across the universe, a review (kinda)

Aku menemukan lagu ini beberapa bulan lalu. Karena merupakan lagu lama, awalnya agak terasa membosankan. Tapi setelah mencari-cari liriknya, aku terpukau.

Pemahaman ini membuat lagunya jadi seratus kali lebih indah dan menarik. Melodinya memang agak repetitif, tapi kesederhanaan ini sangat sesuai untuk menikmati lirik yang ... wow.

Aku mungkin terkesan berlebihan, tapi ... wow.

Lagu ini terlupakan olehku selama beberapa minggu, dan setelah mendengarnya lagi, rasanya seperti pertama kali. Seakan terhipnotis oleh liriknya, aku terbawa ke dalam nuansa yang dibawakan oleh lagu ini. Visual di otakku mengenai bait demi bait puisi musikal ini selalu menggambarkan langit: titik-titik dan warna-warna yang meledak dalam hitam, melebar dari kekosongan. Persis seperti judulnya, Across The Universe membawaku melintasi galaksi demi galaksi, bintang demi bintang, hingga ke ujung semesta yang tak dapat ditemukan.

Dan ya, puisi musikal. Dan ini merupakan pujian. Liriknya yang luar biasa itu membawa perumpamaan dan hiperbola bertingkat-tingkat lebih tinggi dari biasanya. "You are my sunshine," jadi betul-betul terdengar jinak dibandingkan dengan perumpamaan-perumpamaan di dalam lagu ini. Gila. Gila.

Sebenarnya isi lagu ini, menurut tulisan mengenai latar belakang lagu penulisan ini yang kubaca di internet, kurang lebih hanyalah, "Perempuan (istriku) selalu benar, dan aku harus sabar." Bait pertamanya kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kira-kira seperti ini, "Bicara ke sana-ke mari hampir tanpa inti," yang tentunya dirangkai dengan beberapa klausa perumpamaan yang membutuhkan waktu untuk dapat dicerna. Berbeda dengan lagu zaman sekarang yang cenderung spesifik dan dapat langsung dimengerti maksudnya.

Mendengar lagu-lagu yang sedang populer sekarang setelah mendengar lagu dari band The Beatles ini rasanya seperti makan semangka setelah makan durian. Durian lebih kuat walaupun mungkin tidak orang bisa menikmati. Sementara itu, semangka terasa amat "jinak" (perbandingan yang aneh, tapi yah, begitulah).

Coba bandingkan:

"Words are flowing out
Like endless rain into a paper cup
They slither while they pass
They slip away across the universe"

dengan

"I got my driver's license last week
Just like we always talked about
'Cause you were so excited for me
To finally drive up to your house
But today I drove through the suburbs
Crying 'cause you weren't around".

Yang kedua memang nice dan relatable, tapi yang pertama tetap terasa lebih mewah. Aku nggak bilang semua musik zaman sekarang jelek. Aku suka "Driver's License," tapi aku juga nggak bisa menyangkal perasaan yang mungkin kedengarannya seperti, "Aku rindu masa di mana lagu adalah karya sastra musikal." Ada sensasi tersendiri saat menebak-nebak maksud dari lirik lagu yang sangat general kemudian menyimpulkan sendiri bagaimana lirik tersebut relate dengan diriku.

Lagu berbahasa Indonesia yang kira-kira bertipe seperti ini adalah lagu-lagu dari band Peterpan seperti "Menunggu Pagi" di mana liriknya betul-betul puisi yang dinyanyikan dan dipadukan dengan latar belakang musik yang sesuai. Mirip seperti "Across The Universe," lagu ini mengandung banyak pengulangan. Namun, bukankah seperti itu puisi seharusnya, di mana bahasa dipadatkan sampai mengandung berbagai makna yang berbeda di tiap kepala?

Kemisteriusan dari puisi inilah yang membuatku terpesona. Mereka yang menciptakan lagu-lagu seperti ini bukan hanya musisi, tapi juga sastrawan hebat.

Aku jelas-jelas bukan musisi. Aku mendengarkan musik dengan telingaku sendiri dan memprosesnya dalam otakku sendiri. Aku cuma penikmat musik dengan taste tertentu yang sedang beropini. Maka dari itu, bagi pembaca (jika ada) tulisan ini, aku dengan amat senang hati mengajak kalian untuk juga membagikan pendapat kalian.

Oh, dan aku amat merekomendasikan untuk mendengarkan lagu ini dan mencermati isinya. Siapa tahu kalian bisa merasakan pengalaman estetis yang kurasakan.

p. s. Yang ada di multimedia bukan versi originalnya, melainkan cover oleh Rufus Wainwright yang menurutku lebih mudah untuk didengarkan dibanding versi The Beatles-nya karena produksinya yang lebih baru. Dan tautan video musik aslinya tidak bisa ditaruh di Multimedia, jadi aku pakai versi yang itu.

Sekian bacotanku, mohon maaf kalau ada salah kata atau menyinggung perasaan. Have a nice evening.

~*~

Hanuun,
25 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top