025 - Flamebringer x Male Reader x Executor

Fandom : Arknights
Character : Flamebringer, Executor

Double seme. First.
Sebenernya ini dah selesai lama cuma lupa upload--

___________________________________________

“Operator baru?”

“Iya, yang kemarin kubicarakan, mereka ...,” Amiya melihat sekitar dan menunjuk ke arah ruang tunggu, “ itu mereka disana, aku akan mengurus dokumen lain di lab, Dokter tolong jelaskan berbagai hal kepada mereka.”

“I-iya.”

Amiya tersenyum, “Hehe, terimakasih banyak Dokter,” dan pergi setelah melambaikan tangannya padaku.

Hmm, sejenis malaikat dan iblis. Mereka terlihat tenang dan tidak tidak berbuat onar. Kurasa mereka akan menjadi Operator yang baik kedepannya nanti.

“Halo,” sapaku kepada mereka, “Executor dan Flamebringer? Aku (M/n), Dokter disini, salam kenal.”

Aku menjabat tangan mereka bergantian, lalu duduk di sofa depan mereka.

“Executor, kau sudah memiliki lisensi untuk menggunakan senapan api jadi kau bisa memakai senjatamu yang sekarang ini sebagai Sniper Operator, pangkatmu Senior, kedepannya aku akan segera mempromosikanmu ke Elite satu, bahkan dua, aku nantikan pencapaianmu selama di Rhodes Island ini!”

“Terimakasih banyak, Dr. (M/n), aku tidak akan membuatmu kecewa.”

“Selanjutnya, Flamebringer. Sebagai Guard Operator benar?” tanyaku memastikan.

“Ya, tidak salah.”
“Hei kau, (M/n)? Tak usah banyak bicara, singkat saja, ayo kita melakukan tes disini.”

Tes apa yang dia maksud ... padahal aku berniat untuk langsung menerimanya.

Gigit.

“Ouch! A-apa yang kau lakukan, Flame-- umph!”

Bukan hanya Flamebringer yang mendekat dan melakukan tindakan, namun tanpa kusadari si Malaikat –Executor menciumku, dengan penuh perasaan. Karena berlangsung cukup lama, itu cukup untuk membuatku terbawa arus dan merasa nyaman.

“Raut wajah eromu ternyata tidak buruk,” komen Flamebringer.

“Dokter, kita masih belum selesai,” Executor menciumku sekali lagi, secara passionate sehingga kini saliva kami mungkin sudah tercampur.

“Mmh.”

Otakku tak merespon, apa yang sebenarnya terjadi? Ciuman ini begitu nikmat, hanya itu yang terpikirkan oleh diriku.

“Gya! Nngh?”

Barusan, aku merasakan sesuatu ... dari belakang, dari bawah.

“Oh? Akhirnya kau sadar? Fokuslah, aku akan terus menyerang prostate milikmu sampai kau menerimaku, (M/n).”

Flamebringer terus menstimulasi anusku dengan tangannya, membuatnya melebar. Executor memainkan putingku, dan menggigitnya pelan.

“Ah! Su-sudah! Aku-- Fuh!!”

“Dokter?” dapat kudengar suara Amiya dari kejauhan, namun mulutku dibungkam dengan ciuman oleh Flamebringer.

Suara langkah kaki Amiya yang semakin jelas mendekat, membuat jantungku rasanya akan lepas dari tubuhku lalu berhenti berdetak untuk selamanya.

“Amiya! Dr. Kaltsit mencarimu!”

“Ah! Baik!”

Lalu perlahan Amiya menjauh dan aku kembali tenang --tidak. Bagaimana aku bisa tenang ketika dua operator baru ini terus saja menggodaku?

Aah ... melihat big junior mereka di balik celana yang nampak bersemangat, membuatku kehilangan akal.

“Bagus sekali ....”

Sesaat setelah kata itu kuucapkan, mereka segera membuka celana mereka dan akhirnya big junior mereka terlihat. Se-sebagai dokter aku akan memeriksa bagian bawah mereka juga.

“Dokter, apa boleh kami lanjutkan?”
“Tak usah banyak tanya, langsung saja kan.”

Flamebringer masuk ke dalam dengan sekali dorong. Rasanya sangat sakit, namun rasa nikmat ini tak tertahankan, melebihi ras sakit itu. Suara desahanku sepertinya tersebar luas dan menggema di ruangan ini.

Setelahnya, aku pun mencapai klimaks dan mengeluarkan banyak juicy yang bernutrisi. Untung saja Flamebringer memakai pengaman sebelum melakukannya, jadi dia tak mengeluarkannya secara langsung.

Belum sempat menarik napas panjang, Executor langsung mengisi kembali ruang kosong yang ditinggalkan oleh Flamebringer.

Berbeda dengan Flamebringer, Executor melakukannya perlahan namun sangat dalam, mencapai ujung sehingga aku merasa dapat keluar kapanpun, namun karena dia menarik aku jadi gagal mencapai klimaks berkali-kali. Aku sudah tidak tahan lagi jadi aku akan mencoba memegang penisku dan menstimulasikannya agar cepat mencapai klimaks.

Lalu Flamebringer menghentikan tanganku, dan malah menuntun tangan dan mulutku untuk memberikannya sebuah blow job.

“Uh, mmph ....”

Aku pun sudah tidak tahan dengan stimulasi ini, terlalu intensif. Membuatku sangat terangsang. Jadi dengan cepat aku pun mencapai klimaks, disusul oleh mereka berdua.

Aku batuk karena tersedak gara-gara Flamebringer mengeluarkannya di dalam. Anusku juga sekarang terasa sangat kosong, rasanya aneh sekali membuatku tak bisa berhenti gemetar.

“Haa ... fuah ....”

“Bagaimana Dokter (M/n)? Apakah kami cukup untuk memenuhi ekspetasimu?”

“Dokter, jawabanmu?”

“Aah, lakukan terserah kalian, aku terlalu lelah sekarang.”

Dengan begitu, mereka pun langsung menjadi operator official di Rhodes Island. Lain kali jika wawancara aku harus membawa sesorang denganku ... Amiya misalnya.

“Pagi Dokter.”

Dan aku pun melanjutkan keseharianku seperti biasanya lagi.

___________________________________________

Sempat tertunda lama, tapi syukurlah bisa kuselesaikan haha. Kuharap ini sesuai ekspetasi kalian. Request belum dibuka sampai aku selesaikan semua request sebelumnya dulu.

Thank you buat kalian yang masih setia nunggu dan support Author! Aku terhura. Tanpa kalian buku ini gabakal nyampe 36,7k readers, dan 1,7k vote, ayo pas in 40k sama 2k www.

Semangat buat kalian yang lagi PAS dan selamat yang sudah selesai PAS nya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top