06
Aeri memandangi kalung pemberian Minho yang tampak cantik baginya. Tadi pagi, Minho menyempatkan untuk datang ke rumah Yerim--tempatnya menginap-- untuk memberikan sebuah bucket bunga, sebuah kalung, beberapa merch konser khusus dirinya, dan sepucuk surat yang isinya bisa membuat Aeri banyak tersenyum seperti orang gila.
Tak terasa kedua pipinya memanas. Ia baru menyadari kalau wajah Minho juga sedikit berubah, membuatnya tak bisa untuk tidak membayangkannya.
Minho ^^
Jangan lupa minum obat, istirahat yang banyak di pesawat nanti.
Have a save flight Aeri~
Aeri
Semangat latihannya juga, Minho! ♡
Aeri tersenyum senang. Sebenarnya dalam tiga tahun terakhir bukannya dia benar-benar menghindari Minho. Ia diam-diam mengikuti perjalanan karirnya, dengan menonton music video, konten vlog, juga membeli album, lightstick beserta perintilannya, kecuali datang ke konser dan fansign.
"Kau sudah siap?" tanya Yerim.
Sambil menggeret kopernya, Aeri tersenyum dan mengacungkan jempolnya.
***
*Time skip*
Sebulan kemudian
Wajah Aeri tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Ia tak henti-hentinya mengucap syukur. Waktu yang awalnya ia hitung hampir habis itu kini telah menemukan jalan baru. Seluruh ketakutannya sirna. Keajaiban dan kemurahan hati Penguasa membuatnya kembali merasakan udara segar di negara kelahirannya, Korea Selatan.
Setelah operasi hidup dan matinya, Aeri berhasil bertahan hidup. Dalam hati ia berseru, Sekarang kau tak perlu menungguku lagi, Minho!
Sudah lama semenjak mereka melakukan kencan bersama. Meski hanya makan es krim bersama di rumah Yerim, Aeri merasa sangat senang dan bahagia.
Yerim juga menyulapnya menjadi gadis cantik dengan gaun peach dan tatanan rambut bak seorang peri.
Yerim memang yang terbaik!
Sambil memoles liptint pada bibir Aeri, Yerim tersenyum bangga dengan hasil tangannya.
"Kau tampak sangat cantik, Aeri! Minho pasti terpana dan terkejut karena kecantikanmu!" serunya histeris sambil bertepuk tangan di hadapan Aeri yang sudah terbahak.
"Aku 'kan memang bidadari."
"Iyuh... bidadari juga hasil kerja tanganku."
Mereka berdua tertawa.
Yerim melihat jam yang sudah menunjukkan pukul dua belas siang. "Eh?! Udah jamnya! Sebentar lagi Minho datang!"
Mendadak, mereka menjadi panik dan buru-buru pergi ke taman belakang rumah Yerim. Untung saja, semuanya sudah tertata rapi.
Aeri tinggal duduk di tempat yang sudah disediakan dan menunggu Minho datang.
Aeri mengecek ponselnya. Terakhir Minho membalas pesannya, jam sepuluh pagi tadi. Ia menghela napas. Mungkin Minho sedang di perjalanan.
5 menit
10 menit
15 menit
30 menit
1 jam berlalu...
Aeri merasa ada yang tidak beres. Dipandanginya lagi layar ponselnya yang belum menunjukkan notifikasi apa pun dari Minho.
"Gawat!"
Aeri menoleh dan mendapati Yerim yang berubah pucat wajahnya. Perasaannya menjadi tidak enak.
"Ada apa Yerim?"
Yerim menatap Aeri dengan tatapan serba salah. "Minho... kecelakaan."
***
Tergesa mengunjungi rumah sakit membuat Aeri tak sempat menghapus make up-nya. Ia hanya sempat berganti baju dan menguncir rambutnya.
Entah kabar dari mana, yang jelas manajer Minho yang mengabari Yerim dan menyuruh Aeri untuk datang ke rumah sakit.
Sedari tadi kondisinya sekarat, meski ia berhasil menjaga kesadarannya.
Dengan arahan manajer Minho, Aeri tergopoh-gopoh masuk ke ruangan Minho.
Di sana ia bisa melihat Minho yang terlihat kehilangan kekuatannya. Matanya terpejam, wajahnya pucat. Tidak ada senyum di sana.
Aeri mendekat dan berusaha menahan tangisnya.
"Minho..." panggilnya pelan.
Yang dipanggil pun membuka matanya perlahan. Saat ia menyadari bahwa sang pemilik suara adalah Aeri, senyum khasnya terbit, meski menyiratkan kesedihan yang luar biasa.
"Maaf."
Aeri menggenggam tangan Minho dan mulai menangis.
Minho menghapus air mata Aeri
seraya tersenyum. Senyum yang menyedihkan dan menyayat hati.
"Minho... kau tidak boleh pergi."
Minho tak mampu menjawab. Air matanya turut menetes.
Maaf Aeri.
"Minho..."
"Hei, jangan sedih begitu..." ia tersenyum sejenak lalu melanjutkan, "mari kita bahagia bersama di kehidupan selanjutnya, ya?"
************************************
Published : 2 Mei 2020
Yuhuu akhirnya ending gais //dibacok masa//
Salah satu kisah yang sangat dramatis dan ala sinetron yang pernah ditulis Rina //heh//
NGANU INI BENERAN!
Dengan ending yang begini, kuingatkan lagi kalau ini hanya fiksi belaka dan gak ada hubungannya samsek sama real life, jadi jangan terlalu diambil hati, okei?
Maaf, semenjak tadi pagi kena shock roda maut, Rina mendadak jadi gini //kibas rambut//
Anyway mungkin sebagian penghuni lapak Rina yang mostly fanta gak tau dengan esksistensi idol tamvan yang berhasil menarik perhatian Rina ini /aposeh/
Yoo inilah Lee Minho, salah satu member Stray Kids yang punya nama panggung Lee Know~
Udah ah, nanti kalian jatuh cinta.
See you gais~
Bulan mei ini rina kembali produktif //spoiler//
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top