Chapter 16. Big Day pt 2

Pukul  6 pagi, Iori, Riku, Tamaki, Tenn serta Sogo Gaku, Yamato, dan Nagi yang telah menyelesaikan bagian mereka ikut bergabung sarapan bersama

Para manajer telah mempersiapkan sarapan dan segala keperluan mereka selanjutnya

“Nanase-san makanlah yang banyak dan minum obatmu, hari ini akan sangat melelahkan,” Iori mengingatkan

“Aku tau kau sudah mengatakannya berkali-kali” keluh Riku yang diangguki setuju Tamaki

“Hah kalian sangat bersemangat sekali” ujar Yamato lelah yang sudah tampak seperti zombie

Tak lama pintu ruangan terbuka terlihat sisa anggota lainnya yang mulai memasuki ruangan dengan tampang tak jauh berbeda dnegan Yamato

“Minaaaa ohayouuu” teriak Riku menyambut mereka

“Ohayoooo,” teriak Tamaki

“Ayolah kita harus semangat bukan” ujar Riku masih belum menyerah

“Yosh mina tunjukkan semangat kalian,” Tamaki menambahkan

“hah kalian orang tua terlihat menyedihkan” ujar Iori tenang

“Benar-benar payah” Tenn mengimbuhkan membuat semuanya berkedut kesal dan terbakar emosi

“Yoosh kami sudah pulih” ujar Mitsuki tak kalah semangat

“Semangat pagiii” Nagi menambahkan

Diikuti semuanya yang ikut tertawa membuat Riku, Tamaki, Tenn dan Iori saling melempar tatap dan tersenyum atas keberhasilan mereka.

Tiba-tiba Rinto manajer Re-vale datang dengan wajah paniknya,

“Mina-san apa kalian melihat Yuki, tadi ia mampir ke toilet namun tak kunjung keluar dan begitu kulihat sudah tidak ada,”

“Apa maksudmu itu?” tanya Gaku menunjuk sosok yang menubruk tembok dan mendengkur

“Apa dia tidur?” gumam Ryuu

“Yuki-san bertahanlah” teriak Riku

“Yuuuki bangunlah, dan tidur  dengan baik” ujar Momo khawatir

“Astaaga Yuki” Rinto segera menghampirinya dan berjuang keras untuk menyuruhnya membuka mata

Aktivitas sarapan mereka kembali diteruskan ditemani beberapa obrolan-obrolan kecil mereka hingga tak lama mereka segera terlelap karena terjaga semalaman kecuali bagi mereka yang bertugas pagi

Riku berusaha mencari handband di tempat rias tapi tak kunjung menemukannya, sebelum ia bertugas ia perlu sesuatu untuk menutupi lebamnya.

Tenn menyadari itu dan menyeretnya duduk di meja rias
“Duduklah”perintahnya, ia mengambil beberapa alat make up dan menggunakannya untuk menutupi lebam di tangan Riku

“Aku mempelajarinya dari Ane-san” Riku mengangguk,

“Uwahh ini keren, benar-benar tak terlihat” ujarnya kagum

“Apa ini tidak akan hilang?” tanyanya khawatir yang diangguki Tenn dengan yakin

“Yotsuba-san tolong jaga Nanase-san, aku masih khawatir” ujar Iori

Tamaki tersenyum lebar, “Tentu saja, serahkan Rikkun padaku” ujarnya yakin membuat Iori lega

“Segera hubungi kami atau siapapun jika terjadi sesuatu” imbuh Tenn

Mereka pun segera menempati posisi mereka untuk bertugas

Acara telah berlangsung, hari mulai siang. Saat ini semuanya sedang mempersiapkan konser puncak malam nanti, dan para Idol sedang beristirahat untuk mempersiapkan diri mereka di konser puncak nanti

“Riku-kun minumlah” Sogo menawarkan teh hangat yang selalu ia minum sebelum konser, dengan senang hari Riku terima,

“Apa kalian juga mau?” tawar Sogo pada semua yang ada disana dan diangguki mereka

“Heh jadi ini yang membuatmu suaramu bagus Riku” canda Momo membuat Riku tersipu

“Ini enak Sogo-kun, kau harus mengajariku” ujar Ryuu antusias

“Terimakasih telah merawat Riku dengan baik Osaka Sogo” ujar Tenn

“Tenang saja Kujo-san, sudah sewajarnya kami saling membantu bukan”

“Kalian memang yang terbaik” ujar Momo tersenyum lebar

Saat konser hampir tiba mereka melakukan latihan sekali lagi dipanggung,  baik I7, Trigger, dan Re-vale bersiap dibelakang panggung

Namun karena kesalahan salah seorang staff disana, ia menabrak tangga besi yang tinggi disana dan jatuh mengarah pada para idol yang sedang berkumpul.

Mereka semua terkejut dan panik, tangga besi itu mengarah tepat pada Riku, beruntung Yuki dan Nagi yang berada didekatnya menyadari itu dan segera menarik tangan Riku menjauh.

