Hadiah
Yap! Karena kemarin ada yang nebak, maka pada hari ini Enthor mengabulkan satu haluan dari Kakak Anggun_P1004
Halo Anggun-san~ Moga suka sama cerita yang Enthor tulis ya~
Kali ini pakai lokal universe, kata Anggun-san Rikunya melokal XD
Maaf ya buat Anggun-san :"(
Enthor baru sempat up hari ini, soalnya kemarin mau fokus ke ulangan. Hamdalah udah rada senggang. Sekali lagi maaf ya :")
Yang lagi buchin Riku bisa bareng merapat ke chap kali ini ya~
Rukun-rukun, jan rebutan nanti Kangmas Riku marah lo :"3/dilempar
Selamat membaca~
•••
"Bundaaa!!! Abang nakall!! "
Seorang wanita berambut lurus dengan rambut digelung rapi keatas mendongakkan kepalanya. Saat ini ia sedang bergelut dengan cucian baju suami dan anak-anaknya. Senyum maklum ia berikan saat melihat anak bungsunya berdiri diambang pintu sambil menahan tangisnya. Matanya terlihat berkaca-kaca. Bibirnya digigit pelan agar tak mengeluarkan suara sesegukan.
(Fullname), ibu dari 3 anak itu berdiri dari duduknya. Dengan cepat ia membilas busa yang memenuhi kedua tangannya. Setelah benar-benar bersih ia gandeng anak bungsunya itu menjauhi tempat cucian. Kedua ibu dan anak itu berjalan menuju dapur. Si ibu (Name) tersenyum sambil mengelus pelan pipi anak bungsunya yang masih sesegukan.
"Adek duduk dulu. Bunda ambilkan es krim, ya" ucapnya dengan nada lembut. Si bungsu dengan patuh duduk dikursi favoritnya saat makan lalu duduk diam disana. (Name) berlalu menuju kulkas di samping kompor. Ia buka lemari dingin itu tepat dibagian freezer dan mengeluarkan satu buah es krim dari dalamnya.
Si bungsu yang masih sesegukan seketika menghentikan tangisnya saat menatap es krim yang dipegang ibunya.
"Wuah! Terima kasih, bunda! " ucapnya dengan riang.
(Name) menghantamkan kepalanya ke meja, si bungsu tersentak kaget karena ulah ibunya itu.
"Bunda?! " teriak si bungsu dengan raut terkejut dan panik.
(Name) mengangkat kepalanya lantas tersenyum.
"Bunda tidak apa-apa, kok" ucap (Name).
Si bungsu menatap khawatir ibunya. Tangannya telulur dan mengelus pelan dahi (Name) yang memerah.
Sebelah pipinya mengembung dengan kedua alis menyatu.
(Name) seketika tersedak ludahnya sendiri yang mengundang teriakan khawatir anak bungsu lelakinya itu.
(Name) mengalihkan pandangannya sambil menutup mulutnya dengan sebelah punggung tangannya. Badannya bergetar pelan menahan teriakan yang akam keluar dari mulutnya.
'Aaaaa gemessss T-T jiplakan suami versi bochillll ' teriak (Name) dalam hatinya. Terbayang wajah manis suaminya tersenyum lebar yang telah bersamanya selama 10 tahun ini.
"Bunda!!! " teriak si bungsu untuk menarik perhatian ibunya yang sedang terbengong-bengong. Mendengar teriakan anaknya, (Name) tersentak. Ia mengalihkan atensinya kembali pada anak bungsunya yang baru menginjak umur 3 tahun. Masih gemas-gemasnya kata orang-orang. Terlihat anak bungsunya itu sedang mengembungkan kedua pipinya, merasa kesal karena sempat tak diperhatikan oleh ibunya.
(Name) dengan tawa garing mengelus pelan rambut merah anak bungsunya.
Derap langkah juga suara seretan terdengar dari ruang tamu. (Name) menoleh dengan mendelikkan kedua bola matanya menatap si sulung menarik kerah belakang baju saudara kembarnya. Tak apa jika si sulung menarik saudara kembarnya dengan keadaan saudaranya itu berdiri. Ini saudaranya ditarik dengan keadaan terlentang pasrah tanpa perlawanan.
(Name) segera mengamankan anak tengahnya. Dengan membantunya berdiri lalu membersihkan baju putih anak tengahnya yang penuh dengan debu dan kotoran.
'Lumayan buat ganti nyapu hari ini' batin nista dan kurang ajar (Name)
(Name) menatap anak sulungnya yang tanpa rasa bersalah langsung berlari menuju kulkas dan membukanya. Sedikit ia oleng karena terlalu keras menarik pintu kulkas kebelakang.
Si sulung melompat-lompat, berusaha melihat isi freezer.
"Bunda~ Es krim abang mana? " tanya si sulung sambil berjinjit, mengganti siasat untuk mencari es krimnya.
(Name) yang sudah selesai membersihkan baju anak tengahnya, menolehkan kepalanya ke anak sulungnya. Dengan senyum simpul ia menjawab,
"Sudah dimakan adek"
Mendengar jawaban ibunya, si sulung membulatkan bola mata dan mulut kecilnya.
