Syabar~
Pagi hari itu, tamaki memulai rutinitas harinya dengan memakan kudapan terdabestnya. Si ousama purin.
Ia berada di sofa ruang tengah dan menonton siaran televisi yang entah sedang menayangkan apa. Tamaki menolehkan kepalanya saat pintu ruang tengah dibuka dan berdirilah pemuda berambut putih diambang pintu. Ia menatap tamaki dan menghela nafas karena posisi absurd yang di lakukan tamaki.
"Tamaki itu kamu gak pusing apa? "
"Enggak cuman mau muntah aja rasanya dari tadi, kenapa ya? "
Sougo menepuk pelan dahinya lalu menggerutu pelan. Ia segera melangkahkan kakinya menuju makhluk yang sedang dalam posisi absurd tapi tetep santuy mamam puding. Sungguh sugoi sekali makhluk ini... Stand applouse buat abang Tamaki :'D
Sougo heran dengan rekan satu sub unitnya ini, ada aja gitu kelakuan ya. Gak ada lelahnya sama sekali gitu.
Kembali di peristiwa tadi.
Sougo masih menatap Tamaki yang tetep betah dalam posisinya yang absurd.
Gak absurd gimana, La wong kakinya itu di atas sandaran kepala di sofa terus kepalanya menjuntai kebawah hampir menyentuh lantai. Sandaran kepala lo itu bukan tempat kaki anda...
"Sou-chan kok makin pusing ya. Kayak mau muntah gitu... "
Sougo masih tetap menatap Tamaki tanpa bergerak.
'Tabok makhluk yang lebih muda dosa gak'
"Kok diem aja si!"
'La mau anda saya gimana, kalo saya ngomong anda ngejek saya cerewet, kalo diem aja di protes. Mau anda Apasi? Lelah hayato... '
"Eh kok gak bisa Pindah?! Lah?! Sou-chan tolongin!!! Huwaaaa gimana ni gue gak bisa bangun, huwaaa tolongin!!! "
'Mampus... Mamam tu gak bisa bangun'
"Sou-chan kok diem aja?! Cepet tolongin!!! Pusing ni gue!! Gak kasian apa?! "
'G'
Sebelum teriakan dari makhluk paling bongsor di ainana ini semakin menjadi-jadi, Sougo segera menjadi pemadam kebakaran dadakan yang berusaha menolong Tamaki. Yang di tolongin malah gak bisa diem, mulutnya jerit-jerit teross mana badannya gerak mulu, kapan selesainya coba kalo gitu.
"Tamaki... Diem dulu napa tu mulut sama badan, gak selesai lo ini nanti" kata Sougo yang masih menyabarkan diri.
Tamaki akhirnya menutup mulut beserta matanya, gantian tangannya yang nyendok puding terus di makan dengan 'santuy' nya. Ini makhluk ditolongin gak usaha bangun atau gimana malah mamam terus, tampol dosa gak?
Sougo masih meneruskan usahanya mengevakuasi korban yang gak tau dirinya, padahalkan berjuang itu harus bersama-sama kalo sendirian kan sakit :(
Setelah banyak keringat dan tenaga, akhirnya pahlawan kita bisa menegakkan keadilan eh salah maksudnya menegakkan Tamaki ke posisi semula yang lebih manusiawi.
Sougo mengatur nafasnya yang memburu sambil mengelap keringat yang membasahi dahinya. Kerutan di dahinya terlihat. Ni manusia makan apasi kok berat banget.
"Tamaki kalo udah ditolongin bilang apa? "
"Mksh"
"...."
Gak papa si kalo ngomongnya cepet, Sougo masih maklum. Masalahnya tamaki ngomongnya itu dieja. Jadi ya gitu :')
Sougo mengelus dadanya dan berusaha menyabarkan diri supaya ia tidak jadi bom melotov. Tapi kalo udah sangat nyebelin, todong aja pake pisau dapur. kelar.
"Tamaki gak bosen ya makan puding mulu? "
Tamaki geleng-geleng kepala sibuk dengan pudingnya.
"Enggak. Kan ini yang buat gue pinter"
Tunggu... Hubungannya puding sama kepintaran itu apa ya? Ah mungkin pinter buat cari celah ngambil pas diskonan puding mungkin ya...
Sougo mengangkat sebelah tangannya lalu meletakkannya di bawah dagu, ia berfikir bagaimana cara Tamaki agar bisa sedikit terlepas dari puding yang terus ia makan itu. Otaknya ia peras untuk menemukan solusi yang tepat untuk masalah ini. Lampu dipikirannya akhirnya menyala karena menemukan solusi yang sangat brilian menurutnya.
"Tamaki tau gak? "
"Enggak"
"Dengerin dulu!! "
Tamaki manggut-manggut sambil lanjutin acara makan pudingnya. Ia menatap Sougo menunggu ucapan lanjutan darinya.
"Kamu tahu gak, kalo kamu makan puding kebanyakan Ousama purin bisa mati lo! "
Tamaki menatap horor pemuda yang ada dihadapannya. Sendok yang ia pegang terjatuh dan menghantam lantai yang dingin. Tamaki terdiam lalu tatapan berkaca-kaca dengan ekspresi sedih muncul di wajahnya. Ia berkata dengan nada yang bergetar,
"Ukh... Benarkah itu Sou-chan? "
Sougo mengangguk dengan yakin
"Iya itu benar. Jadi kalo kamu ingin menyelamatkan Ousama purin, kau harus sedikit mengurangi porsi makan pudingmu itu"
Tamaki menatap nanar gelas puding yang ia pegang, setetes air mata jatuh dari matanya.
"Baik... Tamaki akan berjuang agar Ousama purin tetap hidup dan bisa menemani Tamaki lagi. Bertahanlah Ousama purin!! "
Sougo tersenyum lembut lalu tangannya terangkat mengelus sayang kepala rekan bongsornya itu.
"Nah... Itu baru anak yang hebat! Aku bangga denganmu Tamaki! " kata Sougo, Tamaki hanya memajukan bibirnya dan menggebungkan sebelah pipinya.
"Apa boleh buat, demi Ousama purin, Tamaki akan berusaha! "
"Ya ya! Berjuang yah! "
Tamaki maaffkan aku karena 'sedikit' membohongimu....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top