Ch. 32 - Roh Jahat II
"Terima kasih telah mau membantu, tetapi apakah tidak apa-apa kita hanya melakukan ini berdua?"
Pada akhirnya saudagar Bao menolak memberi penjelasan apapun terkait talisman yang ada di rumahnya namun Li Hao tetap membantunya.
Kepala desa berniat mengumpulkan penduduk desa untuk melakukan pencarian tetapi Li Hao menjelaskan sebaiknya dia dan pemburu saja yang pergi mencari menantu saudagar Bao.
"Roh jahat tidak bisa disentuh dengan cara biasa, beramai-ramai mencarinya hanya akan meningkatkan resiko jatuhnya korban. Kita berdua seharusnya lebih dari cukup."
Pemburu tidak merasa lebih baik setelah mendengar itu, dia justru merasa dirinya dalam bahaya. Ketika pemburu berniat protes, Li Hao memberi tanda agar dia berhenti bergerak.
"Seharusnya roh jahat yang kita cari berada di sana..." Li Hao menunjuk sebuah gubuk tua yang tidak jauh di depan mereka.
Pemburu menjelaskan itu adalah gubuk yang dimiliki salah satu warga desa yang berprofesi sebagai penembang kayu tetapi warga itu sudah meninggalkan desa beberapa waktu yang lalu.
Li Hao sejak awal mengikuti jejak qi jahat dari rumah saudagar Bao hingga mencapai tempat ini, dia yakin makhluk yang dicarinya berada di gubuk tersebut.
"Aku akan menghadapinya sendiri, paman bisa tunggu di sini." Li Hao mengeluarkan sebuah talisman kemudian menempelkannya pada dada sang pemburu, sesaat kemudian talisman itu mengeluarkan cahaya keemasan, "Ini akan melindungi paman tetapi lebih baik lari kalau terjadi sesuatu yang buruk."
Pemburu ingin membantu Li Hao tetapi dia tidak memiliki cukup keberanian, akhirnya Li Hao berjalan ke gubuk itu seorang diri.
**
"Maafkan aku... Aku sungguh tidak berniat membuatmu seperti ini... Tolong lepaskan aku..."
Menantu saudagar Bao terduduk lemas sambil memohon ampunan kepada seorang gadis bergaun merah yang basah kuyup dengan kulit berwarna abu-abu seperti tidak memiliki darah, gadis itu juga tidak memiliki bola mata pada kedua rongga matanya, membuat orang yang menatapnya seperti melihat kegelapan tanpa akhir.
"Amh... er... da..." gadis bergaun merah itu membuka mulutnya, berusaha berkata sesuatu tetapi tidak ada yang bisa dimengerti dari ucapannya.
Gadis itu tidak memiliki lidah maupun gigi yang tersisa dalam mulutnya, menantu saudagar Bao hampir kehilangan kesadaran saat melihatnya. Gadis itu mengulurkan tangannya, berniat menyentuh wajah menantu saudagar Bao, bersamaan itu selembar kertas melesat cepat yang sampai di antara keduanya.
"Aerrakkk!"
"Ah, mataku!"
Kertas itu berhenti di udara kemudian melepaskan cahaya yang begitu terang, gadis bergaun merah itu merasakan kesakitan saat cahaya itu menyentuhnya, cahaya yang sama berhasil memaksanya mengambil jarak dari menantu saudagar Bao.
Menantu saudagar Bao memegang kedua matanya yang terasa sakit,cahaya itu membutakan matanya sejenak.
"Cahayanya lebih terang dari yang kuduga..."
Orang yang melempar kertas itu tidak lain adalah Li Hao, dia pun sedikit terkejut melihat terangnya cahaya yang dihasilkan talisman tersebut.
Selepas menyadari kehadiran Li Hao, gadis bergaun merah itu memusatkan perhatian padanya. Gadis itu mengangkat kedua tangannya lalu melayang ke arah Li Hao.
Gerakan gadis itu cepat tetapi Li Hao bisa menghindarinya tanpa kesulitan yang berarti, Li Hao juga mengamati gadis bergaun merah tersebut dengan teliti.
'Guru Xiao pernah bilang kalau roh jahat dibagi menjadi beberapa tingkatan, sepertinya roh jahat ini masih muda dan kemampuannya setara kultivator Forging Qi...' Li Hao merasa sedikit lega ketika mengetahui masih memiliki peluang untuk mengalahkan roh jahat tersebut.
