42. [95Line] Twin complex
VOTE SEBELUM BACA
.
.
.
Apakah kalian pernah mendengar anak kembar tiga, dua pria satu wanita? Yup! Inilah kami. Aku dan kedua kembaranku yg luar biasa tampan ini.
Bahkan ketika ke sekolah bersama orang orang akan menatapku curiga.
"Apa benar dia kembaran mereka? Kok gak ada specialnya sama sekali?!"
Iya aku tau aku biasa biasa saja, trus kalian maunya apa? Memangnya keinginanku keluar dari rahim yg sama dengan kedua manusia sempurna ini? Ihhhh... ada kala nya aku kesal dan benci banget, tapi aku tetap berusaha tegar. Aku tidak mau di anggap lemah.
Im strong woman 😈
Tapi ada satu hal yg tidak bisa aku terima. Kenapa mereka sering banget bertukar pacar, bahkan satu hari bisa satu. Sedangkan aku? Jangankan pacar, pacaran saja tidak pernah.
Aku tau aku juga salah sih, ada saatnya standar pacarku terlalu tinggi. Tapi mau gimana lagi, aku sudah terbiasa melihat kedua kembaranku yg sempurna. Trus apakah aku harus merendahkan kriteria pacarku?
Dan akhirnya aku bertekad untuk cari pacar saja saat ini, aku resah kalau selama sekolah gak pernah pacaran sekalipun. Ntar apa kata orang? Aku ingin menjadi gadis yg bener bener dewasa ketika masuk kuliah nanti.
Aku ingin mengalami yg namanya bercinta 😗
Dengan gerakan cepat, sambil memasangkan headset di kedua kupingku, aku pun berlari ke arah kamar Jimin. Karna kamar Jimin terlihat sangat tenang malam ini.
Apakah ia tidak membawa gadis pulang ke rumah? - tanyaku juga heran.
Ku buka pintu kamarnya dan ternyata dia lagi belajar.
Wuah gila ketempelan apa anak ini? Biasanya mah sama dengan Taehyung bercinta dengan teman wanitanya yg ntah siapa dengan suara desahan mereka yg kuat sekali di kamar sebelah.
Ah.. aku sampai pusing mendengarnya 😣
"Ada apa denganmu? Kok rajin banget?" Tanyaku juga. Jimin hanya komat kamit tidak jelas, lagian aku juga tidak tertarik untuk mendengarnya.
"Ada apa? Untuk apa kamu kemari?" Tanya Jimin.
"Oh.. apakah kamu bisa menindikkan telingaku?" Tanyaku tiba tiba. Jimin keheranan.
"Bukankah kamu tidak suka memakai anting anting makanya tidak pernah melakukannya, kenapa sekarang--"
Yah, ada alasannya. Karna aku mencari di om google dan ia mengatakan kalau seorang gadis akan cepat mendapatkan pacar bila ia menindik telinganya.
Kenapa tidak di coba? Hehe 😆 mana tau ya kan.
"Ya sudah, sini" aku pun memberikan alat tindik tsb ke tangan Jimin, dan ia sudah berada di posisinya tepat di depanku yg sedang duduk di tepi kasur.
"Tahan ya.. gak boleh nangis, gak boleh gerak" ancang Jimin duluan. Dia tau banget kalau aku takut sakit.
Ketika ia mulai menghitung 1 2 3, tanganku tiba tiba menahan tanganya.
"Eh bentar bentar bentar. Pasti sakit ya? Aduh... aku takut" isakku pula kemudian. Jimin menatapku bete.
"Ya sudah gak usah, lagian ngapain sih di paksa. Tindik atau tidak juga tidak ada perubahan pada wajahmu"
"Yah!" Kesalku juga. Jimin hanya tertawa.
"Ya sudah, masih mau gak? Klo mau tenang, jangan gerak. Tutup matamu. Gak sakit kok. Percaya sama aku. Rasanya hanya seperti.. di gigit semut? Ya, seperti itu"
"Kamu yakin?"
"Ya tentu, aku kan juga ada. Nih. Tiga lagi" Jimin menunjukkan daun telinganya walaupun yg tersisa hanya bekasnya saja, karna Jimin tidak sedang mengunakan antingnya saat ini.
"Ya sudah, aku siap" aku pun mulai menutup kedua mataku.
Ku rasakan benda tsb mulau mendekati telingaku dan--
Cup
Rasanya ada yg kenyal kenyal di bibirku.
Dengan cepat aku membuka kedua mataku dan-- terkejut Jimin sedang menciumku?
Apa yg sedang ia lakukan??
"Akhh!!" Teriakku histeris ketika daun telingaku di jebol oleh benda tsb.
