[Track #2] Shiroi Diary
[Pernah dipublikasikan dengan judul "Diary Putih" dan sekarang dipindah ke sini]
***
Shiroi Diary
Diari Putih
Angin laut menyapu rambutku yang panjang, menyapu perasaanku yang terbuang, menyapu kenanganku yang menghilang. Aku duduk tanpa ada yang menemani di atas pasir yang lembut. Kudekap erat perasaan dan kenanganku itu agar tidak terbang dan menghilang bersamaan dengan angin. Sebuah diary bersampul putih, benda yang telah menampung seluruh perasaan dan kenanganku beberapa tahun belakangan ini. Benda yang sedari tadi kudekap dengan erat.
Matahari berwarna jingga sudah mulai redup, perlahan mulai menghilang di cakrawala tak berujung itu. Sudah berapa lama aku di sini? Ah, entahlah. Aku tak terlalu peduli. Aku ingin terus berada di sini sepanjang hari. Menjaga kenanganku bersamanya. Kutatap diary bersampul putih itu, air mata kembali terbendung di mataku. Ini saatnya aku mengingatmu kembali.
Perlahan namun pasti, aku membuka halaman demi halaman diary putih ini. Aku terus membuka halaman-halaman yang terdapat potongan-potongan kenangan itu, hingga aku terhenti di sebuah halaman. Halaman di mana potongan terpenting berada.
***
23 Maret 2014,
Anata no himitsu wo uchi akete kureta ne
Kau berterus terang tentang rahasiamu padaku
Hazukashikute ureshikute sukoshi tomadotta yo
Aku malu tapi senang dan sedikit bingung
Itsumo itta umi terekusakatta kedo anata no kami ni fureta toki
Laut yang selalu kita datangi mengeluarkan sinarnya, saat aku membelai rambutmu
Koi wo shitta nakitai kurai ni
Aku tahu arti cinta dan serasa ingin menangis
Lagu yang mengiringiku menulis diary ini adalah lagu yang berharga. Lagu yang menjadi favoritku ini memang sangat pas untukku hari ini.
Ah, pokoknya aku sungguh senang hari ini! Aku tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Tapi bohong. Mana mungkin aku menulis sesuatu di diary ini sekarang jika aku tak dapat mengungkapkan semua ini dengan kata-kata. Sudahlah.
Pokoknya aku senang. Jadi ceritanya seperti ini. Hari ini, aku pergi ke pantai seperti biasa. Tentu saja aku pergi bersama Ray. Ray terlihat sangat tampan hari ini. Aku ingin mengatakan itu, tapi aku tak cukup berani! Aku hanyalah sahabatnya, jika aku mengatakan hal itu pasti dia hanya menganggap itu sebuah guyonan. Padahal aku serius, aku serius menyukainya.
Selanjutnya, kami berjalan-jalan di sepanjang tepi pantai. Terus berjalan, sampai kami lelah. Tidak, lebih tepatnya saat matahari mulai terbenam. Kami selalu menikmati pemandangan sunset jika kebetulan kami berjalan-jalan saat senja. Saat itu, sampai langit lumayan gelap, Ray akan terdiam menatap kosong matahari yang menghilang itu. Pada saat itulah, aku bebas menatapnya yang sedang memasang wajah polos itu. Wajah lucu yang kusukai tanpa perlu dicurigainya. Makanya, aku sering sengaja berjalan-jalan saat senja, hanya untuk melihat wajahnya itu.
Nah, hari ini kebetulan kami dapat momen sunset lagi. Kami duduk bersebelahan di atas pasir, di tepi pantai, untuk sekedar memerhatikan matahari yang indah itu. Tidak-bukan kami. Melainkan hanya dia, karena aku akan memerhatikan hal indah yang lain, bukan matahari itu. Ya, dia.
Namun, ada yang berbeda hari ini. Hal itu membuatku terkejut setengah mati. Ray berbicara pada saat ia memerhatikan matahari tenggelam. Aku, yang sedang menatapnya dengan serius pun gelagapan lalu segera menatap lurus ke matahari. Tahu apa yang Ray katakan?
"Aku punya sebuah rahasia."
Itulah yang dia katakan. Dengan masih panik dan was-was, aku bertanya dengan terbata-bata. Terntu saja aku bertanya rahasia apa yang dia maksud. Dia penuh rahasia, makanya kutanya seperti itu. Lalu dengan santainya dia melanjutkan,
"Aku suka kamu dari dulu. Jadi pacar aku ya?"
