tebak judul
HALLO. MAAP YA KALO AKU UPDATE MULU👁💧👄💧👁
***
"oke selesai!"
Oikawa, Iwaizumi, Hanamaki, Dan Matsukawa menghembuskan napas lega ketika mendengar suara [name] menginstrupsi. Dari pulang sekolah tadi hingga jam setengah 8 malam mereka berkumpul di rumah Iwaizumi untuk belajar bersama, tentu [name] yang terpintar sebagai tutornya.
"hah, susah banget soalnya, gila," keluh Iwaizumi sambil merenggangkan tangannya pegal akibat kelamaan menulis.
"baru segitu udah ngeluh," keluh [name] ke sang saudara. Benar, mereka berdua saudara kembar yang tidak kembar. Alias tidak identik. Satu satunya sifat tegasnya adalah kemiripan mereka.
"[name] kalo ngasih soalnya ga ngira ngira," ucap Hanamaki mengomentari kebiasaan [name].
[name] yang tadi berdiri, kini mengambil duduk di samping Hanamaki dan Iwaizumi. Ia menyentil pelan dahi Hanamaki, "kalau nyari yang gampang mending sama guru taman kanak kanak aja bro."
"udahlah, mendingan [name] bawain kita minum," ucap Oikawa melerai adu sentil antara Hanamaki dan [name].
"lo pikir gua babu? Ambil sendiri gosah manja," ucap [name] tidak terima.
Oikawa menatap tajam kearah [name]. Karena ia yang paling lama kenal dengan keluarga Iwaizumi, jadi dengan santai berjalan menuju dapur untuk mengambil minum, "sekalian bawain camilan, Tooru!" ucap [name] menyuruh.
Tak berapa lama, Oikawa muncul sambil membawa sebotol coca cola dan toples cemilan ringan. Ia menaruh botol coca cola dan toples ke meja dan langsung di santap oleh teman temannya.
"omong omong, Matsun," panggil Oikawa.
"hm?"
"gimana kabar secret admirer lo?" tanya Oikawa.
Tanpa sebab tiba tiba saja [name] terbatuk mendengar pertanyaan Oikawa. Iwaizumi yang ada di sampingnya membantu menepuk nepuk sambil menyeringai aneh.
"entah. hari ini enggak ada apa apa," jawab Matsukawa sambil menikmati coca colanya. Mantul brO.
"dari kapan si?" tanya Iwaizumi.
"kelas 1? Gatau lupa," jawab Matsukawa lagi.
"wah gila. Kok bisa tahan ya tuh orang suka sama lo?" ucap [name] sok terkejut. Iwaizumi memandang [name] seakan akan tatapannya berkata, "situ gila?"
"daya tarik gua kenceng," jawab Matsukawa santai. Tiba tiba aja bantal melayang ke wajahnya dengan mulus. Pelakunya bukan lain adalah Oikawa dan Hanamaki, keknya mereka muak denger Matsukawa nyampah.
"terus, lo pada kapan pulang? Udah cukup berantakin rumah gua. Balik sono," ucap Iwaizumi sambil membereskan buku buku miliknya yang berserakan.
"duh iwa-chan, bilang aja lo pengen kita stay lebih lamakan? Santai gua bisa kok nginep disini," dan kalian tau yang terjadi selanjutnya setelah Oikawa ngucap gitu. Betul, di kamus bahasa inggris. [name], Hanamaki, sama Matsukawa ngakak ngeliat Oikawa tertindas. Dosa banget.
"yaudah. Kita balik dulu ya, [name], Iwaizumi," pamit Hanamaki.
"hati hati!"
Seperginya mereka bertiga, [name] cuma mandangin Iwaizumi yang masuk sibuk beberes meja yang masih berantakan. Sambil ngaduk ngaduk colanya pelan.
"Hajime," panggil [name].
"apa?"
"3 tahun lama ya?"
"lo pikir?"
"dih dia mah. Bantuin kek, kembaran lo lagi bimbang nih."
