Ikhtiar23

"Assalamualaikum!"

Wanita setengah baya itu terpaku sejenak menatap pemberi salam saat ia membuka pintu.

"Waalaikumsalam, La--Langit??"

"Yaa, ma!"

"Langit, alhamdulilahh!"

Wanita itu memeluk erat kala Langit meraih dan merangkumnya dalam pelukan.

"Alhamdulillah, anak mama datang, kenapa tidak berkabar, kalau berkabar pasti mama akan bersiap-siap!"

"Bersiap apa, ma? Langit yang minta maaf karna baru saja datang!"

"Bersiap menyambutmu, sayang, dengan makanan enak, kesukaan kamu, nak!"

"Mama sehat saja sudah  sambutan yang menggembirakan Langit, ma!"

"Sehat, alhamdulilah! Tapi mama--"

"Dia sudah belikan oleh-oleh buat mama, belikan juga apa yang bisa kita makan bersama, kami ma yang harus menyiapkan hidangan buat mama, buat kita!"

"Dia?"

"Dia I Love You -nya AKU, ma!"

Mama Langit melebarkan mata surprise. Meski bahasa putranya berbeda dari biasanya, bukan pacar maupun teman dekat namun sangat mudah diartikan kalau yang dibawanya adalah seseorang yang special. Kalau tidak mana mungkin disebut 'I Love You'. Wanita itu kemudian langsung memeluk Prilla erat.

"Alhamdulilah, sekali datang langsung bawa calon mantu." Ucap Mama Langit saat melepas pelukannya pada Prilla. Prilla nampak tersipu disebut calon mantu.

"Ayoo masukk, masukk, Langit sudah lama tidak menemui mama, dia bilang sibuk, menelpon hanya sesekali, tapi belakangan lebih sering dari biasanya, itu saja mama sudah senang sekali," curhat mama Ali sambil merangkul Prilla masuk kedalam rumah.

"Eh, kak Ali ketinggalan!" Seru Prilla saat menyadari mamanya melupakan anak yang mengajaknya menemui beliau saat ini.

"Kak Ali?" Mama Langit mengeryit merasa asing dengan nama itu.

"Aku Langit Indarta, ma, dia singkat jadi ALI," jelas Langit.

"Ow, bener," mama Ali mengangguk-angguk.

"Makanya Langit panggil dia ILY, 'I Love You'!" Senyum mengakhiri kalimatnya.

"Masya Allah, mama senang sepertinya kalian sudah begitu dekat," ucap Mama Langit dengan nada benar-benar senang. Terlebih beliau merasa karna dekat dengan Prilla-lah, putranya mau meluangkan waktu datang padanya.

"Sudah 9tahun, ma!"

Pernyataan Ali membuat mamanya terheran. 9tahun?

"Hah 9tahun?"

"Sudah kenal selama 9tahun, mungkin sudah cinta selama itu juga, tapi baru 'taken' sekarang, Langit baru ngerasa layak buat dia saat ini."

Jujur saja bukan hanya mama Langit yang terperangah mendengar tutur putranya, Prilla pun juga. Duduk bersisian dengan Prilla membuat mama Langit mudah meraih tangan gadis itu lalu menggenggamnya.

"Pasti kamu sangat istimewa sampai anak mama mampu menahan diri selama 9tahun!"

Prilla menggeleng kemudian menoleh pada Ali dan lensa mereka bertemu sejenak. 'Mungkin sudah cinta selama itu namun baru merasa layak sekarang', sampai harus menolak perhatiannya, itu sebabnya ketika ia berhenti berikhtiar, Langit jadi runtuh. Takut tidak lagi punya kesempatan dicintainya padahal ia sudah berusaha move on. Sedikit lagi ia merasa nyaman tanpa mengejarnya, sinar Langit takkan lagi indah baginya.

"Sekarang sudah dikenalin sama mama aja, kapan mama diminta datang pada keluarganya?"

Mereka saling menoleh lagi. Langit memang sudah kenal dengan keluarga Prilla, karna dulu ia berteman dengan Daniel kakaknya. Namun dikenalkan sebagai pasangan Prilla tentu saja belum. Dan masih menjadi misteri bagaimana reaksi Daniel saat tahu bagaimana hubungan Langit  dengan adiknya?

"Mereka masih sibuk ma, kami juga masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dikantor." Langit memberi alasan.

"Jadi kalian sekantor ya?" Tanya mamanya mendengar ucap Ali.

"Iyaa, ma, Langit manager operational sekarang, sedangkan dia staf khusus project baru," jelas Ali menjawab pertanyaan ibunya.

Menyinggung staf khusus, Langit teringat kasak-kusuk di kantor mereka. Gara-gara dari anak magang  diangkat menjadi staf khusus project, Prilla dituduh menghalalkan segala cara meraih keberhasilannya itu. Salah satunya dengan cara mendekati Langit. Bahkan sudah ada penyebar fitnah melalui grup wa Dan diam-diam Langit mendapatkan link wa grup breaking news dan berada didalam grup itu dengan nomor asing. Ia sudah menscreenshoot beberapa narasi dari video yang dikirim ke grup tersebut yang sangat jelas sekali menggiring opini tidak baik terhadap Prilly dan sesungguhnya berimbas kepadanya pula.

Video 15 detik yang hanya sepotong. Menghilangkan orang lain yang ada sebelum ia hanya berdua saja didalam ruangannya. 15 detik saat ia sempoyongan karna pusing dan disangga Prilla agar tidak terjatuh. Kejadian yang terpotong karna mang Diman tidak nampak didalam video tersebut. Videonya mungkin bukan editan. Namun tidak utuh dan narasinya sungguh menyesatkan.

