Hah?
Seorang guru perempuan berkacamata memimpin jalannya pembelajaran via daring pagi itu, guru bernama (Fullname) menaikkan sedikit kacamatanya sambil menatap layar laptop yang menayangkan para siswa-siswinya yang tengah berkumpul dengan kelompok kecil berisi tiga orang. Tidak lebih.
Sebenarnya ia ingin menghindari perkumpulan seperti ini, namun kurang srek juga bila para muridnya itu mengerjakan tugas darinya tanpa kerjasama kelompok, soal masak-memasak sih... Jadi ia meragukan murid-murid dapat menyetorkan tugas mereka dengan baik dan benar. Hitung-hitung mengawasi mereka juga.
Dengan lirikan ekor mata, ia meraih buku catatan nilai juga buku absen. Dibukanya dengan cepat sambil memanggil salah satu regu pertama.
"Dengan kelompok A, sudah siap? "
Dengan serempak, regu bersangkutan menjawab pertanyaannya.
"Sudah bu!"
(Name) berdehem pelan, lalu mulai mengabsen regu yang ia panggil.
"Baik, saya absen dahulu, Izumi Iori-"
"Hadir, bu" jawab pemuda berambut biru tua dengan tenang.
(Name) menatap sebentar wajah si biru tua lalu mengangguk pelan, tangannya mencoret daftar hadir lalu kembali mengabsen sambil menatap layar laptopnya.
"Isumi Haruka-"
"Hadir " jawab pemuda berambut mint yang berdiri tepat disamping Iori.
"Yotsuba Tamaki-"
"Hadir... " jawab pemuda berambut biru muda dengan sedikit malas lalu dihadiahi sodokan sikut oleh pemuda berambut biru tua.
Anggukan singkat (Name) lakukan saat melihat daftar regu pertama hadir semua tanpa absen. Pandangannya kembali ke laptop, dengan jari bersenjata pulpen ia siap menilai kelompok pertama pada pagi ini.
"Sudah lengkap. Silahkan praktekkan kerajinan masakan kalian" kata (Name) dengan senyuman tipis. Pemuda berambut biru muda dengan semangat yang entah darimana muncul menunjuk bahan-bahan yang tergeletak manis diatas meja yang ada dihadapan ketiganya.
"Jadi... Yang pertama disiapkan... Alat dan bahan! " ucapnya dengan penuh semangat. (Name) tersenyum maklum melihatnya. Tak mau kalah, si pemuda berambut mint ikut andil menjelaskan bahan didepannya.
"Alat dan bahan yang kami siapkan adalah alat, bu! " katanya dengan raut percaya diri.
(Name) ingin sekali menepuk pelan dahinya saat mendengar penjelasan memusingkan dari kedua muridnya itu, namun ia urungkan kala melihat senyum lebar yang dipasang mereka berdua. Dengan senyuman maklum yang semakin ia patrikan dibibirnya, (Name) memberikan aba-aba kembali agar regu itu menjelaskan kembali.
"Nah! Yang pertama- oi Isumin angkat! " kata si biru muda sambil sedikit menegur si mint disampingnya dengan sikutan. Dengan sedikit tergagap karena terkejut, si mint mengangkat sebuah benda dengan kedua tangannya sambil memasang wajah bangganya kembali.
"Oh- Yang pertama, kompor! " balas si mint dengan percaya diri yang semakin tinggi.
(Name) mengeluarkan sedikit tawa kikuk,
"Tapi nak... Itu panci bukan kompor" jelasnya dengan ringisan samar.
Si biru tua menepuk pelan dahi lalu merebut panci yang berada ditangan si mint yang masih bengong entah karena apa.
"Maaf bu otak dua teman saya lagi ngebug, akan saya lanjutkan penjelasannya tadi" sambarnya sebelum citra kelompok mereka semakin kacau dan hancur. Cukup ia dengar tawa tertahan dari beberapa teman sekelasnya. Lihat saja kedua teman 'baik' nya ini, akan kuberi kuliah karena melupakan rancangan ucapan yang sudah ia ketik dengan susah payah pikirnya dengan sedikit kesal.
"Oh iya... Silahkan, Nak Johri? " ucap (Name) dengan sedikit ragu.
Si biru tua memasang wajah masam mendengar nama indahnya diplesetkan dengan menawannya oleh ibu gurunya.
"Iori, bu... " jawabnya dengan lemas.
"Eh?! Maafkan ibu ya nak! "
Nah... Kita tinggalkan ketiga pemuda yang tengah berjuang itu. Kita ucapkan semoga berhasil dan semoga sukses...
Lalu kita akhiri dengan mereka bertiga yang mendapat nilai yang menurut si biru tua tak memuaskan, disusul hadiah gebukan gulungan kertas yang ia tabok-tabokkan dengan penuh kasih sayang ke kepala kedua teman baiknya.
______________________________________
Garing? Iya... Tau kok :")
Yang suka liat failarmy ama meme pasti tau ni cerita diambil dari video apa :")
Betewe... Bagaimana kabar para pembaca? Sehat semuanya kan? Syukur kalo sehat semuanya...
Oh ya... Rasanya... Enthor tadi jadi jeli pas rumah Enthor di goyang gebor...
Rasanya itu loh... Masih deg-degkan sampe sekarang :") hamdalahnya rumah Enthor gak ambruk para pembaca, cuman retak ulala namun membuat hati rada was-was liatnya
:"")
Untuk para pembaca di Jawa Timur dan sekitar, tetep waspada ya
(っ´▽')っ jangan panik dan tetep ikutin petunjuk dari BMKG, wokeh?
Salam sayang dan cinta dari Author,
Shiro :"
Ps. Sedang berusaha menamatkan book sebelah, yang masih nungguin terima kasih banyak :"3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top