Ch. 69 - Taruhan


Pagi hari berikutnya, Li Hao mendengar keributan di depan kediamannya, dia mengenali suara Han Mei yang mendominasi keributan itu.

"Tuan Muda, jangan begini. Lepaskan aku!"

"Aku hanya memintamu menemaniku minum teh, kenapa kau begitu keras kepala?"

"Tuan Muda, sudah kukatakan aku sudah ada janji lain."

"Omong kosong, apa janjimu kepada orang yang lebih penting dariku?"

Li Hao membuka pintu dan menemukan tangan Taiyang Hai sedang memegang tangan Han Mei, gadis itu berusaha melepaskan diri namun tidak berhasil. Li Hao mengeluarkan satu spirit stone kemudian melemparkannya, spirit stone itu mengenai tangan Taiyang Hai dengan kecepatan tinggi.

Taiyang Hai menjerit kesakitan melepaskan genggamannya, dia kemudian menemukan spirit stone yang jatuh ke tanah setelah mengenai tangannya. Matanya melebar, bahkan dirinya belum pernah melempar spirit stone seperti ini.

"Siapa yang berani-beraninya..." Taiyang Hai menoleh dan melihat Li Hao yang sedang tersenyum lebar padanya, "Kau lagi?!"

"Harusnya aku yang berkata demikian, kenapa kau membuat keributan di halamanku pagi-pagi begini?"

Taiyang Hai mengerutu sebelum mencoba meraih tangan Han Mei namun sebuah spirit stone kembali melayang dan mengenai tangannya, Taiyang Hai menjerit kesakitan dan memegangi tangannya yang kini memerah.

"Kau berani?!" Taiyang Hai menunjuk Li Hao sambil melompat geram.

Li Hao memainkan beberapa spirit stone di tangan kanannya, "Berikutnya bukan tanganmu yang akan menjadi sasaran."

Taiyang Hai mengepalkan tangannya keras dan berniat memberi pukulan pada Li Hao, dia sudah maju beberapa langkah namun segera mematung karena sebuah suara.

"Oak..."

Naga Kecil yang baru bangun menatap Taiyang Hai dengan ekspresi kesal, seolah terganggu dengan kehadirannya.

Taiyang Hai mengucurkan keringat dingin dan tubuhnya mulai bergetar, secara reflek dia menutupi selangkangannya saat melihat Naga Kecil.

Han Mei terheran-heran melihat sikap Taiyang Hai sementara Li Hao tertawa kecil.

"Hei, apa kau menyukai saudari Han ini?"

Pertanyaan Li Hao menyadarkan Taiyang Hai, pemuda itu menatap Li Hao dengan kebingungan.

"Apa maksudmu?"

"Kembalilah seminggu lagi dan kalau kau berhasil mengalahkannya, aku akan memintanya menemanimu sepuasnya."

Han Mei tersedak nafasnya sendiri, dia melotot ke arah Li Hao yang telah membuat janji tanpa persetujuannya.

Taiyang Hai mengerutkan dahi sebelum melirik Han Mei, dia bisa melihat Han Mei baru memasuki Forging Qi tingkat 4 sementara dirinya sudah hampir mencapai tingkat 6. Andaikan seminggu lagi berlalu pun, dia bisa mengalahkan Han Mei tanpa kesulitan.

"Apa kau serius?" Taiyang Hai mengangkat alisnya.

"Tentu saja, untuk apa aku bercanda denganmu?"

Taiyang Hai menatap Han Mei sambil tersenyum lebar, "Kalau begitu sampai jumpa seminggu lagi."

Taiyang Hai meninggalkan kediaman Li Hao setelah itu, tatapan Naga Kecil membuat jantungnya berdetak tidak beraturan.

Han Mei segera protes pada Li Hao setelah Taiyang Hai tidak terlihat, menurutnya taruhan yang Li Hao lakukan merugikannya.

"Kau akan membutuhkan lawan tanding untuk mengukur kemajuanmu, dia adalah orang yang tepat untuk melakukannya. Tenang saja, selama dirimu rajin berlatih maka kau akan bisa mengalahkannya."

Han Mei mengaruk kepalanya, situasinya sudah seperti ini maka yang bisa dia lakukan hanya berlatih dengan giat.

Li Hao kemudian mengajak Han Mei menuju halaman yang lebih tertutup.