Kau tahu apa yang kurasakan setelah itu? Rasanya aku ingin berlari ke tengah laut untuk mendinginkan wajahku yang panas dan merah padam ini. Tapi aku tak lakukan itu, aku takut tenggelam sampai mati. Pokoknya, aku sungguh amat sangat benar-benar senang! Aku sengaja memakai kata bermakna sama yang bertumpuk-tumpuk seperti itu, karena aku memang benar-benar senang.
Ada sedikit perasaan bingung juga. Pasalnya, Ray itu sangat cuek dan misterius. Apakah dia benar-benar serius? Atau aku yang salah dengar? Namun ketika aku melihat tatapannya yang hangat itu, aku benar-benar yakin bahwa ia serius dan aku memang tak salah dengar.
Tentu saja, setelah lama aku melamun dan berkhayal ke sana-sini aku menjawab pertanyaannya. Aku menjawab dengan penuh rasa yang bercampur-aduk di dalam hatiku. Menjawab dengan satu kata bermakna positif, "Ya!"
Sisa momen sunset kami lewati dengan menatap air laut yang bersinar diterpa oleh cahaya jingga matahari terbenam. Terima kasih Ray, aku semakin tahu arti cinta sebenarnya, dan rasanya aku ingin menangis ketika menulis diary hari ini.
***
Air laut mencium kakiku yang tak beralaskan sandal ini, membangunkanku dari lamunan semu kenangan. Terhanyut kata-kata yang kutulis di dalam diary ini. Terhanyut oleh memori lama yang kembali berhamburan keluar.
Aku menatap ke arah samping kananku di mana biasanya Ray duduk menemaniku saat matahari terbenam. Namun sekarang, aku hanya sendiri. Tak ada siapapun di sampingku. Hanya diary putih, hanya dia yang menghangatkanku saat ini.
Dengan tangan yang gemetar, kubuka halaman demi halaman berikutnya. Tak terasa air mataku sudah mengalir melewati pipiku, membuat pandanganku buram. Namun hal itu takkan menghalangiku untuk terus membaca diary ini.
***
13 Agustus 2014,
Yuugure no machi wa "samui ne" tte itte
Kota senja pun berkata "dingin"
Tsunaida te ni akaku naru watashi no koto karakatta yo ne
Kau menggodaku yang memerah dengan tanganmu itu
Akogareta yume no koto hanashita hitomi wa
Matamu menunjukkan tentang mimpi yang kau idamkan
Utsukushikute zutto mitsumete itakute motto suki ni natteta
Indah, aku ingin terus memandangmu, ingin lebih lagi mencintaimu
Ah aku tak bisa berhenti mendengarkan lagu yang indah ini! Aku sungguh heran, lagu ini kebetulan sama dengan kehidupanku, lebih tepatnya mengenai Ray sih. Aku kembali mendengarkan lagu itu baru-baru ini karena aku tak sengaja membaca lembaran diary-ku lima bulan yang lalu. Ketika Ray menyatakan perasaannya padaku. Di sana aku menulis lirik lagu itu juga, karena aku merasa liriknya bagus dan pas untuk momen itu. Tapi tak kusangka bait lain lagu itu pun berhubungan dengan hubunganku dan Ray sekarang ini.
Iya, diary. Setelah lama aku tak menulis tentang Ray di diary ini, mungkin sekarang saatnya menulis tentangnya lagi ya?
Sudah lima bulan semenjak aku berpacaran dengan Ray. Banyak hal yang kami lewati. Kami sungguh bahagia, walaupun hanya berjalan-jalan di pantai-lah hal yang dapat lami lakukan. Namun dari kebiasaan kami itulah, perkataan Ray hari ini dapat terucap.
Hari ini Ray kembali berbicara di tengah momennya menonton sunset- di tengah momenku memandaginya, seperti lima bulan yang lalu. Ia kembali mengatakan hal yang membuatku terkejut setengah mati. Tau apa yang dikatakannya?
"Aku punya sebuah mimpi. Aku ingin menonton sunset dari pantai di seluruh pelosok dunia, bersamamu. Cuma kamu yang dapat menemaniku mencapai mimpi itu. Karena cuma kamu yang mempunyai perasaan yang sama denganku tentang sunset, pasir pantai, dan angin laut yang berhembus kencang ini."
Awalnya aku sungguh terkejut. Namun akhirnya aku pun meleleh setelah cukup lama memproses kata-kata puitisnya itu.
Aku berkata bahwa aku akan bersungguh-sungguh menemani dia mencapai mimpinya itu. Aku akan terus berada di sampingnya. Ia pun mengucapkan terima kasih dengan matanya yang memancarkan mimpi yang ia idamkan itu. Sungguh indah.
