Tangisan
Baru sehari ujian tapi sudah terasa sekali lelahnya. Yah, ini tahun pertama Iori sekolah disertai dengan pekerjaannya sebagai idol. Mana udah kelas 3 harus belajar lebih daripada sebelum-sebelumnya. Sebenarnya dia ingin saja untuk satu minggu ini difokuskan buat ujian. Namun apa daya, pekerjaannya sebagai idol nggak bisa dihindari juga. Belum lagi kalau Si Pecinta PudingーTamakiーminta diajarin, hadeh.
Jam yang menggantung di dinding kamarnya memperlihatkan pukul 11 malam. Karena merasa sudah cukup belajar, Iori membereskan buku-bukunya dan beranjak tidur agar tidak mengantuk saat tes besok. Jangan kayak author yang besoknya tes malah baru belajar jam 2 pagi baru tidur waktu selesai ngerjain//ditampol.
Namun, sekitar tengah malam dia terbangun karena suara. Suara sesenggukkan dari kamar sebelah, sepertinya. Nanase-san?, itu yang dipikirkan oleh Iori. Mungkin karena dinding pembatas antar kamar tidak terlalu tebal, suara kecil seperti sesenggukkan saja terdengar.
"Nanase-san?" Tegur Iori dengan suara yang sedikit lebih rendah dari normalnya.
Setelah Iori menegur seperti itu, tak lama suaranya hilang. Mimpi buruk, kah? Haruskah aku memeriksanya?
"Sudahlah, nanti pagi saja." Iori sudah terlalu lelah malam ini dan memutuskan untuk mulai memasuki alam mimpinya.
Keesokan paginya, Iori ingin bertanya mengapa Riku menangis semalam. Dia tidak yakin kalau bertanya kepada member yang lain, takutnya malah bikin khawatir mereka. Namun sayang, Riku belum bangun saat itu tapi Ioriーdan Tamakiーharus segera berangkat ke sekolah. Ketika pulang pun, Iori belum bisa menemui Riku karena dia masih ada pekerjaan lain di luar.
Malamnya, Iori terbangun lagi karena suara sesenggukkan yang sedikit lebih keras dari kemarinーentah mengapa suhu kamar Iori terasa lebih dingin dari sebelumnyaーdan setiap kali Iori menegurnya dengan, "Nanase-san?", suara tangisan kecil itu menghilang. Lalu itu terus berlanjut hingga seminggu terlewati.
.
.
.
.
.
Akhirnya, setelah seminggu ujian, Iori punya waktu untuk liburan dan kebetulan sekali anggota yang lain juga sedang luang.
Oleh karena itu, pagi itu mereka memutuskan untuk sarapan bersama. Yang bertugas untuk memasak adalah Izumi broーkarena di antara yang lain, mereka yang paling normal kalau buat masakan. Sebenarnya Si ero ero yandere unguーSogoーjuga ikut ngebantuin. Namun, ketika kedua mata amethyst itu menangkap botol kaca merah yang sebenarnya disembunyikan (read : botol tabasco) Mitsuki langsung teriak buat ngeluarin Sogo dari dapur. Yamato dan Nagi langsung ke dapur dan nyeret makhluk yang berusaha hampir membuat mereka sakit perut pagi-pagi itu ke ruang keluarga, aw :3//apasihthor
Setelah insiden pengeluaran makhluk berbahaya yang divonis dapat menyebabkan sakit perut pagi-pagi. Izumi bro ngelanjutin masak sedangkan yang lain nunggu sambil nonton Tayi si bis biru kecil garing yang entah kenapa muncul pagi-pagi.
"Makanan sudah siap!" Teriak Mitsuki nggak nyantai dari dapur, udah lapar biasalah.
"Nii-san, apa kita tidak kebanyakan masaknya?" Tanya Iori yang memasang raut bingung karena mereka masak terlalu banyakーmenurut Iori.
"Iya juga, sih. Tapi, nggak tau kenapa firasatku mengatakan kalau hari ini harus masak banyak." Ujar Mitsuki sambil memasang pose berpikirーsok kerenーdengan tangan kanan memegang dagunya.
"Nii-san itu kawaii, nggak usah pasang pose kerenー" Belum selesai Iori ngomong.
"Iori. Diam." Potong Mitsuki.
TOK TOK TOK TOK TOK
Nggak nyantai banget ngegedor pintunya, dah. Sogo beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu. Nggak baik ngebiarin tamu nunggu di luar kelamaan, walau sekampret ini tamunya ngegedor-gedor pagi-pagi. Pas dibuka kelihatanlah makhluk-makhluk rada kampret yang ngerusuh dorm orang pagi-pagi.
"Trigger? Re:vale?" Nggak jadi ngehujat, deh, disumpahin ampas ntar gachaku sama merekaーby Author ampas.
"Maaf, mengganggu pagi-pagi begini, Sogo-kun." Ujar Ryuu dengan senyum malaikatnya yang bikin Sogo pingsan//lah.
"Eeeeeh, Sogo-kun!" Seru Ryuu sambil menangkap badan Sogo yang limbung//eiy.
"Ah, ternyata Ryuu aniki, pantas saja Sou-chan pingsan ngeliat senyum doang." Timpal Tamaki yang kepalanya doang yang muncul dari ruang keluarga. Badannya masih ada, kok, ntar kalau cuma kepala kayak jelangkung, dong//abaikan.
"Ada apa ini Trigger dan Re:vale ke dorm ainana pagi-pagi?"
"Ketemu sama kouhai-kouhai tersayang, dong! Senpai kalian ini kan yang terbaik!"
"Aku tau kamu kangen sama aku, Yamato. Makanya aku mampir."
"Jijik, Yuki."
"Mau ketemu Riku."
