🌟 2 🌟

"Yuuki-chan, apa yang kalian bahas tadi?" Tanya Tenn saat mendekat ke Yuuki.

"Bukan hal penting Tenn-san, ada apa?" Jawab Yuuki cepat.

"Tenn, kau kenal dia?" Tanya Ryu penasaran. Tenn mengangguk sebagai jawaban.

"Aku bertemu dengannya sekali. Tadi aku juga dengar kata 'menikah', siapa yang akan menikah?" Riku yang mendengarnya langsung mendekat.

"Aku." Seluruh idol kaget. Bagaimana tidak, Riku yang hitungannya adalah paling muda dari para idol dan baru berumur hampir 23 tahun sudah akan menikah sedangkan yang sudah 25 tahun lebih itu saja belum menemukan jodohnya.

Kalau karena alasan pekerjaannya itu sangatlah wajar. Tapi tetap saja mereka sangat terkejut akan jawaban Riku yang singkat tapi menjelaskan semuanya.

"Ho....hoi...Nanase kau serius?" Riku mengangguk yakin dan melirik Yuuki.

"Dengan siapa Riku?" Tanya Tenn. Riku mendekatkan diri ke Yuuki dan...

"Dengannya. Tapi kalian jangan salah sangka dulu, aku belum jelaskan semuanya." Kata Riku tenang. 'Astaga, nenek memang tidak tahu situasi. Aku jadi repotkan. Sabar sabar...' batin Riku lalu ia menjelaskan apa yang harus ia jelaskan.

"Nanase-san, sebelum kau menjelaskannya. Aku ingin tanya tujuanmu yang sebenarnya kemari." Kata Iori saat sudah memastikan semua orang duduk nyaman.

"Sudah kuduga kalau kau akan menyadarinya. Baiklah, apa kalian tahu kasus pembunuhan baru baru ini?" Semuanya mengangguk.

"Targetnya adalah para idol yang sedang berjalan sendirian dimalam hari." Jelas Sogo.

"Sebenarnya mereka tidak hanya mengincar yang sedang sendirian. Mereka juga akan menyamar sebagai staff dan kemudian melancarkan serangan saat tidak ada yang mengawasi." Lanjut Yuki.

"Yuki-san, 1 minggu yang lalu penyerangan idol distasiun tv itu tempat dimana Re:vale berada kan?" Tanya Mitsuki. Re:vale mengangguk.

"Apa kalian tahu siapa pelakunya?" Tanya Riku.

"Untuk pastinya tidak, tapi setiap pelaku yang ditangkap mereka mempunyai tato laba laba dipunggung tangan kanan mereka." Jelas Yamato.

"SBO, Spider Black Organization. Organisasi gelap terkuat didunia, mereka memang sedang menargetkan idol diseluruh dunia. Tidak hanya di Jepang." Jelas Riku dan diangguki Yuuki.

"Apa kau yakin Riku?" Tanya Sogo yang masih ragu. Riku mengeluarkan laptopnya dan mengetikkan sesuatu.

"Lihatlah ini. Info ini aku dapat dari temanku yang bergerak didunia gelap." Para idol mendekat dan kaget.

Spider Black Organization atau disingkat SBO adalah salah satu oraganisasi gelap terkuat, terkejam dan terbesar didunia. Awalnya mereka hanya bergerak diperdagangan gelap dan penyebaran narkoba. Tapi, entah apa yang terjadi mereka mulai melakukan pembunuhan.

Awalnya mereka membunuh tokoh tokoh penting seperti mentri, jendral, presiden dan bahkan keluarga kerajaan. Kini mereka membunuh sejumlah artis, aktor, idol solo, idol unit, presenter dan seluruh orang yang bekerja diindustri musik.

"Ada kemungkinan mereka mengejar kalian. Seharusnya dunia immortal tidak ikut campur dalam perihal ini karena memang bukan urusan kami. Tapi kalau sampai melukai teman dan keluargaku, mereka akan berurusan denganku." Jelas Riku yang sedikit geram. 'Riku, sudah kuduga kalau itu tujuanmu.' batin Tenn.

"Nanase-san, apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Iori. Riku tersenyum miring dan mengetikkan sesuatu.

"Aku akan menjadi menejer pembantu I7." Jawab Riku.

"Bukankah lebih mudah kalau kau menjadi idol, Riku?" Riku menggeleng pelan.

"Ada beberapa alasan, tapi yang jelas aku memang memilih menjadi menejer daripada idol karena menjadi menejer itu lebih mudah." Jelas Riku asal. Para idol hanya bisa saling memandang.

Drt...drrttt....drrrtttt....

"Moshi moshi, nande Ima-chan?"
"KENAPA PESANKU DIABAIKAN?!!!!!!"
"Gomen ne, aku gak tahu. Lalu jangan teriak, sakit tahu telingaku ini."
"Maaf deh, oh ya aku dapat informasi lagi dan inget nanti temui aku di Cafe XxxX jam 3."
"Iya iya. Bye."