Setelah itu, ia melanjutkan memandangi matahari yang tenggelam, dan aku tentu saja melanjutkan apa yang biasa kulakukan juga. Aku memandanginya dan lebih memandanginya lagi. Aku ingin terus memandanginya, ingin lebih lagi mencintainya.
"AKU MENCINTAIMU, RAY!" Setidaknya itu yang kuteriakkan dalam hati setelahnya.
***
TES...
Air mataku menetes di halaman diary ini. Momen-momen indah yang kulewati, ingin kudekap selamanya. Seketika aku ingat momen setelah itu. Tentu saja aku menulis di dalam diary ini. Kejadian saat itu.
Perlahan-lahan dengan tangan gemetar, kubuka halaman berikutnya. Halaman di mana saat itu terjadi. Halaman terakhir yang kutulis. Kelanjutan dari lagu itu, bagian yang paling kusukai. Namun jika itu menjadi kenyataan, itu akan menjadi bagian yang paling tidak kuharapkan terjadi.
***
23 September 2014,
Sayounara no kotoba sae mo taisetsu na takara mono
Kata-kata perpisahan adalah hal yang penting dan berharga
Yasashisa to nukumori wo kureta kara
Kau memberiku kehangatan dan kelembutan
"Itsumademo wasurenai" tte hohoende kureta
Kau tersenyum dan berkata, "Aku tak akan pernah lupa"
Todoketai anata ni deaete shiawase datta to
Ingin menggapaimu, aku bahagia telah berjumpa denganmu
Aku tidak percaya sejauh ini lagu itu berubah menjadi nyata. Ketika aku melihat ada kata "perpisahan" di dalam lirik lagu itu, aku berusaha tidak percaya pada kejadian-kejadian yang kuanggap terjadi sesuai dengan lagu itu.
Walaupun kata-kata positif mengiringi kata "perpisahan" itu, tapi tetap saja perpisahan adalah perpisahan. Sebahagia apapun perpisahan itu, pasti ada rasa sedih yang terbesit di dalam hati yang terdalam. Siapapun tidak bisa bohong soal itu.
Diary, kamu sekarang mengerti kan apa yang sedang aku bicarakan sedari tadi. Aku dan Ray berpisah. Setelah enam bulan lamanya aku dan dia menjalani hubungan yang sungguh menyenangkan, namun semua itu harus berakhir hari ini. Sungguh, aku sedang menangis saat ini. Tangisan yang berbeda dari saat aku menulis diary enam bulan yang lalu.
Hari ini, kita melakukan semuanya seperti biasa. Semua normal, tidak ada yang aneh. Sungguh. Sampai di mana waktu matahari tenggelam tiba. Saat itu, Ray kembali berbicara di tengah momen sunset. Aku sangat senang karena mungkin ia akan memberitahu sesuatu yang akan membuatku terkejut lagi.
Benar saja dia membuatku terkejut, namun kali ini berbeda. Bukan senyuman dan tawa yang menyelimuti kami setelahnya, tapi sebuah tangisan dan kesedihan.
"Maafkan aku, Tasya. Kita harus berpisah. Aku tidak akan menjamin kita akan bertemu lagi. Aku akan pergi ke tempat yang jauh, jauh sekali dari sini. Tapi tenang, aku takkan pernah pergi ke pantai di manapun aku berada nanti. Aku hanya ingin ke pantai bersamamu. Hanya bersamamu. Mungkin ini terakhir kalinya aku pergi ke pantai. Karena aku tidak bisa menjamin aku bisa bertemu denganmu lagu, seperti kataku tadi. Jika aku tak dapat bertemu denganmu lagi, otomatis aku tak mau pergi ke pantai lagi."
Panjang lebar ia jelaskan semua itu, hanya satu kata yang aku dengar. Berpisah. Setelah itu aku berkali-kali bertanya kenapa. Kenapa ia harus pergi? Kenapa ia harus memutuskan hubungan kami berdua? Aku benar-benar tak keberatan jika harus LDR. Namun dia menjawab dengan santainya,
"Aku bilang kan aku tidak menjamin kita bisa bertemu lagi. Setidaknya itu bahasa halusnya. Kamu harus memahaminya sendiri. Pokoknya, aku tidak akan pernah lupa. Aku tidak akan pernah lupa semua mimpi kita dan semua kenangan kita walaupun aku berada jauh di luar sana."
