Voice


"Jangan keluar dari sini Riku!" bisik Tenn memperingatkan sembari mengeratkan pelukannya

Terdengar suara keras di luar sana, membuat Riku menahan tangisnya membalas pelukan Tenn lebih erat

"Nanase-san.. nanase-san!!" sayup sayup terdengar seruan Iori yang makin keras beruasaha membangunkannya

Tersadar dari mimpinya, Riku membuka matanya lebar dengan keringat dingin yang membanjiri pelipisnya

Teringat akan tempatnya saat ini, ia mengatur nafasnya yang tersengal melirik Iori lemah, "Terimakasih sudah membangunkanku Iori," ujar Riku tersenyum lembut mengutarakan ketulusannya

"Kau baik baik saja?" tanya Iori khawatir

Anggukan tegas dari Riku berhasil meyakinkannya,"Bersiaplah semuanya sudah menunggu untuk sarapan," ujar Iori beranjak bangun

"Ya aku akan segera kesana,"

"Ten-nii apa kau sudah bahagia?" gumam Riku pelan setelah kepergian Iori

.

.

"Ohayou minna!" sapa Riku setelah menemukan kembali semangat paginya memasuki ruangan tengah dengan ceria

"Ohayou Nanase-san," balas Iori merasa lega melihatnya kembali seperti semula

"Oh kau terlambat Riku," ujar Nagi yang hanya dibalas cengengesan oleh Riku

"Aku kelaparan," keluh Tamaki menelungkupkan wajahnya di meja makan

"Gomen gomen," ujar Riku berasa bersalah karena membuat mereka menunggu

"Tenanglah Riku-kun, Tamaki-kun memang selalu seperti itu," ujar Sougo menenangkan

"Kau selalu jahat padaku sou-chan," gerutu Tamaki mempoutkan bibirnya kesal

"Sudahlah, lagipula makanannya baru siap," lerai Mitsuki sambil membawa makanan dari dapur

"Harum seperti biasa," puji Yamato melihat santapan didepannya

"Ittadakimasu" ujar mereka serempak

"Terimakasih atas makanan lezatnya Mitsuki," seru Riku tersenyum lebar menikmati makanannya

"Hati hati dengan gelasmu Nanase-san," tegur Iori yang sedikit terlambat,  secara reflek ia segera menangkap cangkir yang hampir jatuh

"Nice catch Iori!"

"Nice follow ichi" imbuh Yamato

"Iorin selalu bisa menebak Rikkun"

"Ah mou aku tidak sengaja kalian tau itu," keluh Riku tidak terima

"Ahaha kami tau," sela Mitsuki tertawa kecil menanggapinya

"Tenang saja Riku-kun, kami siap membereskannya," ujar Sougo tenang

"Jadi maksudmu Rikkun bebas menghancurkan barang-barang?" tanya Tamaki pucat

"Hei aku tidak menghancurkan barang!" protes Riku cepat

"Yah tidak secara langsung, tapi efek domino yang kau ciptakan membuat kehancuran Nanase-san," dengus Iori menyesap sembari minuman hangatnnya tenang

"Apa seburuk itu?" tanya Riku khawatir mulai terpengaruh

"Abaikan ichi, Riku" ujar Yamato menenangkan

"Riku apa besok kau akan mengunjungi rumahmu lagi?" tanya Nagi tiba tiba

Riku sedikit tersentak mendengarnya, ia lupa akan hari itu karena setiap akhir pekan ia akan kembali kerumah. "Ehm kurasa aku akan kesana," jelasnya pelan

"Nanase-san bukankah kau ada pekerjaan besok," ujar Iori mengingatkan

"Aku akan tetap lakukan itu," jawab Riku cepat.

"Heh jadi Rikkun akan menemui ibunya ya," ujar Tamaki ikut menimpali

"Senangnya" imbuhnya lagi menunjukkan sedikit perasaan iri mrngingat mendiang ibunya

Riku hanya tertawa caggung menanggapinya, membuat mereka yang disana menyadari ada yang aneh. namun mereka memberinya waktu hingga Riku siap bercerita

"Ah ngomong-ngomong kita akan bekerja bersama Revale," ujar Yamato mengalihkan perhatian

"Wah Revale, itu sangat hebat aku tak menyangka kita bisa berada dalam satu panggung " seru Mitsuki bahagia

"Mereka adalah senpai kita, aku sedikit gugup nanti," ujar Sougo khawatir

"Aku dengar berbagai rumor tentangnya, tapi tidak ada yang bagus," sela Iori ikut masuk dalam pembicaraan

"Apa mereka menakutkan?" tanya Riku dan Tamaki bebarengan, menautkan tangannya bersama bergidik ngeri.

