#4 - Precious Items / JG ; two

   Berkutat dengan komputer, Takegawa Yuuko putuskan cari informasi tentang Hatano lewat internet dan server.

   Meski dia ragu, tak ada salahnya sedikit mencari tahu. Lagipula, bisa jadi terdapat clue penting di post maupun status.

   Namun—

   "Sial! Aku tidak menemukan apa pun sama sekali! Jadi, tidak ada cara selain tanya sendiri?!"

   —berakhir menggerutu kala tidak membuahkan hasil.

***

Precious Items

story © alice-dreamland

Joker Game © Koji Yanagi

tradefic with Istinya_Lelouch

- story only: 1029 words -

p a r t   t w o

***

   Delapan jam.

   Sudah delapan jam Yuuko mengorek informasi di dalam dumay, tapi miris—seciul informasi berguna pun tidak dia dapati.

   Hanya sebatas pengetahuan umum yang lumrah, tanpa hal mendetail tentang rutinitas sang lelaki. Seperti nama lengkap, tanggal ulang tahun, domisili, sekolah, dan beberapa hal biasa tertera dalam bio facebook.

   (Sepertinya, Hatano jarang menggunakan media sosial kecuali saat perlu.)

   Menghela napas, Yuuko putuskan tak ada guna mencari dalam web lebih lanjut—toh sejak pertama, informasi semacam ini memang seharusnya ditanya langsung.

   (Hanya saja dia berpikir, jika melalui media sosial dapat raih informasi, tak ada perlunya bukan berinteraksi?)

   Meski Yuuko akui—dia dan Hatano sesungguhnya sering berkomunikasi, mengingat satu "rumah" meski kamar jelas lain, tapi hanya sebatas canda serta berbasa-basi. Bukan perbincangan intim yang mengorek dan lewati batas privasi.

   Selain itu, dia rasakan hal aneh setiap berbincang dengan Hatano belakangan ini—hati seakan diketuk, dada terasa bergemuruh. Merona mendadak dan wajah memanas setiap pandangan bertemu. Tapi apa gerangan penyebab perilaku? Yuuko pun sedang berusaha mencari tahu.

   Tekan tombol "hibernate" pada laptop pribadi, tunggu layar hitam penuh dan mesin mati—lalu tutup benda terkait seraya ambil kamus bahasa Prancis di samping.

   Ah, sudahlah.

   Lebih baik aku pikirkan lagi nanti saat yang lain sudah kembali.

***

   Cklek!

   Pintu terbuka, disusul suara cempreng sapa telinga. "Tadaima!"

   "Ah, okaeri, Arisucchi."

   Mengalihkan pandang dari kamus bahasa Prancis, Yuuko dapati teman sekamar telah kembali—membawa tas selempang cokelat isi hasil dokumentasi, tebal dan tampak penuh di setiap sisi.

   Dalam hati Yuuko meringis.

   Pasti sulit menjadi salah satu bagian anggota klub fotografi.

   Tersenyum sebagai balasan, Arisu letakkan tas berisi dokumen atas meja di samping ranjang—menoleh, tatap Yuuko heran. "Apa yang sedang Yuuko-chan lakukan?"

   "Belajar bahasa Prancis." Yuuko menjawab tenang, kembalikan atensi pada bacaan—membalik halaman demi halaman kamus guna cerna setiap kata. "Apa Hatanocchi dan Jitsui juga sudah kembali?"

   (Abaikan rasa penasaran lebih serta lidah yang mendadak aneh kala tuturkan nama terkait—Yuuko berusaha bersikap senormal mungkin.)

   Arisu mengerjap—ambil pakaian untuk dibawa ke kamar mandi depan (baju cokelat bermotif beruang beserta celana senada), seraya berujar:

   "Umm ... sepertinya sudah dari tadi. Datte, Arisu lihat ada seragam Hatano-kun dan Jitsui-kun di mesin cuci."

   Yuuko tampak termenung—sukses buat Arisu bingung. "Begitu ..."

   Jadi mereka pulang cepat hari ini ...

   Apa ... lebih baik aku tanya soal barang penting tersebut saat makan malam bersama nanti?

   Atau besok mengingat Jitsui dan Arisucchi pulang larut sisakan aku dan Hatanocchi sendiri?

   Tapi ...

   Mengerjap heran, sang teman sekamar pun tak jadi masuk untuk membasuh badan, putuskan amati Yuuko sesaat seraya buka suara.

  "Apa ada sesuatu yang menganggu pikiran Yuuko-chan?"

   Mendadak, suara manis Arisu pecah kereta pikiran Yuuko dalam sekejab—sukses buat gadis berambut hitam ponytail tersebut menoleh, tatap perempuan bermarga Akashi tersebut selidik sekaligus curiga.

   "Apa yang membuatmu berpikiran begitu?" tanyanya ragu.

   Jeda dua detik, Arisu tampak berpikir keras—diketahui dari wajah manisnya yang mengerut sejenak.

   "Yuuko-chan lain dari biasanya," jawabnya ringan. "Yuuko-chan tampak bimbang sekaligus gelisah. Apa ada masalah dengan pelajaran sekarang? Atau persoalan dengan sahabat?"

   Yuuko termenung sesaat, tatap lurus Arisu yang tampak cemas.