**

Li Hao melihat pedang yang dibawa oleh Han Mei, dia mengingat itu adalah pedang Han Feng yang dibawanya kembali ke Violet Sun Sect, setidaknya barang-barang Han Feng memang diberikan pada keluarganya.

"Saudari Han, aku ingin memintamu berjanji satu hal, sebelum kita memulainya."

"Apa itu Li gege?"

"Kuharap teknik yang kuajarkan padamu tidak akan kau ajarkan pada orang lain, serta merahasiakan bahwa akulah yang mengajarimu."

Raut wajah Han Mei berubah, "Li gege, kalau ini adalah ilmu aliran hitam, aku tidak ingin mempelajarinya."

"Tidak, ilmu pedang ini bukan berasal dari aliran hitam. Andaikan ada yang mengenali teknik ini nanti, jangan bilang kau mempelajarinya dariku karena akan merepotkanku."

Han Mei tidak langsung menjawab melainkan berpikir sejenak, "Baik Li gege, selama nyawaku tidak terancam, aku akan menyimpan informasi ini sendirian."

Li Hao tersenyum tipis, dia tidak bisa menyalahkan Han Mei yang berpikir realistis, "Baik, janji seperti itu sudah cukup."

Li Hao kemudian mengeluarkan sebuah pedang yang didapatkannya dari Jade Sword Sect, dia meminta Han Mei mundur beberapa langkah sebelum mulai memperagakan permainan pedangnya.

"Teknik ini bernama Snow Eagle Dance, terdiri dari delapan bagian dan tidak memerlukan qi sedikitpun untuk setiap gerakan. Permainan pedang ini sepenuhnya mengandalkan teknik daripada tenaga, menonjolkan pola serangan yang sulit ditebak dan fleksibel. Aku akan memperagakan gerakan pertama untukmu."

Li Hao menarik pedang dari sarungnya dan mulai melakukan tarian pertama dari Snow Eagle Dance, permainan pedangnya lentur dan indah membuat Han Mei terpana serta berdecak kagum.

Li Hao mengayunkan pedangnya selama tiga menit sebelum menyarungkan kembali pedangnya, "Berapa banyak gerakan yang berhasil kau ingat?"

Pertanyaan itu membuat Han Mei tersadar dari lamunannya, "Li gege, Bagaimana mungkin itu sebuah teknik pedang? Aku lebih percaya itu tarian..."

Li Hao batuk pelan sebelum menarik pedangnya kembali, "Saudari Han, aku akan memperagakannya sekali lagi, kuharap pikiranmu fokus dan berusaha mengingat sebanyak mungkin gerakan yang kulakukan."

Han Mei mengambil nafas yang dalam sebelum mengangguk pelan. Li Hao mengulangi bagian pertama dari Snow Eagle Dance dan kali ini Han Mei bisa melihatnya lebih jelas.

"Apa kau sudah menghapal semuanya? Kalau sudah, coba tirukan."

"Hah? Li gege, kau bercanda bukan? Bagaimana aku bisa menghapal semuanya?"

"Aku sudah memperagakan dua kali, kau belum mengingatnya?"

Han Mei mengerutkan dahi dan menatap Li Hao penuh curiga, "Li gege, saat kau mempelajari teknik ini? Berapa kali kau melihatnya sampai hapal seluruh gerakannya?"

"Guruku hanya memperagakan sekali dan aku sudah menghapal semuanya. Ada yang salah?" Li Hao memasang wajah bingung.

Han Mei menepuk jidatnya, sekarang dia mengerti alasan Li Hao mengatakan bisa mengajarinya ilmu pedang dalam sebulan.

"Li gege, apakah gurumu tidak pernah berkomentar tentang kemampuan belajarmu?" Han Mei tersenyum canggung.

"Hm? Mereka sering mengatakan mengajariku adalah tekanan terbesar dalam hidup mereka. Kurasa karena bakatku yang terbatas, apa ada masalah?"

Han Mei menelan ludahnya, dia bisa melihat dari ekspresi wajahnya, Li Hao tidak sedang bercanda dengannya. Han Mei merasa ingin berlutut di depan Li Hao sekarang, ini pertama kalinya gadis itu bertemu dengan jenius yang sesungguhnya.

"Li gege, Kedua gurumu pasti pernah bilang bahwa kau tidak akan bisa jadi guru yang baik."

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top