"Oh kalian berdua tenanglah,kita hanya harus bersikap ramah," ujar Nagi menenangkan

"Tenang saja, mereka tidak akan macam2 dengan kita. Setidaknya tidak akan kubiarkan itu terjadi," imbuh Yamato dengan percaya diri

"Yamato onii-san!!" seru Riku dan Tamaki lagi bersamaan mereka merasa jauh lebih tenang menatap leadernya penuh kagum

"Yosh yosh onii-san disini," balas Yamato tersenyum puas menepuk lembut kedua kepala mereka

.

.

.

"Yosh minna-san tenanglah kita akan baik-baik saja, kita hadapi mereka bersama sama," ujar Tsumugi mengkomando saat di depan ruang ganti Revale

"Sikapmu yang seperti itu justru membuat kami makin gugup," balas Iori datar

"Permisi kami Idolish7," ujar mereka serempak begitu membuka pintu

"Heeh jadi kalian bintang tamu hari ini," ujar Yuki menatap mereka tajam menyilangkan kakinya di tempat duduk

Merasa atmosfir tegang di ruangan itu membuat Idolish7 bahkan manajer meneguk ludahnya gugup

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Momo menimpali

"Eh etto. . Kami ingin menyapa kalian,"jelas Riku gugup hingga membuat suaranya tergagap.

"Apa kau takut pada kami?" tanya Yuki memicingkan matanya tajam membuat Riku makin berkeringat dingin berusaha menciutkan tubuhnya sekecil mungkin

"Ku tanya lagi kau takut pada kami?" tanya Yuki mengulanginya lebih mengintimidasi

"IYAA" teriak Riku karena terkejut

Teekejut dengan perkataannya sendiri, Riku segera membekap mulutnya begitu juga member lain yang merasa bersalah, "Maafkan kami!" seru mereka serempak dan menunduk dalam atas ketidak sopanan salah satu membernya

"Apa yang kau takutkan?" tanya Momo datar

Kali ini Iori maju untuk membantu, "Ini hanya reaksi kami setelah melihat berbagai rumor tentang kalian," jelas Iori berusaha tenang berusaha membantu partnernya

Dalam hati Mitsuki ikut menjerit gemas mendengar adiknya mulai maju ke depan.

"Hentikan ini senpai, jika kalian menggoda memberku lebih jauh lagi kami akan pergi!" tegur Yamato datar memutar bola matanya jengah, merasa cukup dengan situasi saat ini

Semua menatap Yamato terkejut, tak lama Momo dan Yuki menyemburkan tawanya hingga terpingkal pingkal

"Kalian menarik," ujar Yuki disela tawanya mengusap bulir air matanya yang hampir menetes

"Kalian benar-benar imut dan polos, tidak bisa berbohong sama sekali," imbuh Momo antusias tak kuasa menahan gemas.

"Mereka mengerjai kita?" tanya Sougo tak percaya masih dengan wajah yang memucat karena terkejut

"Jadi itu sifat mereka," imbuh Mitsuki dengan raut tak percaya

"Top idol memang seperti itu ya," ujar Nagi mengangguk angguk seolah memahami hal baru

"Kalian menyebalkan Momorin Yukirin," keluh Tamaki manautkan alisnya kesal

"Ahahaha gomen-gomen aku tidak tahan meggoda junior imutku," ujar Momo setelah dapat mengendalikan tawanya.

"Mohon bantuannya juga Idolish7,"pungkas Yuki tersenyum lembut, tampak raut lega di semua member Idolish7

"Baik!" seru mereka tersenyum lebar mulai terbakar semangat akan pekerjaan mereka hari ini

-saat persiapan acara

"Kudengar hubungan rival antara Idolish7 dan Trigger jadi aku ingin kalian akan bersembunyi dan menjadi special guest kita," jelas Momo memberikan arahan mengenai jalannya acara hari ini

"Ehh menarik," ujar Mitsuki bersemangat

"Bersembunyi?" tanya Riku memastikan

"Huum ada box dimana cukup untuk menampung kalian, tidak apa bukan?" tanya Yuki memastikan

Riku sedikit ragu, "Ehm kurasa aku sudah terbiasa," ujar Riku bergumam pelan

Semuanya heran ingin menanyakan lebih, "Nanase-san kau yakin baik2 saja? Maksudku bagaimana jika kau kambuh?" tanya Iori tak yakin

