Thirds

Alarm pagi berbunyi nyaring tidak jauh dibelakang tempatku tidur.

"......."

Aku ada di lantai, tertidur disana karena habis reunian dengan rekanku selama di olimpiade. Setelah kulihat kalender ternyata hari ini adalah hari Rabu, bukan Kamis.

"Ha!?"

Sambil panik aku pergi ke kamar mandi, menggosok gigi secepat diriku bisa lalu membasuh badanku untuk segeranya pergi ke lapangan dimana murid dan Uma Musume lainnya olahraga.

Jadwal liburku ada pada hari Kamis-jumat karena Ikuno Dictus dan teman-teman belajar mata pelajaran lain. Ini sudah seminggu semenjak aku menjadi private trainer nya Ikuno... Semuanya masih di awal-awal. Aku masih belum bertanya perihal cedera Uma Musume yang kudidik dan hanya melihat nya berlari saja.

..

"Hah, hah.."

Semua siswi menatap ke arahku karena hari ini aku terlambat datang.

"M-maaf saya terlambat, Rika-san.."

"Tidak juga. Shuuto-san, anda baik saja?" Rika-san mungkin khawatir karena melihat keringat yang kumiliki (padahal baru mandi).

"S-saya baik-baik saja.."

Aku bercerita singkat kepada Rika-san kalau aku berlari ke lapangan karena bangun lama.

Kenapa aku bisa lupa kalau hari ini adalah Rabu, tapi aku juga ingin reunian sih.

Seperti biasa kami melakukan pemanasan bersama-sama sebelum olahraga, yang mana hari ini jadwal para siswi adalah berenang di kolam renang untuk meningkatkan fisik mereka.

"Hmm?"

Aku sedikit kebingungan karena Ikuno Dictus mendekat setelah pemanasan.

"Sensei.."

Aku lirik Rika-san ia hanya tersenyum.

"Ya?" sahutku.

"Sensei, saya telah bicara dengan Rika-sensei bila jam pertama saya akan latihan dengan anda.."

"Heh?" kagetku. Aku cukup kaget karena minggu lalu tidak seperti ini.

Rabu lalu aku hanya melakukan pemanasan bersama yang lainnya sebelum Ikuno pergi ke kolam bersama teman-temannya.

"A-aku tidak masalah. Tapi tidak apa?"

"Hai. Sensei sengaja untuk meniadakan jadwal latihan kita setiap kali jadwal kolam ada, bukan? Terlebih kita cuma latihan bersama 2x dalam seminggu jadi saya merasa bersalah padahal saya adalah murid Shuuto-san.."

"Ikuno Dictus-san.."

"Jadi saya memohon kepada Rika-sensei untuk merubah jadwal jam pertama tiap kali ada pelajaran di kolam.."

"B-baiklah kalau kamu maunya begitu.."

Begitulah kami berpisah dengan yang lainnya di jam pertama. Kami mengambil jarak tidak jauh cuma 10 meter saja dari yang lainnya.

"Apa yang kita lakukan hari ini, trainer?"

"Ikuno Dictus-san sepertinya sedikit bersemangat hari ini. Kenapa ya?"

"Latihannya tidak akan jauh berbeda. Pertama aku ingin melihat kau berlari terlebih dulu. Mulai dari sini kemudian berlari mengelilingi teman sekelasmu dalam bentuk lingkaran lalu kembali ke tempat ini.."

"B-baik.." Ikuno Dictus nampaknya sedikit kebingungan tapi tetap melakukan.

Ia merenggangkan kedua kakinya sejenak lalu mulai berlari. Teman-temannya memperhatikan Ikuno karena siswi itu berlari mengelilingi tempat mereka, bahkan Rika-san ikut keheranan.

"Wah. Kau agak cepat 15 detik hari ini.."

"Eh?"

"Jarak yang kau tempuh tadi sejauh 100 meteran jika di ukur dengan angka benar.."

"Shuuto-san, ada yang ingin saya tanyakan?"

"Apa itu?"

"Tadi. Kenapa anda terlambat?"

"O-oh itu.."

Akan sangat memalukan jika aku jawab dengan jujur.

"A-alarmnya mati jadi aku sedikit terlambat. Untungnya smartphone yang kugunakan telah di setel alarm jaga-jaga kalau alarm rusak.."

"Begitu. Tapi anda berlari sampai ke lapangan'kan?"

"Ya. Kenapa dengan itu?" bingungku.

"Apa kaki anda baik-baik saja?"

"Kakiku..baik saja?"
"Apa Ikuno Dictus-san mengkhawatirkan ku? Atau dia cuma penasaran.."

Benar juga. Ia juga pernah cedera dan kejadian itu yang menghambatnya untuk berlari lebih cepat.

Mungkin ini kesempatan yang tepat untuk meluruskan semuanya.

"Biar kutebak. Kau pasti heran kenapa aku berlari tergesa-gesa ke sini sampai melupakan cedera yang dulu pernah ku alami.."

Ia mengangguk.

Ternyata benar tebakanku.

"Jujur... Aku lupa?"

"Lupa?"

"Ya. Cedera itu sudah lama terjadi dan selama kakiku beristirahat yang kulakukan hanyalah lari kecil. Dan itu terus aku lakukan setiap hari, lalu ketika dokter mengatakan bila kakiku tidak bisa kembali seperti semula lagi..aku telah memutuskan untuk menyerah."

"Pagi tadi adalah pertama kalinya aku berlari seperti dulu. Rasanya begitu nyaman. Tapi Ikuno Dictus-san.." aku mendekat untuk memberikan kata-kata semangat ke muridku. "Kau berbeda dengan ku. Kau belum menyerah!"

"Ini memang tugasku untuk mengajarimu tetapi sebagian dari hatiku ingin keadilan. Ikuno, kau masih bisa berlari. Percayalah dengan dirimu sendiri. Bukankah itu yang kau lakukan selama ini, berolahraga, menjaga otot-ototmu dan selalu serius dalam pemanasan.."

"Trainer.."

"Aku akan berada di sisimu untuk melihatmu kembali berlari dan tugasku sebagai private trainer untuk mendukungmu. Ayo lakukan bersama..!"

Itu benar. Aku telah lama menyerah untuk kembali berlari.

"......."

Ikuno Dictus setelah mendengar seluruh kalimatku....ekspresinya tidak berubah tapi aku bisa melihat tatapannya berbeda dari pertama kali aku bertemu dengannya.

"Saya... Akan coba!"

Melihat secuil semangat dari tatapannya membuatku juga ikutan bersemangat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top