"siapa suruh diem. Dari dulukan dah gua bilang, ungkapin. Malah gak di ungkapin," ucap Iwaizumi. Sekarang dia udah selesai beberes, lagi ngadep ngadepan sama [name]. Biasa sesi curhat antar saudara.
"lo ngomong gampang. Ntar kali di tolak, nangis mulu gua. Mau ngurus?" ucap [name] sambil cemberut.
"setidaknya kan udah mencoba. Padahal [name] yang gua kenal ga selemah ini," ucap Iwaizumi.
"si bapak. Beda atuh da kalo perasaan mah. Ah bingung banget. Temen lo juga gak peka peka," ucap [name].
"gimana mau peka kalo lo maennya secret admirer begitu? Ah cupu," komentar Iwaizumi. Tiba tiba aja perutnya di pukul oleh [name], dia ngeringis pelan sambil nahan tangan [name].
"baru pertama kali jatuh cinta udah pait gini rasanya," gumam [name].
"setidaknya lo masih bisa deket sama Matsukawa," ucap Iwaizumi.
"berkat lo. Makasih ya, hehe," ucap [name] sambil tersenyum pelan. Jarang jarang nih dia senyum.
"dah sana mending istirahat aja. Gausah dipikir," ucap Iwaizumi sambil ngusap pelan surai hitam [name] dan bangkit dari duduknya menuju kamarnya.
[name] merenung lama sambil di temani oleh suara telelvisi yang menyala. Haruskah ia mengaku atau tetap diam.
"Bukan tak percaya diri, tapi aku tau diri."
***
Kelas 3 di SMA Aoba Johsai baru aja selesai menjalankan ujian. Sekarang Iwaizumi, Oikawa, Hanamaki, Matsukawa dan [name] mengistirahatkan diri mereka di rooftop sekolah. Kalau di kantin nanti ribut dengan fans Oikawa yang berisik. Mereka berlima biasa bareng karena [name] juga termasuk anggota klub voli, yaitu manajer.
"gila gila gila. Soal tadi kok ngeselin," ucap Hanamaki memulai pembicaraan.
"ah lebay. Soalnya masih biasa aja," ucap [name] enteng.
"menurut kamu begitu. Beda sama kita," ucap Matsukawa. [name] salah fokus sama panggilannya, Iwaizumi ngelirik ke saudaranya dan seperti dugaannya telinga [name] memerah hanya karena panggilan Matsukawa.
"au ah gausah bahas itu. Mending kita bahas liburan besok," ucap Oikawa sambil mengunyah roti susu kesukaannya.
"gua ga ikut ya. Ada janji," ucap Matsukawa.
"gua mau ke perpustakaan kota," kali ini [name].
"hm...mencurigakan," ucap Hanamaki.
"apa?"
"kalian mau pergi bareng ya?!" tanya Oikawa.
"dih? Orang gua pengen minjem buku ke perpustakaan doang," jawab [name].
"gak. Surat ngajak ketemu besok, lumayan gua penasaran siapa dia," ucap Matsukawa.
"eh sumpah?!" tanya Iwaizumi tidak percaya. Dalam hatinya ia mengacungkan jempol ke saudaranya udah berani, tinggal tunggu aja pulang pulang pasti nangis nangis karena nyesel ngirim gitu.
"yaudahlah, gua pergi sama Iwa-chan dan Makki aja, yegak?"
"ogah." tolak Iwaizumi dan Hanamaki bersamaan.
"jahat banget, setan!" semua ketawa denger umpatan yang jarang keluar dari mulut Oikawa. Kapan lagi denger Oikawa ngumpat coba? Jarang.
***
Matsukawa sekarang sudah berada di pusat kota. Ia berjalan santai sambil menikmati keramaian kota. Disebelah kirinya banyak toko yang berjejear menjual berbagai macam dangangan. Sedangkan di sebelah kanannya ia terfokus kepada kerumunan orang orangnya. Samar samar ia mendengar suara orang bernyanyi. Sepertinya ada yang sedang melakukan busking.
