033 - Dyrroth x Elf Male Reader
Fandom : Mobile Legends (Game)
Character : Dyrroth (from Abyss)
Maaf kalau OOC, first time MLBB fanfiction, homo pula :> ehe
(Cerita disini tidak ada hubungannya dengan lore aslinya, jadi tidak usah terlalu dipikirkan)
_______________________________________________
Jauh dari pemukiman umum —di pedalaman hutan adalah tempat tinggalku. Tak pernah kudekati manusia, aku hanya tinggal bersama rasku disini. Ras Elf —kami bangsa yang berumur panjang dan juga di mata manusia kami sangatlah menawan, oleh karenanya kita tidak boleh mendekati mereka yang bersifat tamak, dan serakah. Bisa-bisa kita ditangkap dan dijual maupun disiksa oleh mereka.
Disini kami hidup damai, tanpa ada gangguan dari siapapun. Setiap harinya selalu penuh dengan senyuman dari setiap orang. Peri dan roh hutan pun selalu berdampingan menemani kami.
“(M/n), bukankah sudah waktunya kau membuat keturunan untuk kami? ”
“Tapi, Ibu—”
“Tidak ada alasan lagi, besok kau harus bertemu dengan calon yang Ibu pilih! ”
Ibu keluar dengan wajah kesal. Di luar pun masih terdengar samar-samar suara Ibu yang sedang protes ke Ayah. Mendengar hal itu membuatku frustasi.
“Kurasa aku akan pergi ke tempat itu lagi. ”
***
“Perbatasan.”
Tidak ada yang kesini karena mereka takut akan ras lain, dan bisa saja memicu perang, makanya disini disebut perbatasan, juga area terlarang.
Waktu itu Kak Ling pernah menangkap basah diriku yang sedang bersandar di pohon daerah sini, aku langsung diseret pulang ke rumah, dan dimarahi habis-habisan.
Walau mungkin itu akan terjadi lagi, aku tidak peduli, yang penting aku bisa bersantai disini seharian tanpa mendengar omelan dari Ibu....
....
“Hei.”
“Bocah Elf. ”
“Uh? ”
Aku yang baru bangun dari tidur mengusap pelan mataku, dan mencoba memfokuskan pandanganku ke orang yang ada di depanku.
“Yo.”
“I-iblis?! ”
Aku yang bersandar di dahan pohon besar kehilangan keseimbanganku —jika dia tidak memegang tanganku.
“Tidak perlu sekaget itu, aku tidak memakan Elf. Aku hanya ingin bertanya. ”
“Bertanya? ”
“Ya, jika kau Elf, pasti kenal Ling kan? ”
“Yep, ada apa dengan Kak Ling? ”
“Apa kau melihatnya? Dia yang menyuruhku kemari, namun dia tak kunjung datang, hampir saja aku pulang jika tidak melihatmu disini. ”
Kenalan Kak Ling, oke aku percaya.
“Hari ini aku juga belum melihatnya, aku akan pulang dan memberitahunya. ”
“Oke.”
Aku lompat turun dari pohon, dan melambaikan tangan kepada orang —iblis tersebut.
***
Begitu sampai desa, aku langsung berjalan-jalan keliling mencari sosok tinggi itu. Bingo! Aku menemukannya.
“Kak Ling! ”
“(M/n)? Ada perlu denganku? ”
“Ya! Ayo ikuti aku. ”
“Baiklah.”
Begitu sudah di tempat sepi, aku meminta Kak Ling untuk menunduk agar aku bisa berbisik padanya.
“Ada iblis yang mencarimu Kak, ” ucapku pelan tepat di telinganya.
“(M/n)! Kau ke perbatasan lagi?! Sudah kubilang disana itu bahaya! ”
“Ta-tapi aku baik-baik saja! Iblis yang tadi juga tidak melukaiku.... ”
“Haa, jika kau bertemu ras lain yang jahat kau mau apa? Kali ini kau hanya beruntung. ”
Kak Ling memegang erat bahuku, “sudah sana pulang, aku akan menemui iblis itu. ”
“.... Iya. ”
Dengan rasa kecewa aku pun kembali ke rumah.
