Maaf
"Hm... Tepung terigu... Gula... Pengembang... Telur... Oke! "
Wanita yang sedang berkutat di dapur itu sedang mengabsen apa saja bahan yang ia perlukan untuk membuat kue. Rencananya ia ingin memberikan kejutan untuk suami jingganya yang selalu riang memasakkan makanan enak untuknya.
Tidak enak juga jika ia tak memberikan satu maha karya buatannya sendiri untuk suaminya itu. Pasangan hidupnya selama 3 tahun itu memiliki kesibukan sendiri, namun masih bisa menyisihkan waktu untuk memasakkan makanan.
Belum lagi ia juga sangat teliti dengan kebersihan rumah. Jika ia lupa membersihkan bekas piring, suaminya itu langsung membereskan semuanya tanpa kata.
(Fullname) terkadang garuk kepala sendiri melihat seberapa rajin suaminya. Bangun pagi-pagi, menyiapkan sarapan hangat, lalu membangunkan dirinya dengan penuh kelembutan. Ketika ia pulang bekerja, disambut senyum ramah dan tawa merdu juga bau masakan yang menggugah selera.
(Name) merasa sedikit 'gagal'
Ia perempuan, namun keahlian yang seharusnya ia kuasai tak ada yang sempurna. Saat dilamar 3 tahun yang lalu, (Name) sempat ragu. Takut ia akan mengecewakan kekasih jingga kesayangannya dengan keahlian di dapur yang nol.
Kekasihnya itu hanya tersenyum tipis, digenggam tangannya dengan lembut. Ia tak berkata tapi (Name) bisa merasakan dari tatapan dalamnya, bahwa kekasihnya itu menerima apa adanya.
(Name) berteriak tertahan dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Momen lamaran itu sudah lumayan lama, tapi rasa senang dan debaran yang ia rasakan ketika mengingat peristiwa itu masih sama.
Wanita itu tersenyum simpul dengan pipi memerah, matanya menatap foto pernikahan yang terpajang dimeja.
Pasangan hidupnya terlihat begitu gagah dengan balutan jas hitam dan dasi jingga, senyumnya masih sama. Hangat dan membuat hatinya bergetar. (Name) bersanding apik disampingnya, memeluk mesra lengan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya.
(Name) menepuk perlahan kedua pipinya, mengeyahkan barang sebentar sesi fangirl nya yang kadang tak tahu kondisi. Satu jam lagi suaminya akan pulang dari acara talkshow yang ia pimpin. Dan sebelum jam pulang suaminya, ia harus menyelesaikan kue maha karyanya.
Dibukanya ponsel pintarnya, menekan salah satu video dari sebuah channel memasak yang sudah ia buru tadi malam. Sudah beberapa kali ia menonton video memasak itu. Keyakinannya untuk membuat kue dari resep itu sudah bulat. Lagipula resep yang ada divideo terlihat mudah untuk dilakukan, yakinnya dalam hati.
Celemek sudah dipakai, bahan dan alat sudah siap, rambutnya sudah diikat rapi. Kini (Fullname) siap membuat kue untuk suami tercintanya!
'•'
"Terima kasih atas kerja kerasnya! " ujar laki-laki berambut jingga itu kepada staf. Beberapa staf juga membalas ucapan laki-laki itu dengan kata yang sama.
Senyum laki-laki berambut jingga itu masih merekah, terasa seseorang menepuk perlahan pundaknya. Ditolehkan kepala kearah belakang.
"Ah! Iori! Kau ada pekerjaan juga disini? " sapa laki-laki itu kepada adik semata wayangnya, Izumi Iori.
Iori tersenyum tipis,
"Iya, Nii-san. Aku ada pekerjaan disini juga. Nii-san akan pulang sekarang? "
Izumi Mitsuki, nama laki-laki yang tengah menepuk pelan bahu adiknya.
"Tentu! Ada seseorang yang sedang menungguku! " jawabnya.
Iori tertawa pelan mendengar jawaban Mitsuki. Mitsuki mengacak perlahan rambut Iori.
"Lain kali mampirlah, Nee-chan mu terus menanyakan mengapa adik ipar imutnya tak berkunjung! "
Iori mengerutkan dahi dan alisnya saling menyatu.
"Nii-san... "
Protesan dari Iori membuat Mitsuki kembali tertawa. Dicubitnya pipi Iori dengan gemas.
"Gemasnya! " celutuk Mitsuki.
Iori melepaskan cubitan kakaknya,
"Dilihat orang, Nii-san..." bisiknya dengan wajah memerah samar.
Mitsuki menutup mulut yang mengangga dengan telapak tangannya.
'GEMOY–' teriaknya dalam hati. Air mata imajiner keluar dari matanya, menangisi keimutan adiknya yang kadang tersembunyi dalam sikap perfeksionis.
Tengkuk Mitsuki tiba-tiba terasa dingin, bulu kuduknya terangkat yang membuatnya merasakan merinding. Dielus perlahan tengkuknya dengan sebelah tangan sambil menatap kebelakang.