Ia melangkahkan diri kekerumunan tersebut. Saat sampai di bagian depan, ia menatap perempuan yang sungguh familiar memakai hoodie hitam dengan tudung dan masker yang tertutup padahal ia sedang bernyanyi. Walaupun begitu tak mengurangi keindahan suara perempuan itu.
"When the lights come on and I'm on my own. Will you be there, will you be there?" suara perempuan itu terdengar merdu juga familiar di telinga Matsukawa. Tadinya ia ingin meninggalkan kerumunan, tapi tatapan itu menatap tepat ke Matsukawa. Ia tahu, siapa itu. Sangat kenal malah.
"Can I be the one you talk about in all your stories?" lagu favorit Matsukawa dinyanyikan dengan indah oleh perempuan itu. itu [name]. Matsukawa yakin sekali itu [name]. Kenapa ia berada di sekitar sini? Setaunya ia akan ke perpustakaan yang tak jauh dari sini.
Bait terakhir selesai dinyanyikan. Para penonton bertepuk tangan dan tak jarang yang melemparkan uang ke tempat yang tersedia. [name] langsung lari ketika Matsukawa mendekati.
"[name]!" panggil Matsukawa. Ia berlari mengejar [name]. Padahal larinya [name] tidak cepat, tapi kenapa susah tergapai.
Matsukawa terus berlari mengikuti jejak [name] yang semakin lama semakin jauh. Dengan kecepatan penuh, ia melihat [name] membelokkan diri ke sebuah gang. Langsung saja ia menambah kecepatan supaya terkejar.
"Iwaizumi [name]!" dapat. Matsukawa meraih tangan [name] sehingga perempuan itu tidak berlari lagi. Detik selanjutnya, dengan sengaja Matsukawa mengkabedon [name], supaya tidak kabur.
"m-maaf mungkin salah orang," ucap perempuan itu.
"dih kibul mulu," ucap Matsukawa sambik membuka masker [name], "tuh bener kamu."
"k-kenapa si?!" tanya [name] gugup. Ya bayangin aja, crushmu selama 3 tahun lamanya ngegep kamu ngebusking, udah gitu di kejar mana di kabedon pula. Triple kill.
"gak apa apa. Suara kamu bagus tadi," ucap Matsukawa. Ingat, posisinya masih mengkabedon [name]. Gas terus pak 😀👍.
"m-makasih. L-lepas b-bisa ga?" ucap [name] mencoba mendorong Matsukawa. Nihil, tenaganya lebih besar Matsukawa.
"gak ah. Kamu cantik kalo begini," mampus damagenya bro.
"d-dih apaan si! sana! Katanya kamarin mau ketemu sama secret admirer," ucap [name] mengalihkan wajahnya.
"udah ketemu. Nih di depan."
"...k-kok bisa?! Eh m-maksudnya kok gua?!"
"3 tahun sekelas, gampang buat nyari tau. Lagian udah dari kelas dua tau. Tapi pura pura aja," jawab Matsukawa santai.
Wajah [name] langsung merah. Malu banget. Suwer.
"Iwaizumi juga cerita," lanjut Matsukawa.
"hajime sialan," umpat [name]. Memang bener, sebaik baiknya kembaranmu jangan pernah percaya apapun. Yaudahlah [name] mau menenggelamkan diri aja saking malunya.
"t-terus?!"
"pacaran yuk?" ajak Matsukawa santai.
Gada jawaban, Matsukawa mendekatkan dirinya ke [name]. Hidung mereka malah sekarang bersentuhan, yang pasti wajah [name] udah merah. Mantap.
"ga jawab berarti iya," setelah itu dengan santai Matsukawa kecup bibir [name] dan tersenyum manis, jarang banget terjadi.
"WEH DI GANG MALAH MESUM!" ya kalian tebak aja sendiri suara siapa yang ganggu [name] sama Matsukawa.
***
ak cinta matsun, tapi mmf ak tak bsa menghianati cinta iwaizumi😔✋🤡💘✨.
maap maap kalo aneh. ide suka dateng tiba tiba si, makanya suka aneh🤡✋✨.
Sugarhmhm.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top