Tapi rasanya aneh, bukannya sakit, jantungku malah berdegub kencang.
"Apa yg sedang kamu lakukan?" Tanyaku juga pada Jimin.
"Hehe obat bius, supaya tidak sakit. Gak sakit kan jadinya?"
Iya sih.. tapi, hatiku yg jadi cenat cenut.
Perasaan apa ini?
Jimin tiba tiba mendorongku hingga tubuhku membentur kasurnya, aku hendak bangkit berdiri tapi ia sudah menindih di atasku.
"A a ada apa?" Tanyaku juga gugup.
Jimin mengambil tanganku dan menaruhnya ke bagian selangkangannya, aku terkejut menyentuh sesuatu yg sudah mengeras disana.
"Yg ini rasanya juga tidak sakit kok, apakah kamu ingin mencobanya?"
"H h hah?"
Tanpa bisa ku tolak, Jimin sudah memberikan obat biusnya kembali yg berupa ciuman dari bibirnya tsb. Membuatku melayang sampai lupa kalau pria di depanku ini adalah kembaranku. Ia bahkan sudah mulai menarik gespernya dan melepaskan celana dalamku sekarang.
"Ak ak aaahhh!!!" Ringisku kesakitan ketika barang tsb menusukku. Menghancurkan tubuhku.
Jimin terua menghentakkan badannya membuatku kesakitan sekaligus nikmat.
Sial! Apakah ini rasanya bercinta?
Kenapa mulutku terus bergumam kesakitan tapi sebenarnya aku ena di bawah sana.
Aku gila, aku bener bener sudah gila.
Tapi aku tidak bisa menolaknya. Jimin terus menghujamku dengan penisnya yg gede namun bantet tsb Plak/
***
"YAH! APA YG SEDANG KALIAN LAKUKAN?!" mendengar teriakan Taehyung membuat kami terbangun dari kasur yg berserakan. Spreinya bahkan sudah lepas jatuh ke lantai. Jimin terlalu bersemangat untuk menghancurkanku semalam.
Setelah bersiap siap, kami pun hendak pergi ke sekolah. Melihat jalanku yg sedikit ngangkang membuat Taehyung kesal.
"Semua gara gara kamu!" Kesalku pada Jimin. Sedangkan Jimin hanya tersenyum bangga.
Tapi melihat hal tsb Taehyung malah semakin kesal, pria ini kemudian menarik kerah seragam Jimin dan menonjoknya.
"Sialam kamu ya! Bukankah kita sudah berjanji siapapun tidak boleh menyentuhnya, kenapa kamu malah-- apakah kamu tau sudah berapa lama aku bersabar untuk tidak menyentuhnya? Aku bahkan sengaja mencumbui gadis lain untuk menumpahkan hasratku ini. Tapi kamu malah-- dasar bajingan kamu Jimin!"
"Sebenarnya ada apa ini? Jangan seperti itu Taehyung ah!" Aku langsung memapah Jimin yg tersungkur di lantai.
"Ini bukan salahnya, semalam itu-kami-itu--" ntah lah aku juga binggung mau bagaimana menjelaskannya. Karna aku sendiri tidak yakin kenapa aku bisa melakukannya.
"Aku benci kalian berdua! Aku benci!!" Setelah berteriak seperti itu, Taehyung pun pergi. Aku hendak mengejarnya. Walaupun selangkanganku masih perih sekarang.
Jimin mencoba menahanku, tapi aku melepaskan tangannya.
"Kamu kesekolah saja duluan. Nanti aku akan menyusul dengan Taehyung"
Tapi bagaimanapun di cari, aku tetap tidak bisa menemukan dirinya. Ah.. mana selangkanganku masih sakit lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan istirahat saja.
Ceklek
Begitu aku membuka pintu, aku terkejut melihat Taehyung yg berniat kabur dari rumah. Untung saja tadi aku menyuruh Jimin yg pergi ke sekolah sendirian, kalau tidak pasti Alien ini sudah kabur tanpa sepengetahuan orang.
"Kamu mau kemana? Turunkan tasnya!" Aku langsung menarik tas tsb dan melemparnya ke dalam rumah.
"Aku tidak bisa tinggal disini lagi, biarlah kalian berdua saja yg tinggal bersama. Have fun ya.."
"Apa sih yg kamu katakan, Tae? Kenapa kamu bisa seperti ini?! Apa salahku hm?"
"Kamu tidak tau? Wua daebak! Kamu beneran tidak peka ya.. atau, kamu sama sekali tidak peduli akan perasaanku? Bagaimana bisa kamu tidur dengan bantet itu sedangkan aku tidak? Apakah kamu lebih menyukainya?"
