26. [Jungkook] godaan
VOTE DULU SEBELUM BACA
.
.
.
Aku masih ingat saat itu aku baru berusia 14 tahun, tapi kedua orangtuaku sudah meninggal dunia karna sebuah kecelakaan. Membuatku dan adikku yg baru berusia 8 tahun ini harus menjadi yatim piatu dalam satu malam.
Malam itu aku menangis sesegukan, bayangkan saja aku yg masih kekanakan, manja pada orangtua kini harus di paksa mandiri sekaligus menjaga adikku. Apakah aku bisa melaluinya?
Sampai seseorang menepuk bahuku dan memelukku, anak kecil ini adalah adikku Jeon Jungkook. Melihatnya yg tidak menangis bahkan masih bisa menghiburku membuatku tertegun.
Tidak! Aku tidak boleh menyerah, ingat masih ada Jungkook yg harus ku jaga!
Iya, kamu pasti bisa!
Dia lah pacuanku bisa bertahan sampai sekarang, dia- adik kesayanganku satu satunya saudara yg ku milik, Jeon Jungkook.
Tidak tau sejak kapan, anak kecil yg dulunya fetus bila berdiri hanya sampai sepinggangku ini kini pelan pelan telah berubah menjadi remaja dan dewasa.
Bahkan dirinya yg sekarang telah mengalahiku yg mulai bantet ini bila berdiri di sampingnya.
"Nnnnggg..."leguhanku keluar ketika ku rasakan seseorang sedang meremas kedua payudaraku.
Ku paksakan ku buka kedua mataku, dan aku menemukan adikku Jungkook sedang tidur di belakangku sambil memelukku.
Ah, anak ini beneran! Sudah di katakan berapa kali juga, payudara kakaknya ini bukanlah boneka guling untuknya. Kenapa di peluk dan di remes terus sih??
Kakak kan jadi gak tahan eh?
"Jungkook ah, ayo bangun. Bukankah kamu masih sekolah hari ini?" Sebenarnya mereka sudah selesai ujian kelulusan sih, tapi sepertinya masih ada kegiatan di kelas. Aku pun memaksanya masuk, daripada di rumah terus.
Lagian sebentar lagi aku berangkat kerja, kasihan bila dia mesti sendirian.
"Noona.. em... sebenarnya.. ada yg ingin ku katakan" ucap Jungkook juga ketika kami sedang sarapan.
"Hm, apa itu?"
"Aku mendapatkan kerja part time, aku terima ya.."
"Tidak perlu Jungkook, mending kamu kuliah saja. Sudah berapa kali noona katakan juga. Jangan khawatir soal dana, kamu lupa masih ada warisan appa umma. Itu cukup untukmu"
"Bukan masalah dana noona, tapi aku hanya ingin--"
"Hanya dengarkan apa kata noona, noona tidak terima penolakan" setelah mengucapkan hal itu, aku pun segera bangkit untuk membersihkan piring piring kotor yg baru saja kami gunakan ini.
Jungkook terlihat mendatangiku dari belakang. Ia memeluk tubuhku yg sedang nyuci di wastafel ini.
Aku tidak terkejut lagi, lagian sudah sering juga. Mau baper sampe kapan eh?
Cup
Jungkook tiba tiba mengecup pipiku "Jungkook sayang noona, aku terima ya.. hehehe" lalu ia pun kabur setelah tawa cengegesan.
Ah.. aku sungguh tidak bisa menolak adik imutku ini, ya sudahlah ku biarkan saja dia.
Mana tau kerjanya berat nanti dia berhenti sendiri hehe.. mana ada kakak yg punya pemikiran seperti ini ya? Wkwkw
,
Malam itu ketika aku pulang kerja, ku lihat Jungkook belum berada di rumah.
Apakah pulangnya selarut ini ya? Khawatirku juga.
Aku masih berusaha tenang, mandi dan menganti pakaianku dulu. Tapi jam terus berdetak membuat jantungku gak karuan.
