44. [Namjoon] Gak nolak
Vote sebelum baca
.
.
.
Namjoon baru pulang ke rumahnya, kebetulan di ruang tamu ia berpapasan dengan sang ayah.
"Oh appa, kamu sudah bangun?" Tanyanya- sedikit gugup sebenarnya. Gak nyangka ayahnya bangun secepat ini.
"Iya, dan kamu baru pulang Namjoon!" Kesal ayahnya juga "sini kamu, ada yg ingin appa katakan!"
Takut ayahnya lebih marah lagi, mau gak mau, Namjoon pun terpaksa menurutinya juga. Padahal dia sangat ngantuk saat ini.
"Cepat katakan appa, aku ngantuk"
"Itu makanya jangan keluyuran tiap malam, ingat pulang" celoteh ayahnya juga, Namjoon hanya diam.
Yah biasalah.. kids jaman now 😆
"Appa sudah memikirkannya, appa akan menjodohkanmu dengan putri kenalan appa. Kalian akan segera menikah"
"What! Tanpa bertemu dulu? Kenalan dulu?"
"Tidak perlu!"
"Appa sangat mengenalnya. Dia gadis yg baik. Appa hanya berharap ia bisa mengaturmu mulai sekarang, huh!"
"Eh, tapi--appa! Appa!!" Bagaimana pun di tolak, sang ayah tetap menjalankan rencananya. Ia tetap saja menikahkan Namjoon walaupun anaknya ini menolak keras.
Sampai akhirnya Namjoon bertemu juga dengan calon istrinya ini.
Eh, bukankah dia--??
Setelah melihat Namjoon, gadis ini hanya menundukkan kepalanya. Tidak menunjukkan penolakannya ataupun kesenangannya.
Sebenarnya dia niat gak sih menikah denganku? Kok gak ada ekspresinya?
Dasar wanita datar! 😞
,
"Kenapa harus dia sih appa? Aku mengenalnya, dia teman sekelasku dari semester 1 sampe sekarang. Dia itu sangat pendiam, bahkan ia tidak pernah bertegur sapa denganku. Bagaimana bisa kami menikah!"
"Bukan urusanku!"
"Yg penting mulai sekarang kalian menikah. Titik!"
"Appa bahkan sudah membelikan apartemen untuk kalian, mulai besok pindahlah kesana dan jaga sikapmu baik baik Kim Namjoon. Jangan mempermalukan appa!"
"Eh tapi--APPAAAA!!"
Dasar! Tidak bisakah ia mendengarku dulu?
Bagaimana bisa ia merencanakan sesuatu tanpa membahasnya terlebih dahulu! 😬
***
Seperti yg telah di atur oleh sang ayah, mau gak mau Namjoon pun pindah dan tinggal bersama Naeun yg kini sudah berstatus sebagai istrinya ini.
Gadis ini tidak mengatakan apapun soal hal ini, yg ada ia hanya diam. Namjoon jadi binggung, sebenarnya apa yg sedang ia pikirkan?
Hari demi hari pun berlalu.
Setiap pagi Naeun akan menyiapkan sarapan sebelum Namjoon pergi kerja, tapi gadis itu tidak pernah makan bersamanya. Bisa di katakan ia melakukan pekerjaan rumahnya dengan baik, tapi ada satu kekurangannya. Sama sekali tidak ada kedekatan antara mereka berdua.
Bahkan sampai sekarang mereka belum tidur sekamar.
Naeun masih betah tidur di ruang tamu dan Namjoon juga tidak ingin memaksanya.
Lagian sekamar mau ngapain? Hayo...
Seperti hari ini juga, setelah membuatkan sarapannya, Naeun pun bermaksud masuk ke kamarnya, tapi Namjoon berhasil menahannya.
"Bagaimana kalau makan bareng?" Tanya Namjoon untuk pertama kalinya. Bahkan bisa di katakan inilah pertama kalinya mereka saling berbicara.
Tapi bukannya di turuti, Naeun malah menolaknya.
Kasian bener Leader kita 😑
Lalu gadis itu pun masuk ke kamarnya, Namjoon beneran kesal sekarang.
Kalau tidak suka, kenapa kamu harus menerima pernikahan ini?
Kamu kan bisa menolaknya dulu! Aih 😬
,
Ting nong
Seseorang tiba tiba mendatangi apartemen mereka malam itu.
"Siapa juga yg datang malam malam begini?" Pikir Namjoon juga. Namjoon pun membukakan pintu.
Ternyata sang ayah yg datang.
