011 - Muzan x Male Reader 2
R18 Lemon part, be ready guys. BDSM. Hardcore.
Silakan tinggalkan vote dahulu haha.
___________________________
“Hadiah,” aku berpikir-pikir apa hadiah yang kuinginkan dari Muzan-sama?
“Aku benci membuang-buang waktu jadi aku saja yang akan memilihnya,” ucap beliau.
Aku tiba-tiba terikat dengan rantai dan tak dapat bergerak. Tanganku dirantai di atas kepalaku, dan badanku dililit rantai, sementara kakiku diikat terbuka.
“Pertama akan kuberi kau darahku,” Muzan-sama memberikannya darahku dan itu membuatku merasakan sakit, dan rasa sakit itu terus bertambah karena beliau masih terus memberiku darahnya.
Aku berteriak dengan keras sampai rasanya suaraku tak bisa keluar lagi. Sakit, sakit, ini sangat sakit. Sampai akhirnya Muzan-sama berhenti dan menungguku. Dia hanya diam menatapku sambil menyeringai, tak mempedulikan rasa sakit luar biasa yang sedang kurasakan saat ini.
Jantungku berdebar sangat cepat, suhu tubuhku meningkat, napasku tak teratur. Ditambah tubuhku tak dapat bergerak. Tapi setelahnya aku merasakan kenikmatan yang setara dengan rasa sakit barusan. Hal itu membuatku mengeluarkan suara desahanku.
“Muzan ... -sama ...,” aku menatap ke atas untuk melihatnya, “aku–”
“Diamlah.”
“Urkh!”
Mulutku dibungkam sehingga aku tak dapat berbicara. Selanjutnya penglihatanku menjadi hitam, aku tak dapat melihat apapun. Karenanya aku sangat shock saat penisku diinjak oleh Muzan-sama.
“Begini saja sudah membuatmu berejakulasi? Tak kusangka kau ternyata seorang yang mesum (M/n),” dia terus melakukan footjob pada penisku, “disisi lain kau juga seorang masokis.”
Hanya dengan kakinya aku sudah mengeluarkan banyak cairan, dan salivaku mengalir keluar lewat pinggir mulutku. Aku tidak bisa membayangkan keadaanku sekarang, pasti sangat berantakan.
Muzan-sama, lebih, kumohon berikan aku lebih dari ini. Buatlah aku menjadi tergila-gila karenamu!
Seketika kurasakan sesuatu memasuki anusku. Dengan paksa, terus menerus membuka akses lebih dalam. Perutku rasanya sudah semakin tidak jelas. Dan sekali lagi aku berejakulasi hanya dengan dimasuki sesuatu di dalam anusku.
Setelah mencapai ujung dan tak mungkin untuk lebih dalam lagi, benda itu terus menusuk tempat yang sama berulang-ulang membuat penisku berdiri lagi. Kurasa sudah tidak mungkin ada cairan yang keluar lagi setelah sekian banyak yang keluar namun penisku masih saja dapat mengeluarkan cairan.
Rasa pusing, nikmat, dan sakit bercampur aduk menjadi satu. Aku sampai tak tahu bagian mana saja yang terasa. Aku tidak memperdulikan hal itu.
Disaat aku mencapai klimaks lagi, benda di dalam anusku ternyata mengeluarkan cairan juga. Apa itu ... penis milik Muzan-sama?
Belum sempat aku menghirup napas banyak, penisnya menusuk ke dalam lagi dan terus menstimulasikan dalamku. Sudah tidak terasa sakit seperti awal dan anusku sudah mulai mengingat bentuk penisnya. Sehingga penisnya semakin mudah bergerak di dalamku.
Aku sudah tidak tahan lagi, sesuatu keluar lagi dari penisku juga dari anusku meneteskan beberapa cairan dari penis Muzan-sama yang ia keluarkan di dalam anusku.
“Yang kau keluarkan bahkan sudah tidak seperti sperma, hanya cairan putih biasa,” bisiknya padaku, “tapi aku tidak peduli.”
Dia membuka kakiku lebih lebar lagi dan mulai menusuk ke dalamku kembali. Aku suka rasa ini, aku ... suka penis yang menusuk ke dalam anusku dengan begitu kasar dan cepat. Aku merasa nikmat, ini sangat membahagiakan. Ahh, mati sekarangpun aku tidak masalah. Mati karena rasa nikmat mungkin tidak begitu buruk.
“Kau belum boleh mati karena kau masih harus terus melakukan perintahku,” bisik Muzan-sama, dan kesadaranku hilang sepenuhnya setelah itu.
***
Begitu bangun, tubuhku terasa sangat sakit dan lengket. Sangat berantakan. Bajuku entah kemana. Bekas merah akibat rantai-rantai terlihat di tubuhku.
“Perintahnya ... aku harus segera melakukannya agar aku dapat merasakan penisnya lagi ...,” aku tersenyum bahagia.
_____________________________________
Bdsm, my favorite, my fetish, menurut kalian author maso/sadis keliatannya?
Next
Senkuu x Male Reader
Samatoki x Male Reader
Leorio x Kurapika
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top