023 - Tsukasa x Male Reader

Fandom : Jibaku Shounen Hanako-kun
Chara : Yugi Tsukasa

Cerita ini ada sangkut pautnya dengan oneshot Hanako-kun x Male Reader, jadi saya sarankan silahkan baca dulu yang itu.

Note : Siapa tau ada yang mau baca sambil dengerin lagunya, yang pendek aja itu versi animenya.
___________________________________________

Aku bingung ingin melakukan apa. Yang aku lakukan hanya menatap langit setiap harinya. Aku merasa disini tempat yang penting bagiku.

Sepertinya aku sudah mati, tapi aku tak ingat mengapa aku bisa mati. Dan kapan aku mati pun tak bisa kuingat. Semua ingatanku seperti hilang bersamaan dengan angin yang bertiup kencang di atap sekolah ini.

Jika cuaca cerah aku diam di atap, jika cuara buruk aku masuk ke dalam sekolah dan berkeliling. Rasanya sedikit aneh berjalan melayang dan menembus tembok-tembok dengan mudahnya.

Disisi lain sebenarnya aku merasa ada yang kurang, aku seperti kehilangan sesuatu, aku ... kesepian.

“(M/n)! Hei, kau!” kudapati seseorang bersurai hitam, memakai topi dan seragam hitam.

“Ya? Maaf tapi (M/n) itu ... siapa?” tanyaku bingung, aku juga tidak mengenalnya.

“A–ah, tidak maaf, sepertinya aku salah orang,” dia menundukkan badannya dan memegang tanganku, “namaku Hanako, nomor tujuh dari tujuh misteri di sekolah ini, jika kau butuh bantuanku datangi aku di toilet perempuan sebelah sana,” setelahnya dia baru pergi.

“Hanako ... Hanako-kun, namanya terdengar familiar, kurasa kapan-kapan aku akan datang mengunjunginya,” gumamku saat melanjutkan jalan-jalanku di sekitar sekolah.

“Halo, selamat malam,” eh? Hanako-kun? Tapi baju dan hawanya berbeda.

“Selamat malam, um, kau ... mirip sekali dengan Hanako-kun,” ucapku dengan tawa canggung.

“Ah, itu karena aku adalah adik kembarnya Amane! Namaku Tsukasa, kau?” Tsukasa mengulurkan tangannya padaku.

“Kurasa namaku ... (M/n), ya, itu namaku, salam kenal, Tsukasa-san,” aku pun berjabat tangan dengannya.

Hari ini, aku bertemu dengan dua hantu kembar. Mereka kakak beradik, kupikir aku mungkin bisa akrab dengan mereka kedepannya.

***

“Wah! (M/n) rupanya! Kau mau kemana? Ayo bermainlah denganku,” ucap Tsukasa menghampiriku yang niatnya hendak ke toilet perempuan untuk menemui Hanako.

“Selamat pagi Tsukasa-san, aku ingin pergi menemui Hanako-kun apa kau mau ikut bersamaku?” aku mengulurkan tanganku sambil tersenyum.

“Eeh? Apa yang akan kau lakukan dengannya? Apa kau akan menciumnya? Ah! Atau lebih!” Tsukasa menanyakan banyak hal dan ia menggoyang-goyang tubuhku, meminta jawaban membuatku merasa sedikit pusing.

“A-aku tidak akan melakukan apapun! Hanya menemuinya,” balasku sambil berusaha melepaskan pegangannya.

Dasar Tsukasa, dia membuatku merasa malu saja. Sekarang dia malah tertawa sambil melirikku.

“Kalau kau tidak akan melakukan apa-apa dengan Amane, apa kau mau melakukannya denganku, (M/n)?” Tsukasa mengangkat daguku dengan jari telunjuknya, “jawabanmu?”

“Jika hanya bermain sebentar kurasa tidak apa-apa,” jawabku sambil memegang tangannya dengan kedua tanganku.

“Benarkah?! Kalau begitu ayo!” Tsukasa menarikku dan kami pun pergi ke suatu ruangan yang cukup terang.

“Apa yang akan kita lakukan?” tanyaku pada Tsukasa ketika sudah sampai.

“Hmm, ayo kita dandani dirimu!” serunya.

Tsukasa mendekatiku dan tiba-tiba baju yang kupakai berubah sama persis dengan  baju yang ia kenakan.

“Wow! Cocok juga denganmu, rasanya seperti kita memakai baju couple ya, terdengar romantis!” seru Tsukasa sambil mengelilingiku.

“Yah, kurasa baju ini lumayan nyaman dipakai.”

“Ayo kita coba pakaian berikutnya!” sekarang aku memakai seragam yang sama dengan Hanako-kun,“imutnya, kau jadi terlihat agak mirip dengan Amane.”

