Soul
"Minna ohayou. . . Terimakasih banyak atas dukungan kalian. Aku benar-benar bahagia bisa bertemu kalian hari ini!"
Tenn menatap kosong rekaman konser Idolish7 dilayar komputernya, ia terduduk dan menyandarkan kepalanya di lutut. Terlarut dalam tayangan didepannya senyum kecik terbit di bibirnya
"Selamat ulang tahun Riku,"
"Lagi-lagi kita tidak sempat menukarkan kadonya, meski kuyakin kita akan membeli barang yang sama,"
.
.
.
Tenn terdiam sejenak, pikirannya berkecamuk
"Riku apa kau benar-benar bahagia?" tanyanya pelan
"Benarkah tidak ada satupun penyesalan dalam hidupmu?"
Tenn terkekeh pelan ia mendengus lirih setelahnya, "Tidakkah kau menyesal memiliki kakak sepertiku,"
"bagaimana bisa aku menyebut diriku seorang kakak,"gumamnya lagi merutuki sikapnya di masa lalu
"Bukan kau yang egois, tapi aku.. Aku meninggalkanmu sendiri demi mengejar mimpiku,"
"Jika hari itu aku memahamimu, apa kau masih disini,"sesalnya lagi menyorot sendu
"Apa kau sangat membenciku hingga pergi sejauh ini?"
"NE RIKUU KEMBALILAH!!" teriaknya putus asa
"BAGAIMANA BISA KAU PERGI LEBIH DULU!"
"Aku belum minta maaf!"
"Aku ingin memelukmu lagi!"
"Aku merindukan senyummu!"
"Bukankah kau akan terus mengejarku?!"
"Sekarang juga kemari, aku akan berdiam diri dan menunggumu!"
"kumohon kembalilah,"
"RIKUU KEMBALI KESINI ATAU AKU AKAN BENAR-BENAR MARAH PADAMU!"
pintu kamar Tenn terbuka tiba-tiba, karena suara gaduh dari dalam kamar Tenn.
Beberapa barang pecah berserakan di bawah. Ini sudah kesekian kalinya terjadi
"Oy Tenn tenanglah," ujar Gaku berusaha menahan pergerakannya
"Tenn jangan seperti ini terus, dia akan sedih," imbuh Ryuu menatap Tenn sedih
"Aku harus memarahinya, dia tidak pernah melawanku, adikku selalu menurutiku, kenapa kali ini dia melawanku?!"
"Riku, kembali kesini.. Aku merindukanmu.. Aku menyanyangimu.. Aku belum mengatakan itu semua.. Jadi beri aku kesempatan.. " sentaknya terisak keras berteriak lebih kencang pada angin kosong
"Tenn.." ujar Gaku pelan memeluknya, begitu juga Ryuu mengusap pelan punggungnya
"Aku yang membunuhnya, andai hari itu aku tidak mengatakan hal kejam padanya,"
"Aku pembunuh, aku membunuh adikku... Aku membuatnya pergi" racaunya lirih hingga jatuh pingsan karena stress dan kelelahan
.
.
.
.
"Ossan kau masih ada minuman?" tanya Mitsuki memasuki ruanh tengah ikut duduk di samping leadernya.