"Aku baik tenang saja, lagipula hanya sebentar bukan," jelas Riku menenangkan

"Tenang saja, kami disini Riku," ujar Yamato meyakinkannya

Selama beberapa menit mereka bersembunyi dan tetap diam, namun berbeda dengan seseorang yang bahkan menahan nafasnya selama bersembunyi matanya terpejam erat dan menutup telinganya

Mereka yang disana merasa khawatir melihat gelagat aneh Riku, beruntung aba-aba untuk mereka segera datang dan tepukan meriah menyambut mereka

Mereka muncul dari persembunyiannya dan Riku kembali membuka matanya, pertama kali yang ia lihat adalah tatapan mata Tenn yang menampilkan rasa keterkejutannya

"Kau baik-baik saja Riku?" tanya Nagi mengusap lembut pundaknya,

Riku mengangguk dan tersenyum sebagai tanda bahwa ia baik baik saja,

Mereka segera duduk dan bergabung dalam acara talkshow, dan pembicaraan mengalir dengan lancar

Tak terasa acara telah selesai, semua bersiap kembali

"Rikkun kau apa takut saat bersembunyi tadi?" tanya Tamaki to the point tak kuasa menahan rasa penasarannya

"Hanya teringat masa lalu," jelas Riku pelan

"Apa maksudnya?" tanya Iori tak mengerti

"Aku dan Ten-nii sering bermain petak umpet sejak kecil. Kami berdua bersembunyi di lemari bersama," jelasnya lagi memutar kenangan masa lalunya

"Kalian berdua bersembunyi?" tanya Mitsuki memastikan yang diangguki Riku

"Lalu siapa yang berjaga Riku?" tanya Yamato masih tak mengerti

"Kaa-san" jawab Riku singkat

"Oh kalian sangat akrab," seru Tamaki sedikit iri

Riku hanya tersenyum kecil menanggapinya, "Minna-san sebaiknya kita segera pulang," sela Tsumugi mengintrupsi mengingat waktu yang sudah larut.

.

.

-keesokan harinya

"Ah gawat aku akan terlambat," ujar Riku panik tergesa-gesa menaiki kereta cepat dengan penyamarannya. Ia telah menghubungi manajer dan Iori kalau ia tidak akan pulang ke dorm

"Tadaima" ujar Riku membuka pintu dan mendapati seisi rumah yang gelap

Plak

Tamparan keras menyambutnya ketika Riku memasuki rumah

"Apa kau akan pergi dariku juga, kenapa terlambat!" teriak orang itu yang tak lain adalah Ibu Riku

"Maafkan aku lupa mengabari, ada pekerjaan yang harus kuselesaikan," jelas Riku berusaha menenangkannya

"Bohong aku tidak percaya!" sentaknya lebih keras hingga menarik rambut Riku kencang

"Kaa-san, aku disini.. Aku kembali,  kumohon lepaskan," bujuk Riku merasa perih akibat tarikan kencangnya, kepalanya mulai terasa pening ditambah rasa lelah ditubuhnya

"Katakan padaku bahwa kau tidak akan meninggalkanku!" serunya lagi mulai tak terkendali, seperti kesehariannya ia melemparkan cambukan cambukan keras pada putranya untuk melampiaskan emosinya saat ini.

"Aku tidak akan meninggalkanmu kaa-san," ujar Riku lemah setelah menerima beberapa cambukan di punggungnya.

Inilah rutinitasnya, ibunya menjadi histeris semenjak perceraiannya dengan ayah dan kepergian Ten-nii, setiap pulang ia akan menerima semua pelampiasan emosinya.

"Kaa-san, hentikan" ujarnya lemah dengan nafas yang memburu, ia segera ambruk ke lantai. Saat itu baru sang ibu tersadar apa yang telah dilakukannya

"Riku.. Maafkan aku" sesalnya memeluk erat Riku

"Ohayou Riku, bagaimana tidurmu?" sapa sang Ibu di meja makan seolah tidak terjadi apapun sebelumnya

Riku yang terbiasa dengan perubahan drastis emosional ibunya, "Aku tidur nyenyak kaa-san," balasnya tersenyum cerah

"Baguslah, makanlah dulu. Oh ya nanti siang mau menemaniku keluar?" tanya Ibu Riku

"Gomen kaa-san, aku harus segera kembali," ujar Riku pelan melirik perubahan ekspresi ibunya dengan hati hati

Terdengar suara sendok terjatuh dengan keras, "Aku akan tetap mengunjungimu dan menghubungimu," imbuh Riku cepat menggenggam erat tangannya berusaha menenangkannya

"Kau berjanji?" tanyanya, menjawab pertanyaannya, Riku tersenyum dan mengangguk yakin.