“Uh, apa masih akan kita lanjutkan?” ucapku kepada Tsukasa yang kini sedang menunduk dan melihat bagian bawahku.

“Tentu masih berlanjut,” Tsukasa memasang sesuatu di kepalaku, “Nyaa!”

“Nya-nyaan?”

“(M/n), kau dapat nilai penuh dariku! Seratus persen! Hm, cosplay kucing memang yang terbaik, ditambah baju maid(pelayan) yang kau kenakan, super imut!” puji Tsukasa.

“Terimakasih ...,” gumamku pelan, “tapi aku merasa aneh dengan sensasi memakai rok pendek ini ... bagian belakangku juga terasa geli, ngh.”

“Kau akan terbiasa nantinya! Tahan saja, dan yang membuatmu merasa geli mungkin karena ekor dildo yang kumasukkan ke dalam anusmu,” jelas Tsukasa.

Aku memegang belakangku dan ternyata benar ada ekor kucing juga, terlebih ini ternyata juga dildo, penisku rasanya mulai bereaksi.

“Yosh, sekarang ayo kita ke acara utamanya,” ucap Tsukasa.

Dia memperlihatkanku sebuah tombol dan ketika dia memencetnya dildo di anusku bergetar dengan cepat.

“Ah! He-hentikan ... ukh.”

Aku kehilangan keseimbanganku dan jatuh ke lantai.

“Nikmat?” tanya Tsukasa sembari tersenyum, “aku akan memberimu lebih dari ini jika kau memohon dengan cara imut lho.”

“Ukh! Haa!”

Rasanya tidak cukup, aku ingin merasakan lebih dari ini karena ini saja tidak cukup, aku belum bisa berejakulasi.

“Tsu- Tsukasa ... kumohon, ah! Masukkan penismu ke dalam anusku,” ucapku pasrah, aku hanya menginginkan itu saat ini.

“Dengan senang hati!”

Tsukasa menarik keluar dildo itu dengan satu tarikan, membuatku hampir saja berejakulasi karena sensasinya. Tak menunggu lama, penisnya yang hangat dan tentunya lebih besar dari dildo ia masukkan ke dalam anusku.

“Sempit sekali, rileks sedikit dong (M/n),” perintahnya sambil terus menusuk anusku.

“Ah! Haah! Ti– hya!”

Dia bahkan tak memberiku waktu untuk menarik napas yang cukup untuk berbicara, yang keluar dari mulutku hanya saliva dan suara desahan yang semakin keras seiring dengan gerakan yang dilakukan Tsukasa.

“Aw, kucingku yang manis, segitu nikmat rasanya sampai kau membuat wajah ahegao itu?” bisiknya di telingaku.

“A– ah!” aku berejakulasi namun Tsukasa belum dan dia masih melanjutkan kegiatannya menusuk anusku.

“Tunggu– ahn! Aku baru saja– ngh!”

Tanpa henti, dia terus melanjutkannya.

“Haah, nikmat,” ucapnya setelah berejakulasi di dalamku.

Ketika dia menarik penisnya keluar, cairan spermanya menetes keluar dari anusku.

“(M/n) mulai hari ini kau adalah kucingku! Aku akan merawatmu dengan sangat baik! ... lebih dari Amane ....”

Tsukasa kemudian menciumku.

Aku merasa ada seseorang yang menatapku selain Tsukasa.

***
(Di sisi lain)

Hanako– Yugi Amane melihat kejadian itu di depan matanya. Niatnya dia hanya berjalan-jalan dengan harapan akan bertemu (M/n). Dia menemukannya namun kini dia sudah jatuh dalam genggaman adik kembarnya– Yugi Tsukasa.

Tsukasa mengetahui hal itu, semuanya, tentang (M/n) dan Hanako. Dan dia juga telah menyukai (M/n) jadi dia tak membiarkan Hanako mendapatkan hatinya untuk kedua kalinya.

Tsukasa tak membiarkan (M/n) untuk mengingat masa lalunya, ia menyegelnya.

Hanako merasa patah hati, dia menangis dalam diam. Tapi apakah Hanako sudah menyerah?

___________________________________________

//Kasih tisu

Makasih sudah mampir untuk baca. Vote, komen, dan share kalian aja cukup banget buat author semangat.

Selanjutnya SilverAsh dari Arknights, dia kucing beneran –macan tutul– tunggu aja dah, nanti author kasih liat gambarnya.

Ah, author lagi nyiapin book harem fandom kimetsu no yaiba sesuai janji author di book sebelah, tunggu rilisnya dan baca ya nanti ... apa kalian ada saran lain? Seperti book fandom yang masih jarang atau bahkan gaada tapi kalian pengin ada.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top