Seperti biasa Yamato selalu menghabiskan waktunya hingga larut untuk minum-minum dan melamun di ruang tengah
Yamato tersentak dan tersenyum miring, "Heh kukira kau akan mengomeliku," godanya
"Diamlah, malam ini aku hanya sangat sangat ingin minum," ketusnya kesal
"Ambilah sebanyak yang kau mau," ujar Yamato terkekeh kecil
Mitsuki terduduk disampingnya dan menenggak minumannya hingga tandas
Keheningan muncul diantara mereka berdua, "Apa yang akan dia katakan jika melihat kita seperti ini," gumam Mitsuki pelan
"Yah.. dia akan memelototiku karena membiarkan kalian begitu saja, meski aku tidak akan takut sama sekali, dan mengatakan kalau dia mempercayaiku akan melakukan semua yang kubisa.. Anak yang naif"
"Yah begitulah dia, menggemaskan bukan. Naif dan polos, tapi disisi lain menyimpan banyak beban berat dipundaknya," balas Mitsuki tersenyum simpul
"Meski begitu dia selalu menunjukkan senyumnya yang membuat kita ikut bahagia, dialah sumber kebahagiaan tim. Karena dia centernya, semua yang terjadi pada kita adalah pengaruh darinya," ujar Yamato memandang langit langit ruangan itu
Tak lama terdengar isakan kecil dari Mitsuki, "Harusnya kita merayakan hari kedewasaannya hari ini, dan menemaninya minum untuk pertama kali," ujar Mitsuki ditengah isakannya
Yamato hanya bisa menepuk pelan punggungnya, hal ini juga terasa berat baginya
"Onii-san juga merindukannya, kau bodoh kalau mempercayaiku bisa melindungi semuanya. Aku bahkan tidak bisa melindungimu.. Hari itu harusnya kucegah sekeras mungkin agar kau tidak pergi, meski harus menyeretmu agar tetap tinggal. Harusnya aku menuruti instingku," sesal Yamato dengan air mata yang mengalir
"Oh kalian minum dan tidak mengajakku," seru Nagi yanb tiba tiba masuk, membuat Yamato dan Mitsuki mengusap kerasa air matanya secara kompak
"Yamato-san, Mitsuki-san biarkan kami bergabung," ujar Sougo ikut mengekor
"Yah kami masih minor, tapi kurasa kalian perlu orang untuk mengawasi," imbuh Iori menyusul dibelakang
"Yosh aku akan ikut makan ousama pudding," ujar Tamaki bersemangat
"Kita tidak akan makan pudding Yotsuba-san," tegur Iori datar
"Kalian lama, onii-san kesepian disini," keluh Yamato terkekeh kecil
"Dasar, lakukan sesuka kalian," dengus Mitsuki tertawa pelan
.
.
.
"Oh apa semuanya sudah siap?" tanya Nagi memastikan
Mereka mengangguk pelan dan duduk rapi di ruang tengah
Televisi menampilkan berbagai rekaman kebersamaan mereka dan hingga video terakhir tak sengaja mereka temukan
"Apa ini sudah merekam" ujar sosok itu pelan menatap polos di kamera
Mereka semua tersentak karena melihat video itu, video baru yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
"ehem hem, kurasa itu sudah bekerja. Ahh harusnya aku memerhatikan cara menggunakannya dengan baik. Iori pasti akan mengomeliku jika ia tahu ini," ujarnya terkekeh pelan
"Tentu saja, meski begitu kau tidak pernah bosan untuk menerima omelanku" balas Iori tersenyum lembut
"Ahh minna, bagamana kabar kalian? Ehm apa itu bagus untuk ucapan pertamaku," gumamnya pelan membuat semua yang diruangan terkekeh gemas
"Aku bingung harus mengatakan apa ehehe, tapi kuharap kalian selalu baik baik saja. Dan kumohon tetaplah bersama meskipun banyak hal berat yang akan kalian alami," ujarnya tersenyum lebar
