018 - Escanor x Male Reader
Fandom : Nanatsu no Taizai
Character : Escanor
√Lemon time
___________________________________________
Sesekali aku berkunjung ke suatu bar, terutama ketika suasana hatiku sedang tidak jelas. Sake, bir, semua itu membuat pikiranku lepas.
“Anak muda, bolehkah aku duduk di sampingmu?”
“Ya, tidak masalah,” jawabku sambil melirik ke sumber suara.
Hebat, lihat proporsi tubuhnya. Berbeda jauh denganku. Sangat. Menggoda.
“Ini minuman untuk anda,” ucap bartender, memberikan segelas cocktail.
“Aku tidak memesan ini,” keluhku.
“Tuan di sebelah anda yang memberikannya,” ucapnya lalu meninggalkan sebotol bir besar untuk orang di sebelahku.
Aku menoleh ke arahnya, “Makasih, um, Pak– Om,” ucapku canggung.
“Haha! Bukan masalah, ayo minumlah,” dia menepuk pundakku pelan.
Sambil minum, kami memulai percakapan kecil.
“Siapa namamu Om? Aku (M/n),” aku mengulurkan tanganku padanya.
“Escanor. (M/n), nama yang bagus,” dia menjabat tanganku lalu tersenyum, “kau sendiri di tempat seperti ini? Bisa-bisa ada yang menyerangmu nanti, haha.”
“Hmm, memang itu tujuanku,” aku membuka kancing atas bajuku dan menatap Escanor.
“....” dia terdiam, hanya terus menatapku.
Aku kemudian berdiri dan berjinjit untuk berbisik, “Hey Om, apa kau tertarik melakukannya bersamaku?” aku menyentuh bagian bawahnya juga tubuhnya yang kekar itu.
“Jangan kabur nanti ya,” dia meninggalkan uang di meja lalu mengangkatku dan membawaku di pundaknya.
***
Sekarang kami berada di rumahku yang tak jauh dari bar. Aku yang memintanya untuk kemari.
Gawat. Aku tadi menyentuh bagian bawahnya ternyata itu ... sangat besar! Padahal dia belum terangsang, kan?
“Hei, apa kau belum selesai?” tanya Escanor dari luar kamar mandi.
“Se-sebentar lagi!”
Ugh, aku harus membersihkan diri dulu dan mempersiapkan tubuhku sebelum dimasukinya nanti.
“Lama sekali,” pintu terbuka dan Escanor kini melihatku yang sedang menusuk anusku sendiri dengan jari.
Wajahku memanas, dan segera kusudahi lalu berniat menutup pintu namun Escanor tidak membiarkanku melakukan itu. Dia mengangkat dan membawaku ke kamarku.
“Kau tidak perlu menyiapkannya sendiri, serahkan saja padaku,” dia menyuruhku membuka mulutku dan menjilat jarinya.
Setelah jarinya sudah terkena salivaku cukup banyak dia mulai menusuk anusku. Jarinya sangat besar, jadi rasanya benar-benar berbeda saat aku menggunakan jariku sendiri.
Dia tidak menyentuk bagian tubuhku yang lain, hanya fokus ke anusku saja. Tatapannya membuatku semakin terangsang sehingga cairan mulai keluar dari penisku.
“Aku hanya memainkan anusmu dan penismu sudah seperti ini?” dia menyentuh ujung penisku dengan jarinya, menahanku untuk berejakulasi.
“Ah ... aku sudah tak tahan lagi ... Om ... cepat aku ....”
Dia kemudian mengeluarkan jarinya, dan membuka celana untuk memperlihatkan penisnya yang begitu besar, sudah berdiri.
“Hey, cobalah untuk melakukan blow job padaku,” aku ditarik dan dia mendekatkan penisnya itu ke wajahku.
Aku mulai menjilatnya perlahan, kemudian aku mencoba memasukkannya ke dalam mulutku namun ujungnya saja sudah besar, jadi tak mungkin masuk lebih dalam lagi.
Kurasakan jari Escanor kembali memasuki anusku. Dia menambah jumlah jarinya dan meregangkan jalan masuk ke anusku.
“Umph ... ah ... Om ....”
“Kenapa kau berhenti? Ayo lanjutkan,” dia memaksa masuk penisnya ke dalam mulutku.
“Gh ... Ngh ....” sakit! Mana mungkin muat penis sebesar ini di dalam mulutku.
Setelahnya Escanor lalu membuat penisnya keluar masuk mulutku, uh, sakit, pasti ada bekas merah di sekitar mulutku.
Disaat yang sama dia terus menstimulasi anusku sehingga aku mencapai batasnya dan berejakulasi, dia pun berejakulasi dan mengeluarkannya di dalam mulutku. Aku terpaksa menelannya karena sudah sampai di tenggorokanku.
“Sekarang saatnya kita mulai,” dia membuatku berbalik dan melakukan doggy-style.
“Hyah! Ah!” dia meregangkan anusku lagi, dan kali ini yang masuk bukan jarinya tapi penisnya.
“Sempit sekali ... hah ...,” dia terus masuk secara perlahan.
Aku mengatur napasku agar anusku tidak tiba-tiba menyempit lalu aku akan merasa sakit nanti.
“Uuh ... penismu sangat besar ...,” ucapku pelan, “Om, kau bisa bergerak lagi sekarang.”
Setelah aku berkata seperti itu, dia langsung menggerakkan penisnya keluar masuk dengan cepat.
“Tu-tunggu! Ah! Ngh! Terlalu cepat! Ahn!” komplainku sepertinya ia abaikan.
Kepalaku rasanya kosong, terasa nyaman dan sangat nikmat.
“Ahn! Ah, lagi, lebih, tolong! Fuah!”
Aah ... datang, cairannya akan memenuhi diriku, aku juga akan keluar!
“Aah ...!”
Hangat ... panas ... juga rasa nikmatnya masih terus terasa di sekujur tubuhku. Seperti setruman kenikmatan.
Kurasa, aku tidak akan bisa hidup tanpa orang ini. Hanya dia yang bisa membuatku merasa seperti ini.
___________________________________________
Thank you.
Oh ya, author bikin akun ig baru, @akito_ten di follow yak haha. Fanartnya baru author up disana yang buat cerita sebelah.
Tetap tunggu, selanjutnya Shinomiya Kojirou, mari kita masak dan makan ͡(° ͜ʖ ͡°)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top