#4 - Precious Items / JG ; one
Takegawa Yuuko paham jelas, Miyoshi junjung tinggi ego dan gengsi secara berlebihan. Namun jika begini situasi menimpa, dia pun berakhir harus terima keinginan sang pria.
"Hatano punya barang yang menurutnya penting, tugasmu adalah temukan benda tersebut dan membawanya kemari."
***
Precious Items
story © alice-dreamland
Joker Game © Koji Yanagi
« tradefic with Istinya_Lelouch »
- story only: 1171 words -
← p a r t o n e →
***
Semua berawal dari kebaikan bertulus hati—kala sang dosen meminta bantu Yuuko untuk bawa tumpukan kertas guna dinilai setelah jam terakhir nanti.
Meski tampang cuek tidak peduli, tentunya Yuuko sungkan tolak permintaan guru sendiri. Lantas, terima disertai anggukan pasti—menyetujui bawa kertas ke ruang guru dalam koridor di sudut kiri.
Tak perlu waktu lama selesaikan misi, lima menit cukup Yuuko gunakan untuk mampir. Dan kala usai, berpikir pulang dari D'Spy, menunggu yang lain di asrama campuran dengan belajar maupun santai.
Bagaimanapun, universitas D'Spy lebih bebas dari sekolah umum—mata pelajaran lebih fleksibel mengingat ini sekolah khusus. Sekolah yang membawa murid menuju jalan berkaitan dengan hukum.
Baik jaksa, detektif swasta, maupun polisi handal—semua tinggal dipilih jikalau lulus.
Ya.
Jika kalian lulus.
Tes lulus universitas ini tidaklah mudah, harus mengerjakan essai dalam lima bahasa (Jepang, Jerman, Inggris, Mandarin, dan Perancis), harus dapst berbincang lancar dengan pembicara asli asal negara, harus dapat akting di panggung memukau semua, serta keahlian bela diri baik iya maupun tanpa gunakan senjata.
D'Spy memang memberi kebebasan murid untuk pulang di waktu yang mereka mau, serta belajar sesuai dengan cara yang mereka mau. Namun bukan berarti materi tidak tuntas dan hukuman tidak berlaku.
Jika regulasi dilanggar, tentu ada sanksi tegas menyita waktu.
Meski tak dapat disangkal, D'Spy menjamin baik masa depan para mahasiswa mereka. Yang lulus selalu dapat penghargaan dan pengakuan publik, mengingat sulitnya lolos dapatkan nilai tuntas yang tinggi.
Murid tidak lulus pun selalu dapat pekerjaan lain, baik penerjemah ataupun guru—dengan gaji yang jugalah cukup. Tak ada satu pun mahasiswa lulus berakhir menganggur.
Tapi bagi yang lolos raih nilai tertinggi, akan mendapat tawaran khusus masuk agensi; menjadi detektif dalam sebuah organisasi—tidak lain bernama "D-Agency".
(Ini adalah hasil penelitian yang Yuuko lakukan secara sembunyi-sembunyi. Lantas info tak diketahui umum dan cenderung dianggap misteri.)
"D-Agency" terkenal sebagai organisasi tertutup, penuh rahasia dan misterius, tak semua tahu eksistensi bahkan asal-usul. Anggota ahli dan mahir teknologi, kuat juga pintar penyamaran maupun akting.
Lengkap, terbukti berhasil.
Yuuko adalah salah satu siswi yang menarget D-Agency, karenanyalah dia di sini—dalam D'Spy berharap dapat raih nilai tertinggi.
(Ada pula pasti yang punya motif serupa di sini, toh ini univ mayoritas detektif. Tapi siapa dan jurusan apa, hal tersebut Yuuko tidak peduli.)
Yuuko juga berbeda dari murid yang lain, dia lebih memilih belajar sendiri, dibanding dalam kelas ramai penuh insan asing, juga mengingat sifat inrovert sejak lahir—buatnya sulit bergaul dan sosialisasi.
Karenanya lebih pilih pulang usai pelajaran pertama lalu absensi, tunggu sahabat dalam asrama selagi diri resapi materi tersaji.