Mereka semua tersentak mendengarnya, "Yah tapi tidak akan seberat saat bersamaku, karena sebagian besar masalah bersumber dariku,"imbuhnya lagi tersipu malu sadar akan kecerobohannya selama ini
"Eh tidak.. ini buruk, aku tidak bermaksud untuk pesimis atau apapun. Maksudku aku selalu ceroboh dan kurasa bertindak bodoh juga sesekali meski begitu aku tidak menyesal jadi maafkan aku," ujarnya percaya diri memperbaiki suasana murung yang baru saja ia ciptakan tanpa sadar
"Dasar suka seenaknya," dengus Yamato
"Aku ingin bersama kalian.. Iie aku akan selalu bersama kalian jadi jangan pernah merasa kehilangan. Selama kalian bersama aku juga berada disana, karena kalian adalah satu-satunya tempatku untuk kembali," ujarnya tersenyum lebar
"Ohhh Rikuu" ujar Nagi sedih
"oh aku ada pesan lagi untuk kalian, Iori selamat untuk kelulusanmu, kurasa kau akan menjadi lulusan terbaik. . . Dasar si murid SMA yang sempurna dan kurang ajar. Apapun langkahmu selanjutnya kuyakin kau bisa melakukan yang terbaik, tapi ingat untuk tidak memaksakan diri. Kau selalu mengomeliku untuk menjaga kesehatanku, tapi kau juga tidak memerhatikan dirimu. Mitsuki akan sedih kalau kau sakit kau tau itu" gerutunya kesal, "Tetaplah bantu Idolish7 ke puncak, jadikan mereka superstar. Lakukan itu sebagai ganti diriku. Aku akan menagih janjimu nanti," ujarnya tersenyum menang
"Kau mengerikan Nanase-san" ujar Iori menangis haru, "Aku.. Pasti akan menepatinya, aku berjanji,"ujarnya ditengah isakannya
"Yamato-san, apa kau sedang minum saat ini?!" ujarnya mempoutkan bibirnya kesal
Seketika Yamato tersedak, karena kebetulan ia sedang minum, "Onii-san terkejut kau tau itu. Dia mengerikan," gumam Yamato di akhir
"Leader jangan terlalu banyak minum dan begadang, sudah kukatakan agar jangan membebankan semuanya padamu, karena kita bertujuh. Kau yang menjadi pijakan kami, jadi tetaplah kuat dan saling menguatkan satu sama lain. Aku percaya pada Yamato-san, dia akan melakukan semua yang dapat dia lakukan," ujarnya tersenyum lebar
"Onii-san juga punya batasannya kau tau," gerutu Yamato
"Dan Yamato-san adalah leader sekaligus Onii-san terbaik kebanggaanku jadi dia pasti bisa melakukan semua yang terbaik, tenang saja jika kau merasa kesulitan karena kita semua bersamamu," imbuhnya lagi tersenyum lebar tampak sumringah
"Bagaimana bisa aku menyerah setelah mendengar semua itu"
"Mitsukiii aku lapar, makanan disini tidak enak," keluh Riku
"Dasar aku sudah bawakan makanan waktu itu," ujar Mitsuki terkekeh pelan
"Untuk Mitsuki juga jangan sedih lagi, kau selalu gampang menangis. . yah meski kita sering menangis bersama Tamaki juga. Tapi aku tidak mau jadi penyebab tangisanmu, ingatlah semua waktu-waktu bahagia kita. Aku sudah merasa cukup, pelukanmu selalu dapat menenangkanku begitu lembut dan hangat, kau juga selalu menemaniku saat mimpi buruk datang. Kau adalah sosok kakak yang baik, Iori beruntung memilikimu, dan aku juga beruntung karena dapat ikut merasakannya. Tetaplah tersenyum lebar maka semuanya juga akan bahagia, tetaplah awasi dan kendalikan mereka. Kau seperti ibu bagi kami. Ahahaha terimakasih banyak Mitsuki," ujarnya