Riku mematikan panggilan mendadak dari Ima dengan sedikit perasaan kesal. "Dasar, beruntung telingaku masih baikan. Tapi kelihatannya aku gak hidupin speakernya, kok suaranya keras banget ya?" Gumam Riku.

"Riku-kun, ada apa?" Tanya Sogo penasaran.

"Nanase, Ima kenapa? Tadi dia kayaknya marah banget." Kata Gaku yang tadi terkena 'serangan' dari Ima.

"Datang bulan mungkin. Nelfon nelfon langsung main teriak aja." Jawab Riku asal, lalu ia berjalan ke pintu.

"Aku akan kembali nanti. Yuu-chan kau tetap disini ya? Aku akan kembali setelah selesai. Jaa." Riku pun keluar dari dorm dan berjalan ke tempat pertemuan yang sudah ditentukan.

"Riku sepertinya banyak berubah ya?" Kata Momo.

"Gak kok, dia masih seperti dulu. Polos, ceria dan murah senyum. Kalau ada yang berubah mungkin sekarang dia lebih bertanggung jawab daripada yang dulu." Jelas Yuuki.

"Heh? Serius? Kau yakin?" Tanya Tenn berturut turut dan hanya diangguki oleh Yuuki.

"Ri-kun itu berbeda dari yang dulu. Tapi, sisinya yang persis seperti anak kecil tetap ada sampai sekarang. Walau disaat serius, Ri-kun sangatlah serius." Lanjut Yuuki.

"Apa kalian tahu penyebab Ri-kun berubah?" Tanya Yuuki saat ia melihat keluar jendela. Para idol menggeleng, Yuuki tersenyum sendu lalu ia duduk disalah satu kursi yang ada disitu.

"Karena kematian kakak kandungnya, Nanase Midori." Tenn dan idol lainnya kaget akan jawaban Yuuki.

"Sebenarnya kalian itu punya kakak, usianya terpaut 2 tahun lebih tua dari kalian. Nanase Midori, sosoknya baik, ramah, 11 12 dengan Ri-kun. Tapi, karena suatu alasan Midori-san harus dipisahkan dengan keluarganya. Ri-kun yang saat itu berusia 4 tahun tidak sengaja bertemu dengan Midori-san, sejak saat itu ia selalu bertemu dengan Midori-san diam diam." Yuuki mengambil jeda sebentar lalu melanjutkan kembali ceritanya.

"Tapi 2 tahun yang lalu, Midori-san dibunuh oleh SBO. Ri-kun yang saat itu sedang berada tak jauh dari TKP pun mendengar suara Midori-san dan langsung menuju tempatnya. Saat sampai, Ri-kun langsung membantai anggota SBO yang ada ditempat itu. Ri-kun berusaha menyelamatkannya, tapi takdir berkata lain." Belum juga Yuuki selesai Riku yang baru saja kembali langsung menyela.

"Mido-nii lebih disayang oleh Kami-sama. Sejak saat itu aku berniat membalaskan dendam Mido-nii, itulah alasanku yang sebenarnya." Kata Riku dan tiba tiba tubuhnya ambruk kehadapan Tenn.

Tenn dan yang lainnya panik, mereka membawa Riku ke kamarnya dan Yuuki menghubungi Shinkai. Tenn yang khawatir tidak bisa berhenti menggumamkan nama Riku. Setelah 15 menit menunggu, Shinkai pun sampai dan memeriksa Riku.

1 jam kemudian....

Shinkai pun keluar dari kamar Riku dan memberitahukan kondisi Riku saat ini.

"Apa Riku-sama akhir akhir ini suka begadang dan jarang makan?" Tanya Shinkai.

"Iya, Ri-kun bekerja terlalu keras. Bahkan pernah 3 hari dia tidak tidur dan selalu melewatkan makannya. " Kata Yuuki mengingat kalau Riku selama 2 bulan terakhir selalu bekerja lembur.

"Riku-sama mengalami demam tinggi karena kurang istirahat dan terlambat makan." Jelas Shinkai. 'Sudah kubilang untuk istirahat. Astaga Ri-kun, kau membuat kami khawatir.' batin Yuuki.

"Shinkai-sensei, apa Riku harus ke rumah sakit?" Shinkai menggeleng pelan.

"Tak perlu, cukup dirawat dirumah saja. Lalu, jangan biarkan Riku-sama keluar rumah sementara waktu sampai kondisinya pulih. Saya permisi untuk mengambilkan obat." Shinkai pun keluar dorm dan Tenn pergi ke kamar Riku.

"Apa benar Riku-kun suka begadang?" Tanya Yuki.

"Dia terlalu mengkhawatirkan kalian, dia takut kalau terjadi apa apa dengan kalian." Kata Yuuki lalu meninggalkan para idol di ruang tengah menuju ke kamar Riku.

"Rikkun tidak berubah." Kata Tamaki ditengah keheningan.

"Ya, dia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri." Timpal Mitsuki.

Dikamar Riku, Tenn sedang duduk disamping kasur Riku sedangkan Yuuki dibelakang Tenn. Suasananya begitu hening hingga Tenn membuka suaranya.