Ah, Yuuko tinggal dalam asrama campuran—di lokasi A5 yang memiliki 2 ruangan besar; per kamar dihuni sepasang insan. Kamar kiri untuk Akashi Arisu dan Takegawa Yuuko, sementara kanan untuk Ryousuke Hatano dan Morishima Jitsui. Di antara kamar tersebut, terdapat ruang makan, dapur, juga dua kamar mandi.
Menghela napas, Yuuko pun keluar dari kereta pikiran—tapak kaki menuju pintu keluar.
Tap. Tap. Tap.
Ringan, lewati koridor sepi akibat kelas, jalan santai lalui puluhan jendela ruangan. Lurus, hendak belok kanan kala sampai pada tikungan di ujung, namun—
Bruk!
"Ah!"
Prang!
—Terhenti kala tubuh tabrak sesuatu, keras dan sanggup buat Yuuko tertarik arah gravitasi hingga jatuh terduduk. Kala pantat bertemu dinginnya lantai dari kayu, rasakan nyeri di bagian tersebut—mulut sontak mengaduh, meski pelan berusaha terlihat tangguh.
Tapi hei, tidakkah yang ditabrak akan ucapkan sesuatu? Seperti bantu menolong atau apalah itu?
Menggigit bagian bawah bibir, lirik sepatu pemuda yang masih sanggup berdiri—kala tak dapat terka identitas bermodal alas kaki, iris merambat naik, naik, naik, hingga rekam paras pemuda terkait.
Yuuko mengerjap.
Rambut trendy berkilau, lekukan wajah membuat silau, pemilik paras yang digilai wanita namun sekaligus menyandang gelar pria ternarsis karena hobinya berkaca terus.
Katsuhiko Miyoshi.
Yuuko mengerjap—dapati sesuatu yang janggal.
Mengapa sedari tadi Miyoshi lebih memilih lihat jarak antara mereka dibanding membantu seseorang yang terluka? Tampaknya Miyoshi tipikal gentleman dilihat dari segi luar.
Menautkan kedua alis heran, ikuti arah pandang sang pria.
Dan ...
.... dapati cermin Miyoshi pecah di sana.
Hening.
Sunyi.
Tenang tanpa suara lewati.
...
...
Sial.
Jadi "prang" tadi adalah suara cermin Miyoshi yang jatuh dan pecah berkeping-keping?
Glek.
Yuuko kalut di dalam hati. Tak mampu berkata lagi, antara bingung serta sesali—tapi salah siapa mereka tabrakan tadi? Toh keduanya tak dapat prediksi akibat tikungan tertutup dari sudut pandang sendiri.
(Jujur, Yuuko malas terlibat masalah berkelanjutan memicu benci.)
Miyoshi tampak tidak berekspresi, warna hilang diganti wajah yang pucat pasi, sukses mudah undang simpati. Mengenaskan sekali keadaan sang lelaki sekarang ini.
Tak tega dan ingin akhiri, Yuuko pun buka suara seraya tanyai, berusaha ramah dan tidak sinis, agar tak membuat trauma Miyoshi. Meski tentu hal itu sulit, mengingat percaya pada orang lain sukar diberikan oleh sang gadis.
Lantas, yang keluar adalah nada datar tak beremosi. "Maaf—bagaimana jika cerminmu aku ganti?"
Pertanyaan sukses raih kembali atensi Miyoshi, menoleh—tatap Takegawa Yuuko dingin, berbeda sekali dengan imej baik sang pemuda di publik.
(Well, selama ini Yuuko pun tak pernah herhadapan dengan Miyoshi. Sehingga asumsi dapat salah toh segala merupakan pendapat pribadi.)
"Ganti rugi? Kaukira harga kaca itu bisa mengalahkan egoku sekarang ini?"
Mencerna ucapan Miyoshi, Yuuko rasakan darahnya mendidih.
Sial, Yuuko jadi emosi. Ternyata begini sifat asli di balik parasnya yang bagai prince charming?
Mengepalkan kedua tangan, menahan diri. Well, cepatlah usai semua ini—sehingga Yuuko dapat pulang segera dalam keadaan aman dan terkendali.
"Tidak perlu. Tapi ..."
Jeda tiga detik, sang gadis setia menanti.
"... Aku akan memaafkanmu jika melaksanakan apa yang kusuruh, bagaimana?"
