Ch. 29 - Salah satu kaki

Li Hao dan Naga Kecil menemukan diri mereka di tengah hutan belantara setelah melewati dinding pembatas Gunung Bunga Persik.

"Oak..."

Naga Kecil menoleh ke kanan dan kiri, Li Hao mengikutinya. Pemandangan sekitar mereka terasa begitu asing dan berbeda dibandingkan Gunung Bunga Persik.

Keduanya memperhatikan sekitar sejenak sebelum Li Hao mengajak Naga Kecil mengikutinya.

Li Hao mendapatkan beberapa tugas dari kedua gurunya tetapi dia belum mengetahui harus memulai darimana sehingga yang menjadi prioritas pertamanya adalah keluar dari hutan.

Li Hao dan Naga Kecil terus berjalan lurus ke depan, namun selepas berjalan beberapa jam, keduanya belum berhasil keluar dari hutan tersebut bahkan Li Hao merasa sudah melewati tempat yang sama beberapa kali.

"Naga Kecil, sepertinya kita tersesat." Li Hao menggaruk kepalanya sambil menatap langit yang semakin menjadi gelap.

"Oak..." Naga Kecil mempercepat langkahnya, kali ini dia yang berada di depan dan Li Hao yang mengikuti.

Keduanya terus melangkah meskipun jarak pandang semakin berkurang karena gelapnya malam. Pada saat jarak pandang Li Hao hanya tersisa beberapa meter saja, barulah dia melihat cahaya terang di kejauhan, dia mempercepat langkahnya menuju sumber cahaya tersebut.

**

Cahaya yang Li Hao lihat ternyata datang dari sebuah api unggun, seorang pria yang membawa busur serta peralatan berburu lain yang cukup lengkap sedang duduk di dekat api unggun tersebut.

Li Hao merasa antusias karena melihat manusia sepertinya, selama ini dia hanya pernah mengenal sosok Paman Liu, Fang Mu dan Xiao Fan namun reaksi pria tersebut tidak sama sepertinya.

Pria itu sedang memotong seekor kelinci saat Li Hao berjalan mendekat, ketika dia menyadari kehadiran Li Hao yang pertama dilakukannya adalah mengangkat busur dan mengarahkannya pada sang pemuda.

"Tahan, aku datang dengan damai, tidak bermaksud mengganggu."

Sikap pria itu sedikit mengejutkan namun Li Hao bisa tetap menjaga ketenangannya dan berusaha berkomunikasi dengan baik.

Pria itu memancarkan nafsu membunuh saat mengarahkan busur pada Li Hao tetapi setelah melihat paras Li Hao yang masih remaja, raut wajahnya melunak kemudian menghela nafas lega.

"Maaf Nak, kupikir dirimu adalah hewan buas. Aku tidak berniat membuatmu takut." Pria itu menurunkan busurnya, dia beranggapan Li Hao bukanlah orang yang berbahaya.

"Tidak perlu minta maaf, sudah sewajarnya paman waspada dalam lokasi seperti ini."

Li Hao kemudian mengelus kepala Naga Kecil yang sejak pria itu mengarahkan busur ke arahnya sudah bersiap melakukan serangan kalau busur itu melepaskan panah.

Keduanya lalu berkenalan, Li Hao tidak lupa mengenalkan Naga Kecil juga. Pria itu mengaku sebagai pemburu yang menjadikan hutan ini sebagai tempat mata pencahariannya.

Pemburu itu menambahkan, dia sudah bertahun-tahun mendatangi hutan tersebut namun baru kali ini bertemu dengan orang lain.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini nak? Kau sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang memiliki urusan di tengah hutan seperti ini."

Pemburu berkata demikian setelah memperhatikan pakaian yang Li Hao kenakan lebih teliti, jubah berwarna merah itu terkesan mewah dan terbuat dari bahan yang bagus, pakaian yang biasa digunakan para bangsawan.