"Maaf karena aku harus segera pergi, aku menyanyangimu kaa-san," ujar Riku mencium pelipisnya lembut berpamitan pergi

"Berhati hatilah dijalan Riku,"

Dalam perjalanan, ia berusaha bergegas menuju dorm, wajahnya tampak pucat dan kakinya serasa berat untuk melangkah

Meski begitu ia terus memaksakan diri hingga tiba di dorm. Member lain kini sedang melakukan pekerjaannya masing-masing hingga dipastikan dorm dalam keadaan kosong

Riku membuka pintu dorm pelan dan mendudukkan diri di sofa untuk beristirahat sejenak, namun tanpa sadar ia jatuh tertidur terlelap disana

"Tadaimaa" seru Mitsuki dan Iori memasuki dorm, tak lama Mezzo juga kembali diikuti Yamato dan Nagi

Mereka yang telah tiba melihat Riku tengah tertidur di sofa dengan wajah lelahnya

"Bagaimana harinya kemarin, apa menyenangkan?" gumam Tamaki bertanya tanya

"Entahlah Yotsuba-san," ujar Iori lirih menatap Riku yang sedang tidur dengan serius

"Riku-kun sebaiknya kau pindah ke kamar," ujar Sougo membangunkannya lembut, membuatnya menggeliat kecil mulai terusik dalam tidurnya

"Biar aku pindahkan Sou-chan" Tamaki mengambil alih dan berniat menggendongnya

"Shh" ringisan lirih keluar dari Riku begitu ada yang menyentuh punggungnya, secara reflek ia segera terbangun karena lukanya terasa perih

"Ah Tamaki!" ujar Riku terkejut begitu pula yang lain ikut terkejut melihat ekspresi kesakitan Riku

"Kau baik-baik saja?" tanya Mitsuki khawatir

"Ah iya, kalian sudah pulang? Aku akan berganti baju dulu," ujar Riku merasa canggung buru buru ingin menghindari mereka

"Tunggu!" sentak Iori mencekalnya, ia segera menyibak pakaian belakang Riku memastikan rasa penasarannya

"Hei Iori apa yang kau lakukan. .ahh" elak Riku meringis kesakitan

Semua menatap punggungnya horror

"Siapa yang melakukannya?" tanya Yamato serius

"Hanya kecelakaan kecil, aku ceroboh saat dijalan," jelas Riku memalingkan wajahnya tak kuasa menatap membernya yang menuntut penjelasan jujur saat ini

"Itu sama sekali tidak terlihat seperti kecelakaan Riku," balas Nagi sedih

"Apa yang terjadi di rumahmu?" tanya Iori tiba tiba

Riku tercekat mendengarnya, "Tidak ada," jawab Riku cepat

"Ijinkan kami mengobatinya," sela Sougo menuntun Riku untuk segera duduk

Semua ikut meringis kesakitan melihat goresan disana sini

"Riku biar kulihat pipimu," ujar Mitsuki mendekat, ia menyadari ada lebam yang sedikit tersamar make up disana

"Kau benar-benar berniat menyembunyikan semuanya?" tanya Yamato tak percaya

"Maaf aku baik baik saja sungguh, ini bukan masalah besar," ujar Riku berusaha meyakinkan semuanya

"Apa ada sesuatu yang bisa kau ceritakan?" tanya Iori tegas, yang hanya dibalas gelengan lemah dari Riku

"Baiklah akan kuselidiki sendiri," ujar Iori percaya diri

Riku menatapnya terkejut, "Kau tidak perlu melakukannya, ini urusanku" elak Riku cepat berusaha mencegahnya

"Kami temanmu Rikkun, kami tidak bisa diam saja," ujar Tamaki ikut menimpali

"Apa yang akan kau lakukan jika mengetahuinya?" tanya Riku pelan

"Tergantung alasanmu, lagipula aku sudah memiliki dugaan," jawab Iori

"Jadi sekarang jawab pertanyaanku, ada apa dengan ibumu Nanase-san. Kenapa dia melakukan ini semua?" tanya Iori tenang, membuat semua terkejut mendengar itu kecuali Yamato yang sudah menebak hal ini

"Jangan salahkan dia, hanya keadaan yang merubahnya jadi seperti itu," sentak Riku berusaha membela ibunya

"Rikkun apa itu semua benar?" tanya Tamaki berkaca, tak kuasa mengelak lagi Riku hanya bisa mengangguk pasrah membenarkannya

"Maafkan perkataanku sebelumnya," ujar Tamaki mengingat ia merasa iri dengan kedekatan Riku dan ibunya

"Sejak kecil orang tuaku sering bertengkar, aku dan Ten-nii bersembunyi di lemari saat ibu mencari kami. Saat marah ia menjadi sedikit tak terkendali," jelas Riku memulai ceritanya