***
Mana mungkin aku menyerah begitu saja. Aku penasaran dengan Iblis itu, aku ingin bebas. Aku muak dengan segala tekanan yang diberikan oleh orangtuaku selama bertahun-tahun ini, mana bisa aku membuat keturunan dengan orang yang tidak aku sukai.
Kak Ling, dia cuma kuanggap kakakku, tidak mungkin juga dia mau denganku.
[Di kejauhan sana, Ling tiba-tiba merasa sakit hati]
“Hou? Sudah kuduga kau akan datang lagi. ”
“Hei! Apa kau bisa membawaku pergi dari sini? ”
“Kau yakin? ”
“Ya! Aku ingin pergi keluar dari sini! ”
“Jangan menyesal, bocah Elf. ”
Dia turun dari atas pohon Ek yang tinggi, lalu mengangkatku di pundaknya dan segera pergi jauh melewati ke luar perbatasan.
Ah ... Ayah, Ibu, Kak Ling, maaf, aku pamit dulu.
Kuteteskan air mata terakhir sambil tersenyum bahagia.
“Kita mau kemana? ”
“Hutan? Tenang saja, aku tidak mungkin membawamu ke Abyss, jika ke Kota kita harus mempersiapkan beberapa hal dulu,” dia melirik ke arahku, “kau tidak tahu? Elf sepertimu jika dijual akan menghasilkan uang banyak. ”
“Eh?! A-aku–”
“Bodoh.”
Aku menggerutu kesal, apa dia menipuku dan berniat untuk menjualku demi uang? Tapi walau aku turun disini pun aku yang akan mati sendiri karena diserang monster.
“Karena masih jauh, kita tinggal dulu sebentar di goa itu, gawat juga jika ada yang mengejarmu dan menyerangku, aku tak ingin melawan bangsa Elf, menyusahkan. ”
“Ukh, disini? ”
“Jangan manja, salah sendiri keluar tidak membawa apa-apa. ”
Benar, aku ceroboh sekali. Mau kembali sekarang pun sudah terlambat. Apa mereka akan panik? Atau malah tidak peduli ....
“Minumlah, jangan memasang muka masam seperti itu, biasakanlah dirimu. ”
“Baik Iblis– uh, siapa namamu? ”
Dia tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
“Ya ampun, kau ini memang bodoh atau terlalu polos? Bisa-bisanya kau pergi denganku tanpa mengetahuiku. ”
“Yah maaf saja karena aku memang begini orangnya, ” aku memalingkan wajahku ke arah lain agar dia tidak melihat wajahku yang memerah.
“Dyrroth, ingat nama penyelamatmu ini. ”
“Bukannya penculik? Hehe, namaku (M/n) salam kenal Dyrroth. ”
“Kau memanggil Ling dengan Kak tapi aku tidak? ”
“Kakakku cuma Ling! ”
“Ya, ya, nih sup, makanlah lalu tidur, simpan tenagamu untuk perjalanan nanti. ”
“Yup! Terimakasih Dyrroth! ”
Setelah tidur, kita langsung keluar dari goa dan berjalan. Aku tidak tahu kemana, jadi aku cuma berjalan mengikuti Dyrroth di belakangnya.
“Berjalanlah di sampingku, jika di belakang aku khawatir kau akan diculik monster, dan kau terlihat seperti kacungku. ”
“Kacung?! Iya aku tahu jalanku lambat! ” aku kemudian maju dan berjalan di sampingnya dengan marah.
“Hahaha! Lumayan juga aku dapat penghibur di jalanan, hei apa kau bisa menyanyi? ”
“Aku bukan kacungmu, ” ucapku sambil cemberut.
“Pipimu terlihat bulat, lezat, aku jadi ingin memakannya, ” Dyrroth mendekat dan menggigit pipiku.
“Hii! Kau ini! ”
Saat aku hendak memukulnya, Dyrroth menghindar dan berlari.
“Coba kau kejar aku dan pukul aku sini, ” Dyrroth menggerakkan jari telunjuknya, isyarat untukku agar mendekatinya, “kalau kau bisa. ”
“Hmph, lihat saja aku akan memukulmu! ”
[Beberapa saat kemudian]
“Haa ... li-licik ... kenapa kau bisa bergerak cepat seperti itu? ”
“Ingin tahu caranya? ”
“Mau! ”
“Persiapkan dirimu! Untuk sekarang ayo tetap lari seperti ini sampai tempat selanjutnya. ”
“Tu-tunggu aku! ”
Setiap hari aku harus begini? Ayah, Ibu, aku ingin pulang, huhu.
