83. [Jin+Jisoo] cairan
Jisoo merupakan putri tertua dari 4 bersaudara, lantaran adik adiknya masih kecil, Jisoo pun terpaksa di jual oleh sang ayah untuk mencukupi kebutuhan ekonomi mereka.
Jisoo di jual sebagai selir ke 18 di kediaman Kim tsb.
Jisoo tau siapa pemilik kediaman itu. Dia adalah Kim Seokjin yg terkenal tampan, kaya raya, tapi sangat suka bermain wanita.
Lihatlah selirnya saja sudah 18 saat ini dan sepertinya Jisoo juga tidak akan menjadi yg terakhir.
Jisoo pasrah.
Namanya juga dia anak tertua dan ia sangat menyayangi adik adiknya tsb, ia akan berusaha bertahan apapun yg terjadi.
Dan malam itu pun datang.
Dimana Jisoo di nikahi oleh Jin, pria tertampan dan terkaya di kota mereka tsb.
Jisoo nampak ketakutan sekali.
Tapi sekali lagi, gadis ini berusaha bertahan. Apapun yg terjadi, ia akan berusaha menahan semua rasa takutnya tsb.
Ssssrrruuppp sssrrruuppo
"Aaahhhh..." desah Jisoo juga. Jin terlalu lihai dalam menghisap kepunyaannya, lihatlah miliknya yg sudah sangat basah ini.
Jisoo malu.
Jin pun mengangkat dagunya "kamu cantik" senyumnya juga, lalu memulai aksi mereka yg panas.
***
Awalnya para selir Jin ini mengira kalau Jin hanya panas panas tayik ayam saja kepada Jisoo, namanya juga selir baru, rasa baru, barang baru, jadi Jin ketagihan untuk terus bersamanya.
Tapi ntah kenapa sudah sebulan dua bulan berlalu pun, pria ini masih saja tidur bersamanya.
Para selirnya ini jadi iri, kesal, marah dan geram.
Rasanya kedatangan Jisoo telah merebut Jin dari mereka, mereka pun terlihat tidak puas dan ingin memberinya pelajaran.
"Yah! Jangan sok cantik ya kamu! Mentang mentang lebih muda dari kami kamu kira kamu lebih cantik huh!"
"Dasar pelacur! Noh cuci baju kami semua!"
"Pokoknya mulai saat semua pekerjaan rumah kamu yg kerjalan dan tidak boleh meminta para pekerja untuk membantumu. Kamu mengerti?!"
Tidak bisa melawan, Jisoo pun hanya bisa menerima nasibnya saja.
Sudah malamnya harus bekerja extra untuk memuaskan nafsu suaminya, pagi dan siang harus sibuk mengerjakan pekerjaan rumah lagi.
Apakah Jisoo sanggup seperti ini terus?
,
Sampai beberapa bulan kemudian.
"Oeeekk" Jisoo merasa mual ketika hendak mencuci baju para selir lainnya tsb.
Sampai sekarang, Jin belum tau kalau Jisoo di siksa seperti ini.
Karna Jisoo juga tidak berani mengatakannya, takutnya nanti dia bakal lebih di siksa lagi. Tapi, apakah ia bisa berhenti melakukan hal tsb?
Lantaran tubuhnya sudah tidak seperti dulu lagi, ia perlu istirahat 😢
"Oeeeeee" ketika Jisoo hendak muntah lagi, seseorang tiba tiba menjambak rambutnya membuat Jisoo meringis kesakitan.
"Aw-sakit-lepaskan!"
"Dasar tak tau diri! Suruh kamu cuci baju malah enak enaknya istirahat disana huh! Apakah kamu tau pekerjaanmu masih menumpuk di dalam sana!" Teriak istri ntah keberapanya Jin ini.
Ia bahkan sampai menampar Jisoo, Jisoo sampai tidak tau harus berbuat apalagi.
Ia bener bener sangat lelah.
"Aku mohon unnie, biarkan aku istirahat untuk hari ini saja ya? Aku mohon, aku--arghhh!" Bukannya kasihan, gadis tsb semakin memukulinya bahkan menendangnya.
Jisoo merasa seluruh tubuhnya sakit sekali.
Tidak, aku tidak boleh seperti ini lagi. Aku harus melawan!
Dengan kasarnya, Jisoo pun menulak gadis tsb dan tidak sengaja melukai kepalanya yg terantuk di bebatuan.
Jisoo terkejut, karna gadis itu sepertinya pingsan.
Jisoo beneran tidak tau harus kemana lagi, akhirnya ia memilih kabur dan pulang ke rumahnya.
Disana ia menangis sesengukan menceritakan semuanya kepada sang ayah.
Sang ayah juga sakit hati melihat putrinya seperti ini.
Dengan seluruh uang yg ia punya, ia meminta Jisoo untuk kabur saja.
"Tapi appa--"
"Ini waktunya kamu melindungi dirimu sendiri Jisoo, jangan pikirkan appa dan adik adikmu lagi. Karna sekarang sudah ada seseorang yg lebih penting yg harus kamu lindungi. Pergilah" ucap sang ayah juga. Dengan berderai airmata Jisoo pun akhirnya pergi juga.
,
Jin kelihatan marah sekali ketika mendengar hal tsb.
Dengan kesalnya ia pun pergi ke rumah ayah mertuanya ini.
"Mana Jisoo?" Tanyanya juga.
Sang ayah hanya diam, pasrah, terserah Jin ingin membunuhnya atau apa, pokoknya ia harus melindungi putrinya.
"AKU TANYA MANA JISOO!!"
,
Karna tak kuat jalan lagi, Jisoo malah akhirnya pingsan di jalanan.
Ketika ia membuka matanya, Jin sudah berada di depannya. Gadis ini ketakutan, apalagi ketika Jin berjalan ke arahnya.
"Jangan pukul aku, aku mohon!" Isak gadis ini juga.
Bukannya di pukul, Jin malah mengecup tangannya lembut membuat Jisoo kebinggungan.
"Maafkan aku" ucap pria ini juga.
"Seharusnya kamu memberitahuku sayang. Kalau saja aku tau mereka menyiksamu seperti ini, aku pasti akan--" mata Jin terlihat berapi api.
"Tapi tenanglah, mulai saat ini tidak akan ada yg menganggu ketenangan kita lagi. Aku sudah mengusir mereka semua, saat ini aku hanya ingin bersamamu dan juga anak kita yg belum lahir"
Jisoo kembali terkejut "kamu--tau?"
"Ya, dokter yg memeriksamu memberitahuku tadi. Aku senang sekali sayang, makasih telah hamil anakku"
Jisoo juga tersenyum, ia baru tau kalau Jin punya sisi lembut seperti ini.
"Apakah benar kamu hanya mengiginkanku dan anak dalam kandunganku ini? Tapi kenapa-- bukankah kamu--"
Jin mulai mengecup bibirnya. Lalu membuka lebar kedua kakinya, menurunkan celana dalamnya tsb.
Srrruuuppp sssrrruupp
Pria ini mulai sibuk menghisap cairannya Jisoo, sedangkan Jisoo hanya bisa mendesah di bawah sana.
"Aku tidak ingin kehilangan dirimu Jisoo, aku ingin selalu bersamamu. Karna tubuhmu telah menjadi canduku sayang aaaahhh i love it, its so sweeett heumppp"
"Aaahhh aahhh Jin aaahhhh"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top