"Itu petak umpet yang kalian mainkan?" tanya Yamato tampak syok,

"Hingga Ten-nii dibawa pergi oleh Kujo, tak lama mereka bercerai. Hanya aku yang dimiliki Ibu saat ini," imbuhnya lagi melanjutkan

"Apa dia selalu marah?" tanya Sougo hati-hati berusaha mencari kata yang lebih halus

"Tidak juga tapi emosinya menjadi lebih labil dan tak terkendali, kaa-san kehilangan kepercayaannya pada kami dan takut akan kesendirian. Hal yang kudapat hari ini adalah hukumanku karena terlambat pulang," pungkas Riku lirih

Tak bisa menahannya lagi, Mitsuki memeluknya erat sambil menangis, "Kami disini, kami akan melindungimu,"

Riku tersenyum lembut mendengarnya, tangannya meraih punggung Mitsuki dengan gemetar. "Arigatou... Aku benar benar berterima kasih," ujar Riku tersenyum lembut

"Apa Kujoushi tau?" tanya Nagi

"Tidak, dan aku tidak akan membiarkannya tau," ujar Riku cepat

"Keras kepala seperti biasa," dengus Iori

"Bawa kami jika kau pulang nanti, setidaknya ibumu bisa mengendalikan dirinya lebih baik jika di depan orang lain bukan," putus Yamato yang diangguki setuju semuanya

"Kalian yakin?" tanya Riku ragu tagu

"Kami selalu bersamamu Rikkun. Jangan khawatir," ujar Tamaki menenangkan

"Ucapan terima kasihku tidak akan pernah  cukup untuk membalas kalian," ujar Riku tersenyum lembut

"Jangan menangis," ujar Mitsuki lembut menghapus air mata Riku yang mulai mengalir

"Kau juga menangis Mitsuki," balas Riku tertawa kecil

"Ahahah kau benar"

"Dasar kalian membuat onii-san ikut sedih"

"Aku sangat menyanyangi kalian semua," ujar Riku

"Begitu juga dengan kami," jawab mereka serempak

◈◈◈

Hari ini adalah latihan gabungan Idolish7 dan Trigger untuk konser mereka di Zero arena. Mereka tergabung dalam unit khusus, di tim 1 terdapat Tenn, Riku dan Iori. Tim 2 terdapat Yamato, Gaku, Mitsuki, dan Nagi. Dan di Tim 3 terdiri dari Ryuu, Sougo, dan Tamaki.

"hosh hosh hosh, bisakah kau ikuti tempo dengan baik Riku," protes Tenn melihat Riku yang terus tertinggal

"Ah maafkan aku Ten-nii, kumohon ulangi sekali lagi" ujar Riku merasa bersalah

"Iie kita istirahat dulu" sela Iori tegas yang tahu betul kondisi Riku

"Apa?! Kita baru saja memulainya. Kita terlambat jika berhenti sekarang," sentak Tenn tak terima

"Aku mengerti, selanjutnya akan kulakukan dengan baik," ujar Riku mengangguk yakin

"Jika kau tidak bisa profesional setidaknya jangan menghambat orang-orang yang serius di sekitarmu," ujar Tenn dingin

Rasanya seperti tertusuk tepat dihati, "Ah begitu ya, maafkan aku karena sudah menghambat kalian," jelas Riku pelan merasa menyesal

"Kujou-san, kau melewati batasanmu!" tegur Iori

"Berhenti memanjakannya!" seru Tenn tak kalah tegas

"Kau yang keterlaluan, tidakkah kau mengerti alasannya," balas Iori dingin

"Iori cukup, sebaiknya kita lanjutkan latihan," lerai Riku menengahi keduanya

"Tch kalian benar-benar merusak moodku," ketus Tenn berlalu pergi

"Nanase-san, kenapa tidak kau katakan padanya. Orang sepertinya.." ujar Iori ingin mengumpat kesal

"Ten-nii sangat baik sebenarnya," jelas Riku tersenyum kecil

"Ya ya.. aku bisa lihat itu dengan jelas," sindir Iori

"Hentikan sindiranmu Iori," tegur Riku terkikik geli sedikit melupakan rasa sakit hatinya

"Setidaknya dia tetap akan sedih saat aku pergi," ujar Riku pelan

"Nanase-san, jangan katakan hal yang mengerikan," sentak Iori sedih

"Hanya pengandaian, maafkan aku,"

Saat latihan gladhi resik dimulai semula berjalan lancar, namun beda hal nya dengan Riku yang kembali kambuh