"Loh appa, ada apa kamu kemari?"
Seperti dapat mendengar suara Namjoon yg sedang menyebutkan ayahnya, Naeun pun langsung keluar dari kamarnya.
"Appa" sapanya juga.
"Oh, kamu belum tidur ya? Maaf ya menganggu hehe"
"Gakpapa appa, duduklah aku ambilkan minuman"
"Ya"
Namjoon terkejut melihat istrinya hari ini, perasaan ini pertama kalinya ia mendengarnya bicara sebanyak itu. Biasanya klo gak diam, yah geleng geleng.
"Hei, apa yg kamu perhatikan? Sudah jadi istrimu sekarang, apakah masih perlu kamu melihatnya seperti itu, hm?" Sindir ayahnya juga.
"Bukan seperti itu, aku hanya--"
Minuman pun datang, dan Naeun ikut duduk bersama mereka di ruang tamu.
"Apakah sudah makan malam appa, perlu aku buatkan makanan?"
"Tidak perlu, tadi datang sudah makan kok!"
"Tapi ngomong ngomong, ada yg ingin appa tanyakan padamu nak"
"Ya, apa itu appa?"
"Apakah Namjoon selalu berada di rumah seperti ini? Dia tidak pernah keluar atau pun menginap begitu?"
Naeun mengelengkan kepalanya "dia selalu di rumah"
"Beneran? Wua daebak!"
"Kamu tidak menipuku kan? Sepertinya menikahkan kalian adalah hal terbaik yg pernah aku lakukan, lihatlah kamu menjadi lebih bertanggung jawab sekarang" ucap ayahnya juga.
"Ya iya, aku tidak akan melakukannya lagi appa. Karna aku tau ada seseorang di rumah, aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian di rumah"
"Akk!!" Naeun tiba tiba menjatuhkan air minumnya "ah maaf, aku ke toilet sebentar"
Namjoon pun hanya bisa menghela nafas melihatnya seperti itu.
Sebenarnya apa salahku membuatmu membenciku seperti ini?
Padahal aku sudah berusaha berubah demimu..
Ataukah perubahanku ini sama sekali tidak ada artinya untukmu?
***
Tidak tau ini aksi protes ataukah Namjoon sedang kecewa, pria ini sering menginap di luar sejak saat itu. Alhasil Naeun jadi cemas melihatnya.
Beberapa kali ia berusaha memberanikan dirinya untuk bertanya, tapi pada akhirnya ia mengurungkan niatnya tsb.
Seperti hari ini. Selesai menyiapkan sarapan, lagi lagi Naeun menemukan Namjoon baru saja pulang pagi hari ini.
Sebenarnya apa yg dia lakukan di luar sana, jangan jangan pria ini selingkuh??
Naeun juga takut sih.. tapi mau gimana lagi, ia tidak berani berbicara dengan Namjoon.
Ntah apa yg membuatnya takut seperti ini.
Sampai malam itu ketika Naeun sedang menunggu kepulangan Namjoon, bel rumahnya tiba tiba berbunyi.
Naeun pun membukakan pintu.
"Appa..." kejut gadis ini mendapati ayah mertuanya berada di luar sana.
"Kenapa appa ada disini--?" Sampai ia menyadari Namjoon sedang berdiri di belakang ayahnya.
"Ayo masuk!" Teriak ayahnya juga kepada Namjoon, mau gak mau Namjoon pun masuk.
"Maaf ya nak. Namjoon sudah sering gak pulang kan akhir akhir ini? Sebenarnya dia tidak pergi kemanapun, ia hanya menginap saja di rumah. Aku juga tidak tau ada apa dengannya, tapi mungkin kalian bisa membicarakannya dengan baik. Ya?" Setelah mengucapkan itu, ayah Namjoon pun pulang.
Meninggalkan Naeun dan Namjoon yg hanya berduaan disana.
Sebenarnya Naeun hendak bertanya apa alasannya melakukan hal itu? Apakah ia tidak suka serumah dengannya, tapi lagi lagi ia takut untuk mengungkapkannya.
Sampai akhirnya Namjoon memilih untuk pergi dan masuk ke kamarnya.
"Apa alasannya?" Seru Naeun kemudian. Namjoon yg sedang membuka pintu kamarnya itu pun terhenti disana.
"Apa maksudmu alasannya?" Tanyanya malas, bahkan ia tidak bermaksud menoleh ke arah Naeun sedikitpun membuat gadis ini terluka.
"Kenapa kamu tidak pulang dan tidur di rumahmu, bukankah ini rumahmu?" Ucap Naeun juga.
