11

Nomu itu tewas dengan keadaan mengerikan. Harus kujelaskan detailnya? Tentu, dengan senang hati. Intinya, ia tewas dalam keadaan tercabik-cabik menjadi potongan kecil. Daging cincang lebih tepat, kurasa. Para gadis menjerit ketakutan melihatnya. Bagaimana bisa mereka akan mendedikasikan diri sebagai seorang hero jika takut hal semacam ini? Sungguh konyol.

Gadis itu berjalan dengan tenang melewati genangan darah di sana. Tubuhnya bersih, sama sekali tidak terkena percikkan darah. Sebenarnya, apa yang ia lakukan tadi?

"Ah, sial. Aku melakukannya lagi," ucapnya sambil mendecih melihat kekacauan yang dibuatnya.

Para guru datang, sebenarnya itu sudah sangat terlambat. Semua villain sudah tewas tak berbentuk oleh gadis di hadapanku ini. Seperti orang yang berbeda, sikapnya sangat bertolak belakang dengan biasanya.

"Ada apa ini?" Tanya All Might.

"Ouch, buruk sekali," kata Midnight melihat halaman yang hancur.

Sementara, sang pembuat kekacauan hanya menampilkan cengiran canggung sambil mengusap tengkuknya. Gadis quirkless di hadapanku benar-benar membuatku tak habis pikir.

"Maaf, kurasa aku telah melakukan kekacauan di sini," ucapnya pelan sambil membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

"Tak apa, kerja bagus kalian," kata kepala sekolah yang tiba-tiba datang.

Kami benar-benar menjadi tontonan menarik sekarang. Aku memandanginya datar, berusaha menerka apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Pertama, gadis itu seorang quirkless. Lalu, bagaimana dengan yang dilakukannya tadi? Kedua, gadis itu sama sekali tidak menyentuh nomu itu atau mengeluarkan semacam serangan berarti padanya. Semuanya terjadi begitu cepat, hanya menyisakan serpihan daging yang tercecer di tanah.

Aku tidak mengerti, ia terlalu sulit dipahami.

"[surname], maaf. Bukankah kau itu seorang quirkless?" Tanya Midnight, mewakili pertanyaan yang sudah gatal ingin kutanyakan padanya.

Ia mengangguk singkat, "Benar, sensei," jawabnya pasti.

Dapat kulihat kedua alis Midnight bertaut, masih belum puas dengan jawabannya.

"Todoroki-san, serang aku dengan kekuatan penuhmu," ucapnya yakin, menatap lurus kedua mataku.

Aku menaikkan satu alis heran, merasa tambah bingung dengan situasi. Bau anyir darah nomu yang belum dibereskan juga sangat mengganggu. "Kau yakin?"

"Tentu."

Kuserang ia dengan es milikku, tapi semua itu berujung sia-sia. Semuanya hancur menjadi serpihan. Aku tertegun sesaat, bagaimana bisa seorang quirkless memiliki kekuatan besar seperti itu.

"Aku memang seorang quirkless. Aku tidak terlahir sebagai seorang hero," ucapnya sambil menundukkan kepala.

Ia mengangkat kepalanya, lalu menyunggingkan senyuman tipis yang terkesan misterius.

"Aku adalah esper*."

Aku terkejut, tentu saja. Tapi bukan fakta mengenai dirinya seorang esper yang membuatku tertarik. Lebih tepatnya pada kedua belah bibirnya yang manis dan menggoda. Ketika itu melengkung membentuk kurva ke atas, menimbulkan lesung pipi yang menyembul malu.

Itu yang membuatku terpana.

Those dimples are illegal
No it's dangerous, oh yes
So I call you illegirl
Your existence is criminal

Tbc
* ESPer sebenarnya mengacu kepada si individu itu sendiri, dan ESP adalah Extrasensory Perception, bentuk dari kemampuan psychic. Extrasensory Perception kira-kira kalau diartikan dalam bahasa Indonesia berarti "Penerimaan oleh indera khusus". Gampangnya merupakan indera keenam, karena itu adalah indera tambahan dari kelima indera yang kita miliki. Kemampuan ini menyediakan informasi dalam bentuk bisa saat ini, masa depan bahkan masa lalu.
"Kemampuan panca indera yang dimiliki individu yang memiliki ESP juga bernilai lebih, seperti orang ESP dapat merasakan, mendengar, melihat hal-hal yang tidak terlihat oleh orang pada umumnya (Schmeidler, 1994)". Sc; google.

Absurd oh absurd. Karena ini songfict, jadi pas lagunya abis, otomatis cerita ini tamat. Stay ya, chap kedepan kubanyakin romens :3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top