"hah hah maafkan aku," ujar Riku mengatur nafasnya

"Cukup hentikan ini, berhentilah menjadi idol jika kau hanya bisa menjadi beban," sentak Tenn dingin

"Tenn kau keterlaluan!" tegur Ryuu dan Gaku bersamaan

Tamaki, Mitsuki dan Nagi bersiap maju karena kesal jika tidak ditahan Yamato dan Sogo, Iori mengepalkan tangannya dan berniat maju namun dihentikan oleh Riku

"Aku tidak bisa Ten-nii" jawab Riku tenang

"Kau ini.. berhentilah bersikap keras kepala, sadari kondisimu dan duduk diam di rumah. Kau cukup melihatku dari sana," sentak Tenn lagi menatap tajam adiknya

Riku menatapnya sedih ia sangat terluka mendengarnya, "Aku hanya ingin menyanyi, apa itu salah?" tanya Riku

"Jika kau ingin menyanyi pergilah ke karaoke aku akan menyorakimu dengan semangat saat itu," balas Tenn sengit

"Tidakkah kau mengerti alasanku?"tanya Riku pelan

"Aku ingin membuat orang bahagia melihatku, aku ingin membuat mereka tidak lagi khawatir. Sama sepertimu aku ingin membuat orang terseenyum, dan aku hanya ingin terus bersama teman2ku selama aku bisa," jelas Riku berderai air mata

"Kujou jika kau akan mengatakan hal yang tidak perlu lagi sebaiknya kau tutup mulutmu rapat-rapat," tegur Yamato memperingatkan

"Kau egois Riku!" sentak Tenn meneriakinya

"Ten-nii sekarang apa kau sudah bebas? Sama sepertimu aku juga ingin bebas," ujar Riku pelan
.
.
.
.
"Karena lemari itu sudah sempit untuk kutempati," imbuhnya lagi tesenyum kecut

Mendengar perkataan terkahirnya Tenn terbelalak kaget, "Riku jangan bilang.. " ujarnya terbata

"Semuanya makin buruk sejak kepergianmu" jelas Riku tersenyum miris

"Tapi aku senang kau sudah menemukan kebahagiaanmu," imbuhnya lagi

"Maaf karena bertindak egois, setidaknya aku ingin mencicipi kebahagiaan walau sebentar," pungkasnya sebelum berlari keluar, ia menutup mulutnya rapat menahan isakannya tak kuasa lagi untuk bertahan disana

"Nanase-san!" seru Iori berharap bisa menahannya

"Kau keterlaluan Tenn!" tegur Gaku mengutarakan kekecewaannya

.
.
.

Riku terus berlari hingga ia terdengar teriakan seseorang. Kepalanya menoleh ke sumber suara, hingga maniknya menatap ke jalan raya dengan horor saat ia melihat anak kecil yang hampir tertabrak mobil

"Hei awas!" seru Riku segera berlari kearahnya dan memeluknya erat, tubuhnya terpental beberapa kali hingga pelipisnya mengeluarkan darah

Merasa berhasil tepat waktu ia tersenyum lega melihat anak dalam dekapannya dalam keadaan baik.

"Kau tak apa apa?" tanya Riku pelan

"Onii-chan, bagaimana keadaanmu apa kau baik baik saja?" tanya anak itu

Riku menyadari tatapan anak itu kosong, "Kau tidak bisa melihatku ya," ujar Riku pelan, yang segera diangguki anak itu

"Kuharap kau bisa melihat indahnya dunia ini segera," ujar Riku tersenyum lembut

"Aku ingin melihatmu saat aku bisa melihat nanti," jawab anak itu merasakan kebaikan hati orang di depannya saat ini

Tak lama pandangan Riku makin kabur dan kesadarannya menghilang

"Nanase-san!" seru Iori horor melihat kejadian didepannya ia segera berlari menghampirinya dan menelepon ambulan

"Ichi ada apa?" tanya Yamato ditelepon saat menerima panggilan teleponnya

"Nanase-san, kecelakaan," jelas Iori panik

"Kau dimana?" tanya Yamato khawatir

"Aku sedang menuju rumah sakit,"

"Kita akan segera kesana," pungkas Yamato cepat

"Ada apa Yama-san?" tanya Tamaki

"Riku kecelakaan,"

Semua terkejut mendengarnya bahkan Tenn, "Kujou aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu padanya," ujar Yamato geram

Mereka segera bergegas kesana dan melihat dari luar kondisi Riku yang sedang ditangani dokter, Iori duduk gemetar dengan tangannya yang bersimbah darah