"Mau ngemoduーmau jalan-jalan aja, bosen di dorm ketemu setan doang."
"Iya, lu setannya, Gaku."
"Ngajak gelud?"
"Hey, sudah-sudah...."
Pagi hari tenang setelah hecticnya minggu ujian dambaan Iori sirna sudah. Bukannya dia tidak suka hubungan pertemanan 3 grup ini, hanya kalau ber-12 ini ketemu rusuh betul. Iori cuma bisa nepuk jidat lelah sambil punggungnya dielus sang kakak yang tau penderitaan sang adik. Eiy, manisnya bersaudara ini.
"Kalau begitu, Riku mana?" Singkat, padat, dan jelas tanpa basa-basi.
"Eh, kayaknya daritadi Riku belum kelihatan." Timpal Yamato sambil celingukkan nyari Riku kayak nyari tikus. Riku emang jadi tikus di wonderland in the dark, tapi jangan dipikir tikus beneran, woy!
"Owh, mungkin dia masih tidur? Beberapa hari ini Riku jarang bangun pagi karena kebanyakan pekerjaannya itu dimulai siang atau sore." Jelas Nagi, tumben pinter//ditampol.
"Aku akan melihatnya." Tukas Tenn yang langsung nyelonong masuk seperti rumah sendiri.
"Aku juga." Tambah Iori.
"Ngapain?" Tanya Tenn dengan muka tidak senang.
"Kujou-san, kan belum tau kamarnya Nanase-san yang mana. Jadi sekalian diantar." Jelas Iori. Bilang aja khawatir, Iori.
Tenn tidak terlalu mempedulikan itu dan main masuk aja. Iori ngekor di belakang dan mereka jalan ke kamar Riku. Sedangkan yang lain mulai ngumpul di ruang keluarga, Mitsuki dan Sogoーyang baru sadarーmindahin makanan dari dapur ke ruang berkumpul itu buat nanti sarapan bareng. Insting emak-emaknya Mitsuki bener karena masak lebih hari ini. Banyak tamu nggak diundang soalnya.
Di depan kamar Riku, Tenn coba ngetok biasa sambil manggil nama adek tersayangnya seluruh jagad raya itu//lebay. Namun, tak ada respon apa-apa dari kamar center merah ainana itu. Diulang terus sampai digedor-gedor barulah si surai merah itu keluar. Masih pakai piyama, rambut berantakan, kantung mata tebal macam panda (masih unyu, kok), mata sembab...MATA SEMBAB?
"Riku, kamu habis nangis?!" Tanya Tenn panik.
"E-eh, Tenn-nii, enggak, kok, ini cuma..."
Akhirnya proses interogasi mendadak dimulai, Riku cuma bilang dia begadang nonton film, terus filmnya yang sedih dan bikin terharu gitu, makanya matanya rada bengkak tapi habis itu dimarah-marahin sama Tenn karena begadang.
'Oh, ternyata nangis karena film. Kirain kenapa-napa.' Batin Iori lega ternyata bukan hal aneh-aneh mengenai tangisan itu.
Setelah center Idolish7 itu ganti baju bentar, mereka ber-12 sarapan bareng.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Omake
Iori cuma bisa geleng-geleng kepala karena kelakuan center mereka yang bisa-bisanya begadang padahal suka sakit seperti itu. Namun, malam di hari rusuh itu Iori kembali mendengar suara tangisan lagi, lalu dia mikir paling cuma Riku lagi.
Makin lama tangisan itu makin keras, seperti yang menangis berada dalam satu ruangan yang sama dengannya. Iori berusaha membuang pikiran negatifnya dan berusaha untuk tidur. Tak lama suhu kamarnya langsung turun lagi seperti setiap saat tangisan itu terdengar dan dia tak suka hal ini.
Iori berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk rileks sampai Ia teringat akan kata-kata Riku tadi pagi.
Riku nangis nggak menimbulkan suara karena filmnya memang bikin terharu tapi nggak bikin nangis yang berlebihan. Paling satu dua tetes air mata yang keluar, gitu katanya.
Lalu episode series film itu cuma 7, berarti kemarin malam itu episode terakhirnya.
Terus, hari ini Riku diajak Tenn nginap di dorm Trigger. Jadi, kamar sebelah Iori lagi kosong dan kamar Iori itu paling ujung.
Mata Iori terbuka secara terpaksa karena menyadari semua itu.
Lah, terus yang nangis ini siapa, dong?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N :
Nggak serem, ya? Wwww, namanya juga baru cerita pertama, hehe^^
Diriku berusaha buat cerita ini sesantai mungkin tapi tetap ada unsur horornya walau nggak horor-horor amat, sih.
Yah, korban pertama Iori, masih banyak yang lain(*´ω`*)
Terima kasih udah mau ngebaca cerita garing ini, ya!
Btw...
Sebenarnya ini cerita nyata Author sendiri dengan sedikit perubahan.😅
Silakan skip kalau merasa ini nggak berguna.
Jadi, waktu kecil, nenek atau bundanya Author sering mendengar kalau tengah malam ada yang nangis-nangis dan kadang sampai teriak. Pas diperiksa, ternyata itu Author yang dikira paling lagi mimpi buruk. Terus kejadian ini, tuh, terulang terus selama semingguan gitu. Namun anehnya, waktu Author berusaha dibangunin kalau lagi nangis-nangis itu nggak bisa bangun. Jadi cuma ditenangin gitu aja sampai nggak nangis lagi. Ketika ditanya waktu pagi, Author nggak nyadar kalau nangis gitu, mimpi apa-apa aja enggak. Kesakitan pun nggak ada.
Dan hal ini jadi misteri sampai sekarang wkwkwk. Toh, udah hampir dilupain, mending kujadiin FF😂.
See you, minna~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top