... Hah?
Sejak awal ini bahkan bukan kesalahan siapa-siapa, memang—sedikit lebih di pihaknya saja, tapi salah siapa berjalan dengan cermin tanpa melihat arah?!
Menggigit bagian bawah bibir, mendecak pelan.
Jika begini, tidak dimaafkan pun sesungguhnya tak apa. Siapa sudi dimaafkan Katsuhiko Miyoshi, pula? Tapi tetap saja, cermin pecah karena Yuuko menabrak—lantas, sudah sewajarnya dia bertanggung jawab, bukan?
Mengerlingkan kedua mata, Yuuko mengangguk.
Miyoshi tersenyum puas. Dia sudah berpikir skenario yang akan diberi pada sang gadis sebagai hukuman. Mengingat kedekatan Yuuko terhadap Hatano, sepertinya cukup mudah melaksanakan perintah.
Toh pasalnya, kemarin Kaminaga menyatakan—bahwa Miyoshi dengan Hatano dan Jitsui sejenis. Dalam segi?
Apalagi kalau bukan tinggi?
Miyoshi tentu tidak terima, egonya serasa dijatuhkan kala tinggi sang lelaki disetarakan. Padahal, jika dijejerkan; jelas Miyoshi tertinggi di antara semua.
(Lain hal jika dibandingkan dengan Kaminaga atau Sakuma.)
Tapi intinya, sang pria tidak terima akan fakta bahwa mereka dinyatakan setara. Lantas, kini Miyoshi merasa harus mengetahui kelemahan Jitsui dan Hatano segera.
Meski tentu, dia tidak senekat itu untuk menguntit Jitsui jika tidak ingin disiksa. Lantas pilihan kedua, menguntit Hatano meski beresiko dibanting dengan tenaga bantengnya.
Miyoshi sudah merancang skenario, kapan akan ikuti dan outfit sesuai agar identitas tidak terkuak. Tapi apa yang terjadi? Kini dewi fortuna berpihak pada Miyoshi!
Terbukti dengan Yuuko ada di sini, perantara yang dapat dia gunakan untuk temukan kelemahan Hatano. Tapi melihat cermin rusak sebagai ganti, Miyoshi jadi memiliki pikiran lain ...
"Hatano punya barang yang menurutnya penting, tugasmu adalah temukan benda tersebut dan membawanya kemari."
- to be continued -
***
Wuaaa, maaf telat :"
Ta-san jadi publish duluan, maaf ya ;;; aku emang ngurusin punya kak Rain dulu, nanggung banget tinggal dikit—fandomnya sama juga orz maaf ;v;)
Lalu soal referensi, aku cari banyak info untuk Hatano. Emang pernah buat, tapi waktu itu hanya karakter sampingan. Jadi kurang yakin gtu *gigit jari*
Akhirnya dari dialog yang dikirim Ta-san, sama hasil baca bbrp fanfic Hatano x Reader (punya Ta-san, punya Stephie sama Nanas juga) dan bantuan dialog Miyoshi dari temen-temen (Natsu_Roku, Vessalius04, Panillalicious, Akabane_Yu, dan AoiKitahara_), inilah hasilnya~
Kalo OOC ternyata, maaff *gigit jari* /ngacir. Kutakut Miyoshi di atas OOC astaga—pengen nangiesh. Tapi ini baru awal, pake Miyoshi gtu baru Hatano /apqm.
Aku pikir karena sifat yang ditulis Ta-san di formulir kalo pada orang lain selain Hatano itu dingin, ketus, sinis begitu—akhirnya aku bayangin tipe kuudere.
Tapi kalau semisal di atas karakter Yuuko OOC, bisa minta bantu arahannya lagi? Biar ke depannya ga salah sekalian mumpung baru chap satu jadi bisa dirombak hehehe :"D
Btw kaget juga loh pas lihat ternyata kita sama-sama INFJ. Akhirnya nemu lagi yang sejenis heuheuheuheu ♥
Nextnya saya usahain minggu ini entah kapan, soalnya saya lagi pergi ke luar pulau jadi waktu nulis juga agak kehambat :">
Hope you like this! ♥
Sekian,
alice-dreamland
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top