"Kau juga adikku, dan lihat aku tidak menangis lagi," ujarnya tersenyum lebar dengan sisa air mata yang masih terlihat, semua ikut tersenyum lembut mendengarnya
"Tamaki.. Ah etto kurasa kau lulus juga?" tanyanya ragu-ragu
"Kenapa kau ragu Rikkun," gerutu Tamaki kesal membuat semuanya tertawa
"Gomen aku tidak meragukanmu sungguh, aku hanya sedikit bingung," ujarnya tertawa canggung, "akhirnya kau lulus. Kau pasti sangat bahagia karena tidak perlu lagi mendapat omelan dan ceramah dari Iori untuk belajar. Yah aku mengerti rasanya jadi aku ikut bahagia untukmu Tamaki," ujar Riku tertawa pelan
Tamaki mengagguk angguk setuju
"Hei apa-apaan itu" protes Iori
"Kau tidak perlu marah jika mendengarnya Iori, ini fakta. Ahh Tamaki kuharap kau terus berjuang keras dan tidak menyerah. Baik di Idolish7 maupun untuk Aya-chan, kuyakin hari dimana kalian bersama akan tiba. Dan hari dimana Idolish7 menjadi legenda juga akan terwujud, aku percaya itu. Teruslah berjuang Tamaki, dan tetaplah menjadi dirimu apaadanya aku menyukai dirimu yang seperti itu. Kau selalu jujur dan terbuka, jadi tetaplah seperti itu, jangan pernah pendam perasaanmu, kau harus belajar mengutarakan
Persaanmu dengan baik Tamaki," ujar Riku tersenyum lembut
Tamaki makin berkaca kaca, "Aku..aku tidak mau kau pergi Rikkun aku tidak mau.. Aku tidak mau kehilanganmu," ujar Tamaki membiarkan semua emosinya keluar, Sougo memeluknya erat berusaha menenangkan
"Sudah kuduga jika itu terjadi, itu karenaku bukan," gumam Riku pelan
Tamaki tersentak sesaaat, "dan lihat disekelilingmu. Mereka ada bersamamu, kau tidak sendiri. Semua yang terjadi adalah diluar kuasa kita. Termasuk kepergianku" ujar Riku pelan
"Sougo-san kau pasti sedang menenangkan Tamaki, hanya kau yang bisa mengerti dirinya lebih baik saat ini. Tetaplah berjuang, aku yakin mereka akan baik baik saja. Karena kau selalu mengawasi langkah kami dengan tatapan lembutmu. Aku percaya itu," ujar Riku
"Aku mengerti Riku-kun, aku sangat merindukanmu.. Seperti kau yang menganggapmu seperti Kujo-san aku juga menganggapmu seperti adikku" ujar Sougo tersenyum lembut
"Ohh dan selanjutnya Nagii.. Aku yakin kau bisa melaluinya dengan baik, kau selalu tersenyum sampai saat ini bukan. Senyummu sangat indah aku menyukainya tetaplah seperti itu dan terus percaya pada kita semua... Sampai kapanpun kita adalah teman, jadi jangan merasa kehilangan diriku. Aku masih bersama kalian,"
"Aku juga sedih Riku dan senyumanmu lah obatnya" ujar Nagi menatap layar tv sedih
"etto intinya tetaplah bahagia untuk kalian semua, jangan pernah merasa terbebani atau sedih karena kepergianku. Karena waktuku selama bersama kalian adalah waktu terindah dalam hidupku, dan saat kalian sedih karena kepergianku aku juga ikut merasakannya. Jadi teruslah jalani kehidupan kalian tanpa penyesalan, hargai hidup kalian dan tetaplah buat kenangan indah bersama. Karena selamanya aku ingin tetap bahagia bersama kalian. Aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu lagi,"ujar Riku di akhir