Ya ampun.. apakah mungkin ia kecelakaan seperti orangtuaku dulu?
Kenapa tiba tiba aku berpikiran buruk seperti itu, lantaran aku sudah trauma bila harus mengingat kejadian orangtuaku dulu.
Aku jadi takut, bagaimana kalau benar terjadi apa apa dengan Jungkook? Apakah aku mesti sendirian di dunia ini?
Dengan sigap aku pun berusaha menghubunginya, tapi nomornya malah mati.
Astaga! Aku harus mencarinya kemana.
Aku mencoba bertanya pada temannya dan akhirnya aku menemukan nomor tempat kerjanya Jungkook juga. Setelah bertanya kesana, aku baru tau kalau dia--
Aku langsung berlari bergegas memasuki kantor polisi tsb. Disana aku menemukan Jungkook yg baru keluar dari ruangan khusus tanya jawab.
"Jungkook ah!" Aku langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.
"Noona?" Tapi PLAK/ aku malah menamparnya. Bahkan polisi yg berada di belakangnya terkejut melihatku seperti itu.
"Bukankah sudah ku katakan jangan bekerja, kenapa kamu tetap saja keras kepala sih? Tuh kan lihat sampai masuk kantor polisi segala!"
"Ya sudah, kalau tidak mau mendengarkan kata noona, kamu pergi saja sana jangan pulang lagi!" Kesalku dan pergi begitu saja. Jungkook langsung mengejarku.
Kalian tau gak sih apa masalahnya? Masa hanya di karenakan adikku yg terlalu tampan ini jadi rebutan para pelangan wanita yg berkunjung di cafe tsb membuat para pekerja lainnya jadi marah dan akhirnya malah perang. Padahal Jungkook kan gak salah, memang susah ya jadi orang tampan..
Akhirnya Jungkook berhasil menahan tanganku juga "lepaskan!" Teriakku kasar, tapi pria ini langsung memelukku.
"Maafkan aku noona, aku janji tidak akan membuatmu khawatir lagi. Maafkan aku"
"Hiks.. hiks.." aku pun mulai menangis "aku hanya takut bila membayangkan kamu.. umma..appa.. hiks" yah, Jungkook tau apa maksudku dan dia pun kembali memelukku erat.
"Ya, aku tau. Mulai sekarang, aku akan mendengar perkataanmu noona, aku janji. Jangan nangis lagi ya.."
Ia pun mulai menghapus airmataku, tapi saat itu juga aku mendengar perutnya berbunyi kukuruyuukkkk
"Eh, kamu belum makan?" Tanyaku juga.
Jungkook menganggukkan kepalanya "aku daritadi di tahan disini dan gak di kasi makan, aku lapar noona, ayo kita pulang"
"Ya, ayo!"
Sesampainya di rumah, aku pun langsung memasakkan mie instant untuknya. Dia terlalu lapar, aku gak sempat nyiapin yg lain lagi. Dan Jungkook memakannya dengan lahap.
"Bagaimana kalau kita tidur bersama malam ini? Sepertinya tidur bersamamu malam ini baru bisa membuatku tenang dan nyenyak" ucapku juga.
"Ya baiklah, bukankah itu yg selalu kita lakukan"
Aku langsung menatapnya dengan ekor mataku BIG NO tapi kenyataannya adalah, dia lah yg selalu menerobos masuk ke kamarku.
,
Seperti biasanya, Jungkook akan langsung rebahan di sampingku dan memelukku erat dari belakang. Tapi kali ini ia tidak mendapatkan mainannya.
Ketika ia hendak meremas payudaraku, yg ia sentuh malah bantalan bra ku. Iya, aku sengaja pake bra malam ini walaupun terasa gak nyaman.
Daripada di remesin Jungkook, semakin gak nyaman lagi uhh 😌
"Kenapa kamu memakai bra?!" Kesal Jungkook juga.