"Hah? Kok dimakan? Kan punyanya abang?! " teriak si sulung tak terima.
Segera dengan langkah kecilnya, si sulung menghampiri ibunya. Mulutnya mengucut dengan dahi berkerut.
Melihat ekspresi lucu anak sulungnya, (Name) tertawa ringan dengan mulut tertutupi sebelah tangannya.
"Nah. Kalau begitu, sekarang bunda tanya... "
Si sulung masih mengucut mulut pun manjawab,
"Tanya apa, bunda? " jawabnya sedikit ketus.
Elusan lembut (Name) berikan guna meredakan amarah anak sulungnya. Senyum ia lemparkan juga.
"Kalau abang sudah punya ikan cupang sendiri lalu kenapa mengambil punyanya adek? " tanya (Name) dengan halus.
Si sulung tersentak, ia memilin ujung bajunya dengan mulut mengucut.
"Abang marah karena diambil es krimnya sama adek, kan? " tanya (Name) dengan lembut.
Anggukan diberikan oleh si sulung.
"Nah... Jadi? " tanya (Name) sambil tersenyum lembut.
"Abang gak boleh mengambil milik orang lain kalo gak mau barang milik abang diambil... " jawab sulung sambil mengucutkan bibirnya.
Tawa ringan dikeluarkan oleh (Name), ia mengangkat anak sulungnya kedalam gendongannya, ia mencubit pelan hidung merah anak sulungnya dengan gemas.
"Boleh saja mengambil tapi tanya dahulu kepada orang yang akan barangnya kamu ambil, jika boleh abang bisa mengambil barang itu. Itu disebutnya meminjam. Jadi abang hanya mengambilnya sebentar lalu mengembalikannya lagi. Paham? " jelas (Name) dengan lembut.
Si sulung kembali menganggguk, ia mengecup pelan pipi sebelah kiri (Name) lalu tersenyum lebar.
(Name) balas mengecup sayang pipi gembil anak sulungnya dengan gemas yang dibalas tawa riang anak sulungnya.
"Abang pintar karena sudah paham dengan penjelasan bunda! " ucap (Name).
Kedua anaknya yang tersisa melompat-lompat disekitar (Name)
"Bundaa!! Adek mau digendong! " teriak si bungsu sambil mengangkat kedua tangannya keatas.
"Bunda... Kakak juga mau... " kata anak tengahnya dengan pandangan sayu.
(Name) kelapakan, ia membenarkan gendongannya pada si sulung.
"Satu-satu, ya? Bunda tidak bisa mengendong kalian semua sekaligus... " tawar (Name)
Ketiga anaknya bersorak kecewe, seketika raut bahagia mereka lenyap. Si sulung yang tengah digendongnya mengucutkan mulutnya.
"Abang pengin digendong bersama adek..." lirihnya.
Sebuah pelukan dan kecupan dari samping mengagetkan (Name).
Si pelaku tersenyum lebar, ia mengendong kedua anak yang masih berdiri disekitar (Name) dengan sekali angkat.
"Bagaimana kabar jagoannya ayah? " tanyanya dengan riang.
Ketiga anak itu seketika memasang wajah bahagia.
"Ayahhh!! " panggil mereka bersamaan.
Sang ayah mengecup ketiga anaknya dengan gemas.
"Halo jagoannya ayah? Pertanyaan ayah belum dijawab, lo? " tagihnya dengan alis tertaut.
Anak tengahnya yang berada digendongannya menjawab,
"Baik Ayah... "
Si bungsu yang berada digendongan (Name) berbicara,
"Abang ngambil cupangnya adek! "
Si sulung mengeluarkan cengiran khasnya.
"Maapin abang ya. Janji gak bakal ngambil cupangnya adek. " balas si sulung.
Rambut lembut si sulung diacak pelan oleh ayahnya.
"Pintarnya. Abang hebat karena mau minta maaf. Lain kali jangan diulangin, ya? "
"Huum! " jawab si sulung dengan semangat.
Ayah tiga anak itu, Nanase Riku mendekat menuju istrinya. Ia memeluk istrinya dengan kedua anaknya yang masih berada digendongannya. Yang berakhir anak-anaknya terimpit diantaranya dan istrinya.
"Ma-mas! Kasihan anak-anak! " ucap (Name) malu-malu meong.
"Gak papa, bunda! Abang seneng kalo liat bunda sayang-sayangan ama Ayah! " jawab si sulung dengan berakhlak.
(Name) membolakan matanya, sedangkan Riku tertawa lepas.
Satu kecupan diberikan kembali. Kali ini didahi wanita yang mendampinginya selama ini. Refleks (Name) menutup kedua matanya. Cukup lama bibirnya menempel didahi istrinya. Lalu perlahan ia menjauhkan wajahnya. Namun jarak kedua wajah mereka masih sangat dekat.
Kedua hidung suami istri itu bersentuhan.
"Terima kasih atas kerja kerasnya hari ini ya, bundanya jagoan ayah! "
______________________________________
Eakk bundanya jagoannya ayah tuh-
Ecieeee 😭👏
Udah baper belom 😭
Kalo belom yuk mleyot bareng liatin mvnya ainana di Youtobenya Pak Banri-
*promosi terselubung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top