18. [JiminxRose] Incest
Jimin mempunyai seorang adik perempuan yg ia banggakan, namanya Rose. Seperti bunga mawar, adiknya ini memang sangat cantik dan anggun. Apalagi suaranya uhh.. pokoknya siapa yg denger juga bakal klepek klepek jadinya.
Bahkan bunga yg layu bisa mekar kembali klo sudah denger Rose bernyanyi #lebay
Intinya keluarga mereka awalnya baik baik saja, rukun rukun saja tidak ada masalah apapun. Tapi apa di kata ayahnya yg merupakan tulang punggung keluarga ini tiba tiba meninggal dunia karna sebuah kecelakaan membuat ibu serta mereka berdua harus di tinggal sebatang kara.
Tidak lama, sekitar 8 bulan kemudian, ibunya kenal dengan bos barunya di tempat kerja yg baru ia dapatkan. Tidak tau apa yg terjadi keduanya memutuskan untuk menikah dan akhirnya Jimin dan Rose pun memiliki seorang kakak baru, namanya Kim Namjoon.
"Halo perkenalkan, namaku Namjoon. Kamu bisa memanggilku Joon oppa mulai sekarang" ucap pria ini genit ke arah Rose. Rose yg takut pun langsung bersembunyi di belakang Jimin.
Tidak tertarik dengan Jimin, Namjoon bahkan tidak berniat berkenalan ataupun bersalaman dengannya. Pria ini hanya cuek dan masuk ke kamarnya begitu saja.
"Oppa, aku tidak suka pria itu!" Ucap Rose.
"Aku juga" Jimin bahkan heran kenapa ibu mereka ingin menikah dengan pria itu, apakah karna masalah finansial?
***
Sebulan pun berlalu sejak mereka tinggal disana. Rose merasa sangat tidak nyaman berada di rumah. Kenapa? Padahal rumah adalah tempat tinggal kita, tapi Rose merasa rumahnya seperti neraka. Pandangan nakal Namjoon padanya selalu saja membuatnya bergelidik ngeri.
Dan kebetulan hari ini pagi pagi sekali Namjoon sudah keluar rumah meninggalkan ibu, Jimin dan Rose di rumah. Ayahnya sedang keluar kota, ada bisnis yg harus di kerjakan.
Tiba tiba sebuah telepon mengharuskan ibunya untuk kembali ke kantor sekarang juga, mau tidak mau ibunya ini pun meninggalkan tugas beli beli bahannya pada Jimin.
Kebetulan saat itu Rose lagi mandi, jadi Jimin keluar beli sendiri meninggalkan Rose sendirian di rumah.
Sial! Pria ini malah kejebak macet di jalan membuatnya pulang kemalaman.
Ceklek
Tak
Tak
Tak
Mendengar suara kaki tsb membuat Rose menebak kalau kakaknya telah pulang.
"Oppa, kamu sudah pulang? Bisakah ambilkan handuk untukku, aku meninggalkannya lupa membawanya tadi" teriak Rose dari kamar mandi.
Tak lama seseorang pun mengetuk pintu kamar mandinya, Rose langsung membukakan pintu. Gadis ini amat sangat terkejut melihat siapa yg berdiri di luar sana dengan seringai liciknya.
"Tidak ku sangka kamu bahkan meminta oppa mu untuk membawakan handukmu hehehe.."
"K k kenapa-- bukankah besok pagi kamu baru pulang?"
"Ah, aku lupa bilang ya, pemotretanku di tunda, jadi aku pulang hehe" Namjoon ini model, tepatnya model untuk majalah dewasa.
Rose hendak menutup pintu, tapi sayang Namjoon berhasil menahannya.
"Apa yg ingin kamu lakukan? Aaaakkkk!!!"
"Menurutmu? Hehehe" Namjoon pun menerjang ke arah Rose yg memang sedang bugil itu.
"Pergi! Lepaskan aku! Tolooong! AAAAAAAKKK!"
,
Terburu buru Jimin pun masuk ke dalam rumahnya, ketika hendak mendatangi adiknya, ia melihat Namjoon yg baru keluar dari kamar mandi.
Tubuh pria tsb bahkan terlihat sedikit basah dan berantakan.
"Apa yg terjadi-- ROSE!"
"DASAR BAJINGAN! APA YG KAMU LAKUKAN PADA DONGSAENGKU?!"
Jimin berhasil menghajar Namjoon, tapi pria itu langsung kabur.
"Jangan macam macam padaku atau appaku akan menceraikan ummamu!" Ancam Namjoon.
"Siapa takut! SINI KAMU!" Jimin mengambil sebuah pisau dari dapur dan hendak mengejar Namjoon lagi, tapi pria tsb sudah sempat meninggalkan rumah.
Orang kesetanan jangan di lawan, bahaya!
"Tunggu pembalasanku!" Teriak Namjoon, lalu pria ini pun menghilang dari hadapan Jimin.