"Ahh satu lagi, bisa tolong sampaikan pada Ten-nii. Katakan padanya.. Kita akan bertemu lagi, jadi jangan pernah sekalipun menyalahkan dirinya. Aku sama sekali tidak membencinya. Jadi teruslah hidup dan hargai kehidupannya, karena aku juga ikut sedih melihatnya begitu pun kalian. Suasana dorm seharusnya hangat bukan dingin, itu yang selalu kuingat. Jika kalian terus terpuruk aku akan kehilangan tempatku untuk kembali. Kumohon teruslah tersenyum setidaknya lakukan itu untukku. Jika kita bertemu lagi aku tetap menjadi adik kembar dari Nanase Tenn dan teman bagi kalian semua Iori, Yamato-san, Mitsuki, Tamaki, Sougo-san, Nagi. . Sampai bertemu lagi dan jangan lupakan aku," ujar Riku di akhir dan video itu pun berakhir
"Bagaimana bisa kami mengatakan tidak untukmu," ujar Iori tersenyum lembut, mereka semua ikut tersnenyum
"Selamat ulang tahun Riku/Rikkun/Riku-kun/Nanase-san," ujar mereka serempak
"Ehm terimakasih banyak, ternyata benar hanya senyuman yang cocok untuk kalian," ujar Riku dalam bayangan, seolah mereka semua bisa merasakannya keberadaannya saat itu
"Kau mengawasi kami ya," gumam Yamato pelan tersenyum simpul
◈◈◈
5 tahun kemudian
"Kau sudah dengar soal perayaannya tahun ini?! Meski ia sudah lama pergi, tapi seolah keberadaannya masih disini," ujar salah seorang pejalan kaki
"Dia idol terbaik bukan," sahut orang lainnya ikut menimpali
"Aku tidak sabar untuk datang, setiap hari selalu ku doakan serta berterimakasih banyak atas semua senyum dan kebahagiaan yang dia tinggalkan,"
"Sejak saat itu hingga sekarang aku bangga menjadi fansnya,"
"begitupun aku,"
Seseorang berjalan diantara mereka dengan menggunakan topi dan kacamata, "Kau dengar itu, kau sudah berhasil Riku," ujar Tenn tersenyum lembut
Ia berjalan menuju mobilnya, dan bergegas pergi karena sudah terlambat.
"Oy bocah dimana kau sekarang," sentak seseorang dari seberang begitu terhubung dengan panggilannya
"Ck bersabarlah aku sedang dijalan kau berisik," balas Tenn ketus
Ia menancapkan gasnya dan bergegas menuju tempat yang dijanjikan, hingga tak sadar ia melihat orang yang sedang menyebrang
Dengan cepat ia memutar stir mobilnya dan berusaha menghindari orang itu, hingga mobilnya terbalik
Ckitt gedubrak
"Tenn kau dengar aku, apa yang terjadi??"" tanya Gaku khawatir sekaligus panik mendengar bunyi bedebum keras melalui ponselnya
Kepala Tenn terluka karena mobilnya terbalik, sayup ia mendengar suara seseorang mengerumuninya. Kabar kecelakaan salah satu publik figur yang terkenal cepat tersebar luas
"Ahh jadi ini waktuku," gumam Tenn pelan, "Akhirnya.. Aku merindukanmu, sekarang tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita. . . . . Aku pulang Riku," ujarnya pelan dan tersenyum lembut di sela nafasnya yang memendek, matanya terpejam erat dengan rautnya begitu lega
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ten-niii.. Kau akan kesiangan jika terus-terusan tidur," seru seseorang mengguncang pelan tubuhnya
"ugh" ringis Tenn berusaha membuka matanya meski berat mengerjabkan matanya pelan. Rasanya ia tidur begitu lama
"Mou Ten-nii tidak biasanya kau kesiangan, apa kau begadang semalam?" omel Riku melihatnya
Tenn terdiam membeku dan membelalak lebar, "Riku... Ini kau?" tanyanya menarik wajah Riku mendekat
"Ini benar-benar kau?!" tanyanya lagi masih tak percaya
"Ada apa denganmu Ten-nii, apa kau masih mengigau?" tanya Riku khawatir melihat air mata dari kakaknya