Melihat pedang yang ada di punggung Li Hao, pemburu itu menebak Li Hao adalah tuan muda dari keluarga bangsawan yang sedang berkelana sebagai pendekar. Pemburu itu mendengar anak-anak keturunan bangsawan memiliki hobi yang seperti itu.

Hanya saja pemburu itu sedikit ragu karena Li Hao membawa Naga Kecil, yang terlihat tidak lebih dari keledai dekil di mata sang pemburu. Dia merasa jika Li Hao memang seorang bangsawan harusnya mampu mendapatkan tunggangan yang lebih baik.

"Ah, Aku..."

Kriuukkk!

Sebelum Li Hao bisa menjelaskan tentang dirinya lebih jauh, suara yang cukup keras terdengar dari perutnya yang protes minta di isi. Dia memang belum memakan apapun sejak meninggalkan Gunung Bunga Persik.

Mendengar suara perut itu, sang pemburu tertawa geli kemudian mengangkat kelinci yang sedang dipotongnya saat Li Hao menghampirinya.

"Hasil buruanku hari ini kurang bagus, aku hanya menangkap seekor kelinci. Bagaimana jika aku memberimu salah satu kakinya? Rasanya empuk." Pemburu itu menunjuk kaki belakang kelinci yang cukup gemuk sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih paman tapi aku punya nafsu makan yang besar..." Li Hao kemudian menoleh ke belakang dan menunjuk ke semak-semak yang tidak terlalu jauh dari tempat keduanya duduk, "Aku akan makan itu."

Pemburu memandangi semak-semak itu lalu menatap Li Hao kembali dengan heran, "Maksudmu itu untuk makan keledaimu atau bagaimana?"

Pemburu itu tidak menangkap maksud Li Hao sampai semak-semak itu tiba-tiba bergoyang dan sesuatu muncul dari baliknya. Pemburu itu langsung pucat ketika menemukan seekor babi hutan yang memiliki sepasang gading besar dan panjang berjalan pelan ke arah mereka dengan nafas yang memburu.

Selama beberapa tahun berburu di hutan ini, pemburu itu belum pernah bertemu babi hutan sebesar yang ada di hadapannya, dia membeku ketakutan sementara Li Hao bangkit dari tempat duduknya.

Melihat gerakan Li Hao, babi hutan itu menunjukan reaksi dengan berlari kencang dan berniat menabraknya.

"Awas!"

Pemburu menjadi panik, dia berpikir Li Hao bisa tewas seketika jika babi hutan itu menabraknya dengan bobot seberat itu tetapi yang Li Hao lakukan adalah berdiri tenang sambil mengambil ancang-ancang untuk melepaskan pukulan.

Saat babi hutan itu hampir menabraknya, Li Hao melepaskan pukulan yang terarah ke hidung babi hutan. Seketika tinjunya mengenai sasaran, babi hutan itu terpukul mundur sebelum badannya meledak menjadi belasan bagian.

"Ah..." Li Hao sekalipun terkejut melihat hasil pukulannya, "Sepertinya babi ini bukan Demonic Beast..."

Naga Kecil mendekati daging-daging yang berceceran itu, mengendusnya sebelum menoleh ke Li Hao dan menggelengkan kepalanya, "Oak... Oak..."

Li Hao menggaruk kepalanya sambil tersenyum canggung kemudian menoleh kembali pada sang pemburu hanya untuk menemukan mulut pemburu itu terbuka lebar dan matanya memandang Li Hao dengan ketakutan.

Seluruh tubuh sang pemburu menjadi lemas dan tidak bisa berhenti bergetar, pandangannya sedikit mengelap serta satu-satunya alasan dia masih tetap sadar adalah karena naluri bertahan hidupnya. Ketakutannya pada babi hutan barusan sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan ketakutan yang sekarang dia rasakan pada Li Hao.

Li Hao batuk pelan kemudian menunjuk daging yang berceceran, "Paman, Bagaimana jika aku memberimu salah satu kakinya? Dagingnya mungkin cukup empuk setelah terkena pukulanku."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top