19. Kemana Kamu?
TING NUNG...
Hufttt siapa sihh?? Pagi-pagi udah datang bertamu? Giska yang tadinya mau makan pun tak jadi karena mendengar suara bel berbunyi. padahal Mah dia udah laper banget.
"SIAPAAA?? SABARR" Teriak Giska sambil melangkah membuka pintu.
"K..kak..kak Agam?" Giska terkejut saat melihat siapa yang saat ini bertamu.
Agam.
Agam lah yang bertamu.
Dia menatap Giska dengan tersenyum ramah.
Gimana ini?? Perasaan Giska mulai gak enak. Hisyam lagi gak ada di rumah lagi! Hisyam sedang kerja.
Giska terlihat tidak tenang karena matanya sedari tadi terus melirik kanan dan kiri.
"Hai?" Kata Agam.
"Em..kesini ngapain?? Maz Agam lagi gak ada. Jadi..jadi sebaiknya Kakak pulang aja. Assalamualaikum" ujar Giska, tangannya sudah mulai menutup pintu tapi sayang langsung di tahan Agam.
"Kak? Lo..Lo mau ngapain sih? Kan gue bilang maz Hisyamnya lagi gak ada. Jadi kalo mau bertamu datang lain kali aja" ujar giska sambil Melihat Agam dengan kesal.
"Aku kesini bukan untuk Hisyam, tapi kamu" ucap Agam terkesan santai.
Giska menyadari tatapan Agam padanya menyiratkan makna dalam.
Dan makna itu rasanya tak enak di hati Giska.
Benar saja.
Setelah mengatakan itu Agam mulai membekap nya dengan sapu tangan yang sudah ia beri obat bius.
Sebelum pingsan Giska sempat berontak, ia melepaskan gelang pemberian Hisyam.
~~~
Hisyam telah sampai di rumahnya.
Tapi tunggu.
Sepertinya ada yang aneh.
Pintu rumah kenapa terbuka lebar? Gak biasanya Giska membuka pintu Selebar itu.
Apalagi hari sudah mulai malam.
Perasaan Hisyam mulai tak tenang.
Tidak-tidak..
Hisyam menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran buruk itu dari fikirannya.
Semoga Semua baik-baik saja.
Cepat-cepat Hisyam masuk ke dalam rumah dan berteriak memanggil Giska.
"GISKAA" teriak Hisyam tapi tetap tak ada jawaban.
Rasa Panik mulai menyerang dirinya.
Hisyam sudah mengecek ke seluruh ruangan yang ada di rumah, tapi tetap saja ia tak berhasil menemukan Giska.
"Kamu dimana sayang??" Lirih Hisyam dengan wajah lelah dicampur panik.
Ia menyugar rambutnya kebelakang.
Sahabat-sahabatnya!
Iya, mana tau Giska ada bersama mereka
Oke, pertama Hisyam memilih menelfon kakaknya terlebih dahulu. Mana tau Giska ada bersama kakaknya.
"Ha, Assalamualaikum. Ada apa Syam? Tumben Lo nelpon kakak tersyantik Lo ini?" Tanya Nabil sekaligus dengan gurauannya.
Jika Tadi Hisyam tak lagi sedang dalam masa panik pastinya Hisyam akan menggapai leluconan kakaknya itu.
Tapi kali ini berbeda.
"Wa'alaikumsallam, kak. Giska ada sama kakak?" Tanya Hisyam.
Dari sebrang sana Nabil mulai menyadari adanya hal yang tak beres dari suara adiknya itu.
"Enggak, kenapa? Giska kenapa?" Tanya Nabil.
Ahh..
Hisyam memejamkan matanya. Istrinya tak ada bersama kakaknya.
"Huftt..Giska gak ada di rumah kak. Aku pulang tadi pintu rumah kebuka lebar" adu Hisyam.
"Astaghfirullah.. dek cari Giska dek! Cari! Giska ilang itu. Gak mungkin dia pergi dengan ngebiarin pintu rumah kalian kebuka lebar gitu. Tapi ntar kakak coba tanya Arissa mana tau Giska ada sama dia"
"Iya kak makasih, Assalamualaikum"
Setelahnya sambungan telfon dimatikan oleh Hisyam
Dimana kamu Sa..
Tunggu!
Gelang Giska.
Hisyam memungut gelang yang terjatuh di lantai.
Ia menatap gelang itu sampai ia teringat dengan kata-kata Giska saat ia memberikan gelang ini padanya.
"Wahh.. cantik banget! Aku suka maz" kata Giska sambil tersenyum ceria.
Giska yang melihat senyum ceria istrinya itu menjadi ikut tersenyum.
"Aku senang kalau kamu suka" katanya.
Giska tersenyum sambil menatap takjub gelang pemberian Hisyam.
Dia sangat suka gelang ini.
"Gelang ini ga akan aku lepas Sampe ada hal yang urgent. Biar maz tau kalau aku dalam kondisi gawat dan terancam" kata Giska begitu saja.
Sebenernya kata-kata itu tak pernah Giska fikirkan. Tapi ntar mengapa keluar begitu saja
Malah saat Giska mengatakan itu Hisyam hanya menanggapi ucapan Giska sebagai lelucon.
"Tunggu aku sayang" katanya sambil menatap ke depan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top