008 - Ray x Male Reader
Anime/Manga : Yakusoku no Neverland
Character : Ray
Mereka masih dibawah umur jadi ga kubikin lemon :v berharap apa kalian dari anak dibawah umur– nanti aku ditangkep sama FBI.
Tapi bo'ong 🙂 ada dikit ntar. Dikit doang.
Bagi yang belum nonton animenya, ada beberapa spoiler. Jadi Author rekomendasiin baca manga/nonton animenya dulu. Atau bisa skip abis ada adegan nakal dikit.
_____________
“Ray! Lihat ini!”
“Apa itu (M/n)? Kau membuat sesuatu yang aneh lagi?”
“Bukan!” ucapku kesal.
Ray tertawa lepas dan mengelus kepalaku.
“Jadi apa ini?”
“Kincir angin kecil.”
“Bisa kau tunjukkan cara menggunakannya?”
“Ka-kalau kau meminta, akan kulakukan!”
Aku meletakkan kincir anginnya di permukaan yang agak tinggi.
“Tinggal biarkan angin memutarnya dan kita mendapat energi simpanan yang bisa kita pakai kapanpun,” jelasku.
“Kau semakin pintar saja (M/n), tak lama lagi mungkin kau akan segera melampaiku!” ucap Ray sambil mengangkatku, “tinggi, tinggi!” dia tertawa sambil memainkanku.
“Tu-turunkan aku! Aku sudah bukan anak kecil!”
“Di mataku kau masih bocah,” dia menurunkanku dan menyentil jidatku pelan.
Umur kita hanya berbeda satu tahun padahal. Dan sebentar lagi Ray, Norman, dan Emma akan segera pergi keluar dari sini dan meninggalkanku.
Oleh karenanya, aku harus menjadi lebih pintar dan baik lagi agar Mama mengakuiku dan memperbolehkanku ikut bersama Ray.
“Ayo (M/n), aku akan memberitahumu kalau alat buatanmu juga memiliki kegunaan lainnya,” Ray berjalan masuk menuju rumah, lalu masuk ke perpustakaan.
“Ini, apa kau sudah membaca buku ini?”
“Ah! Aku belum pernah membaca itu karena aku tak dapat menjangkau–”
“Ini, baca dan pelajarilah,” ucap Ray memberikan buku itu padaku dengan menepukkannya di kepalaku.
Dia sendiri duduk dan membaca buku lain. Aku ikut duduk di sampingnya dan membaca buku yang dia berikan padaku.
“....” hening. Tidak ada salah satu dari kami yang memulai pembicaraan karena fokus membaca.
“(M/n), kemari,” Ray mengangkatku dan mendudukkanku di pangkuannya, “apa ada kata yang sulit atau sesuatu yang belum kau pahami?”
“Tidak, aku sudah paham,” aku menggelengkan kepalaku, “daripada itu, aku penasaran dengan buku yang kau baca Ray.”
“Ah ini? Tentang tubuh manusia yang sedang tumbuh,” Ray memelukku dari belakang, “kau ingin tahu?”
Aku mengangguk dengan antusias, karena sebelumnya yang kubaca hanyalah buku-buku tentang teknologi dan penemuan saja. Jadi aku penasaran dengan yang satu ini.
Ray kemudian membuatku duduk menghadapnya.
“Setiap laki-laki memiliki ini,” Ray membuka celanaku dan membuat alat kelaminku terlihat, “ jika perempuan memiliki alat kelaminnya seperti gambar ini,” Ray menunjukkan gambar di buku padaku.
“Kenapa kau membuka celanaku!”
Ray tersenyum dan membuka celananya juga untuk memperlihatkan alat kelaminnya padaku, terlihat sama tapi punyaku lebih kecil. Pasti perbedaan umur juga memengaruhi.
Ray sedang melakukan apa dengan alat kelaminnya? Dia mengusapnya? Hmm?
“Lihat, cairan yang keluar ini tandanya kau sudah memproduksi cairan sperma yang cukup banyak,” jelas Ray tapi aku tak paham apa yang ia katakan, “juga kau menjadi semakin dewasa jika kau sudah mengeluarkannya,” bisiknya.
“Punyaku juga pasti ada–!” aku mencoba melakukan hal yang sama dengan Ray. Tapi aku malah merasa ingin pipis, “Uh, Ray, aku ingin pipis dulu,” rasanya sudah tak tahan lagi.
“Tidak usah, sini,” Ray mendekatkan jarak antara kita, membuatku memegang bahunya, “aku saja yang akan melakukannya,” Ray kemudian membuat alat kelamin kami menempel dan ia mulai menggerakkan tangannya.
“Ah, Ray! Aku–” tetesan air mata muncul di ujung mataku.
“Aah ....”
Rasa aneh apa ini?
“Lihat, tidak ada yang keluar dari punyamu kan?” benar, cairan putih itu hanya keluar dari punyanya Ray.
“Selesai! Jika lanjut nanti bahaya,” aku mengeluarkan suara kecewa karena ia menyudahi sesi belajar kita, “lain kali lagi, saat cairan putih sudah keluar dari penismu.”
Dia mengelap cairan yang lengket dengan lap, “aku akan pergi membersihkan ini,” ucapnya sebelum pergi.
Tapi barusan, rasanya masih teringat saja ... aku tak bisa melupakannya ....
***
“(M/n)! Kemari!”
Aku mendekati pintu itu dan mendengar sesuatu, pikiranku menjadi kacau ketika Norman dan Emma berbicara dengan Suster di kamar, aku sangat terkejut mendengar fakta yang dikatakan oleh Suster.
Aku tidak menyangka ternyata kami–
“Tenang saja (M/n)! Aku, Norman, dan Ray semua pasti bisa keluar bersama! Kau juga!” ucap Emma menyemangatiku setelah ia keluar dari kamar dan melihatku yang masih terkejut tidak percaya.
“Un, aku mengerti.”
Saat itu juga aku diberitahu rencana untuk kedepannya.
***
Kami berlatih selama dua bulan penuh untuk hari ini. Tidak akan kami biarkan pengorbanan Norman berakhir sia-sia.
Kami melakukan semuanya sesuai rencana yang sudah disusun.
Setelah membakar rumah kami terus berlari dan akhirnya sampai di dekat jurang. Hasil latihan membuat kami berhasil melakukan sampai sejauh ini.
“(M/n)! Emma! Kalian yang terakhir!”
“Selamat tinggal ... Mama ....”
Lalu aku dan Emma segera menyeberangi jurang. Saat hampir sampai gantungan baju yang kukaitkan terlepas dan aku hampir jatuh jika Ray tidak menangkapku.
“Dasar kau ini, ceroboh sekali,” ucap Ray yang masih menggendongku ala bridal-style di depan semuanya.
“Te-terimakasih,” bisikku pelan sambil menutupi wajahku yang memerah.
“Hm? Kau bilang apa?” tapi sepertinya ia tak mendengarku.
“Aku bilang aku mau turun!”
Yang lainnya menertawakanku. Ray pun juga.
“Ayo semua!”
Kamu pun berlari pergi meninggalkan Mama yang masih berdiri melihat kita dari atas tembok besar itu.
Dan dari saat inilah aku dan semua keluargaku akan memulai langkah pertama kami.
______________
Done wkwk. Oh no, ampuni aku.
Btw, list fandom buat requestnya abis aku edit, bisa di cek lagi, atau ada saran anime/fandom lain yang mungkin lupa belum kumasukkan?
Ayo vote komen, terus request lagi 😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top