Mereka bertiga jatuh terduduk dan terdengar suara keras akibat tangga yang jatuh, semua atensi teralihkan pada mereka dan terkejut panik

“Riku” teriak Tenn menyadari adiknya dalam bahaya

“Kalian baik baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Yamato khawatir
Riku meringis sakit terlebih dibagian tangannya akibat tarikan tiba-tiba dan menyangga tubuhnya ketika jatuh, lebam semalam membuatnya makin buruk.

Iori menyadari itu dan segera memeriksanya, “Nanase-san kau terluka”ujarnya memeriksa tangan Riku, Riku hanya menggigit bibirnya dan menggeleng menyakinkan bahwa ia tak apa.

“Rikuu kau baik-baik saja?’ tanya Mitsuki

“Biar kulihat,” Sogo mendekat dan memerikas tangannya menyadari ada lebam disana yang tertutupi oleh make up membuat semuanya terkejut.

“Apa maksudnya itu Riku?” tanya Nagi serius

“Hanya luka kecil, aku tidak apa-apa”Riku tersenyum canggung
Sogo menghela napasnya dan mengobati tangan Riku,

Riku sedikit meringis kesakitan saat di obati. Setelah selesai ia mencoba menggerakkan tangannya meski agak terhambat tapi ia masih sanggup membuatnya tersenyum lega,

“Ceritakan pada kami apa yang terjadi setelah konser kali ini Riku” putus Yamato membuat Riku mengangguk patuh

“Syukurlah kau tak apa” ujar Ryuu berusaha menenangkan

“Yosh minna jangan pasang muka menyeramkan kalian, kita harus lakukan yang terbaik untuk konser kali ini” ujar Momo menyadarkan semuanya membuat mereka mengangkat wajahnya dan kembali tersenyum

“Mari semuanya, aku sangat sangat ingin menyanyi bersama kalian,” ujar Riku antusias membuat semua orang tertawa gemas akan sikapnya.

Konser berjalan sangat meriah dan lancar bahkan memperoleh permintaan encore berkali kali dari para penonton, disisi lain nafas Riku mulai tersengal seiring dengan lagu terkahir mereka, menyadari hal  itu member I7 ikut membantunya mengisi beberapa bagian, Riku tersenyum di sela nyanyiannya menyadari akan bantuan dari teman-temannya seolah memberi ia tempat pijakan ia menjadi berjuang lebih keras lagi.

Konser pun berjalan sangat lancar dan sukses

Dibelakang panggung

hah.. hah..hah. . Riku berusaha mengatur nafasnya namun tetap kesulitan” Riku terduduk dibelakang panggung memegang dadanya erat.

Tenn segara menghampirinya dengan inhaler di tangannya namun tetap kesulitan, Iori pun meminta tabung oksigen dari staff disana dan memberikannya pada Riku

“Terimakasih semuanya, aku baik. .  baik.  Saja” ujarnya dengan bibir bergetar dan tersenyum lemah

“Riku-san apa kita perlu ke rumah sakit?” tanya Tsumugi khwatir

“Tak perlu manajer, aku sudah baik-baik saja” ujarnya melepaskan oksigennya sejenak

Sogo membantu membersihakn keringatnya dan Mitsuki memberikan jaketnya agar Riku tak kedinginan, mengingat hal itu dapat membuat kondisinya makin buruk

Mereka pun memutuskan untuk segera kembali dan beristirhatsetelah semua acara selesai, sebelum memasuki mobil Riku menyadari ada yang tertinggal dan ijin untuk mengambilnya sebentar

“Ah semuanya, maaf ponselku tertinggal aku akan mengambilnya dulu,” ujar Riku tiba-tiba dan segera berlari, membuat mereka tak sempat mengejarnya

Sesampainya di dalam, ia menemukan apa yang dicari
“Syukurlah masih ada” ujarnya lega ia segera membuka dan menyadari ada panggilan dari Yamato dan segera mengangkatnya, terdengar suara pintu terbuka namun Riku belum menolehkan kepalanya

Riku mengira bahwa itu Iori, “Iori bukankah sudah kukatakan aku akan segera kembali,” ujarnya mengangkat wajahnya dan melihat bayangan orang dibelakangnya melalui cermin

Riku membelalakkan matanya terkejut sebelum ia menjauh, kedua pundaknya telah dipegang erat. Ia berusaha berteriak melalui telepon yang masih terhubung dengan Yamato, namun gagal karena ada sapu tangan yang menutupnya

Ia masih lelah, dan bau dari sapu tangan itu membuatnya mengantuk. Pandangannya semakin gelap dan kabur, hingga ia benar-benar tak sadarkan diri.

Disisi lain, Yamato sangat panik dan segera berlari kedalam diikuti semuanya, namun terlambat hanya ponsel milik Riku yang mereka temukan terjatuh di ruangan itu.

“Sialan” geram Yamato

-----------------------------------------------------------

Kali ini dobel yak biar gak nanggung wkwkw,

Thanks for reading

See u next updet💕

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top