"Bukan seperti itu.. bukankah sudah ku katakan tadi, kami itu-hanya-khilaf. Ya khilaf. Aku juga tidak tau ada apa dengan diriku dan bagaimana bisa kami melakukannya, aku--"
"Bohong! Itu hanya alasanmu saja! Katakan saja kalau kamu tidak menyukaiku. Aku pergi!"
"Taehyung ah!" Aku langsung menahannya, memeluknya dari belakang.
"Jadi apa yg harus aku lakukan? Hm? Aku juga menyukaimu, kalian berdua sangat penting untukku. Tolong jangan pergi hiks"
Taehyung melepaskan pelukannya dan menatapku erat "apa buktinya kalau kamu menyukaiku?" Tanya pria ini.
"Apa pembuktian yg kamu mau? Aku pasti akan melakukannya, karna aku beneran--mmmppp" belum juga selesai ngomong, Taehyung sudah melumatku duluan dan mengendongku serta menurunkanku di sofa.
Pria ini menghembuskan nafasnya berkali kali di bagian tengkukku.
Ah... panasssss 😳
"Lakukan juga denganku, aku tidak ingin kalah poin dari bantet itu"
"Tapi-- aku baru buka perawan semalam Tae, selangkanganku masih sakit. Aku--"
"Jadi, kamu tidak mau? Katanya sayang?" Taehyung langsung mempotkan bibirnya kembali.
"Iya iya baiklah, tapi yg pelan--Aaahhhhh!!!"
Anjir si Taehyung anak alien, bagaimana bisa ia menusukku tanpa aba aba.
Ah... becek, basah semuanya. Aku malu 😔
"Aaahhhh Taehyung ah aaahhhh!" Aku terus mendesah sambil menjambaki rambutnya tsb.
Gila, rasanya aku pengen muntah. Milik terlalu panjang menusuk nusuk dalam tubuhku 😌
Ketika sebentar lagi aku akan klimaks, Taehyung tiba tiba menghentikan gerakan mengocoknya.
"Kenapa kamu berhenti?" Tanyaku juga malu.
"Sebelumnya aku ingin mendengarnya dulu kalau kamu lebih mencintaiku dari si bantet itu. Ayo cepat katakan! Klo tidak aku cabut loh!"
"Eh jangannn" eh alien, kamu membuatku malu.
"Ayolah... jangan membuatku menunggu terlalu lama, atau aku cab--mmppp" Aku menaikkan sedikit tubuhku dan melumatnya.
"Aku mencintaimu Kim Alien Taehyung Bangsat! Sekarang juga lanjutkan tugasmu. Hancurkan aku, lebih dalam dan lebih cepat lagi uhhh"
"Cepat Tae aku tidak tahan lagi aaaaaahhhhhh!!!"
Ceklek
Seseorang tiba tiba membuka pintu rumah kami. Kami yg sedang enjot enjotan di sofa ruang tamu itu tentu saja jadi pampangan pertama yg menarik perhatiannya.
"YAH! APA YG KALIAN LAKUKAN?!"
"Meninggalkan aku sendirian di sekolah dan sekarang ini yg kalian lakukan? Dasar bajingan kalian berdua!" Tapi herannya Jimin tidak kabur seperti Taehyung. Pria ini malah berjalan ke arah kami sambil melepas celana panjangnya.
Apa yg ingin ia lakukan?
Jimin mengocok penisnya selama beberapa kali.
"Sekarang, gantian!" Ucapnya berusaha mendorong Taehyung dari atas tubuhku.
"Aku belum puas Jimin bantet!" Teriak Taehyung tidak mau ngalah.
Astaga! Apa yg akan terjadi pada diriku sekarang?
***
Bagian bawahku sedang di obok obok oleh Taehyung, sedangkan mulutku di isi penuh oleh kepemilikan Jimin.
Astaga! Aku mau gila saja rasanya. Mereka terlalu menyiksaku, walaupun aku tidak nolak sih sebenarnya 😆 plak/
"Aaahhh....aaahhh... aaahh" desah kami bertiga secara bersamaan.
Ceklek
Pintu rumah kami tiba tiba terbuka, untung saja kami sudah pindah ke kamar Taehyung saat ini.
Tapi.. itu siapa ya? 😨
"Anak anak, kami pulang. Kalian dimana? Gak lagi nackal kan? hehe" tawa kedua orangtua kami yg baru pulang dari bulan madu mereka yg ke 20.
Kami bertiga pun langsung SHOCK!!!
Astaga astaga! Apa yg harus kami lakukan?
Suara kaki mereka terdengar semakin mendekat ke arah kamar kami dan--
Cekrek
"SURPRISE!!!" --😨😱
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top