tak terima sambil membalas mengejeknya.

"Hahaha, kamu gak mau kalah rupanya," kata suara itu lagi.

"Mana ada orang yang terima disebut penakut," kataku protes.

Tiba-tiba suasana menjadi hening.

"Heh, kamu sudah datang tak diundang setidaknya pergi pun harus berpamitan," kataku masam.

"Aku tak pergi pun dan aku masih disini. Kalau kau membutuhkan aku cukup sebut namaku, Rafael. Sekarang kamu tidurlah besok kamu harus masuk sekolah, 'kan?' kata suara itu.

"Okeeh," kataku sambil berjalan menuju tempat tidur.

Walau pun wujudnya tidak kelihatan tapi aku tau Rafael bukalan sosok yang menakutkan karena aku tau suaranya yang penuh dengan perhatian dan kehangatan.

Keesokan harinya, aku bangun dengan keadaan linglung seakan yang terjadi semalam hanyalah mimpi.

Tapi karena iseng aku memangil namanya dengan pelan, "Rafael."

Setelah beberapa menit aku lanjut dikejutkan dengan suara yang membuatku terpeson.

"Ada apa? Pagi-pagi kamu sudah merindukan malaikat pelindungmu," kata Rafael yang masih belum bisa aku lihat wujudnya.

"Aku pikir yang semalam adalah mimpi," kataku sambil menengok ke kiri dan ke kanan.

"Apa yang kamu cari?" tanya Rafael penasaran.

"Aku mencari seseorang yang berbicara denganku. Ayo, perlihatkan padaku bagaimana wujudmu," kataku memintanya untuk memperlihatkan sosoknya.

"Kamu sangat ingin tau bagaimana sosokku?" tanya Rafael.

"Iyah, kalau benar kamu malaikat pelindungku tunjukan sosokmu," jawabku.

"Sekarang kamu pejamkan matamu dan tunggu aba-aba dariku," kata Rafael memberi instruksi.

"Oke," kataku mengikuti instruksinya.

"Sekarang buka matamu," kata Rafael memintaku untuk membuka mata.

Saat aku membuka kedua mataku hal yang pertama aku lihat adalah sayap bewarna putih bercahaya dan mata biru yang seakan membuatku terhanyut hanya dengan menatapnya.

"Inilah sosokku yang sebenarnya," ucap Rafael dengan senyuman lembutnya.

Sedangkan aku masih terpesona dengan sosok indah dirinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top