Mitsuki segera menghampirinya dan berjongkok didepan Iori

"Nii-san bagaimana jika ia pergi? Nanase-san mengatakan hal aneh sebelumnya. Aku.. Aku tidak bisa kehilangannya," ujar Iori terisak semuanya tercekat tak tau harus mengatakan apa. Mereka semua juga khawatir dengan keadaan Riku

◈◈◈

-beberapa hari setelahnya konser besar antara Idolish7 dan Trigger berlangsung

"Minna mari kita lakukan yang terbaik!" seru Yamato bersemangat yang diangguki semuanya

"Minna-san kami dari Idolish7!!" sapa Idolish7 membuka acara, antusias penonton juga tak kalah meriah

Tak lama musik mulai dimainkan mereka bernyanyi dan menari sesuai koreografi tanpa celah, dengan tampilan di layar belakang ikut mendukung penampilan mereka

"Riku-kun"teriak fans histeris

"Minna apa kalian baik baik saja? hari ini menyanyilah bersamaku," ujar Riku bersemangat

Idolish7 menyelesaikan penampilannya dengan baik, mereka bahkan menangis haru setelahnya

Hingga giliran unit gabungan dengan Trigger, Tenn Iori dan Riku menyanyikan lagu mereka tak kalah baik hingga selesai

"ahh sudah selesai ya," ujar Riku pelan

Member Idolish7 dan Trigger ikut naik bersama ke panggung

"Konser ini begitu hebat aku sangat bahagia hingga akhir," ujar Riku

"Aku bahagia bisa menyanyi bersama kalian, maaf karena hingga akhir aku hanya membuat kalian khawatir dan sedih. Sejujurnya aku hanya ingin membuat kalian tersenyum dan bahagia,"

"Iori terimakasih telah mempercayaiku sejak awal dan mendorongku hingga akhir, kau kejam cerewet menyebalkan tapi kau aku mengerti kau sangat peduli padaku, aku sungguh tidak bisa menyembunyikan apapun darimu. Aku menyanyangi Iori," ujarnya tersenyum lebar membuat Iori tersenyum kecil mendengarnya

Kyaaa iori-kun Riku-kunn teriak para fans makin histeris

"Yamato onii-san, akhirnya aku menurutimu untuk memanggilmu onii-san eheheh. Kau leader yang sangat hebat, selalu menjadi pijakan kami agar terus berdiri tegak dan menjadi perisai pertama kami saat kami terluka, jangan bebankan pada dirimu sendiri aku khawatir jika kau juga terluka parah. Aku menyanyangimu Leader!" mendengar penuturannya membuat Yamato terkekeh pelan, "dasar aku benar benar menganggapmu seperti adik asal kau tau itu,"

Kyaaa onii-san

"Mitsukiiii kau penyemangatku, sumber energiku selain dari makanan tentunya. Aku salalu menikmati makanan lezatmu dan merasa nyaman didekatmu, kau kuat Mitsukii. Kaulah kekuatan kami. Aku menyanyangimu Mitsuki" perkataan tulus dari Riku membuat Mitsuki tertawa penuh haru, "aku akan memasak sebanyak yang kau mau Riku,"

Kyaaa anikiiiii

"Tamaki, adik kecilku. Bolehkah aku menganggapmu seperti itu kali ini, kau yang termuda dengan Iori tapi Iori terlihat jauh lebih dewasa dariku jadi hanya kau satu-satunya harapanku. Aku selalu senang menghabiskan waktu dan bermain denganmu, kau selalu apa adanya dan suka bikin onar. Meski begitu kau bisa bertindak dewasa untuk melindungi kami, aku menyanyangimu Tamaki," serunya bersemangat membuat Tamaki ikut tertawa menyahutinya, "disini kau yang jadi adikknya Rikkun," protes Tamaki

Tamakii-kunnnn

"Sougo-san, aku sudah mengatakan ini. Kau mirip seperti kakakku, bersamamu kerinduanku dengannya sedikit terobati. Tapi tetap saja kau adalah Sogou-san, kau memiliki tempat tersendiri yang berbeda, kau selalu mengawasi kami dan bertindak dengan lembut. Kurasa dengan adanya Sougo-san Idolish7 akan baik baik saja. Aku selalu merasa nyaman berada di dekatmu. Aku menyanyangimu Sougo-san" ujarnya lembut membuat Sougou ikut tersenyum, "Aku juga menyanyangimu Riku-kun"

Kyaaa Sougo-san

"Nagii kau orang yang selalu ceria seperti matahari tim, senyumanmu sangat indah dan menawan aku kagum padamu. Teruslah tersenyum dan buat Idolish7 bahagia, aku percaya kau selalu bisa diandalkan karena dari lubuk hatimu kau sangat menyanyangi kami sebagai temanmu. Begitu juga denganku aku menyanyangimu Nagi," senyum cerah ikut menyertainya saat mebgitarakanhal itu membuat Nagi ikut tersenyum lebar, "Oh Rikuu serahkan padaku!"