"Ada apa, Nii-san?" tanya Iori yang menyadari perubahan raut wajah kakaknya. Dahinya mengerut kala melihat Mitsuki menegok kebelakang dengan raut wajah tak nyaman.
Iori memandang kearah pandangan mata Mitsuki, namun yang tertangkap pandangan hanya lalu lalang orang.
Mitsuki kembali menatap Iori,
"Perasaan Nii-chan tak enak... Sepertinya Nii-chan harus segera pulang... " balas Mitsuki dengan nada pelan.
Iori mengangguk paham,
"Baiklah. Lain kali aku akan mampir. Hati-hati dijalan, Nii-san. "
'•'
Mitsuki sudah berdiri di ruang ganti sepatu, rumah yang ia tinggali begitu sunyi nan senyap.
Laki-laki berambut jingga itu merasa aneh, biasanya istrinya akan menyambut dirinya.
Jika belum pulang dari perkerjaannya juga tak mungkin, ia hapal istrinya akan pulang lebih cepat pada hari ini. Ia juga pulang setengah jam lebih cepat dari waktu pulang yang sudah ia infokan ke istrinya.
'Lalu mengapa–'
Monolog Mitsuki terhenti sebab ia mendengar suara teriakan dan benda terjatuh dari dalam ruang dapur, segera ia melemparkan sembarang tas yang dibawa lalu berlari menuju dapur.
Disana ia melihat istrinya tengah terduduk dengan badan bergetar.
"(NAME)! " teriak Mitsuki lantang.
(Name) menoleh kebelakang dengan wajah ketakutan,
"Mit... Su... Ki... " gagapnya.
Mitsuki mendekati (Name) dengan wajah khawatir dan panik, direngkuhnya perlahan wajah ayu istrinya. Diteliti dengan cermat, apakah ada luka atau sesuatu yang buruk menimpa (Name)
"Kau tak apa-apa, (Name)? " tanya Mitsuki memastikan kondisi (Name)
(Name) mengangguk pelan, wanita itu balas memegang tangan Mitsuki yang merengkuh lembut wajahnya.
"Mitsuki... Maaf... " gumam (Name) dengan manik berkaca-kaca.
Tak lama isak tangis mengalun pelan dari bilah bibirnya.
Mitsuki menarik (Name) kepelukannya. Menepuk perlahan punggung bergetar (Name)
"Tadi– maunya membuat kue untukmu– tapi aku malah menjatuhkan mixer kesayanganmu dan rusak... Aku memang merepotkan... "
"Sttt... Sudah. Tak apa, (Name). Yang penting kamu tak terluka, jangan menangis, ya? "
Ucapan dan nada lembut dari Mitsuki membuat (Name) semakin menangis tersedu-sedu. Mitsuki melepaskan pelukannya dan sekali lagi merekuh wajah istrinya yang sudah penuh air mata, ditatap dengan dalam wajah yang tetap cantik walau dalam keadaan kacau. Senyum tipis tersemat dibibir Mitsuki. Didaratkannya kecupan pada dahi (Name).
Sedikit lama kecupan itu mendarat, perlahan isakan (Name) mereda.
Dengan jempol tangan dibersihkan sisa air mata di pipi dan pelupuk mata (Name). Dielusnya perlahan pucuk rambut (Name), senyum hangat nan menenangkan tetap tersemat dibibir Mitsuki.
(Name) menggigit bibirnya dengan wajah kembali ingin menangis, diterjangnya suami tersayangnya dengan pelukan.
"HUWAAA! (NAME) CINTA MITSUKI!! "
______________________________________
YEY! PERDANA ONESHOT MITSUKI!!!
/bakar LPG. Heh
Mohon maaf jika jatuhnya aneh, kritik saran boleh dituliskan. Revisi typo juga diterima.
Betewe...
SELAMAT ATAS PELUNCURAN SECOND ALBUM IDOLiSH7 'Opus' !!!
UHUHU–
TERHURA ENTHOR DENGARNYA T-T
DAH DENGER LAGU IDOLiSH7 2ND ALBUM 'OPUS' BELOM?!
KALO BELOM BISA KEPOIN VIDEO INI–
'Boys and girls' song
'Everything is up to us' song
Selamat mendengarkan!!
Yang tanya, Enthor!! Itu legal atau enggak sih? Kalau ilegal nanti ngaruh sama penjualan mereka :(
Oh! Tentu ini legal, sayang~
Pihak Bandai dan kanjeng Banri menyediakan semua lagu IDOLiSH7 di Youtube agar bisa diakses secara gratis oleh seluruh penggemarnya!
Yang gak bisa download aplikasi ijo yang ada tiga garis melengkung bisa dengarin album IDOLiSH7 gratis disini!
Untuk cari album IDOLiSH7, bisa ketik "IDOLiSH7 topic"
Untuk cari album TRIGGER, bisa ketik "TRIGGER topic"
Dan seterusnya!
Jadi mau tunggu apalagi? Jika bisa dukung anak ainana dengan cara semudah ini kenapa harus ragu? Ayok serbu topicnya!
Semoga bermanfaat!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top