"Aku minta maaf, maafkan aku, selamanya aku tidak mau berpisah darimu lagi," ujar Tenn memeluk erat
Riku
Riku tampak masih bingung meski begitu ia membalas pelukannya, "Ada apa denganmu Ten-nii, aku disini akan selalu disini. Tenang saja," ujarnya berusaha menenangkan
"Huum jangan pergi, jangan pernah pergi.. Aku juga akan disini bersamamu, dan selalu melindungimu," ujar Tenn masih terisak
"Riku apa kau sudah membangunkan Tenn?" seru seseorang begitu tiba dalam kamar
"Araa~ apa oka-san menganggu?" godanya menutup mulut melihat kedua putranya sedang berpelukan
"Kaa-san, apa maksudmu?!" seru Riku tersipu malu
Tenn mengangkat wajahnya dan melihat sosok yang juga ia rindukan, "Kaa-san tetaplah bahagia, kami selalu disini," ujar Tenn segera memeluk ibunya erat dan menangis
Ibunya menatap Riku meminta penjelasan dan hanya mendapat gelengan kecil dari Riku
"Apa kau mimpi buruk?" tanya Ibunya pelan
Tenn mengangguk lemah, "Apa yang kau mimpikan hum?" tanyanya lagi dengan mada lembut penuh pengertian
"Aku pergi dari rumah dan berpisah dari kalian, lalu ibu terus memarahi dan memukul Riku karena kesendiriannya, Tou-san juga pergi, dan bahkan aku mengatakan hal buruk pada Riku hingga ia pergi untuk selamanya," ujarnya masih menangis
Riku terbelalak mendengarnya begitu juga ibunya, "Hal terakhir yang kuucapkan pada Riku adalah mengatakan bahwa dia egois karena mengejar mimpinya, Riku terluka dan berlari.. Hiks ia menyelamatkan seorang anak kecil dan ia meninggal tak lama setelahnya," ujar Tenn memeluk ibunya erat dengan tubuh bergetar
Tiba-tiba terasa beban kecil di punggungnya, Riku ikut memeluknya dari belakang, "Aku disini Ten-nii," ujarnya pelan
"Jangan pergi lagi," balas Tenn ditengah isakannya. Ibunya tersenyum lembut dan memeluk keduanya erat, "kaa-san sangat menyanyangi kalian. Apapun yang terjadi kaa-san tidak akan melukai kalian," ujarnya menenangkan
"Araa apa kalian sedang reuni, kenapa tidak mengajakku?" ujar sang ayah begitu tiba di kamar
"Tou-san ohayo," sapa Riku riang langsung menerjangnya, "Kemarilah kita harus menghibur Ten-nii karena mimpi buruknya," ujar Riku
"Ah jadi kau habis mimpi buruk Tenn, tak kusangka," ujar sang ayah terharu
"Tou-san hentikan itu, dan Riku kau tidak perlu membeberkan semuanya," protes Tenn
"Kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu Ten-nii apalagi pada Tou-san dan kaa-san," tegur Riku dalam gendongan ayahnya dan diangguki semangat oleh sang ayah
"Kau sudah besar Riku, apa kau sudah pantas menjadi kakak?" tanya sang Ayah
"uwahh kau harus memanggilku Riku-nii" ujar Riku bersemangat dan menantap Tenn penuh harap
"Tidak akan pernah, aku yang kakaknya disini," tolak Tenn cepat
"Ehh kau menyebalkan Ten-nii" keluh Riku
"Ahahah kalian benar-benar menggemaskan, ayo kita makan," ujar sang ibu menggandeng lembut Tenn
"oh aku mencium bau omurice," imbuh sang ayah mengendus udara di sekitarnya
Seketika mata Riku dan Tenn berbinar antusias
"Omuricee!!" ujar mereka riang dan saling melemparkan tatapan penuh binar
Kedua orang tuanya ikut tersenyum lembut dan merasakan kehangatannya
◈◈◈
15 tahun berlalu,kehidupan keluarga Nanase tetap utuh dan berjalan damai