"Ya iya, masa kamu mainin terus. Payudara noona bukan pengantar tidurmu Kook"
Yg ada malah noona yg gak bisa tidur 😣
"Aku gak peduli, Buka!" Paksanya.
"Jungkook ah aaahhh.." tanpa sengaja leguhan tsb keluar dari bibirku ketika Jungkook berniat membuka tali bra ku.
Aku pun langsung menundukkan wajahku malu.
Jungkook sengaja mendekatiku dan tersenyum "noona, can i do it??"
"Apa??" Kejutku juga. 'Do' means apa sekarang? 😏
"Sejak lama aku penasaran noona, bagaimana rasa mengemut payudaranya. Selama ini aku hanya bisa merasakannya saja, kamu bahkan tidak mengizinkanku melihatnya" Jungkook mulai mengembungkan pipinya manis.
Untung manis Kook, klo gak sudah aku tempeleng!
Lagian pembahasan apa sih ini, mana ada seorang adik yg gituin kakaknya??
Jungkook emank beda!
"T t tapi... aaahhh..." belum juga aku izinkan, Jungkook yg sudah berhasil melepas tali bra ku itu langsung melemparnya sembarangan dan mengisap kepala putingku kuat.
Aku ingin menahannya, tapi kenapa geli...
"Jangann Kook geliiiihhhh..."
Aku berusaha menghentikannya, tapi ia tetap saja menjilat kedua gunungku membuatku sangat tersiksa di bawah sana.
Tanpa sadar cairan kenikmatanku sudah keluar membanjiri selangkanganku.
Aku malu 😗
Semua gara gara kelinci berotot ini 😌
Aku pun mendorongnya, melepaskannya dari kegiatan tsb. Jungkook menatapku dengan kesal bahwa aku belum puas memainkannya noona!
Aku mengemut bibirnya dan menempelkan keningku pada keningnya "masuki aku Kook, aku tak bisa menahannya lagi nngggg.." ucapku sambil menahan malu.
Jungkook tersenyum puas dan mulai memasukiku.
"Aaahhhh Kook Aaahhhhhhhh..." desahku kuat sambil sesekali mengemut bibir manisnya ini.
Jungkook tetap semangat walaupun keringat sudah membanjiri seluruh wajah tampannya itu.
Anjing! Kenapa kamu sexy sekali dek!
Noona gak ku ku 😋
"Aku mau naik noona aaahaah aahh...." Jungkook mempercepat gerakannya dan akhirnya cairan itu pun keluar juga.
Pria ini langsung rebahan di sampingku sambil membelai lembut wajahku. Aku mengelap keringatnya yg menurutku nampak sexy itu.
"Noona.. apakah kita salah melakukan hal ini?" Tanyanya kemudian, aku terdiam, tidak tau harus menjawab apa.
Ya, kita salah Kook.
Eh tidak, seharusnya aku yg salah Kook. Aku yg tidak sanggup menahan godaanmu.
"Tapi aku mencintaimu noona, aku tidak merasa kita salah" sambungnya kemudian memelukku erat "noona.. ayo kita pergi darisini, pergi ke tempat tidak ada yg mengenali kita dan hidup berdua disana. Apakah kamu mau?"
Walaupun aku tau ini salah, tapi aku tidak bisa menolaknya "baiklah, ayo kita lakukan"
Jungkook pun kembali memelukku, dan melumat bibirnya. Selanjutnya kami melakukannya sekali lagi.
"Mmmppphhh..."
***
Jungkook telah berdiri di luar rumah menungguku, setelah mengunci rapat pintunya aku pun pergi menyusulnya.
Jungkook menoleh ke arahku dan menyodorkan tangannya menyambutku "ayo noona" ucapnya sekali lagi.
Ku terima aluran tangan tsb dan mengengamnya erat.
Kita pasti Harus BAHAGIA!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top