“Ayo cepat jika tidak ingin ketinggalan! ”
“Haa, aku sedang berusaha! ”
[Time Skip]
“Sial! ”
“(M/n) masih bocah ternyata, kau masih belum bisa menangkapku. ”
“Berisik! ”
“Sekarang ayo kita belanja ke Kota, pakai mantel milikmu. ”
“Iya.”
Kami menyembunyikan identitas kami hanya untuk berjaga-jaga, karena disini jarang sekali ada ras selain manusia. Siapa tahu ada yang menyerang tiba-tiba atau menangkap kami, pasti repot.
Selama bertahun-tahun melakukan perjalanan dengan Dyrroth, aku mendapat banyak skill bertahan hidup, bahkan aku mempelajari sihir baru, dan aku memakai pedang seperti Kak Ling. Rasanya senang sekali aku bisa menjadi kuat seperti ini.
“(M/n) apa ada barang lain yang ingin kau beli? ”
“Untuk sekarang tidak, perlengkapanku juga masih bagus. ”
“Oke, malam ini kita tinggal di penginapan, ayo. ”
“Penginapan?! Mau! ”
Sudah lama aku ingin berbaring di ranjang, aku senang sekali.
“Dyrroth, botol apa yang kau beli itu? Potion?”
“Ini pelumas. ”
“Untuk apa? ”
“Bukan apa-apa. ”
“Buang-buang uang dong? ”
Dyrroth terlihat kesal dan tidak berkata apa-apa lagi padaku.
Kemudian kami masuk ke sebuah penginapan dan memesan kamar untuk dua orang, namun hanya tersisa satu kamar, jadi mau tidak mau kita cuma pakai kamar itu untuk berdua.
“Kasur! Wah, akhirnya~”
“Ya, akhirnya ya. ”
“Ah, maaf, aku lupa kasur ini untuk kita berdua,” aku duduk sembari menggaruk kepalaku, “tenang saja! Badanku ramping jadi kita tidak akan sesak tidur disini berdua! ”
Melihat wajah Dyrroth yang tersenyum diam, membuatku berkedip sembari berpikir, mencerna apa yang barusan kukatakan tadi. TIDUR?
“Bu-bukan 'tidur' yang itu! ”
“Aku tidak keberatan jika kau mau kok, ” ujar Dyrroth sambil mendekatiku dan memegang daguku.
Aku baru ingat, bukannya tadi dia membeli pelumas?! Ja-jadi tujuannya ke penginapan adalah ini!
“Tidak ...,” aku menutup wajahku dengan telapak tanganku, menolak ajakan Dyrroth.
“Tidak sekarang. ”
Dyrroth menjauhiku dan duduk di kursi, “kau saja yang pakai tak apa, aku tidur disini. ”
“Tapi aku tidak enak,” aku berjalan ke arah Dyrroth dan menarik lengannya, “ayo tidur bersama. ”
“(M/n), jika kau terus membuat wajah itu, aku tidak akan menahannya lagi. ”
“Wajah apa? ”
Dyrroth mendorongku untuk berkaca di lemari penginapan itu, wajahku sangat merah.
“Ini cuma panas! ”
“Bohong.”
Dyrroth mengangkatku dan melemparku ke tempat tidur, dia mengunciku dengan meletakkan kedua tangannya di sebelah kepalaku.
“Tuh kan, wajahmu menjadi seperti itu lagi. ”
Dyrroth mendekatkan wajahnya ke wajahku dan menciumku, “jadi, apa jawabanmu? ”
“Mmh, silakan. ”
Malam itu terasa sangat panjang, dan menjadi kenangan indah di hidupku.
“Orang yang berasal dari Abyss bisa melakukan banyak hal, termasuk membuatmu memiliki anak denganku (M/n), tidak masalah jika kau laki-laki, maupun ras Elf. ”
“Aku akan mencintaimu dan juga anak keturunan kita nantinya. ”
~fin
_______________________________________________
Next Bakugō Katsuki
x (Male Reader)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top