"Perkenalkan namaku Nanase Tenn"
"Dan aku Nanase Riku"
"Mohon kerjasamanya," ujar mereka serempak dan membungkuk hormat
Mereka kini tergabung dalam unit satuan khusus pemerintahan, sangat jauh dari jalan seorang idol. Tapi siapa yang menyangka hal ini akan terjadi
Semua yang disana terdiam membeku, mengingat semuanya. Memori kehidupan sebelumnya
"Selamat datang kembali Riku.. Tenn.." ujar Yamato tersenyum lembut menyambut hangat keduanya hingga menitikkan air matanya
"Kembali?" tanya Riku bingung
"Okaeri Rikkun, kau menepati janjimu," seru Tamaki menerjang dan memeluk Riku erat
"Aku merindukanmu Riku-san," imbuh Iori tersenyum lembut
"Selamat datang Riku Tenn," seru Mitsuki dan memeluk keduanya, dengan lincah Tenn berkelit berhasil melepaskan diri
"Apa jangan-jangan.. Kalian juga?!" tanya Tenn menatap semuanya
"Itu bukan hanya mimpi?!" gumam Tenn lagi masih tak percaya
"Ha'i Kuj--- Ten-san, dan kami mengingat semua hal yang sama denganmu," jawab Sougo membenarkan panggilannya berbeda dari ingatannya terdahulu
"Yo bocah beraninya kau pergi lebih dulu," seru Gaku memukul pelan kepalanya
"Lama tidak bertemu Tenn," ujar Ryuu tersenyum
"Rikuu aku sangat bahagia" ujar Nagi ikut memeluk Riku erat
"Oy Nagii kau berat," keluh Mitsuki
"Etto ada apa dengan semuanya," ujar Riku merasa sesak
Iori dan Tenn segera menariknya dari kerumunan "Kalian membuatnya sesak," sentak Tenn dingin
"Bagaimana jika asmanya kambuh?!" tegur Iori
"Eh? Kau tau?" tanya Riku bingung
"aku melihat catatan kesehatanmu," jelas Iori mengelak sedikit tersipu malu mendapati ekspresi polos Riku
"Pft kau lucu jika seperti itu," ujar Riku terkikik geli menusuk nusuk pipinya gemas membuat Iori makin memerah. Tak tahan melihatnya Tenn segera menariknya dan menyembunyikan Riku dibalik punggungnya
"Adikku!" sentak Tenn menatap Iori ganas
"brocon," dengus Iori
"Apa kau bilang?!!" seru Tenn emosi
"Ahahah ada apa ini, kenapa rasanya sangat lama. Aku seperti merindukan kalian padahal kita baru saja bertemu," ujar Riku terkekeh
"Aku merasa bahagia bertemu kalian" imbuhnya tersenyum lebar tanpa sadar menangis haru
"Begitu juga kami," balas Yamato mengusap lembut kepalanya
"Kali ini giliran kami melindungimu," imbuhnya lirih
Riku menatapnya bingung meski ia tak mengerti tapi entah kenapa ia senang mendengarnya
Kehidupan tanpa dirimu terasa sangat kosong, meski waktu terus berjalan tapi rasanya begitu berat untuk melangkah. Di kehidupan kali ini, kita bertemu lagi dan kisah baru akan terukir. Seperti yang kau janjikan dulu, kita akan terus bersama dan bertemu lagi suatu saat nanti. Dan kini telah tiba saatnya, kali ini tidak akan kami biarkan kau pergi lagi.
Karena bersamamu kebahagiaan itu ada, dan untukmu kami bertahan.
-----------------------------------------------------------
Sequel yg lama kupikirin karena ngrasa bersalah hbs ngbunuh Riku di cerita. Seenggaknya sekarang aku bisa nyelesain cerita ini dengan lapang. Aku juga bahagiak dan sedih gara-gara Riku mati, jadi aku gamau lagi buat ngebunuh Riku dalam cerita
Cukup sudahh
mataku bengkak
Timacii yang udah mau baca, komen, dan vote. Lup u all
❤uri
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top