Narasi di video :
Ini yang dilakukannya saat menjadi anak magang. Ternyata mengejar manager ada tujuannya, guys. Akhirnya berhasil menjadi staf khusus project baru.

Narasi di photo mereka yang di zoom dan di screenshoot :
Sampah seperti ini harusnya tidak ada didalam tubuh perusahaan. Harusnya kita bersatu membuatnya tidak betah kerja. Biar tidak ada yang curang menghalalkan segala cara.

Saat ia masuk kegrup tersebut kiriman sebelumnya memang tentu saja tidak terbaca olehnya. Namun sepertinya ketika ada yang baru masuk, pelaku fitnah mengirim ulang video dan gambar yang sudah dia share sebelumnya.

Langit hanya menjadi silent reader saja tanpa komentar. Ia cukup tersenyum dan agak miris karna beberapa ada yang mudah terprovokasi.

"Alhamdulilah, hebat anak mama, maafkan mama ya, kurang perhatian sama abang selama ini." Mama Langit nampak berkaca membuyarkan ingatan Langit pada grup wa 'breaking news' yang sempat ia tunjukkan pada Prilla.

"Gak ma, benar kata dia, hidup mama juga gak mudah, tidak seharusnya Langit nuntut dan ngerasa gak diperhatiin mama!" Sahut Langit menenangkan mamanya.

"Terima Kasih ya, Ily!"

Mama Langit meraih tangan Prilla lagi dan menggenggamnya erat. Ia merasa Prilla yang punya andil besar membuat putranya ingat pulang.

"Memang sudah waktunya tante, Allah membukakan hatinya, saya hanya perantara!" Sahut Prilla setelah menggeleng karna merasa ia hanya memberi masukan, yang memutuskan adalah Langit sendiri. Dan tak akan terjadi tanpa campur tangan Allah. Allahlah yang membolak-balikkan hati.

"Sebentar mama buatkan minum dulu," mama Langit berdiri kemudian akan beranjak.

"Mama gak perlu repot-repot, ini oleh-oleh buat mama dari dia, ma," ujar Ali menunjukkan apa yang mereka bawa.

"Wah, terima kasih!" Antusias mama Langit menerima oleh-oleh yang tentu saja diingatkan oleh Prilla.

"Ada buat Yayah tuh! Yayahnya mana?" Ali bertanya sambil melongok kedalam. Sedari tadi seperti tidak ada tanda-tanda ada oranglain selain ibunya.

"Yayah, Yaah, ini abang datang, abang sayang sama Yayah kok!"

Langit tersenyum getir. Abang sayang sama Yayah. Kalimat itu membuatnya merasa bersalah. Sebenarnya saat mamanya hamil diusia yang tidak muda, Langit tidak habis pikir. Sebab ia bakal punya adik yang selisih usianya sekitar 20tahun. Bukan tidak terima lebih tepatnya juga mengkhawatirkan keadaan mamanya yang sudah berusia. Pernikahan mamanya dengan ayahnya Yayahpun tadinya buat dia agak berat. Kenapa mamanya tidak fokus saja peduli pada dirinya bukan seolah haus kasih sayang laki-laki dimatanya? Namun, apa daya, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya agar mamanya tidak kawin cerai terus karna ia anggap hanya wujud sakit hati pada ayahnya yang pergi meninggalkan karna perempuan lain. Ia harus menyadari kebutuhan mamanya akan kasih sayang seorang suami yang tentu saja berbeda dengan kasih sayang seorang anak. Ia sedikit egois karna prahara rumah tangga orangtuanya menyebabkan ia tidak mudah diterima keluarga lain karna memiliki latar belakang keluarga yang berantakan.

"Abanggg!"

Gadis kecil berumur 7tahun itu menghambur memeluknya. Sebenarnya bukan Langit tidak sayang dan tidak peduli padanya. Tapi sikapnya sebelum ini adalah wujud dari apa yang ia terima dari mamanya sendiri sebelum ia menyadari ia telah salah bersikap selama ini. Bagaimanapun kesuksesannya saat ini tentu berkat doa dan ridho ibunya. Ia tidak boleh merasa 'aku' meskipun namanya sudah mengandung 'AKU'.

Kemudian ia sungguh merasa kehampaan yang selama ini melanda terberai sudah ketika melihat mamanya dan Yayah dengan suka cita mencoba pakaian baru yang ia bawakan yang ternyata pas meskipun Prilla hanya menanyakan kira-kira berapa tinggi dan berapa berat mamanya dan Yayah.

Dan baru kali ini ia menelan makanan enak dengan tenang dan merasa ringan hati sebab melihat ibu dan adiknya ikut merasakan apa yang ia rasakan.

"Eh Yayah, abang ada satu hadiah lagi buat Yayah, dibelikan juga sama kak Ily, sebentar ya abang ambil dimobil!"

Lalu sebuah boneka bear berwarna coklat yang besar melebihi Yayah membuat Yayah berjingkrak girang sambil memeluk boneka itu setelah memeluk abangnya dan Prilla.

"Terima Kasih abang AKU dan kakak ILY!"
-------------
Banjarmasin,  03 April 2024
23 Ramadahan 1445H
14.40 wita

Selamat hari ke23. Kira-kira 6hari lagi sudah lebaran. Berarti cerita ini tinggal 6bab lagi yaa, Insya Allah. Terima Kasih membaca, memberi vote dan senang membaca komentar kalian 💙

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top