Li Hao mulai mengalirkan qi dan membuat tubuhnya memancarkan cahaya keemasan, gadis bergaun merah yang ingin menyerangnya kini berhenti di udara.
Mempelajari Nine Heaven Manual membuat qi milik Li Hao berwarna keemasan, selain jauh lebih murni dari qi yang lain, pada saat yang sama juga qi ini memiliki energi positif yang ditakuti oleh roh jahat.
Saat gadis itu masih ragu-ragu, Li Hao bergerak lincah dan menangkap lehernya. Gadis itu menjerit tanpa mengeluarkan suara karena lehernya terasa terbakar setelah bersentuhan dengan tangan Li Hao.
Roh halus memang tidak bisa disentuh oleh sesuatu yang fisik tetapi jika kultivator mengalirkan qi pada tubuh mereka maka menyentuh roh halus adalah hal mudah.
Gadis itu meronta, berusaha melepaskan diri dari cekraman Li Hao.
Li Hao belum pernah melihat roh jahat sebelumnya, wujud gadis itu terasa asing dan aneh tetapi tidak membuatnya merasa jijik maupun takut. Wujudnya yang masih menyerupai manusia membuat Li Hao ragu menghabisinya.
Li Hao menghela nafas pelan sebelum melempar gadis itu cukup jauh, "Pergi dan jangan kembali lagi atau aku terpaksa menghabisimu."
Roh jahat itu bisa memahami perkataan Li Hao, dia memandang Li Hao sejenak sebelum menatap menantu saudagar Bao sedikit lebih lama kemudian membalikan badan dan meninggalkan gubuk itu.
**
"Terima kasih telah menolongku..."
Meskipun tidak melihat sebagian besar kejadiannya, menantu saudagar Bao mengetahui bahwa Li Hao yang telah menolong nyawanya. Dia telah mendapatkan kembali penglihatannya namun masih belum bisa berdiri karena tubuhnya terasa lemas.
Li Hao memeriksa tubuh menantu saudagar Bao dengan teliti, memastikan tidak ada luka yang diakibatkan roh jahat sebab menurut ajaran Xiao Fan, luka yang disebabkan roh jahat akan berakibat fatal bagi manusia biasa.
"Roh jahat ini menangkap dan membawamu ke sini, tetapi tidak melukaimu atau mencoba menghisap energi kehidupanmu..."
Sepengetahuan Li Hao, roh jahat menyerang manusia demi mendapatkan energi kehidupan yang memperkuat serta memperpanjang usia mereka bahkan ada roh jahat yang bisa berusia hingga ratusan tahun setelah menghisap energi kehidupan manusia yang jumlahnya tidak terhitung.
Sebelum menantu saudagar Bao bisa menjawab, pemburu memasuki gubuk itu dengan terburu-buru.
"Apa kalian baik-baik saja?!" Pemburu itu terlihat pucat.
Li Hao memintanya untuk tenang dan menjelaskan dia telah berhasil mengusir roh jahat yang menculik menantu saudagar Bao namun pemburu menyampaikan sesuatu yang membuat raut wajah Li Hao menjadi buruk.
Pemburu itu menjelaskan bahwa baru saja roh jahat itu berusaha menyerangnya namun talisman yang Li Hao berikan melindunginya. Roh jahat itu terlihat murka namun tidak berusaha menyerang pemburu lebih jauh, melainkan pergi ke arah pemukiman warga desa.
Menurut tebakan pemburu, roh jahat itu menuju ke rumah saudagar Bao. Pemburu hampir kehilangan kesadaran saat menyaksikan betapa menyeramkan wujud roh jahat itu, andaikan bukan karena tekadnya memberitaukan hal ini pada Li Hao, dia sudah memilih untuk pingsan.
"Kita harus bergegas, kalau tidak makhluk itu akan memakan banyak korban." Li Hao menggelengkan kepala,mulai menyesali pilihannya melepaskan roh jahat itu.
Menantu saudagar Bao belum bisa berdiri dengan tenaganya sendiri jadi Li Hao mengendongnya, Li Hao berpikir akan berbahaya meninggalkannya di gubuk ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top