Jimin langsung bergegas mendatangi Rose, di lihatnya Rose sedang berjongkok di sudut ruangan menyembunyikan tubuh bugilnya itu.
Ada bercak darah yg masih menempel di bagian paha hingga kakinya.
Jimin pun langsung memeluknya, tangisannya menetes saat itu juga.
"Kamu gakpapa kan Rose? Maafkan oppa..hiks"
"Oppa? Jimin oppa!!" Teriak Rose kuat dan langsung memeluk dirinya erat "dia-dia-memaksaku-aku-aku-aku-tidak-mau-hiks-dia" ucap Rose tidak jelas dengan suaranya yg bergetar hebat itu.
"Tidak jangan katakan lagi Rose! Jangan pikirkan lagi! Ayo kita pergi dari rumah ini!"
Rose menganggukkan kepalanya. Lalu kedua orang ini pun mulai memasukkan barang barang mereka kedua tas ransel yg ada dan mengambil semua tabungan mereka.
Sebenarnya dari awal Jimin sudah ingin membawa Rose pergi dari rumah ini, ia tidak suka adiknya di ganggu terus, tapi dia juga kasihan dengan ibunya.
Tapi kini ia tidak bisa memikirkan lebih banyak lagi, dia hanya bisa memilih satu dan Rose lebih membutuhkan dirinya.
Keduanya pun pergi ke kampung halaman ayahnya, masih ada rumah tua sepetak sepeninggalan nenek mereka disana. Walaupun kecil tapi masih layak di huni.
Lantaran ibunya sudah terbiasa hidup di kota, jadi ia tidak suka tinggal di desa. Itulah kenapa mereka tidak pernah tinggal disini.
"Apakah kamu terbiasa tinggal disini Rose?" Tanya Jimin ketika ia baru saja merapikan barang barangnya dan duduk di samping Rose yg sedang jemuran di belakang rumahnya.
Ada sebuah lapak persawahan yg luas di belakang sana, tapi yg pastinya bukan punya mereka hehe.
"Rumah ini lebih baik 100 persen dari rumah megah itu. Aku menyukainya, disinilah lebih nyaman dan aman untukku"
Jimin pun mulai mengandeng tangan adiknya ini lega dan Rose juga menidurkan kepalanya di bahu Jimin. Tapi tak lama dia mulai menangis.
"Tapi siapa yg akan menikahi Rose sekarang oppa?.. hiks Rose sudah tidak perawan lagi, mana ada pria yg mengiginkan Rose lagi.. hiks" sedih gadis ini mengingat apa yg baru saja ia alami.
"Oppa mau, apakah oppa bisa?" Tanya Jimin kemudian membuat Rose menatapnya kebingungan.
"Tapi.. kita saudara.. oppa?"
"Saudara lalu kenapa? Oppa mencintai Rose, oppa ingin menjadi suaminya Rose, apakah tidak bisa? Kamu.. tidak mau menjadi istriku?"
Rose mengelengkan kepalanya "tidak, Rose mau oppa"
Rose pun menundukkan kepalanya dan Jimin mengecup keningnya.
"Baiklah, klo begitu mulai sekarang Rose adalah istri oppa ya. Lagian tidak ada yg mengenal kita di desa ini, kita bisa hidup seperti apa yg kita inginkan" Jimin mengecup bibir Rose, melumatnya pelan, tapi tak lama ia melepaskannya cepat "ah maaf, belum waktunya untuk itu"
Rose menahannya "gakpapa oppa, aku ingin melakukannya. Aku ingin menghapus jejak pria ini dari tubuhku, aku ingin melupakannya oppa"
"Beneran..tidak apa apakah Rose?"
Rose menganggukkan kepalanya, Jimin pun mengiyakannya. Pria ini lalu mengendong Rose ala bridalstyle dan membawanya ke kamar, tepatnya di ranjang.
Jimin menidurkannya disana.
"Jangan takut, oppa akan melakukannya dengan pelan, tidak akan menyakiti Rose"
"Ya, aku percaya padamu oppa...aaaahhh...aahhh..." suara suara desahan mulai keluar dari mulutnya Rose.
"Aaaahhh....oppa...Jimin oppaaahhh..."
"Pallii....aaahhh..."
"Aaaahhhh...." desah mereka untuk terakhir kalinya secara bersamaan, lalu Jimin pun tumbang tidur di sampingnya Rose.
"Aku mencintaimu, apakah kamu mencintaiku?" Tanya Jimin pada Rose.
"Ya, aku juga mencintaimu oppa" keduanya pun kembali berciuman.
Memangnya kalau saudara kenapa?
Yg penting mereka saling melengkapi, saling menyayangi, saling menghargai, saling peduli, saling menghormati, saling mencintai, saling menjaga perasaan satu sama lain.
Setidaknya mereka tidak akan saling menyakiti.
Bukankah itu cinta sejati yg kita ketahui?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top