"Bukankah seharusnya kamu senang aku tidak berada di rumah, dengan begitu kamu tidak perlu di kamar terus. Kamu hanya tidak suka melihatku, ya kan?!"
"A a aku.. aku tidak kok.."
"Cuih, siapa yg percaya"
Ketika Namjoon hendak masuk, lagi lagi Naeun berteriak ke arahnya - menahannya.
"Apa yg harus aku lakukan agar kamu percaya? Hm?"
Namjoon terkekeh kecil "hanya lakukanlah tanggung jawabmu dengan benar!"
Lalu pria ini pun berniat masuk, tapi tiba tiba ia merasa ada suara sesengukan di belakangnya. Dengan cepat ia pun menoleh dan terkejut.
"Astaga! Apa yg kamu lakukan? Cepat pakai bajumu kembali! Nanti masuk angin!" Seru Namjoon cepat dan berniat memunggut pakaiannya tsb, tapi yg ada malah Naeun langsung memeluknya erat.
"Jangan membenciku hiks hiks.." tanggis Naeun juga. Otak Namjoon bagai keseleo jadinya.
Ini siapa yg benci siapa sih sebenarnya? Bukankah seharusnya itu yg ia katakan??
"Apa yg kamu katakan? Aku tidak membencimu, bukankah kamu yg membenciku?"
"Bodoh!" Naeun langsung mengecup bibirnya membuat adek Namjoon menegang "aku juga tidak membencimu"
T
o
i
n
g
Seperti ada backsoundnya saja, sesuatu bergerak ke atas sekarang.
"Tidak, jangan pakai bajumu lagi. Sudah telat!" Ucap Namjoon kemudian, Naeun menatapnya kebinggungan.
"Bukankah kamu yg memintaku memakai bajuku kembali, nanti masuk angin--!!" Namjoon sudah melumatnya duluan, bahkan bukan itu saja, ia langsung membopongnya dan membawanya ke kamar.
Lalu ia menjatuhkannya di atas kasur.
Naeun tentu tau apa yg hendak ia lakukan, dia bukan anak kecil lagi.
"Jangan kasar kasar, ini pertama kaliku" ucapnya tersipu malu.
Namjoon menganggukkan kepalanya dan kembali mengikis jarak antar bibir mereka.
Jarinya yg panjang itu ia masukkan satu persatu ke liangnya Naeun. Gadis ini bergidik kegelian sekaligus nafsu.
"Namjoon ah nnngghhhhh"
"Sudah basah sayang.. tahan ya.. aku akan melakukannya dengan pelan"
Naeun percaya padanya dan akhirnya "akk aakk aaakkkkk!!" Teriak gadis ini juga kencang banget.
"Aahh...aahhh..." desahnya kemudian merasakan adeknya Namjoon ini sedang mengoyak ngoyak dirinya.
"Sempit sekali sayang.. ahhh...aaahhh..." dan akhirnya mereka klimaks juga secara bersamaan.
Namjoon memeluk Naeun dalam tidurnya.
"Aku sangat senang malam ini sayang, makasih ya. Malam ini bener bener terasa kalau kita sudah menikah hehe"
"Jangan membenciku lagi, karna aku menyukaimu" ucap Namjoon kemudian. Naeun mengangkat salah satu alisnya keheranan.
Perasaan tadi ia juga mendengar hal yg sama, tapi sejak kapan Naeun membencinya. Enggak kok!
Bahkan sebenarnya dia--
"Aku tidak pernah membencimu" jelas Naeun juga.
"Bagaimana mungkin? Tapi perilakumu seperti menunjukkan-- kamu bahkan tidak mau bicara denganku"
"Itu karna.. aku menyukaimu Namjoon. Sejak pertama bertemu denganmu, aku sudah menyukaimu. Aku sangat senang ketika tau kita bakal di jodohkan. Tapi aku juga takut kamu bakal membenciku bila tau aku menyukaimu. Itulah kenapa aku selalu bersikap seperti ini, aku takut kamu mengangapku menyebalkan. Maaf ya.."
Namjoon tersenyum manis dan mengecupnya pelan.
"Ah tidak bisa, kamu terlalu manis, adekku naik lagi. Satu ronde lagi ya sayang mmmuaacchhh..."
Tidak sempat menolak, Naeun pun hanya bisa pasrah.
"Aaahhhh Namjoon aahhh aaahhh..."
Teruskan bang
Gak nolak kok uhh 😋 - Naeun
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top