"Yuuki-chan, apa Riku tidak pernah menangis selama disana?" Tanya Tenn yang masih setia memegangi tangan adiknya.

"Entahlah Tenn-san, dia selalu menyembunyikan perasaannya kecuali saat dia senang. Terkadang pernah 2 hari dia tidak keluar kamar, semua jendela dan pintu ditutup dan dikunci. Kami benar benar tidak tahu apa yang terjadi didalam." Jelas Yuuki dengan nada sendu. Tenn menatap wajah Riku dengan tatapan sendu.

"Riku, maafkan Tenn-nii. Tenn-nii tidak bisa hadir saat kau nembutuhkan. Gomennasai Riku, hountouni gomennasai." Ucap Tenn lirih sembari menundukkan kepalanya. Tiba tiba sebuah tepukan lembut mendarat dikepala Tenn.

Tenn mendongakkan kepalanya dan terkejut, Yuuki yang berada dibelakang Tenn langsung pindah ke samping kasur.

"Tenn-nii tak perlu minta maaf, aku yang harusnya minta maaf." Lirih Riku yang baru saja sadar. Tenn langsung memeluk Riku erat.

"Dasar adik nakal." Kata Tenn lirih. Yuuki yang melihatnya pun ikut menangis. Tenn melepaskan pelukannya dan memeluk Yuuki sebentar.

"Jangan menangis Yuuki-chan. Nii-san ada disini." Yuuki kaget dan kemudian menatap bingung Tenn.

"Ayolah Yuu-chan kau tak perlu kaget. Kakakku kakakmu juga." Jelas Riku dengan suaranya yang serak. Yuuki langsung mengambilkan botol air yang ada ditasnya dan memberikannya ke Riku.

"Arigatou Yuu-chan...ne Shinkai-san mana?" Kata Riku.

"Dia pergi untuk ambil obatmu. Lalu dia bilang kau tidak boleh keluar rumah sementara waktu sampai kau pulih." Riku melihat keluar dan tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka.

"Riku-sama ternyta anda sudah sadar." Kata Shinkai. Shinkai mendekat dan meminta Yuuki dan Tenn keluar.

"Apa tidak ada perkembangan?" Tanya Riku setelah Yuuki dan Tenn keluar. Shinlai menggeleng lemah.

"Walau masih stadium awal, tetap saja harus anda waspadai. Apa anda yakin akan menyembunyikannya terus menerus? Bahkan dari kekasih anda." Tanya Shinkai khawatir.

"Aku tak ingin membuat semuanya khawatir." Shinkai hanya bisa menatap raja sekaligus pasiennya dengan sendu.

"Ini obat dan beberapa vitamin, pastikan diminum teratur. Besok saya akan kembali lagi, jangan lupa istirahat. Saya permisi." Shinkai keluar dari kamar Riku. Riku menatap sendu obat yang ada dihadapannya.

Diruang tengah nampak para idol dan Yuuki sedang membahas sesuatu. Wajah mereka nampak serius.

"Bukankah 1 bulan lagi kalian akan mengadakan konser? Apa kalian yakin ingin bergabung denganku dan Ri-kun?" Tanya Yuuki.

"Daijobu, kami tidak bisa jika hanya duduk diam sedangkan Nanase bergerak. Kami ini temannya." Kata Gaku.

"Sou desu yo, bagi kami Riku itu saudara kami juga. Kalau saudara membutuhkan bantuan, pasti akan dibantu." Ucap Mitsuki semangat.

"Ri-kun beruntung bertemu kalian. Arigatou ne minna." Ucap Yuuki. Tanpa mereka sadari, Riku mendengar apa yang mereka bicarakan. 'Kami-sama terima kasih kau sudah memberikanku teman yang baik, tapi aku tidak bisa membayangkan jikalau aku pergi.' batin Riku lalu ia kembali lagi ke kamarnya.

Setelah Riku masuk ke kamarnya, dia mengambil ponsel yang ada diatas nakas dan menelpon seseorang. Panggilan pertama tidak dijawab, panggilan kedua dan ketiga masih tidak dijawab. Riku mulai geram dan dia mencoba kembali, akhirnya tersambung juga.

"Halo, apaan sih?"
"Kenapa baru dijawab?"
"Maaf, baru selesai mandi aku. Ada apa?"
"Besok kau bisa ke dorm I7?"
"Bisa, tumben tidak diuar. Sakit?"
"Kau akan tahu besok. Bye."

Riku mematikan panggilannya dan menjatuhkan dirinya ke kasur. Riku memandang langit langit dan tiba tiba ia mendengar suara yang tidak asing sekaligus suara yang sangat ia i.

"Riku-chan." Riku pun bangun dari posisinya dan terkejut akan siapa yang ada dihadapannya.

"Mi...do....nii...." Angin malam yang masuk ke kamar Riku menambahkan kesan dramatis.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Minna-san hisashiburi. Akhirnya bagian ini selesai juga. Maaf kalau gaje dan banyak typo.

Jaa ne~

Write: 14/12/2020
Publish: 18/12/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top