Itu kata-kata terakhirnya, yang ia ucapkan sambil tersenyum. Sebuah senyuman yang selama ini memberikan kehangatan dan kelembutan bagiku. Aku bahagia telah berjumpa denganmu. Aku takkan bisa melupakanmu. Terima kasih Ray.
***
Masih segar di dalam benakku, aku berhenti menulis di dalam diary ini semenjak itu. Momen menyakitkan tersurat jelas di dalam diary ini. Aku tak mau menyentuhnya kembali.
Halaman terakhir telah kubaca ulang. Sebenarnya aku tak ingin membacanya lagi, namun sekarang aku harus melakukannya.
Ya, aku masih harus melakukan sesuatu yang seharusnya kulakukan. Lagu itu belum selesai. Ini masih bukan akhir dari lagu itu. Setelah berbulan-bulan aku menjalani kesendirian dengan rasa galau tak berkesudahan, aku memutuskan untuk menyelesaikan apa yang telah kumulai. Menyelesaikan lagu yang belum berakhir itu.
Aku membuka halaman selanjutnya yang masih kosong, bersih, tak bernoda. Kuambil sebuah pensil yang sedari tadi kusimpan di atas pasir, dan mulai menulis.
***
9 September 2016,
Itsudatte anata ga ita ano koro wo koete yukou
Ayo kita lampaui saat-saat di mana kau ada, selamanya
Toki to ima aruki hajimetai kara
Aku ingin memulai waktu dan berjalan sekarang
Toozakaru anata no kage kaze ni natta kieru
Bayanganmu yang pergi jauh lenyap menjadi angin
Nakanai yo watashi no ashita wo kagayakaseru kara
Aku tak kan menangis, karena esok pasti akan bersinar
Ray, seperti katamu, kau tak pernah kembali lagi. Sudah hampir dua tahun aku menunggumu dalam kecemasan dan kehampaan, namun kau benar-benar serius akan hal itu.
Padahal, aku masih menyimpan secercah harapan. Aku masih menyisakan harapan untukmu di lubuk hati terdalamku. Harapan itu akan kuhapus sekarang juga, Ray. Karena aku akan melampaui saat-saat di mana kau ada, selamanya.
Aku tak ingin hidup dalam bayangmu selamanya. Aku ingin memulai waktu yang baru, dan mulai berjalan menjauh. Berjalan menjauh dari bayanganmu yang hilang tertiup oleh angin. Walaupun ini terasa sangat berat, tapi aku takkan menangis sekarang. Karena aku yakin, esok hari akan bersinar.
Saat ini, aku akan melepaskan kenanganku bersamamu yang tercurahkan lewat diary yang sedang kupegang ini. Mungkin jika aku membuangnya jauh-jauh, aku akan dapat melupakanmu dengan mudah. Sudah hampir dua tahun kau pergi, ini saatnya aku melepaskanmu dan memulai cerita baru, di diriku yang baru.
Terima kasih atas kenangannya, dan sampai jumpa, Ray.
~Tasya
***
Segera kututup rapat-rapat diary putih itu. Sudah selesai. Aku sudah menyelesaikannya. Aku telah menyelesaikan lagu itu.
Matahari mulai terbenam, perlahan aku berdiri. Mendekap diary putih itu di dadaku. Aku berjalan perlahan-lahan menuju laut, berhenti sampai air laut setinggi lututku. Dengan berat hati, kututup mataku dan melepaskan diary itu sehingga diary itu mengapung di air laut.
Aku berharap ada tangan yang menghentikanku melepaskan diary itu, atau ada seseorang yang mengambil diary yang mengapung di air laut itu. Namun nyatanya tak ada. Dengan pasrah aku memandang diary putih penuh kenangan itu hanyut terbawa air laut. Perlahan-lahan menghilang jauh melewati cakrawala.
Cerita baru akan kumulai, dengan senyuman tulus tanpa ada yang mengganjal di dalam hati.
Maafkan aku yang akan segera melupakanmu.
***
Sayounara no kotoba wo sotto kono umi ni ukabetara
Jika aku mengapungkan kata-kata perpisahan ke laut dengan pelan
Atarashii monogatari hajimaru yo saa
Kisah yang baru akan dimulai
Kono michi wo tada susumu no atarashii watashi de saa sotto
Aku akan terus maju di jalan ini, di diriku yang baru, dengan pelan
Hyoushi wo tojiyou shiroi daiarii
Ayo kita tutup sampul diary putih ini
Owari
***
Author's Note:
Ini lagu yang bersejarah bagi gw dan merupakan songfiction ikimonogakari pertama yang pernah gw buat yeah \:v/
220716
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top