15
Empat hari pencarian dilakukan dan Arka masih belum ditemukan!
Pihak kepolisian sengaja menambah jumlah personil untuk mencari Arka. Area pencarian juga diperluas. Warga yang turut serta mencari Arka juga bertambah beberapa orang. Namun, belum ada tanda-tanda keberadaan Arka.
Siang ini sepulang kuliah Shella bertandang ke rumah Airin untuk menjenguk gadis itu. Shella merasa khawatir Airin jatuh sakit karena ia tak masuk kuliah hari ini.
"Masuk, Shel," suruh Santi, mama Airin begitu membuka pintu dan mendapati sosok Shella. Wajahnya tak secerah biasanya dan Shella bisa menduga sebabnya.
"Apa Airin sakit, Tante?" Shella tidak langsung menuju ke kamar Airin seperti biasa, tapi ia memilih untuk duduk di sofa ruang tamu. Sebelum menemui Airin di kamarnya, ia harus tahu kondisi Airin lebih dulu.
Mama Airin duduk.
"Nggak. Dia nggak demam atau apa. Cuma sejak kemarin dia diam aja. Dia banyak melamun, Shel," ungkap Santi.
Shella paham dengan apa yang menimpa sahabatnya dan ia merasa prihatin. Apakah Airin akan mengalami trauma yang sama dengan tiga tahun lalu?
"Gimana, Shel? Apa sudah ada kabar soal Arka?" tanya mama Airin kemudian.
Shella menggeleng.
"Belum ada kabar, Tante," ucap Shella membuat hati Mama Airin bertambah sedih.
Sebenarnya kabar tentang hilangnya Arka dan proses pencariannya ditayangkan di televisi setiap ada acara berita. Akan tetapi mama Airin takut untuk menonton acara berita. Ia khawatir Airin akan mendengar dan merasa sedih. Makanya mama Airin lebih memilih untuk tidak menonton televisi selama empat hari terakhir.
"Ini sudah empat hari lho, Shel. Masa belum ditemukan juga?"
"Iya, Tante. Nggak tahu kenapa Arka belum ditemukan."
Seolah-olah Arka menghilang dari bumi ini. Semestinya jika ia tersesat Arka bisa meninggalkan jejak, apapun itu.
"Apa mungkin orang bisa bertahan di gunung selama itu?" tanya Mama Airin kembali.
"Bisa, Tante. Orang yang tersesat di hutan atau gunung bisa makan dedauan dan minum air embun. Para pecinta alam diajarkan untuk bertahan hidup dalam situasi darurat seperti itu," jelas Shella meski ia tak begitu paham dengan dunia pendakian dan cara bertahan hidup di alam bebas.
"Menurut kamu, apa Arka masih hidup?"
Shella terdiam. Ia benci ditanya hal semacam itu. Pasalnya Shella juga tidak tahu menahu apakah Arka masih hidup atau tidak.
"Nggak tahu, Tante." Shella tersenyum getir. Airin dan mamanya memiliki banyak kemiripan, batinnya.
Lalu mama Airin bicara kembali,
"Sebenarnya Tante merasa senang Airin menjalin hubungan dengan Arka. Bagi kami Arka sudah seperti obat mujarab untuk luka hati Airin. Kamu tahu sendiri kan, seperti apa Airin setelah kematian Azzam. Dia mengalami depresi dan bahkan orang-orang menganggap Airin nggak waras. Tante takut Airin akan seperti dulu lagi, Shel," ungkap mama Airin dari lubuk hatinya terdalam. Wanita itu juga berterima kasih pada Shella karena telah setia mendampingi Airin dalam kondisi terburuk sekalipun.
"Kita berdoa saja, Tante. Semoga Arka bisa kembali dengan selamat." Hanya itu yang bisa diucapkan oleh Shella untuk saat ini.
"Oh ya, apa kamu mau minum sesuatu?" Tiba-tiba mama Airin ingat kalau ia harus menjamu tamunya. Meskipun Shella sudah ia anggap keluarga sendiri, tapi tetap saja Santi merasa harus membuatkan minuman untuk tamunya.
"Sirup aja, Tante," balas Shella tanpa sungkan. Ia sudah terlalu sering bertandang ke rumah Airin dan rasa canggung itu perlahan hilang darinya.
"Oke, Tante buatin. Kamu makan siang di sini saja, Shel. Sekalian nanti Airin ajakin makan juga."
"Ya, Tante. Shella ke kamar Airin dulu," pamit Shella sembari mengangkat tubuh dari atas sofa.
Shella bergegas berjalan ke kamar Airin, sementara Santi melangkah ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makan siang.
Kali ini Shella sengaja tak mengetuk pintu kamar Airin. Gadis itu langsung membuka pintu dan menerobos masuk ke dalam kamar Airin.
"Rin?" Shella menyembulkan kepala lebih dulu dari celah pintu sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. Ia perlu memeriksa apakah Airin ada di sana atau tidak.
Airin tampak duduk memeluk lutut dia atas tempat tidur. Tatapannya kosong. Rambutnya berantakan. Wajahnya pucat dan kedua pipinya terkesan tirus. Padahal baru beberapa hari saja Airin sudah tampak sekurus itu. Pakaian yang ia kenakan juga masih piyama tidur, belum diganti. Shella menduga Airin bertingkah seperti itu semenjak bangun pagi tadi.
Shella membuka pintu lebar-lebar, lalu melangkah masuk ke dalam ruangan. Gadis itu meletakkan tas ranselnya di atas meja belajar milik Airin sebelum menarik kursi kecil ke dekat tempat tidur.
Shella duduk di atas kursi kecil itu.
"Lo baik-baik aja, Rin?" tegur Shella kalem. Ia menjulurkan tangannya dan menyentuh lengan Airin.
Airin tak membalas selama beberapa saat.
"Gue kangen Arka, Shel," ucap Airin lirih. Dengan tatapan yang masih menerawang kosong ke depan. Sepasang matanya sayu tanpa cahaya.
"Gue yakin di mana pun Arka berada sekarang, dia juga kangen banget sama lo, Rin," ucap Shella berusaha membesarkan hati sahabatnya.
"Dia belum ditemukan, bukan?" Airin menoleh ke arah Shella. Airin baru tersadar jika Shella belum mengatakan padanya perihal perkembangan pencarian Arka.
"Belum." Shella menggeleng berat.
Airin bisa menduga hal itu. Ekspresi dan tingkah Shella tidak akan seperti itu andainya Arka sudah ditemukan.
Dulu, saat Azzam terjatuh ke jurang, ada seseorang yang kebetulan melihatnya. Jadi tak butuh waktu lama untuk mengevakuasi jenazah Azzam. Tapi, kenapa Arka menghilang begitu lama?
"Bagaimana kalau dia sedang menderita di suatu tempat dan butuh bantuan, Shel?"
"Polisi dan tim SAR sedang mencarinya, Rin. Mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari Arka. Lo berdoa aja semoga Arka cepat ditemukan dan dia baik-baik aja."
Airin tak melanjutkan obrolan. Sejak kemarin pikirannya tambah tak keruan. Pengandaian terburuk selalu melintas di benaknya. Jika Arka meninggal, lantas bagaimana dengan dirinya? Haruskah ia mengalami kehilangan untuk yang kedua kalinya?
Seandainya Arka masih hidup, Airin ingin sekali mengatakan padanya jika ia sangat menyayangi cowok itu.
Entah kesempatan itu masih ada atau tidak.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top