Nagii-kunnn

"Ohh Trigger-san, aku mengidolakan kalian. Seperti yang Tamaki bilang kalian adalah panutan kami dan tujuan kami untuk meraih ke puncak. Tsunashi-san tetaplah berjuang untuk mendamaikan tim mu, ahahah kurasa kau sangat hebat bisa mengendalikan mereka hingga sekarang. Yaotome-san terima kasih sudah mengajarkanku tugas sebagai center, aku yakin kau mengatakan itu karena sangat mempercayai centermu. Dan Ten-nii, ehehe maaf ijinkan aku memanggilmu seperti itu kali ini. Aku sudah menganggapmu seperti kakakku, dia orang yang hebat sama seperti mu, dia bintangku sama sepertimu, dan dia tujuanku untuk berada disini. Kuharap kau selalu bahagia Ten-nii dan aku percaya kau akan melindungi semua yang berharga darimu. Aku titip mereka, apapun yang terjadi tetaplah tersenyum, tidak ada sedikitpun penyesalan dariku. Aku puas dengan hidupku, aku menyanyangimu Ten-nii!"

"Arigatouu Rikuuu, kami mencintaimu" seruan kencang dari mereka semua terdengar kompakn tanpa komando

"Minna aku pamit, maaf karena tidak bisa berada lebih lama. Tapi percayalah aku selalu berada di hati kalian. Tetaplah tersenyum jangan menangis untuk mengiringi kepergianku, kuharap kita bisa bertemu lagi. Aku.. Aku menyanyangi kalian semua," ujar Riku tersenyum lebar bersamaan dengan garis lurus di layar monitor samping ranjang rumah sakitnya, layar yang kini terpampang di atas panggung menampilkan Riku yang tertidur dengan damai dan tersenyum lebar

Semuanya menangis keras setelahnya

Semua member Idolish7 dan Trigger jatuh terduduk dengan air mata yang tak terbendung lagi. Nanase Riku, center Idolish7 telah berpulang bersamaan dengan konser besarnya. Sebelum menghembuskan nafas terkahirnya, ia telah memenuhi tugasnya meski hanya ikut bernyanyi dari ranjang rumah sakitnya.

◈◈◈

-1 tahun setelahnya

Bunga bougenvile tersebar di berbagai sudut kota, ini konser besar bagi Idolish7, Trigger, dan bahkan Revale. Sebagai acara rutin yang telah mereka tetapkan

Semua pentonton bahkan memakai ornamen merah dan memegang setangkai bunga bougenvile

Hari adalah hari peringatannya, mereka menggelar konser dan menyanyi bersama. Untuk formasi I7 tidak ada yang berubah, tidak ada yang ingin dirubah tepatnya. Bahkan nama mereka meski dengan 6 anggota. Bagian Riku juga masih tetap bertahan dengan suara rekamannya, karena selama hidupnya Riku selalu menghargai bagian dari setiap member, kini giliran mereka yang menjaga bagian berharga dari Riku

Konser berlangsung meriah, bahkan anak kecil yang Riku selamatkan bisa ikut menikmatinya, seolah Riku ikut melihat melalui tatapan anak itu. Ibu Riku kini menjadi lebih baik, bahkan Tenn rutin menjenguknya. Idolish7 harus terus bertahan untuk kebahagiaan Riku. Sehancur apapun hati mereka tapi mereka juga harus mengingat semua kenangan dan kepercayaan yang mereka peroleh dari Riku.

Sampai akhir bagaimanapun bentuknya mereka adalah Idolish7 ketujuh pria dengan masing masing mimpi dan perjuangannya untuk mencapai kebahagiaan.

Riku bilang jika ia diberkati teman-teman yang hebat, tapi mereka bilang jika mereka diberkati hanya dengan kehadiran Riku di antaranya.

-----------------------------------------------------------

Atas request dari nshawol566   yang mau penyiksaan Riku ampe nangis bawang. Entahlah ini feelnya dapet apa engga. Aku hampir nyerah ngetiknya dan gak akan aku baca ulang kayane. Terlalu sakid.. Jadi baca aja yak semoga kalian sukak, tencuu

Sengaja kutulis dibawah biar gak spoiler kalo bakalan nangis2an, *yah semoga kalian sependapat. Kalo engga aku masih gagal bikin tulisan angst brarti😫

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top