Training Ending

Ha, ha, hah! Finish!

Sekali lagi Twin Turbo memenangkan latihan dengan berlari paling depan. Sekarang ia mengenakan kaos putih punyaku namun masih dengan rok sekolah.

Matikane juga mengganti bajunya karena sudah terlalu basah hingga bisa aku lihat tembus pandang nya di bagian dalam. Namun Ikuno masih tetap mengenakan seragam serafuku yang sudah berbau keringat.

Aku mengerti alasannya terus melakukan itu. Ia ingin meningkatkan kemampuan nya dalam mengatur nafas agar bisa mempercepat larinya ketika mengenakan pakaian lomba nanti.

Oh ya jika tidak salah setiap umamusume yang mengikuti lomba resmi pasti mengenakan seragam khusus mereka. Waktu itu seragam Ikuno adalah..

"Sensei! Sensei!"

"Ada apa?"

"Apa saya mendapat hadiah kalau menang lagi?"

"Kenapa kau yang malah minta hadiah?"

"Soal saya bekerja sangat keras.."

"Hmm..." aku berpikir.

Mungkin ini kesempatanku. Aku lirik Ikuno Dictus nampaknya ia mendengarkan.

"Baiklah. Kau ingin apa?"

"Carikan saya sponsor.."

"Permintaanmu sulit sekali. Ditolak!"

"Eeeeeh. Kalah gitu bagaimana esoknya sensei yang traktir saya makan siang?"

"Boleh.."

"Sip. Saya ajak satu kelas.."

"Oi!"

"... Trainer."

"Woah!? Ikuno Dictus-san, kau mengagetkanku.."

"A-apa saya juga boleh minta.. hadiah?" tanyanya sambil kelelahan.

"Hmm.." aku lirik Twin Turbo. Tentu ini cuma sandiwara saja agar ada alasan.

"Ya. Kalau kau bisa mengalahkan Twin di lomba selanjutnya.." jujur aku beruntung hari ini karena Twin Turbo lebih bersemangat dari sebelumnya hingga nih anak minta hadiah. Hal ini juga menarik perhatian Ikuno Dictus karena seolah aku mengkhususkan Twin.

Latihan hari ini Ikuno Dictus tidak memiliki niatan untuk menang sama sekali. Dia hanya cuma mencoba meningkatkan kemampuannya yang mana akan dia gunakan nantinya di perlombaaan.

Jadi suatu keajaiban ketika Twin Turbo datang dan meminta hadiah, yang mana membuat latihan hari ini lebih menarik. Rencana membuat tekad Ikuno buat memenangkan lomba pun berhasil muncul.

"S-sensei... S-saya minta... Istirahat."

"O-oh. Permintaan dikabulkan.."

..

Latihan hari minggu ini ditutup dengan perlombaan antara Ikuno Dictus dan Twin Turbo. Keduanya bersiap ditempat masing-masing berdiri dibelakang garis putih. Track nya adalah lurus sejauh 90 meter kemudian melengkung sepanjang 60 meter dan jalan lurus lagi sejauh 60 meter. Total keseluruhan adalah 210 meter. Jangka waktu yang aku berikan adalah kurang dari 1 menit 50 detik. Jika lewat dari itu maka kesepakatan batal.

"Bersedia. Siap.."

"....."
"....."

"Mulai!"

Run..Dash!!

Twin sempat terlambat di awal aba-aba namun gadis kuda satu ini langsung memakai kemampuan kakinya untuk membuat ledakan kecepatan. Di lari 50 meter ia berhasil menyusul Ikuno.

"Terlalu dini.." pikirku.

Dan sampai lah keduanya di lengkungan 90 meter. Twin Turbo masih memimpin diikuti Ikuno Dictus dibelakang hanya berjarak 3,5 meter saja. Di bagian ini kecepatan Twin melambat ia tidak berani menambah kecepatan di track berbelok sedangkan Ikuno sedikit demi sedikit memangkas jarak antar keduanya.

""!!""

Kemudian di jalur 130 meter Ikuno berhasil menyusul Twin Turbo---dash!!

"Eh, eh? Ikunonesan menambah kecepatan nya!" kaget Matikane.

Benar. Seharusnya begitu. Hanya itu cara agar dia bisa membuat jarak antara ia dan Twin Turbo. Di track 140 meter jalur mulai jadi lurus, Ikuno Dictus mulai meningkatkan kecepatan larinya berlomba melawan Twin Turbo yang juga ikutan menambah kecepatannya lagi. Pertarungan sangat sengit di track lurus ini bahkan tidak terlihat seperti latihan.

Finish?!

Keduanya mencapai garis finish dengan Ikuno berada di posisi pertama, dilanjutkan oleh Twin yang berbeda jarak cuma 2 meter saja.

"Hah, ha, ha.."

"Ikunonesan. Twin!" Matikane berlari ke tempat keduanya seolah merayakan sesuatu. Mungkin dia lupa kalau sekarang lagi latihan.

"Aku kalah..!" seru Ikuno agak berteriak.

"Itu salahmu sendiri karena memaksakan diri. Sudah tahu kakimu telah 2x berlari malah minta lagi.."

"H-hehehe.."

"Ikuno Dictus-san, tadi itu strategi yang lumayan bagus. Menjaga jarak ketika track lurus dan menyalip Twin Turbo di jalur berbelok.."

"A-arigatou, trainer.."

"Tapi ada 2 faktor keberuntungan yang kau dapatkan. Kau pasti tahu sendiri'kan.."

"......" Ikuno Dictus hanya diam mendengarkan. Aku yakin ia juga tahu kedua faktor tersebut tapi tetap aku katakan.

"Pertama, Twin Turbo terlambat di start awal dan membuatnya panik menggunakan kemampuan ledakan kecepatan. Itu terlalu awal.."

"Gomen~~" Twin Turbo langsung tertunduk lesu.

"Kedua, ini cuma latihan dan Twin sudah 2x berlari sekuat tenaga nya sehingga stamina nya tidaklah prima. Kau juga sama tapi selama latihan kamu kurang ada niatan untuk menang sama sekali. Berbeda dengan Twin Turbo yang selalu all-out.."

"......"

"Rencana mu sangatlah bagus tapi jika menghadapi Twin dalam kondisi prima dan tanpa telat start kau mungkin sudah kalah tadi... Tapi tetap aku bangga."

"!"

"Kerja bagus.."

"Trainer..."

"Tapi besok aku akan melatihmu lebih keras lagi.."

"Hai!"

Ikuno Dictus kemudian mendekatiku.

"Trainer, soal permintaan saya.."

"Ya. Apapun asalkan aku bisa..."

"Bisakah anda menemani saya membeli pakaian baru?"

"Hm?"

"Eh, Ikunonesan?"





























(Bonus)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top