   Apa ... dia harus katakan yang sebenarnya?

   Well, dia akui Arisu dapat dipercaya. Mereka pun telah berteman lama—meski hanya bersama semata dalam kamar (toh pergaulan kala universitas juga berbeda), perbincangan sesuai serta dapat saling bertukar info mengenai ujian.

   Juga pasti, dia kenal Hatano, Jitsui, serta Miyoshi—sehingga kelak paham alur cerita serta dapat memberi saran berguna dan baik.

   Hmm ...

   Oke, dia putuskan—

   "Arisucchi, dengarkan ceritaku."

   —tidak ada salahnya berbagi kisah tentang perintah Miyoshi, right?

***

   "Jadi ... karena memecahkan cermin Miyoshi-kun, Yuuko-chan harus mengambil barang penting Hatano-kun sebagai ganti?"

   Arisu mengerjap—dalam hati pertanyakan aksi Katsuhiko Miyoshi. Meski dia tidak dekat dengan lelaki terkait, Arisu ingat dia pribadi berego tinggi—sedikit aneh melihatnya mendadak minta ganti rugi.

   Tapi, oke—mungkin saja kini Miyoshi berpikir sesuatu yang lain? Toh sifat sang pria hanya pemikiran sepihak berdasar pertemuan singkat sang gadis (mengingat Arisu anggota klub fotografi, dengan ketua Izawa Kaminaga teman Miyoshi, yang sebabkan Katsuhiko Miyoshi cukup sering sekedar mampir).

   Yuuko di hadapan mengangguk, wajah pancarkan sedikit kalut. Berinteraksi dengan lawan jenis cukup buatnya bingung, meski Hatano adalah salah satu pemuda terdekat seumur hidup—tentunya Yuuko pun ragu lebihi batas tanya benda pentingnya tersebut.

   "Aku berpikir untuk bertanya pada Hatanocchi secara langsung," tuturnya jujur—seraya lirik Arisu yang duduk di pinggir kasur. "Bagaimana menurutmu?"

   Dia mengangguk, setujui pilihan Yuuko—kedua sudut bibir tertarik bentuk garis lurus. "Sepertinya memang harus begitu. Tapi kapan?"

   Terdiam sesaat, iris crimson Yuuko sembunyi di balik kelopak—lalu kala terbuka, pita suara sekaligus berucap. "Rencanaku saat makan malam ini, kutanyakan di hadapan kalian."

   Arisu tersenyum ragu. "Yuuko-chan yakin? Bukannya lebih baik menunggu saat Hatano-kun dan Yuuko-chan berduaan sendiri?"

   Yuuko spontan menggeleng berulang kali—tatap tajam sang gadis, namun sedikit rona merah terpoles di kedua pipi. "Nope, jika saat berduaan, aku tidak yakin bahkan dapat mengucapkan semuanya baik-baik."

   Tertawa pelan, Arisu tersenyum manis dapati reaksi Yuuko yang menggemaskan. Sungguh, apa Yuuko tak paham apa yang sedang dia alami sekarang? Penyakit muda-mudi bawa kegembiraan serta bahagia? Sebuah perasaan putih, indah nan tulus bernama cinta?

   Tapi well, meski sinis dan ketus di luar—Arisu akui Yuuko sesungguhnya sangat polos dan murni mengenai cinta. Arisu sendiri telah jatuh cinta, karenanya dia paham perasaan tersebut yang memabukkan.

   But no, Arisu takkan menyatakan kepada Yuuko secara langsung bahwa dia sesungguhnya menyukai Hatano. Tidak ada guna jika diberitahu, dia harus sadar sendiri juga mengaku.

   "Humm ... kalau memang begitu, bukankah seharusnya Yuuko-chan mempersiapkan dinner sekarang?" Arisu menaikkan sebelah alis. "Sudah jam enam malam, lho."

   Mendengar ucapan Arisu, Yuuko melebarkan kedua mata.

   Sungguh? Sudah jam enam malam?

   Menoleh pada jam dinding—dia dapati jarum panjang kecil menunjuk angka enam, sementara satunya pada dua. Kesimpulan, pukul enam lebih sepuluh menit.

   Astaga.

   Bagaimana dia bisa tidak sadar?

   "Ehem—"

   Cepat, Yuuko berdeham, kembali pada composure semula. Berdiri, melangkah dekati pintu keluar.

   "—Aku tahu itu."

   Dan dia pun buka pintu kamar, berjalan ke dapur guna persiapkan makan—tinggalkan  Arisu yang tertawa kecil melihat tingkah teman sekamar.

   "Sungguh, Hatano-kun beruntung berhasil dapatkan hati Yuuko-chan."

- to be continued -

***

   Setelah ini barulah Hatano muncul secara perdana *tevar* masih ada delapan part to go sebelum epilog orz (rencananya). Btw saya usahakan part tiga dalam waktu tiga atau empat hari lagi.

   Maaf kalau OOC, hope you like it! Ngomong-ngomong karakter sampingan cuman sedikit di sini, dan mungkin cuman keluar part ini dan part depan sedikit.

   Sekali lagi, maaf kalau banyak salah dan semoga Yuuko puas!

   Romens mulai chap depan ;v;

   Sekian,
     alice-dreamland

  

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top